Anda di halaman 1dari 6

KASUS MATA DIKLAT NASIONALISME (1)1

A. CASE PLAN
CASE LEAD
1.1 Name, nature, and Pembuatan rekomendasi untuk kepentingan pegawai di
location kantor pemenrintahan.

1.2 Main issue or problem Setiap pemangku jabatan harus dapat memberikan mana
to be addressed rekomendasi yang terbaik dengan memperhatikan
kepentingan atau kebutuhan pegawai, negara dan
masyarakat. Namun ada kalanya pemangku jabatan
tersebut dihadapkan pada situasi kepentingan mana yang
harus didahulukan dalam rekomendasi yang dibuat.

Permasalahan utama dalam kasus ini adalah mana yang


yang didahulukan, kepentingan praktis para pegawai
atau kepentingan negara. Secara spesifik adalah apakah
kepentingan secara ekononomi atau kepentingan
nasionalisme.

1.3 Position of the Seorang pejabat yang nasioonalis diperintahkan oleh


protagonist atasannya untuk membuat rekomendasi mengenai mitra
kerja mana yang harus dipilih untuk mensejahterakan
pegawai.

POSITIONING
2.1 Target audience/course Peserta Diklat Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III

2.2 Subject Pembuatan rekomendasi.

2.3 Statement of Learning Skills: merumuskan kesimpulan berdasarkan data dan


Objectives informasi yang ada
Knowledge: pengumpulan informasi, menyusun
kesimpulan, memilih kesimpulan terbaik.
Attitudinal: menghadapi kepentingan/keinginan
beberapa pihak
2.4 Generalizable concepts Mengambil kesimpulan dalam perumusan rekomendasi
2.5 Frameworks Mengelola data dan informasi, pembuatan usulan
rekomendasi berdasarkan telaahan.
DRAFT OF OPENING and Bakti baru tiba di rumahnya, setelah selama 1 jam lebih
CLOSING PARAGRAPH menempuh perjalanan dari kantor menuju rumahnya.
1
Disiapkan oleh Antun Nastri Sidik, Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, 2014.
1
Sambil istirahat, ia membuka tasnya dan mengeluarkan
beberapa lembar brosur. Ternyata brosur dari beberapa
Bank. Bakti diberi tugas oleh atasannya untuk
menyiapkan rekomendasi Bank mana yang akan menjadi
mitra kerjasama pembiayaan penyediaan rumah bagi
para pegawai di kantornya. Sambil membaca-baca brosur
tersebur, ia teringat pendapat yang diberikan beberapa
teman kerja di kantornya
.....
Bakti merenung. Sebagai seorang Kasubag Kesejahteraan
Pegawai di sebuah instansi pemerintah Pusat, ia harus
bisa menentukan mana yang terbaik untuk para pegawai
di kantornya dan untuk negaranya. Bakti menutup
laptopnya, sambil memikirkan mana yang akan di
rekomendasikan dan disampaikan pada atasannya, ia pun
berjalan keluar rumah menuju halaman untuk
menghirup udara segar
BRIEF OUTLINE OF CASE
4.1 Background of Company Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Kepegawaian adalah
salah unit organisasi di Sekretariat
Kementerian/Lembaga, yang tugasnya Penyiapan bahan
perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di
kesejahteraan pegawai, serta penyiapan bahan
pelaksanaan kegiatan kesejahteraan pegawai

4.2 Product/services Bahan rekomendasi kebijakan

4.3 Customer/market Pegawai di lingkungan K/L; Kepala Bagian Kepegawaian

4.4 Industry Pemerintahan

DATA REQUIREMENTS AND Buku, laporan, peraturan, berita.


SOURCE OF INFORMATION

INSTRUCTION Perhatikan dan implmentasikan prinsip-prinsip


nasionalisme PNS yang ada di dalam modul
Nasionalisme.

