Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BIOTEKNOLOGI

SEJARAH BIOTEKNOLOGI DARI ZAMAN KUNO SAMPAI


ZAMAN MODERN

OLEH
NAMA : NURUL AHADIA
NIM : E1A017055
KELAS : B/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Kata Pengantar
Alhamdulillah segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat hidayah serta kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tentang sejarah
bioteknologi . Tugas makalah yang berjudul sejarah bioteknologi dari zaman dahulu sampai
zaman modern ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bioteknologi Jurusan Pendidikan
Biologi Universitas Mataram. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
dalam penulisan tugas ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan tugas ini.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril
maupun materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai, terutama kepada yang saya hormati:

Bapak Drs. Lalu Zulkifli . M.Si.,Ph.D.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan
masukan dalam dunia pendidikan.

Mataram, 05 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………
A. Latar Belakang ………………………………………
B. Rumusan Masalah ………………………………………
C. Tujuan Penulisan ………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………


A. Hasil pengamatan ………………………………………
BAB V PENUTUP ………………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………
B. Saran ………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi berakar dari dua bahasa asing yaitu bio dan technology. Kata “Bio”
mengandung maksud jasad hidup (organisme) dan “technology” berarti kumpulan cara
yang dikembangkan untuk menjawab permasalahan atau untuk menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat. Sehingga arti secara keseluruhan bioteknologi adalah sekumpulan cara
yang mendasarkan diri pada penggunaan organisme untuk menjawab permasalah atau
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga bioteknologi
pertama-tama didefinisikan sebagai penggunaan jasad, sistem, atau proses biologi untuk
menghasilkan suatu produk industry. Istilah bioteknologi pertama kali muncul pada tahun
1919 digunakan oleh seorang ilmuan yang bernama Karl Ereky, dari Hungaria.
Penggunaan istilah bioteknologi untuk menggambarkan interaksi biologi dan teknologi
manusia, yaitu teknologi yang memanfaatan sistem biologi untuk mengubah bahan baku
menjadi produk yang berguna bagi masyarakat ( Wardani dkk, 2017 ). Sebelum
dikenalnya istilah bioteknologi pada tahun 1919, prinsip bioteknologi telah digunakan
oleh para ilmuan dalam melakukan berbagai penelitiannya. Hobbelink (1988)
menyatakan bahwa bioteknologi sebagai suatu teknologi sebenarnya bukanlah hal baru.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju
yang sudah dikenal sejak abad ke-19. Prinsip dasar upaya pembuatan makanan tersebut
pada umumnya sama, yaitu sejumlah bahan dasar didedahkan (exposure) ke jasad renik
tertentu yang akan mentransformasikan bahan dasar (anggur, barley, susu atau gandum)
menjadi produk yang diinginkan. Selain pembuatan bir, bioteknologi juga diterapkan
pada proses pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian dan pemuliaan dan reproduksi hewan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bioteknologi
2. Bagaimana sejarah perkembangan bioteknologi dari zaman kuno sampai zaman
modern?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bioteknologi
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bioteknologi dari zaman kuno sampai
zaman modern
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi
Istilah bioteknologi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1919 oleh seorang
sarjana pertanian Hongaria, Karl Ereky. Pada waktu itu istilah ini digunakan untuk
menghasilkan suatu produk dari bahan baku dengan bantuan organisme mahluk hidup.
Ereky mmeprediksi bahwa krisis pangan dan energy pada saat itu dapat diselesaikan
melalui bioteknologi. Bioteknologi adalah perpaduan yang harmonis antara biologi dan
teknologi. Secara terminologi, bioteknologi dapat kita artikan sebagai pemanfaatan sistem
biologi, makhluk hidup dan produknya untuk mengubah atau memperbaiki kesehatan
umat manusia dan lingkungannya. Dengan merangkum semua pengertian di atas maka
bioteknologi dapat kita definisikan sebagai aplikasi prinsip-prinsip dasar sains dan
perekayasaan atas proses material dengan bantuan agen biologi untuk menghasilkan
berbagai barang dan jasa. Tampaknya keunggulan bioteknologi telah mengambil alih dan
menjadi revolusi baru dalam ilmu biologi, melalui pengelolaan produkproduk alami
menggantikan proses kimiawi dan industry ( Tajuddin, 2015 ).
