Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

SKALA PENGUKURAN

Dosen Pembina :

Jane Tahulending, S.Kep., Ns., M.Kes.

Oleh
KELOMPOK V :
Anastacia Doda
Clausewitz Masala
Ningsiati Welo
Luthverina Wattimena
Angelin Lamogia
Anchela Siagian
Oliva Lumenta
Imelda Kembuan
Yolanda Enar
Maharani Rembet

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Nya, Kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik, tanpa mengalami hambatan yang berarti.
Makalah ini dimaksudkan guna untuk meyempurnakan tugas mata kuliah Biostatistik.
Hasil makalah ini berupa pembahasan mengenai Skala Pengukuran.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk


menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai pengertian data, jenis data, skala pengukuran, jenis
pengukuran dan tipe skala pengukuran.

Dengan rampungnya makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.

Manado, 25 September 2019

Kelompok V
BAB I
PENDAHULUAN
I. PENGERTIAN
Penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk
menembus batas-batas ketidaktahuan manusia. Kegiatan penelitian dengan
mengumpulkan dan memproses fakta-fakta yang ada sehingga fakta tersebut dapat
dikomunikasikan oleh peneliti dan hasil-hasilnya dapat dinikmati serta digunakan untuk
kepentingan manusia.

Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah menyusun
alat ukur (instrument) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variable-variabel
penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliable. Valid adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Reliabel adalah
keajegan (konsistensi) alat pengumpul data penelitian. Jenis alat ukur dapat berupa:
1. Wawancara; suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya.
2. Angket (Questionnaire); daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain lalu
bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna dan
lain-lainnya.

Pada umumnya angket memiliki dua fungsi yaitu deskripsi dan pengukuran.
Deskripsi yaitu informasi yang diperoleh melalui angket dapat memberikan gambaran
(deskripsi) tentang karakteristik dari individu atau sekelompok responden. Contohnya
gender, pendidikan, pekerjaan, umur, pendapatan, suku, agama dan lain-lain. Tujuannya
adalah agar peneliti dapat memperoleh keterangan tentang tingkah laku individu atau
sekelompok responden tertentu. Dalam fungsi pengukuran dapat berisi item pertanyaan
tunggal atau lebih (jamak) yang telah dirancang melalui kisi-kisi penelitian untuk
mengukur berbagai gejala. Gejala tersebut dapat berupa pendidikan, pemerintahan,
social, psikologi, ekonomi, bisnis, tingkat rasial, sikap memilih keyakinan dan lain-lain.
Angket memiliki model jawaban yang terbuka dan tertutup. Adapun kelebihan
dan kelemahan kedua model angket sebagai berikut:
Kelebihan model tertutup:
1) Mudah memberikan nilai

2) Gampang pemberian kode

3) Responden tidak perlu menulis

Kelemahan model tertutup:

1) Bagi peneliti: kurang mampu memberikan alternatif jawaban yang relevan kepada
responden
2) Bagi responden: sulit untuk memilih alternative jawaban
Kelebihan model terbuka:
1) Bagi peneliti:

a. Akan mendapat data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena
sudah diasumsikan oleh peneliti
b. Membantu peneliti mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti

2) Bagi responden:

a. Memberikan kebebasan kepada responden untuk menulis jawaban berdasarkan


pendapatnya
b. Mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan yang sesuai dengan keadaan
yang dialaminya
Kelemahan model terbuka:
1) Bagi peneliti: sulit untuk mengelompokkan jawaban-jawaban atau memberkan
kode terhadap jawaban responden
2) Bagi responden: memakan waktu untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan
Syarat-syarat angket yang baik sebagai berikut:
a. Populasi dan sampel
b. Tingkat social ekonomi, latar pendidikan
c. Kejelasan fakta yang akan diteliti
d. Keterjangkauan memperoleh fakta dan data
e. Bagaimana cara angket diadministrasikan
f. Macam-macam dan model jawaban.
g. Berapa lama waktu pembuatan angket.
h. Bagaimana control kita atau kendali yang bias dilakukan.
i. Dalam menyusun pernyataan atau pertanyaan menggunkan pernyataan atau
pertanyaan yang jelas.

Selain itu, alat ukur (instrumen) penelitian harus valid dan reliabel menggunakan
alt ukur baku yang digunakan untuk mengukur berbagai variabel- variabel sosial dan
pisikologi. Instrumen baku tersebut sebagian besar telah digunakan oleh masyarakat
peneliti atau masyarakat ilmian internasioanal termasuk di indonesia karena telah teruji
validitas dan realibitasnya.
II. DATA
a. Arti Data
Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi dan
keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Data
seyogyanya relevan artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah
penelitian. Pengolahan data perlu dikaji secara mendalam hal-hal yang menyangkut
pengolahan data, supaya bisa memilih dan menentukan secar \tepat dalam pengolahan
data.
b. Jenis Data
Data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1). Data
kualitatif yaitu, data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud
pernyataan atau berupa kata-kata. Data ini biasanya bisa didapat dari wawacara dan
bersifat subjektif sebab data tersebut ditafsirkan lin oleh orang yang berbeda.