B. NASKAH KASUS
2
“PEGAWAI-KU ATAU NEGARA-KU?”

Bakti baru tiba di rumahnya, setelah selama 1 jam lebih menempuh perjalanan dari kantor
menuju rumahnya. Sambil istirahat, ia membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa
lembar brosur. Ternyata brosur dari beberapa Bank. Bakti diberi tugas oleh atasannya
untuk menyiapkan rekomendasi Bank mana yang akan menjadi mitra kerjasama
pembiayaan penyediaan rumah bagi para pegawai di kantornya. Sambil membaca-baca
brosur tersebur, ia teringat pendapat yang diberikan beberapa teman kerja di kantornya.

Bu Vera, salah satu rekan kerja yang lebih senior dari Bakti mengatakan bahwa ia
pernah mengambil KPR di Bank A. Menurutnya, fasilitas yang diberikan Bank A
biasa-biasa saja. Memang ada kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh
marketing Bank A.

Pak Andi mengatakan bahwa pada dasarnya semua Bank hampir sama fasilitasnya.
Biasanya kalau ada kemudahan, itu hanya karena ada hubungan pertemanan antara calon
peminjam dengan marketing KPR-nya. Pak Andi menceritakan bahwa ia pernah mengambil
fasilitas KPR di Bank B dan pelayanannya juga baik.

Lain lagi pendapat Wawan, salah satu staf Bakti yang baru saja menikah dan berniat
membeli rumah melalui KPR. Menurutnya, Bank C paling memberikan penawaran
menarik, antara lain pembayaran uang muka yang hanya 10% dan itu pun bisa
dicicil 5 kali. Suku bunganya pun lebih rendah daripada bank lainnya. Marketing
Bank C juga menyatakan ada fasilitas suku bunga yang tetap, meskpun sedikit lebih
tinggi dengan model KPR yang bunganya fluktuatif.

Atasan Bakti sendiri pada saat memberika tugas menceritakan bahwa ia kenal baik dengan
salah satu marketing di Bank D, dan saat ini marketing tersebut telah mempunyai jabatan di
Bank D. Atasannya tersebut ternyata pernah mengambil fasilitas KPR di Bank D. “Mungkin
akan ada banyak kemudahan apabila kita kerjasama dengan Bank D,” kata atasannya.

Bakti sendiri sebenarnya saat ini sedang mengambil KPR di Bank E. Di Bank E, Bakti
juga merasakan adanya kemudahan pelayanan dalam proses KPR-nya, meskipun ia
mengambil di KPR disana karena developer rumahnya menentukan demikian.

Memperhatikan pendapat teman-teman dan atasanya, Bakti merasa sudah ada arah yang
benar untuk rekomendasinya.
Bakti kemudian membuka laptopnya. Ia ingin mencari tahu lebih banyak tentang
bank-bank yang mengajukan menjadi mitra kerjasama dengan kantornya tersebut.
Bakti mendapatkan profil company setiap bank tersebut. Ternyata semuanya
dinyatakan baik dan tidak bermasalah oleh Bank Indonesia.

3
Tapi dari hasil pencarian informasi tersebut, ada hal yang membuat Bakti menjadi galau.
Diperolehnya pula beberapa informasi lain sebagai berikut.
 Bank A merupakan anak perusahaan dari salah satu BUMN Indonesia yang memiliki
sahan Bank A (65%), dan sisanya (35% saham) di miliki perusahaan swasta asing.
 Bank B, kepemilikan saham terbesarnya oleh BUMN dari negara asing (65%),
masyarakat umum (20,1%), serta BUMN Indonesia (14,9%).
 Bank C, saat ini mayoritas saham dipegang oleh holding antara beberapa
perusahaan asing (60%) dan beberapa perusahaan swasta nasional (40%).
 Bank D 60% sahamnya oleh perusahaan swasta nasional, dan 30% dimiliki oleh
pemerintah melalui beberapa BUMN Indonesia, dan selebihnya (10%) milik
masyarakat umum.
 Bank E dengan pemilik saham BUMN negara asing sebesar 80,1%, Perusahaan
swasta asing 14,9% dan sisanya 5% perusahaan nasional Indonesia.