Menurut EFB (European Federation of Biotechnology), bioteknologi sebagai
perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau
analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa. Definisi EFB ini berlaku untuk
kedua bioteknologi 'tradisional atau tua' dan bioteknologi 'baru atau modern'.
Bioteknologi tradisional mengacu pada teknik konvensional yang telah digunakan selama
berabad-abad untuk menghasilkan bir, anggur, keju dan makanan lainnya sejak zaman
Yunani dan Mesir kuno, sedangkan bioteknologi 'baru atau modern'mencakup semua
metode modifikasi genetic oleh DNA rekombinan dan teknik fusisel dengan
perkembangan proses bioteknologi modern dari bioteknologi 'tradisional'. Berdasarkan
definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi secara holistik adalah suatu proses
yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras, anggur, susu,
dan sebagainya.
2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau penyusunan
oleh agen hayati.
3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim,
antibiotika, hormon, dan pengolahan limbah (Nurcahyo, 2011).
B. Sejarah dan Perkembnagan Bioteknologi
Sebenarnya bioteknologi bukanlah ilmu yang baru. Selama berabad abad,
manusia telah melakukan perekayasaan makhluk hidup secara efektif untuk memperbaiki
hidup dan memecahkan berbagai masalah mereka. Bioteknologi sudah dikenal
masyarakat sejak 8000 tahun yang lalu, pada saat bangsa Mesir kuno menggunakan ragi
untuk pembuatan anggur dan roti. Ragi dapat mengubah glukosa dalam cairan anggur
menjadi alkohol. Dalam pembuatan roti, ragi akan menghasilkan gelembung gas pada
proses fermentasi, sehingga akan membuat tekstur roti menjadi empuk (Rahardjanto,
2011). Di Indonesia, bioteknologi telah dikenal sejak zaman nenek moyang dengan
menggunakan ragi untuk membuat tape dan kapang Rhizopus untuk membuat tempe.
Misalnya, dalam bidang pertanian untuk menghasilkan produk pangan. Hampir 10,000
tahun yang lalu, nenek moyang kita telah mempraktikkan bioteknologi dengan menyadari
bahwa mereka dapat membudidayakan tanaman dan hewan, dengan menanam tumbuhan
yang berguna serta melakukan pemuliaan dan seleksi hewan-hewan sebagai ternak
mereka. Mereka pun menemukan metode fermentasi jus buah menjadi minuman
beralkohol, wine. Berbagai jenis gandum difermentasi menjadi bir, serta pemanfaatan
bakteri pengurai untuk mengubah susu menjadi produk keju maupun yogurt. Sudah sejak
dahulu manusia mempelajari dan mempraktikkan metode-metode bioteknologi. Ketika
pembuat roti yang biasanya menghasilkan roti yang keras dan padat, kemudian mengerti
cara membuat roti yang lembut dan berongga, mereka telah menjadi ahli bioteknologi.
Ketika pemulia hewan pertama sekali menyadari bahwa mereka dapat meningkatkan atau
bahkan menghilangkan sama sekali suatu karakter dengan melakukan persilangan,
mereka telah terlibat dengan perekayasaan bioteknologi ( Nurcahyo, 2011).
Adapun sejarah bioteknologi dari abad sebelum masehi sampai zaman modern
saat ini bioteknologi telah berkembang dengan saat pesat. Kemajuan ini ditandai dengan
ditemukannnya berbagai teknologi, misalnya rekayasa genetika, kultur jaringan,
rekobinasi DNA dan kloning. Lini Perkembangan Bioteknologi Sebelum Masehi dimulai
Pada periode ini, merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara
langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Proses pembuatan makanan dengan
teknik konvensional ini masih sangat sederhana dan hanya dilakukan dalam skala kecil.
