BAB3
TINJAUAN RENCANA INDUK
KP 629 TAHUN 2011
3
Hasil Studi Kajian KP 629 Tahun 2011 tanggal 8 Agustus 2011 tentang Rencana Induk
Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau ini
mengacu kepada peraturan dan perundang-undangan atau standar yang berlaku baik
secara internasional maupun yang telah dibakukan oleh Departemen Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Peraturan yang berhubungan dengan
penyusunan rencana induk antara lain Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor:
KM 11 Tahun 2010 tentang “Tatanan Kebandarudaraan Nasional” dan KP 590 Tahun
2014 “Pedoman Teknis Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara”.
Hierarki : Pengumpan
Penggunaan : Internasional
Klasifikasi Bandara : 4C
Penggunaan : Internasional
Klasifikasi Bandara : 4D
Tabel 3.1 Perkembangan Lalu Lintas Angkutan Udara Bandar Udara Raja
Haji Fisabilillah Tanjungpinang (KP 629 Tahun 2011)
Fasilitas sisi udara yang paling utama adalah runway dan apron. Kebutuhan
akan runway ini diperhitungkan dari pesawat kritis dan apron di
perhitungkan berdasarkan jam sibuk pesawat. Tabel 3.2 berikut menyajikan
dimensi masing-masing ruang pada runway dan kebutuhan fasilitas sisi
udara lainnya untuk setiap tahun rencana hasil analisis pada Rencana Induk
Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah KP 629 tahun 2011.
2 Zona Teknis
- Menara Pengawas Lalu Lintas Udara 125 125 125 125 m2
- Kantor Operasi 192 400 400 400 m2
- Kantor Administrasi 684 700 800 800 m2
- Lahan Pemerintahan - 3,400 3,400 3,400 m2
- PKP-PK 600 800 800 800 m2
- Poliklinik - 200 200 200 m2
- Apron Service Building - 400 400 400 m2
- GSE Maintenance Building - - 215 215 m2
- Kantor BMG 200 200 200 200 m2
- Taman Pengamatan BMG 400 400 400 400 m2
- Kantin Karyawan - 100 100 100 m2
- Kantor Keamanan - 250 250 250 m2
- Airport Maintenance Building 668 500 500 500 m2
3 Zona Penunjang
- DPPU - 5,200 5,200 5,200 m2
- Terminal Kargo - 6,400 6,400 6,400 m2
- Jasa Boga - 3,600 3,600 3,600 m2
- Fasilitas Rumah Dinas 200 17,800 17,800 17,800 m2
II FASILITAS NAVIGASI PENERBANGAN VOR / DME VOR / DME VOR / DME VOR / DME
NDB NDB NDB NDB
Radar Radar Radar Radar
Gambar 3.1 Layout Eksisting Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah (KP 629 Tahun 2011)
Gambar 3.2 Tata Letak Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah (KP 629 Tahun 2011)
Gambar 3.3 Rencana Induk Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang (KP 629 Tahun 2011)
3.1.3 Evaluasi Rencana Induk Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah KP 629
tahun 2011 – Fasilitas Sisi Darat
A. Tata Letak Fasilitas
Khusus untuk fasilitas sisi darat, secara umum, kawasan dibagi atas 5
zona (Gambar 3. 4 Tata Letak Fasilitas Sisi Darat sesuai Rencana Induk),
yaitu:
- GSE Park.
Ditambah fasilitas fasilitas penunjang bisnis transportasi
udara, yaitu:
- Lahan Terminal Kargo.
- Lahan Bangunan Jasa Boga.
- DPPU.
