Anda di halaman 1dari 9

Praktikum ke: 4 Mikrobiologi Perairan

Jumat, 2 November 2018

PEWARNAAN GRAM

Novita Rahmayanti
4443170070
Kelompok 3
Perikanan 3B

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018

ABSTRAK
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur
dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan
kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras
mikroorganisme dengan sekitarnya Metode pewarnaan gram dikelompokkan menjadi
dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri
terhadap warna. Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal dan memperlajari
prosedur pewarnaan gram dan memahami pentingnya setiap langkah dalam prosedur
tersebut. Praktikum yang berjudul Pewarnaan Gram dilakukan pada hari Jumat, 2
November 2018 tepatnya pukul 08.00 WIB di Laboratorium Teknologi Hasil Perairan
(THP) Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kristal violet,
akuades, tissue, air, iodida, safranin, botol semprot, Jarum ose, Mikroskop, pipet
tetes, dan kaca preparat.
Kata kunci : gram negatif, gram positif, pewarnaan gram
PENDAHULUAN

Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat


kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo 2004). Sel bakteri memiliki panjang
yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada
sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1
sampai 0,3 µm. Bentuk bakteri bermacam – macam yaitu elips, bulat, batang dan
spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna
kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk,
susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat
berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Pelczar dan
Chan 2007).

Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan


mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan
struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik
dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras
mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial
dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain
dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan,
yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang
menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba
disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar dan Chan 2007). Teknik pewarnaan
warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana,
pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau
jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada
lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana.
Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau
bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar dan
Chan 2007).

Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram terbagi dua golongan,
yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama (karbol gentian violet) tetap
bertahan, dengan demikian warna se bakteri tampak ungu tua; dan Gram negatif, bila
warna zat pewarna pertama tidak bertahan (luntur) kemudian tercat oleh zat pewarna
tandingannya, misal: air fuchsin, safranin, dan oleh zat pewarna tandingan lainnya.
(Razali 1987).

Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif
ialah setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini, berhubungan dengan struktur dan
komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan antara kedua golongan itu dapat
merupakan hal yang penting; dinding sel bakteri Gram negatif pada umumnnya lebih
tipis dari yang dimiliki bakteri Gram positif. Presentasi kandungan lipid bakteri Gram
negatif lebih tinggi daripada Gram positif. Kenyataannya dalam eksperimen
pengecatan mennjukkan bahwa perlakuan dengan alkohol mengeskstrak lipid, yang
menyebabkan poisitas atau permeabilitas didding sel meningkat. Dengan demikian,
kompleks karbol gentian violet dan lugol dapat disari keluar dan bakteri Gram negatif
terwarnakan. Keterangan lain yang hampir sama juga mendasarkan pada perbedaan
permeabilitas antara kedua golongan bakteri itu, yaitu pada bakteri Gram negatif
kandungan peptidoglikan jauh lebih sedikit sehingga kerapatan jalinannya jauh lebih
sedikit daripada baktri gram posiif. Pori-pori dalam peptidoglikan bakteri Gram
negatif tetap masih cukup besar untuk dapat disari keluar kompleks karbol gentian
violet dan lugol. Selautnya, bila sel-sel Gram psitif diperlakukan dngan lisozim untuk
menyingkirkan dinding selnya, sisa strukturnya yang disebut protoplas atau sel tanpa
dinding akan tercatat juga oleh kompleks karbol gentian violet dan lugol (Razali
1987).

Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh
ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna.
Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan
basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut
disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka
zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo 1990).

Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat
warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor
dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan
memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak
digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan
sitoplasma sewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan
berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas
terlihat (Dwidjoseputro 1998).
METODOLOGI
Praktikum yang berjudul Pewarnaan Gram dilakukan pada hari Jumat, 2
November 2018 tepatnya pukul 08.00 WIB di Laboratorium Teknologi Hasil Perairan
(THP) Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kristal violet, akuades,
tissue, air, iodida, safranin, botol semprot, Jarum ose, Mikroskop, pipet tetes, dan
kaca preparat.
Prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu siapkan alat dan bahan, selanjutnya
siapkan preparat olesan bakteri, teteskan larutan kristal violet sebanyak 2-3 tetes pada
olsan balteri, biarkan selama 1 menit, cuci dengan air mengalir, keringkan dengan
tissuesecara hati-hai, teteskan larutan iodida, biarkan selama 1 meniit, cci dengan air
dan keringkan, tetesin dengan larutan alkohol selama 30 detik, cuci lalu keringkan,
tetsin larutan afranin selama 30 derik, cuci dengan air mengalir dan keringkan dengan
tissue,amati dibawah mikroskop. Lalu amati hasil pewarnaan gram tersebut. Berkut
adalah diagram alir pewarnaan gram

Siapkan alat dan bahan

Teteskan larutan kristal violet sebanyak 2-3


tetes, biarkan 1 menit, cuci lalu keringkan

Teteskan larutan iodida sebanyak 2-3 tetes,


biarkan 1 menit, cuci lalu keringkan

Teteskan larutan alkohol sebanyak 2-3 tetes,


biarkan 30 detik, cuci lalu keringkan

Teteskan larutan safranin sebanyak 2-3 tetes,


biarkan 30 detik, cuci lalu keringkan

Amati di bawah mikroskop dan catat hasil


pengaatan.