Manusia belum melakukan penelitian secara ilmiah bahwa pada peristiwa fermentasi
yang mengubah bahan dasar menjadi bahan makanan yang lebih tahan lama, merupakan
hasil dari proses metabolisme mikroorganisme. Pada periode ini, belum ada penelitian
mengenai fenomena yang terjadi, karena semua berawal dari ketidaksengajaan. pada
tahun 2500 SM Peternakan sapi perah dikembangkan di daerah Timur Tengah, Bangsa
Mesir menggunakan yeast untuk membuat roti dan wine. Ketika itu, dengan aplikasi
proses fermentasi, dihasilkan lebih dari 50 macam roti dan Masyarakat Cina membuat
keju dan yoghurt dengan bakteri penghasil asam laktat. Pada tahun 2000 SM Masyarakat
Mesir mempraktikkan pemuliaan hewan ternak, pada sapi dan angsa, untuk kebutuhan
pangan bangsa Mesir. Bangsa Sumerian dan Babilonia membuat minuman bir dan keju
hasil fermentasi menggunakan yeast. Pada tahun 500 SM Masyarakat Cina menggunakan
bubur ekstrak kedelai yang sudah berjamur sebagai antibiotik untuk menyembuhkan
borok. Tahun 250 SM Masyarakat Yunani mempraktikkan cara bercocok tanam dengan
sistem rotasi untuk meningkatkan kesuburan tanah. Sedangkan tahun 100 SM Masyarakat
Cina menggunakan tepung tanaman bunga krisan sebagai insektisida.
Perkembangan Bioteknologi Sebelum Abad XX. Pada perkembangan
bioteknologi selanjutnya, manusia mulai menyadari bahwa fenomena yang terjadi pada
proses fermentasi tidak terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itu, rasa ingin tahu
mendorong mereka untuk melakukan penelitian yang menggunakan prinsip-prinsip
ilmiah. Dimulai pada tahun 1500 M Bangsa Aztek dari Meksiko menggunakan alga
Spirulina yang tumbuh di kolam-kolam dangkal sebagai bahan makanan. Tahun 1590 M
Janssen menciptakan mikroskop, dan pada tahun 1663 M Hooke yang pertama
menjelaskan tentang teori sel. Tahun 1675 M Leeuwenhoek menemukan protozoa dan
bakteri dan pada tahun 1701 Giacomo Pylarini menginokulasi anak-anak dengan kuman
cacar di Constantinopel, sebagai pencegahan terhadap penyakit cacar yang lebih parah
ketika dewasa kelak. Pada tahun 1724 dilakukan Percobaan kawin silang pada tanaman
jagung. 1748 M Turbevill Needham melakukan percobaan pada sup yang ditumbuhi
berbagai “kehidupan”, mendukung teori kehidupan spontan. Sehingga pada tahun 1796
M Edward Jenner menginokulasi anak-anak dengan vaksin virus nonpatogen untuk
mencegah penyakit cacar dan pada akhirnya apada tahun 1802 M Kata “biologi” pertama
kali muncul.
Pada tahun 1809- 1897 M merupakan perkembangan bioteknologi sebelum abad
XX. Perkembangan bioteknologi modern berdasarkan atas hasil penelitian ilmiah
diketahui orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.Tahun
sebelum abad XX ini telah ditemukan banyak hal-hal baru yang nantinya kan menjdi
seluk beluk dikenalnya bioteknologi. Dalam kurun waktu ini para ilmuan menemukan
berbagai macam penemuan diantaranya dimulai dengan ditemukkannya protein, nucleus,
enzim yang berhasil diisolasi, bakteri e. coli dan pada tahun 1865 M Gregor Mendel
menemukan sifat yang diwariskan dari tetua ke turunannya oleh suatu agen, yang
kemudian dikenal dengan gen. Hasil observasinya menghasilkan hukum pewarisan sifat
Mendel, yang menjadi dasar ilmu genetika. Namun, penemuan ini terabaikan, terutama
oleh teori sensasional Darwin. Hingga tahun 1900, peneliti Hugo de Vries, Erich Von
Tschermak, dan Carl Correns mempublikasikan hasil kerja mereka berdasarkan hukum
Mendel. Pasteur meneliti penyakit pada ulat sutra dan menyimpulkan bahwa penyakit
dapat ditularkan ke ulat yang lain. Sedangkan pada tahun terakhir sebelum abad XX pada
tahun 1897 Eduard Buchner mendemonstrasikan bahwa fermentasi dapat dilakukan
dengan ekstrak yeast, tanpa perlu kehadiran sel hidup dari yeast tersebut. Ini merupakan
momen penting dalam ilmu biokimia dan enzimologi. Ronald Ross juga menemukan
Plasmodium, protozoa menyebab malaria, dari nyamuk Anopheles.