34 35 21 12 23 26 29 5 32 31 30 3 4 6 11 19 14 17 15
36 22 28 27 37 25 2 1 13 10 9 7 8 20 18 24 16 30
Keterangan:
: Optimalisasi 1. Terminal Penumpang 14. Areal Pemerintahan 26. Fasilitas Ibadah
2. VIP 15. Power House 27. Lahan Terminal Kargo
: Tahap I
3. Areal Parkir Roda 4 16. Bangunan Sumber Air 28. Lahan Jasa Boga
: Tahap II 4. Areal Parkir Roda 2 18. Gardu Telkom 29. DPPU / Fuel farm
: Tahap III 5. Areal Parkir Taksi 17. Gardu PLN 30. Pos Jaga
6. Areal Parkir Bus 19. Poliklinik 31. Gerbang Masuk
7. Menara Pengawas 20. PK-PPK 32. Bangunan Istirahat Supir
8. Kantor Operasi 21. M/E Workshop 33. Cadangan Lahan
9. Kantor Administrasi 22. Airport Maintenance Pengembangan
10. Fasilitas BMG 23. GSE Maintenance 34. Areal Perumahan Dinas
11. Kantin Karyawan 24. Radar 35. Sewage Treatment Plant
12. Kantor Keamanan 25. Apron Service Building 36. Incinerator
13. Kantor Ad Bandara 37. GSE Park
Gambar 3. 4 Tata Letak Fasilitas Sisi Darat sesuai Rencana Induk KP 629 Tahun 2011
B. Pentahapan
C. Aksesibilitas
Jalan Inspeksi
20 18 6 5a 10 14a 12 4 3a 19
Keterangan:
: Tidak difungsikan 1. Terminal Penumpang 7b. Gudang Kargo (Ekspedisi) 13. Lapangan Parkir
2. Terminal Penumpang VIP 7c. Terminal Kargo (proses konstruksi) 14a. Kantor Admininistrasi
: Optimalisasi
3a. Menara Pengawas 8a. Power House 1 14b. Kantor Admininistrasi (proses konstruksi)
: Baru 3b. Menara Pengawas (proses konstruksi) 8b. Power House 2 15. Sumur Air
: Proses konstruksi 4. Kantor Operasi 9. NDB 16. Fasilitas RADAR
5a. Stasiun PK-PPK 10. Koperasi dan Kantin 17. Gd. Pertemuan dan Taman Kanak Kanak
5b. Stasiun PK-PPK (proses konstruksi) 11. Workshop 18. Pos Jaga
6. Fasilitas BMKG 12. Emergency Operation Centre 19. Terminal Lama (dikosongkan)
7a. Gudang Kargo (Maskapai) 20. Tempat Pembuangan Sampah
Dengan ILS Precision, maka jarak airstrip dari garis tengah landas pacu
adalah 150 meter. Selanjutnya dengan ketentuan bidang permukaan transisi
1:7, dan dengan pesawat kritis B 737-900ER (panjang 40,67 meter. Tinggi
12,55 meter), maka ketinggian garis permukaan transisi di atas titik tertinggi
pesawat adalah 12,96 meter, masih terdapat jarak sebesar 0,41 meter.
Tinggi garis bidang transisi di ujung landas parkir pasawat (jarak 131,3
meter dari runway strip) yang bertepian dengan service road adalah 18,75
meter, sedang di ujung sisi Terminal Penumpang yang menghadap landas
parkir (jarak 158,4 meter dari runway strip) pesawat adalah 22,62 meter.
Dengan demikian, ketinggian sisi bangunan ini masih aman. Sedang kajian
fasilitas-fasilitas lain adalah seperti yang tertera pada Tabel Evaluasi
Perletakan Fasilitas terhadap Bidang Area Transisi.
Dari Tabel tersebut terlihat, bahwa beberapa fasilitas merupakah obstacle
bagi operasional take-off dan landing pesawat di landas pacu. Fasilitas-
fasilitas itu adalah:
- Lapangan Tenis.
- Stasiun PKP-PK.
- Kantor Operasi.
- Terminal Penumpang.
- Terminal Penumpang VIP.
- Gedung AURI.
- Menara Pengawas.
- Fasilitas BMKG.
- NDB.
E. Fasilitas Publik
1. Terminal Penumpang
Merupakan bangunan baru yang didirikan untuk memenuhi Rencana
Induk KP 269 tahun 2011, yang mulai beroperasi tahun 2016
(Gambar 3. 6 Terminal Penumpang – Sisi Darat), bangunan lama yang
berada di sisi Barat Daya landas parkir pesawat sudah tidak berfungsi
dan sedang dalam proses demolished.
Aksesibilitas antara bangunan dengan landas parkir pesawat untuk
penumpang, melalui garbarata (tersedia sebanyak satu buah).
1. Terminal Kargo
Masih berupa Gudang Kargo yang terdiri atas dua bangunan. Satu
bangunan (Gambar 3. 13 Gudang Kargo A) yang lebih dekat dengan
landas parkir pesawat (sejauh + 60 meter), berfungsi sebagai
outlet/inlet kargo menuju/dari pesawat (lini 1). Sedang bangunan
kedua (Gambar 3.14 Gudang Kargo B), yang letaknya lebih jauh dari
landas parkir pesawat, berfungsi sebagai outlet/inlet kargo
menuju/dari kendaraan darat (lini 2).
2. Kantor Administrasi
Merupakan bangunan yang berdiri sebelum tahun 2011 (Gambar 3.