Bakti merenung. sebagai seorang PNS yang baru seminggu diangkat menjadi Kasubag
Kesejahteraan Pegawai di sebuah instansi pemerintah Pusat, ia harus bisa menentukan
mana yang terbaik untuk para pegawai di kantornya dan untuk negaranya. Bakti menutup
laptopnya, sambil memikirkan mana yang akan di rekomendasikan dan disampaikan pada
atasannya, ia pun berjalan keluar rumah menuju halaman untuk menghirup udara segar.

4
C. CASE TEACHING NOTE

“PEGAWAI-KU ATAU NEGARA-KU?”

Ringkasan
Bakti seorang PNS yang baru saja diangkat Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Pegawai
mendapatkan tugas dari atasannya untuk menyiapkan sebuah rekomendasi pilihan Bank
yang akan menjadi mitra kerjasama. Waktu yang tersedia bagi untuk menyelesaikan
rekomendasi tersebut relatif singkat, karena harus segera disampaikan pada pimpinan.

Dari beberapa informasi yang diperoleh, ternyata ada beberapa hal menjadi
pertimbangan Bakti yang sekalgus membuat galau. Bakti sebagai seorang PNS, harus bisa
menentukan mana yang terbaik untuk para pegawai di kantornya dan untuk negaranya..

Tujuan Pembelajaran
1. Meningkatkan kemampuan peserta Diklat Prajabatan untuk mengenali potensi
masalah terkait nasionalisme.
2. Meningkatkan kemampuan peserta Diklat Prajabatan untuk mengidentifikasi konflik
dalam mengimplementasikan nasionalisme
3. Meningkatkan kemampuan peserta merumuskan berbagai alternatif solusi terhadap
masalah nasionalisme

Pertanyaan Tugas atau Diskusi


Pertanyaan berikut dapat disesuaikan baik ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan
dinamika kelas
1. Secara ringkas jelaskan kejadian dalam kasus.
2. Apa faktor-faktor yang berpengaruh sehingga terjadi kegalauan ?
3. Apa saja informasi yang dapat tersedia dalam naskah yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan ?
4. Apa saja informasi tambahan yang dikumpulkan peserta untuk menyelesaikan kasus
5. dan lain-lain

Petunjuk Diskusi dan Alokasi Waktu per Tahapan


a. Total waktu yang dibutuhkan untuk membahas Kasus ini adalah 3 X 45 menit.
b. Disarankan untuk membagikan naskah kasus kepada peserta sehari sebelum hari
pembelajaran.
c. Peran Widyaiswara
 Memberi keleluasaan kepada peserta untuk membahas kasus dari berbagai
perspektif dan membangun situasi pembelajaran yang kolaboratif.
 Menyampaikan penjelasan umum mengenai tujuan pembelajaran dan apa
yang akan dilakukan selama proses pembelajaran. (5 menit)
 Meminta peserta membaca naskah kasus secara umum. (10 menit)
 Membagi peserta dalam beberapa kelompok yang akan mendalami kasus
dari sudut pandang pihak yang berbeda (netral, pro, dan kontra) (15

5
menit)
 Meminta peserta membaca kembali naskah kasus secara seksama. (15
menit)
 Mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan dalam kelompok kecil.
 Widyaiswara berkeliling mengunjungi setiap kelompok untuk memantau
jalannya diskusi. (30 menit)
 Widyaiswara memfasilitasi diskusi kelas untuk membahas pertanyaan
kasus. (25 menit)
 Widyaiswara memfasilitasi peserta untuk menyimpulkan rencana tindak
yang direkomendasikan untuk berbagai pihak dalam kasus. (30 menit)
 Widyaiswara menutup kegiatan pembelajaran dengan menggarisbawahi
beberapa hal penting selama proses pembelajaran berlangsung. (5 menit)

Anda mungkin juga menyukai