Selanjutnya perkembangan Bioteknologi Pertengahan Abad XX, pada tahun 1900
M Genetika sebagai ilmu telah lahir ketika pekerjaan Mendel diketemukan kembali oleh
3 peneliti, seperti Hugo de Vries, Erich Von Tschermak, dan Carl Correns. Mereka secara
terpisah melakukan penelitian pewarisan sifat. Wiliam Sutton mengamati pasangan
homolog pada kromosom sel belalang. Walter Reed melaporkan penyakit pertama pada
manusia yang disebabkan oleh virus. Sehingga pada tahun 1906 M Istilah “genetika”
diperkenalkan. Dengan dikenalnya genetika maka para ilmuan berlomba-lomba
mengembangkan genetika dan menemukan banyak hal yang berkaitan dengan genetika.
Tahun 1928 M Alexander Fleming menemukan penicillin, antibiotik pertama, dari jamur
Penicillium. Griffith menemukan bahwa gen dapat berpindah dari satu individu bakteri ke
lainnya merupakan transformasi genetika pertama yang diketahui. 1935 M George Beadle
dan Boris Ephrussi mengamati perkembangan lalat buah setelah melakukan transplantasi
larva. Andrei Nikolaevitch Belozersky berhasil mengisolasi DNA murni pertama kali.
1936 M Wendell M. Stanley berhasil mengisolasi virus mosaik tembakau. Tahun 1937 M
Frederick Charles Bawden menemukan virus mosaik tembakau mengandung RNA. 1938
M Istilah “biologi molekuler” diperkenalkan. Protein dan DNA dipelajari dengan sinar X.
Tahun 1939 Gauteret berhasil membuat kultur kalus pada wortel. Sehingga pada tahun
1941 M Produksi penisilin pada skala besar berhasil dilakukan. Istilah “rekayasa
genetika” pertama kali digunakan oleh A. Jost, ahli mikrobiologi dari Denmark. 1942 M
Mikroskop elektron digunakan untuk mengidentifikasi dan karakterisasi bakteriophage,
virus yang menginfeksi bakteri.
Abad pertengahan sebelum XX berakhir, maka dilanjutkan perkembangan
bioteknologi antara tahun 1950 dan 1960. Pada tahun 1950 Erwin Chargaff menemukan
bahwa di dalam DNA jumlah adenin sama dengan timin, dan jumlah guanin sama dengan
citosin. Ini dikenal dengan teori Chargaff. Perkembnagan terus berlanjut hingga pada
tahun 1954 Teknik kultur sel dikembangkan. Pada 1956 Proses fermentasi berhasil
disempurnakan di Jepang. Coenberg menemukan enzim DNA polimerase I, mengarah
pada pemahaman bagaimana DNA direplikasi. 1957 Francis Crick dan George Gamov
menerangkan dogma bagaimana terbentuknya protein dari DNA. Matthew Meselson dan
Frank Stahl mendemonstrasikan mekanisme replikasi DNA. Penyakit anemia sel sickle
dibuktikan terjadi karena adanya perubahan pada satu asam amino pada rantai ganda
DNA.
Perkembangan Bioteknologi Era Tahun 1970, pada tahun ini Howard Temin dan
David Baltimore secara terpisah mengidentifikasi enzim restriksi, sebagai perangkat pada
kloning gen. Enzim transkriptase terbalik akhirnya ditemukan secara bersamaan, pada
retrovirus dari burung dan tikus. Torbjorn Caspersson, L. Zech mempublikasi metode
pewarnaan dengan pola pita (banding patterns) pada kromosom mamalia. Pada tahun
1976 Herbert Boyer dan Robert Swanson mendirikan Genentech Incorporation,
perusahaan berbasis teknologi DNA rekombinan. Perangkat DNA rekombinan pertama
kali diaplikasikan pada abnormalitas manusia. Pada tahun 1979 George Kohler dan Cesar
Milstein berhasil memproduksi antibodi monoklonal dari fusi sel untuk pertama kali dan
John Baxter membuat DNA rekombinan untuk hormon tumbuh manusia.