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pewarnaan Gram


HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum mikrobiologi perairan yang berjudul Pewarnaan Gram
didapatkan hasil dari pengamatan yaitu :
Tabel 1. Hasil pengamatan pewarnaan gram dengan menggunakan mikroskop

Asal Kelompok Gambar (sketsa) Ciri-ciri


sampel

Insang 1 1. Bulat
Ikan lele 2. Berwarna
(Clarias ungu ( gram
sp.) positif )
3. Bergerombol
membentuk
rantai
4. Batang
5. Berwarna
merah muda (
gram negative
)
6. Menyebar
7. Streptococcus

Insang 2 1. Bulat
Ikan lele 2. Berwarna
(Clarias merah ( gram
sp.) negative )
3. Menyebar
4. Aeromonas
5. Bergerombol
berbentuk rantai
Insang
Ikan lele 1. Bulat
3
(Clarias 2. Berwarna
sp.) ungu tua (
gram positive
)
3. Menyebar
4. Streptococcus
5. Bergerombol
berbentuk
rantai

Insang 4 1. Berwarna
Ikan lele ungu tua (
(Clarias
sp.) gram positive
)
2. Clistridum
3. Berbentuk
tongkat (
basil)
4. Bergerombol

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk


mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di
bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal
violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau
safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh
perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam
pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay 1994).
Pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan menggunakan malachite
green dan safranin, yang dalam hasil pewarnaannya akan muncul warna hijau pada
sporanya, serta warna merah pada sel vegetatifnya yaitu pada Bacillus subtitulis (Lay
1994).
Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel
bakteri ; sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna
dan penambahan larutan pencuci (Dwidjoseputro 1998).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur
warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu
preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer
maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan
terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan
hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro 1994).
Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering dilakukan adalah pewarnaan
Gram dan Ziehl‐Nelsen. Pewarnaan tersebut untuk mengetahui morfologi, struktur,
dan karakteristik bakteri. Pewarnaan Gram dapat mengidentifikasi penyakit infeksi.
Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan pemberian kristal violet, setelah itu
ditambahkan larutan iodium maka semua bakteri akan berwarna biru. Setelah itu
ditambah alkohol. Bakteri Gram positif membentuk kompleks Kristal iodine yang
berwarna biru. Setelah di tambahkan safranin, bakteri Gram positif akan berwarna
ungu. Contoh bakteri Gram positif adalah Streptococcus, Bacillus, Stapilococcus,
Clostridia, Corynebacterium dhypteriae, Peptococcus, Peptostreptococcus, dll.
Sedangkan bakteri Gram negatif akan terdekolorisasi oleh alcohol dan pemberian
safranin akan memberikan warna merah pada bakteri Gram negatif. Contoh bakteri
Gram negative adalah Neisseria, Klebesiella, Vellonella, Shigella, Salmonella,
Hemophillus, dll (Cappuccino dan Sherman 1983).

KESIMPULAN DAN SARAN


Pewarnaan gram merupakan pewarnaan difrensial karena dapat digunakan
untuk membedakan antara bakteri gram negatif dan gram positif. Pewarnaan ini
sering digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi bakteri. Komposisi dinding sel
bakteri gram positif berbeda dengan bakteri gram negatif sehingga hasil pewarnaan
gram akan berbeda. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan warna
methylene blue sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri ini mempunyai lapisan
peptidoglikan yang tebal. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan warna methylene blue sewaktu prose pewarnaan gram. Bakteri ini
mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis.
Sebaiknya pada praktikum pewarnaan gram selanjutnya lebih dipersiapkan
lagi alat dan bahan yan akan dipakai pada praktikum ini dan prosedur kerjanya. Agar
praktikum dapat berjalan tepat waktu dan mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Cappuccino, J., G., & Natalie., S, 1983, Microbiology A Laboratory Manual,
Addison-Wesley Publishing Company : New York.
Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga
Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Company: New York.
Razali, U., 1987, Mikrobiologi Dasar, Jatinangor: FMIPA UNPAD.
Waluyo. 2004. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : CV Rajawali.
LAMPIRAN

Gambar 2. Pewarnaan gram di Gambar 3. Penggoresan bakteri ke


mikroskop kaca preparat

Gambar 4. Pengambilan bakteri dari Gambar 5. Hasil penambahan krital


tabung reaksi violet

Gambar 6.Pemerataan kristal Gambar 5. Pemerataan iodida


violet pada bakteri pada bakteri

Anda mungkin juga menyukai