Data Kuantitatif yaitu, data yang berwujud angka-angka, data ini diperoleh dari
pengurangan langsung maupun dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data
kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuatitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan
semua orang.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Jenis Skala Pengukuran


Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variabel yang akan
diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah
penelitian selanjutnya. Kemudian dijabarkan sebagai berikut:

a. Skala Nominal

Skala nominal yaitu skala yang palaing sederhana disusun menurut jenis
(kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karakteristik dengan karakteristik lainnya. Adapun ciri-ciri skala nominal antara lain:
hasil penghitungan dan tidak dapat dijumpai bilangan pecahan, angka yang tertera
hanya label saja, tidak mempunyai urutan (rangking), tidak mempunyai ukuran baru,
tidak mempunyai nol mutlak. Analisin statistik yang cocok: Uji Bionium, Uji Chi
Kuadrat Satu Sampel, Uji Perubahan Tanda Mc. Nemar, Uji Kuadrat Dua Sampel, Uji
Peluang Fisher, Uji Chochran.
1) Contoh Data Nominal sebenarnya:
a) Jenis Kulit : Hitam , Kuning , Putih , Angka , , ,
hanya sebagai label saja.
b) Suku Daerah: Jawa , Madura , Bugis , Sunda , Batak ,
Minang .
2) Contoh Data Nominal tidak sebenarnya

a) Lulus ujian semester diberi angka , dan tidak lulus ujian semester diberi
angka , angka dan , hanya sebagai label saja.

b) SD , SMP , SMU , dan PT


b. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada renking, diurutkan dari jenjang
yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. Analisin statistik yang
cocok: Uji Kolmogorov Smimov Satu Sampel, Uji Tanda, Uji Median, Uji Mann-
Whitney, Perluasan Uji Median.
Contoh :

1) Mengukur tingkat persentasi kerja

Nilai : I II III IV

Angka : 100 80 75 50

2) Mengukur ranking kelas: I, II, III

3) Mengukur kejuaraan misalnya Juara Liga Indonsia Tahun 1995 Persib ,


Petrokimia, Gresik , dan Pupuk Kaltim .
4) Tingkat senioritas pegawai

5) Keteladanan: tingkat , tingkat , tingkat , dan tingkat


c. Skala Interval
Skala inteval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data
yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Analisis data yang cocok: Uji t (t-test) , Uji
t (t-test) dua sampel, Uji Anova Satu Jalur, Uji Anova Dua Jalur, Uji Korelasi Ganda,
Uji Regresi, dan Uji Regresi Ganda.
Contoh:
1) Mengurutkan : Kualitas Pelayanan, Keadaan persepsi pegawai dan sikap Pimpinan.
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
Sangat Tinggi/Sangat Penting/Sangat Benar 
Tinggi/Penting/Benar ≠
Cukup Tinggi/Cukup Penting/Cukup Benar ÷
Rendah/Kurang Penting/Salah ●
Rendah Sekali/Tidak Penting/Sangat Salah 
Sangat Baik 
Baik ≠
Sedang ÷
Buruk ●
Buruk Sekali 

2) Memperlihatkan jarak (Interval)


Standar nilai mahasiswa untuk mencapai IP:
Huruf: A= 4; B= 3; C=2; D= 3; dan E=0
Nilai Intervalnya:

a) A dengan B → 4 – 3 = 1

b) B dengan D → 3 – 1 = 2

c) A dengan D → 4 – 1 = 3, dan seterusnya.


Nilai Interval A dengan D, interval D dengan C adalah
= (A – C ) + ( C – D ) = (4 – 2) + (2 - 1) = 3

d. Skala Ratio

Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan
mempunyai jarak yang sama. Misalnya umur manusi dan ukuran timbangan kedua tidak
memiliki angka nol negatif, artinya seseorang tidak dapat berumur dibawah nol tahun
dan seseorang harus memiliki timbangan di atas nol pula.
Contoh : berat badan, tinggi pohon, tinggi badan manusia, jarak panjang dan
sebagainya.
II. Tipe Skala Pengukuran
Selain keempat jenis skala pengukuran tersebut, ternyata skala interval yang
sering digunakan untuk mengukur gejala dalam penelitian sosial.
a. Skala Sikap
Bentuk-bentuk skala sikap perlu diketahui dalam melakukan penelitian. Berbagai skala
sikap yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu:
1) Skala likert;
2) Skala Guttman;
3) Skala Defferensial Simantict;
4) Rating Scale; dan
5) Skala Thurstone.
1) Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan dan presepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi. Setiap jawaban dihubungkan dengan
bentuk pernyataan atau dukungan setiap yang diungkapkan sebagai berikut:

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Sangat Setuju (SS) = Sangat Setuju (SS) = 
Setuju (S) =≠ Setuju (S) =≠
Netral (N) =÷ Netral (N) =÷
Tidak Setuju (TS) =● Tidak Setuju (TS) = ●
Sangat Tidak Setuju (STS) =  Sangat Tidak Setuju (STS) = 

 Sangat Puas 
 Puas ≠
 Cukup Puas ÷
 Kurang Puas ●
 Tidak Puas 
 Sangat Tinggi/Sangat Penting/Sangat Benar 
 Tinggi/Penting/Benar ≠
 Cukup Tinggi/Cukup Penting/Cukup Benar ÷
 Rendah/Kurang Penting/Salah ●
 Rendah Sekali/Tidak Penting/Sangat Salah 

 Sangat Baik 
 Baik ≠
 Sedang ÷
 Buruk ●
 Buruk Sekali 

2) Skala Guttman
Skala Guttman merupakanskala kumulatif. Skala Guttman mengukur suatu
dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala guttman disebut juga skala
scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan
sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan attribut. Skala Guttman ialah
skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.
Perbedaan dari skala Likert dengan skala Guttman ialah kalau skala Likert
terdapat jarak (interval). Skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda
dan bisa juga dibuat dalam bentuk checklist.
Contoh :
saudara punya orang tua?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
3) Skala Diferensial Simentik (Semantic Defferensial Scale)
Skala Diferensial Semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian
karakteristik bipolar (dua kutup). Selain itu pada skala perbedaan simantik, responden
diminta untuk menjawab atau memberikan penilaian terhadap suatu konsep atau objektif
tertentu.
4) Rating Scale
Berdasarkan ke-3 skala pengukuran, yaitu: skala Liket; Skala Guttman, dan Skala
Perbedaan Semantik, data yang diperoleh adaah data kualitatif yang dikuantitatifkan.
Sadangkan Rating Scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Dalam model rating scale responden tiodak akan menjawab dari data kualitatif
yang sudah tersedia tersebut, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang
telah tesediakan. Dengan demikian rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja.

III. Skala Thurstone


Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui
dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda. Perbedaan
antara skala thurstone dan skala likert ialah pada skala Thurstone interval yang
panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada skala likert
tidak perlu sama.
Contoh: Merekrut Calon Dosen Administrasi Pendidikan. Tolong pilihlah 5 – 10
pernyataan yang sesuai dengan persepsi saudara.
a) Saya memlilih pekerjaan sebagai dosen karena pekerjaan yang mulia dan terhormat
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
b) Bila saya seorang mahasiswa Administrasi pendidikan, saya akan mengusulkan
agar mahasiswa Administrasi pendidikan memakai sistym simbol tertentu yang
dapat dibanggakan.
c) Saya merasa tersanjung bila saya lebih memiliki kemampuan dalam mengerjakan
sesuatu dari pada menguasai bidang studi saja.
d) apa saja yang bisa dibanggakan oleh seorang dosen; bila gaji hanya pas-pasan,
berangkat mengajar jalan kaki,disamping seiring berhadapan tugas kerjaan dengan
masalah yang rumit dan mahasiswa yang berandal.
e) Senangnya menjadi dosen apabila berhasil mendemonstrasikan pelajaran kepada
mahasiswa yang menghadapi kesulitan di laboraturiu.
f) Sebagai dosen, saya bangga karena dosenlah sebagai pewaris ilmuwan yang
mengajarkan para mahasiswa untuk dipersiapkan menjadi manusia yang tangguh,
berkualitas, kreatif dan profesional untuk mengisi pembangunan bangsa.
g) Semestinya gaji dosen lebih besar dari pada gaji pegawai lain.

h) Apakan perlu dosen berbangga diri atas keberhasilan mahasiswa karena dosen
sendiri sering tidak pernah merasa diawasi oleh rekannya.
i) Sebaiknya dosen membimbing saya dengan sepenuh hati memberikan
keilmuannya, karena jika saya menjadi dosen pembimbing nanti akan mewarisi
ilmunya dan bisa dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman.
j) Jika saya mahasiswa Administarasi Pendidikan, saya akan menyembunyikan
identitas saya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek


Edidi Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Muhidin,Sambas Ali; Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi,
dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia.
Riduwan.2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. 2007.
Bandung: Alfabeta.
Kountur, R. (2006). Statistik Praktis. Jakarta: Victory Jaya Abadi.
Dharmawan, Yudhy. (2006). Biostatistik 1. Semarang: Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
Purnomo. (2012). Bahan Ajar Variabel dan Hipotesis. Semarang : Poltekkes
Kemenkes Semarang.

Anda mungkin juga menyukai