Perkembangan semakin berlanjut Bioteknologi di Era Tahun 1980. Pada tahun
1980 Hukum paten diberlakukan terhadap produk rekayasa genetika oleh Pengadilan
Tinggi Amerika Serikat, sehingga membuka peluang komersialisasi produk bioteknologi.
Cohen dan Boyer menerima hak paten terhadap metode kloning gen. 1981 Pusat
Bioteknologi Carolina Utara dibentuk sebagai dukungan pemerintah terhadap
pengembangan bioteknologi. Kemudian 35 pusat bioteknologi lain juga dibentuk. Pada
tahun ini Tanaman pertama hasil rekayasa genetika dipublikasi.
Perkembangan bioteknologi di era 1980-1990-an semakin berkembnag pesat
banyak hal-hal bbaruu ditemukan, ilmu bioteknologi juga semakin dikenal dunia.
Sehingga pada tahun 1999 Sandi genetika dari kromosom manusia berhasil
diterjemahkan. Polemik pro dan kontra terhadap makanan hasil rekayasa genetika muncul
di Eropa. Teknik baru berbasis profil antibodi individu yang unik menjadi metode sidik
jari DNA alternatif. Perkembangan bioteknologi tidak sampai di tahun ini akan tetapi
semakin berkembang pada era 2000-an.
Perkembangan Bioteknologi Tahun 2000 Pemetaan genom manusia selesai
dilakukan oleh Celera Genomics dan Proyek Genome Manusia. Para peneliti mulai
melakukan riset untuk kloning pada babi dan diharap dapat menjadi sarana produksi bagi
organ-organ tubuh manusia, untuk transplantasi; Padi transgenik “Golden Rice”, yang
direkayasa agar dapat memproduksi vitamin A, harapan bagi dunia ketiga untuk
mengurangi penyakit rabun dan kebutaan. Sekuen gen sepanjang 2.18 juta nukleotida
pada bakteri Neisseria meningititis, yang menyebabkan penyakit meningitis, berhasil
diidentifikasi.
Tahun 2001 Sekuens genom manusia dipublikasi pada jurnal Science and Nature,
membuka peluang bagi peneliti di seluruh dunia untuk mengembangkannya lebih lanjut.
Tahun 2002 Peneliti berhasil membaca sekuens jamur pathogen penting pada padi. Jamur
ini selalu merusak hamparan tanaman padi, yang dapat memberi makan 60 juta orang
setiap tahun. Dengan mempelajari genom padi dan jamur, peneliti bisa membuka tabir
interaksi pada level molekuler antara tanaman dan patogen. Sedangkan pada tahun 2003
Domba Dolly, hasil kloning di tahun 1997, di”tidur”kan untuk selama-lamanya karena
menderita radang paru-paru kronis. Dolly merupakan mamalia pertama yang berhasil
diklon. 2004 Iogen Corp. berhasil memproduksi bioetanol secara komersial melalui
enzim hasil rekayasa genetika, yang dapat mengurai selulosa biomassa (jerami gandum,
batang jagung, ampas tebu). Chicken Genome Sequences Consortium berhasil
menyelesaikan pembacaan sekuen pada genom ayam. Monsanto melepas kedelai dengan
kandungan asam lemak linolenik rendah untuk mengurangi asam lemak jenuh. 2005
Peneliti dari Universitas Harvard berhasil mengubah sel kulit menjadi sel punca embrio
(embryonic stem cell), melalui fusi sel kulit dengan sel punca tersebut. Hingga saat ini,
tanaman transgenik telah ditanam pada lahan seluas 10 juta hektar di seluruh dunia. 2006
Kolaborasi peneliti Amerika dan Australia berhasil mengkloning DNA mikroba dalam
sekelompok komunitas yang berasal dari lumpur limbah dengan teknik Metagenomik,
yang biasanya sulit dilakukan pada kultur isolat tunggal. Dow AgroSciences berhasil
memproduksi vaksin dari sel tanaman. Vaksin ini digunakan untuk melindungi ayam dari
penyakit. Renessen LLC, perusahaan gabungan antara Monsanto dan Cargill,
memproduksi Mavera, jagung transgenik dengan kandungan lisin tinggi, sebagai nutrisi
tambahan pada pakan ternak babi dan ayam. Asam lemak omega-3 berhasil diproduksi
melalui babi transgenik, setelah disisipkan gen “fat-1” dari cacing Caenorhabditis
elegans, asam lemak ini kerap digunakan dalam pencegahan penyakit jantung. Di era ini
manfaat bioteknologi dikembangkan di berbagai bidang salah satunya kesehatan pada
kefarmasian membuat vaksin, antibody. Industry pangan (minuman berakohol, zat
pemanis, zat pewarna dll) pertanian dan kimia (Tajuddin,2015 ).