16 Kantor Administrasi). Terletak di sisi Barat Daya Landas Parkir
Pesawat, dan merupakan obstacle untuk operasi ILS precision.
Sesuai Rencana Induk, bangunan ini akan demolished, jika bangunan
baru, yang sedang dalam tahap pembangunan fisik selesai.
4. Stasiun PKP-PK
Merupakan bangunan satu lantai (Gambar 3.19 Stasiun PKP-PK).
Bangunan terdiri dari satu bangunan utama dan satu garasi yang
berdampingan.
Terletak pada arah Barat Daya Landas Parkir sejauh +145 meter,
dan sejauh +162 meter dari garis tengah lLandas Pacu, merupakan
obstacle untuk operasi ILS precision. Sesuai Rencana Induk, Stasiun
PKP-PK akan demolished, jika bangunan baru, yang sedang dalam
tahap pembangunan fisik selesai.
5. Area BMKG
Merupakan fasilitas milik BMKG yang terdiri dari kantor BMKG
(Gambar 3. 20 Kantor BMKG) dan Taman Meteo. Terletak pada arah
Barat Daya Landas Parkir sejauh + 235 meter, dan sejauh + 162
meter dari garis tengah lLandas Pacu, merupakan obstacle untuk
operasi ILS precision. Sesuai Rencana Induk, Stasiun PKP-PK akan
demolished. Walau demikian, belum ada pembangunan fisik fasilitas
baru di lapangan.
6. DPPU
Belum terdapat DPPU pada kondisi eksisting.
7. Hanggar Pesawat
Tidak terdapat Hanggar Pesawat pada kondisi eksisting.
9. Perumahan Dinas
Beberapa unit Rumah Dinas, dioptimalkan. Yang lainnya tidak
difungsikan lagi, dibiarkan, hingga suatu saat demolished, , seperti
juga fasilitas Lapangan Tenis (Gambar 3.21 Rumah Dinas). Namun
Fasilitas lainnya, yaitu Taman Kanak Taman (Gambar 3.22 Taman
Kanak Kanak), tetap dioptimalkan.
Fasilitas-fasilitas tersebut, karena merupakan obstacle untuk operasi
ILS precision, sesuai Rencana Induk, akan demolished semuanya.
1. Aksesibilitas
Untuk menuju/dari Bandar udara terdapat dua titik akses, yaitu:
Gerbang Utama kawasan melalui toll gate (Gambar 3. 23 Gerbang
Utama), ujung ruas jalan akses di sisi Barat Laut sisi area fasilitas
sisi darat bandar udara yang menghubungkan jalan antar kota di
ujung ruas jalan yang lain. Area toll gate merupakan
persimpangan dengan ke jalan utama antar fasilitas sisi darat,
dengan latar belakang langsung view bangunan Terminal
Penumpang VIP. Dengan adanya toll gate, maka kendaraan milik
umum yang masuk kawasan bandar udara, akan dikenakan biaya,
baik parkir ataupun tidak, dengan besaran berdasarkan waktu.
Gerbang samping kawasan di sisi Barat Daya, sebagai service
access yang merupakan kondisi eksisting sebelum tahun 2011,
sebelum ada Gerbang Utama. Selain untuk menuju/dari Fasilitas
Terminal Penumpang, aksesibilitas melalui titik ini adalah yang
paling efektif.
keseluruhan (Gambar 3.24 Tata Letak Fasilitas Sisi Darat menurut Proyek
Pengembangan Bandar Udara). Fasilitas-fasilitas tersebut adalah
(Sumber: PT Angkasa Pura II – Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, tahun
2017):
- Incinerator.
- Sewage Treatment Plant.
- Lima unit pos jaga.
- Kavling Area DPPU.
- Airport Service Maintenance Building.
- GSE Service Maintenance Building.
- Terminal Kargo.
- Gedung Keamanan.
- Airport Catering Service Building.
- Masjid.
- Apron Service Building.
- Fasilitas Penunjang Parkir.
- Dua unit Water Treatment Plant (Bangunan Sumber Air).
- Dua kavling Area Komersial.
- Area Terminal Penumpang VIP.
- Entrance Gate.
- Bangunan Terminal Penumpang.
- Lahan Perkantoran Pemerintahan.
- Kavling Kantor Administrasi Bandar Udara.
- Kavling Kantor BMKG dan Taman Meteo.
- Gedung Administrasi.
- Menara Pengawas.
- Kantin Karyawan.
- Stasiun PKP-PK.