Pada abad 20-an ini bioteknologi kesehatan berkembang dengan ditemukannya
insulin untuk pengobatan diabetes dan penisilin sebagai antibiotic. Saat yang sama
struktur DNA yang telah ditemukan juga menjadi cikal bakal bioteknologi modern
dimulai. Rekayasa genetiika mulai berkembang. Berdasarkan tehnik yang digunakan
bioteknologi dapat diklasifikasikan mejadi dua yaitu bioteknologi tradisional dan modern.
Bioteknologi tradisional merupakan bioteknologi yang menanfaatkan tehnik
konvensional untuk proses pembuatan bir, anggur, keju dan lainnya dalam kondisi tidak
steril. Sedangkan bioteknologi modern adalah bioteknologi yang memanfaatkan metode
modifikasi genetika melalui rekombinasi DNA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya bioteknologi bukanlah ilmu yang baru. Selama berabad abad,
manusia telah melakukan perekayasaan makhluk hidup secara efektif untuk memperbaiki
hidup dan memecahkan berbagai masalah mereka. Bioteknologi sudah dikenal
masyarakat sejak 8000 tahun yang lalu, pada saat bangsa Mesir kuno menggunakan ragi
untuk pembuatan anggur dan roti. Ragi dapat mengubah glukosa dalam cairan anggur
menjadi alkohol. Dalam pembuatan roti, ragi akan menghasilkan gelembung gas pada
proses fermentasi, sehingga akan membuat tekstur roti menjadi empuk. Istilah
bioteknologi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1919 oleh seorang sarjana pertanian
Hongaria, Karl Ereky. Pada waktu itu istilah ini digunakan untuk menghasilkan suatu
produk dari bahan baku dengan bantuan organisme mahluk hidup. Ereky mmeprediksi
bahwa krisis pangan dan energy pada saat itu dapat diselesaikan melalui bioteknologi.
Bioteknologi telah dikenal dari zaman mesir kuno, sejarahnya dimulai dari perkembangan
bioteknologi dari abad sebelum masehi sampai era 2000-an. Dimana dari abad sebelum
masehi ini para ilmuan terus menemukan hal-hal baru yang nantinya menjadi cikal bakal
dari bioteknologi itu sendiri. Hingga saat ini bioteknologi telah dikenal luas dan telah
berkembang dengan sangat pesat dan telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti
kesehatan( kedokteran dan kefarmasian), bidang pangan dan industry, bidang pertanian
dn lainnya. Bioteknologi kini telah memberi manfaat yang snagat besar bagi kehidupan
masyarakat.
B. Saran
Biteknologi adalah ilmu yang sangat maju, maka dari itu diharapkan untukk
mempelajari ilmu ini deengan baik. Dengan penulisan makalah ini semoga dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca, khususnya tentang sejarah perkembangan
biotekknologi dari era kuno sampai dengan sekarang baik secara umum atau local.
Daftar pustaka
Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta : UNY Press.
Rahardjanto, Abdulkadir. 1997. Bioremediasi Limbah Industri Tekstil dengan
menggunakan Bioflokulan Moringa oleifera Lmk. Tesis Biologi ITB.
Rahardjanto, Abdulkadir. 2011. Peranan Bioteknologi Dalam Restorasi Lingkungan.
Jurnal Universitas Muhammadiyah Malang. Vol. 14(1).
Tajuddin, Teuku. 2015. Modul Bioteknologi Edisi I. Tanggerang : Universitas Terbuka.
Wardani, Agustin Krisna., Sudarma Dita W., Endrika W. 2017. Pengantar Bioteknologi.
Malang : UB Press.

Anda mungkin juga menyukai