- Poliklinik.
- Area Gardu PLN.
- Power House.
8 7 6 5 4 3 2 1 30 29 28 27 26 25 24
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KETERANGAN:
1. TERMINAL PENUMPANG 11. TERM. KARGO 21. ST. PKP-PK
2. GERBANG MASUK BANDARA 12. CATERING BUILD. 22. GED. RADAR
3. FAS. PENUNJANG PARKIR 13. APRON SERV. BUILD. 23. BANG. SUMBER AIR
4. TEMPAT PERIBADATAN 14. TERM. VIP 24. POWER HOUSE
5. GEDUNG KEAMANAN 15. SERV. ROAD 25. POLIKLINIK
6. GSE SERV. MAINTENANCE 16. AREA KOMERSIAL 26. KANTIN KARYAWAN
7. AIRPORT SERV. MAINTNC. 17. AREA AD. BAN, 27. GED. ADMINISTRASI
8. STP 18. TAMAN METEO 28. KANTOR BMKG
9. INCINERATOR 19. MENARA PENGAWAS 29. AREA PEMERINTAHAN
10. DPPU 20. AIRNAV BUILD. 30. LAPANGAN PARKIR
Gambar 3.24 Tata Letak Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah menurut Studi Desain Kawasan
I. Tata Letak
Dengan demikian, berdasarkan tata letak tersebut, dari arah Barat Daya
menuju arah Timur Laut, maka terdapat 5 pengelompokan fasilitas,
yaitu:
- Zona 1, di ujung area Barat Daya yang merupakan kondisi eksisting.
Diisi fasilitas-fasilitas perumahan dinas.
- Zona 2, diisi Incinerator, dan Sewage Treatment Plant.
- Zona 3, yang diisi oleh mayoritas fasilitas-fasilitas penunjang bisnis
penerbangan, yaitu: DPPU, Airport Service Maintenance Building, GSE
Service Maintenance Building, Terminal Kargo, Gedung Keamanan,
Airport Catering Service Building, Apron Service Building, Water
Treatment Plant.
- Zona 4, yang diisi oleh mayoritas fasilitas-fasilitas publik, yaitu:
Masjid, Fasilitas Penunjang Parkir, Area Komersial, Area Terminal
Penumpang VIP, Entrance Gate, Bangunan Terminal Penumpang.
- Zona 5, yang diisi oleh mayoritas fasilitas-fasilitas penunjang teknis
operasional, yaitu: Area Perkantoran Pemerintahan, Area Kantor
Administrasi Bandar Udara, Area Kantor BMKG dan Taman Meteo,
Gedung Administrasi, Menara Pengawas, Kantin Karyawan, Stasiun
PKP-PK, Poliklinik, Area Gardu PLN, Power House, dan RADAR.
J. Area Transisi
Dengan ILS Precision, maka jarak airstrip dari garis tengah landas pacu
adalah 150 meter. Selanjutnya dengan ketentuan bidang permukaan
transisi 1:7, dan dengan pesawat kritis B 737-900ER (panjang 40,67
meter. Tinggi 12,55 meter), maka ketinggian garis permukaan transisi di
atas titik tertinggi pesawat adalah 12,96 meter. Masih terdapat jarak
sebesar 0,41 meter.
K. Aksesibilitas
Dengan jarak pandang kritis (dalam kasus ini adalah titik terjauh) yaitu
R/W 17 (Gambar 3.25 Jarak Pengamatan), sejauh 1.885 meter, dan
dengan sudut minimal (Gambar 3.26 Sudut Pengamatan) adalah 35’ atau
0
0,55 (JICA: Seminar on Airport Engineering, October 16th 2003), maka
dengan simulasi, diperoleh ketinggian minimal pengamat adalah 50,3
meter MSL. Dengan tinggi pengamat eksisting adalah 35 meter atau 53,2
MSL, maka kondisi eksisting telah memadai.
Menara Pengawas
Jarak pengamatan
’ ’
35 35
Pada arah Barat Laut di antara fasilitas Landas Pacu dan area fasilitas sisi
darat terdapat dua bukit dengan ketinggian 28 meter MSL (di sisi Barat
Daya) dan dengan ketinggian 30 meter MSL (di sisi Timur Laut). Antara
kedua bukit, terdapat jalur akses PKP-PK.
Kedua bukit ini berpotensi sebagai obstacle bagi operasional ILS Presisi
dan pandangan pengamat dari Watch Room Stasiun PKP-PK dan Menara
Pengawas LLU, serta peralatan observasi cuaca.