Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Bangunan Publik adalah bangunan yang di peruntukan untuk masyarakat umum yang
identik dengan pusat pelayanan masyarakat, baik yang berkaitan dengan kebutuhan
pemerintahan, perekonomian, keamanan ataupun kebutuhan kebutuhan yang lain. Berbagai
macam jenis bangunan publik, diantaranya bangunan rumah tinggal, fasilitas penginapan,
fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi, fasilitas peribadahan, fasilitas budaya dan hiburan,
fasilitas pemerintahan dan layanan publik, fasilitas kesehatan, serta bangunan komersial.

Bangunan komersil adalah salah-satu bangunan publik. Bangunan jenis ini mewadahi
berbagai fungsi komersial yang direncanakan dan dirancang untuk mendatangkan keuntungan
bagi pemilik maupun pengguna. Beberapa contoh bangunan komersial, yaitu retail,
supermarket, restoran, pertokoan (pakaian, makanan, peralatan elektronik, dll), pusat
perbelanjaan, perkantoran komersial, layanan jasa (service, laundry dll), dan lain sebagainya.

Dari berbagai macam jenis fungsi bangunan komersial saat ini, tempat-tempat seperti
restoran atau kafe dan resto sangatlah populer pada masyarakat kalangan atas maupun
menengah ke bawah. Untuk menunjang keberhasilan fungsinya, perancangan bangunan
komersial dalam hal ini yakni restoran perlu mempertimbangkan beberapa aspek-aspek.
Pertimbangan-pertimbangan aspek tersebut perlu disesuaikan dengan jenis aktifitas komersial
yang diwadahi dalam bangunan tersebut sehingga aspek-aspek di atas bersifat fleksibel.

Dalam perencanaan dan perancangan bangunan komersial berupa restoran perlu dikaji
terlebih dahulu untuk mendapat pertimbangan-pertimbangan dan alternatif-alternatif desain.
Sehingga, mengantarkan pada konsep yang tepat dengan tetap sejalan dengan kreatifitas kita.
Pengumpulan data-data diperoleh dari survei langsung ke salah-satu restoran dan mengambil
beberapa tambahan referensi.

1
BAB II
STUDI BANDING

Lokasi : Restoran Upnormal


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 97 b
Kec. Tamalanrea
Kota Makassar

Berada di kawasan komersial dan mudah dalam mengaksesnya, menjadikan Restoran


Upnormal memiliki lokasi yang strategis.
Fasad bangunan didominasi warna hitam, dengan tulisan berwarna putih terlihat dengan
sangat jelas karena bermain kontras warna.
Terdapat logo berbingkai lingkaran yang mengilustrasikan kopi sebagai ciri khasnya.
Outlet Upnormal didesain mewah dengan menyediakan 251 seats, WiFi gratis, full AC,
banyak colokan listrik yang nyaman digunakan untuk meeting atau mengerjakan tugas.

Lahan parkir yang luas membuat


pengunjung merasa nyaman dan aman
memarkirkan kendaraannya serta tidak
membuat kemacetan atau kepadatan
kendaraan di jalanan sekitarnya.

2
Pada malam hari terlihat sangat indah karena didukung pencahayaan yang ditata. Dengan
begitu kualitas estetika bangunan meningkat. Detail dan elemen arsitektur yang spesifik bisa
ditonjolkan dengan jenis pencahayaan tertentu sehingga objek dalam hal ini berupa nama
restoran dan logonya menjadi dominan dan lebih indah.

Bangunannya mengusung konsep industrial. Konsep ini memang sedang banyak diterapkan
pada desain interior maupun eksterior sebuah hunian, kafe, dan restoran. Konsep unik ini
sebenarnya terinspirasi dari bangunan bekas pabrik di Eropa yang dibangun ulang tanpa
menghil;angkan bentuk aslinya. Terlihat jelas pada sistem bangunan seperti saluran listrik,
ventilasi, dan pendingin udara misalnya yang begitu terekspos. Meminimalisasi proses
finishing terlihat pada dindingnya yang tidak dicat sehingga terlihat kusam namun tetap
cantik. Furniturnya berbahan besi, aluminium, dan kayu menambah kesan industrial yang
lebih menunjukkan warna aslinya.

3
Cahaya pada area indoor memberi kesan tertentu yang berpengaruh pada jiwa manusia.
Cahaya yang diterapkan pada konsep interior restoran ini untuk menenangkan pikiran. Efek
cahaya juga menciptakan kesan lebih luas pada ruangan atau kesan lebih tinggi pada ruangan
yang rendah. Juga baik untuk mengimbangi warna-warna gelap pada dalam interior ruangan.

Bar merupakan sebuah tempat yang menjual berbagai makanan dan minuman. Di bar tersebut
pengunjung dapat duduk santai memesan makanan dan minuman yang diinginkan sambil
berkomunikasi langsung dengan bartender.
Dalam proses perancangan desain bar, area bar sangatlah penting untuk diperhatikan. Hal
penting yang harus dipertimbangkan adalah penataan cahaya atau lighting, lounge, meja dan
kursi. Di dalam ruangan bartender terdapat bar wall tempat penyimpanan minuman dan
berbagai keperluan lain

4
Gambar Denah Restoran Upnormal

Pada lantai dasar terdapat area makan yang dapat menampung 251 kursi. Lantai dasar
diperuntukkan sebagai area publik. Dimana pada area ini berlangsung kegiatan komersil
meliputi pelayanan dan jual beli. Di sinilah terjadi interaksi antara pengunjung dan pelayan.

5
Pada lantai satu diperuntukkan sebagai area semi publik karena terdapat ruang untuk kegiatan
internal dari pihak pengelolah restoran dan terdapat sarana tempat beribadah yang juga dapat
diakses oleh pengunjung. Dengan adanya mushollah dalam kawasan restoran dapat
memberikan kemudahan pengunjung untuk sholat tanpa harus jauh keluar.

Pada lantai dua diperuntukkan sebagai area private karena terdapat kamar-kamar sebagai
ruang pribadi. Adanya kamar tidur khusus manajer dan staf dan memungkinkan sewaktu-
waktu apabila manajer maupun karyawan ini beristirahat sejenak.

6
BAB III
DATA RUANG

A. Data Kebutuhan Ruang

Dalam rancang bangun suatu bangunan, dibutuhkanlah data-data tertentu


untuk memudahkan kita dalam mengetahui kebutuhan ruang. Berikut adalah data-data
kebutuhan ruang Restoran “Warunk Upnormal”.

Luas
Ruang Kapasitas Standar Perhitungan (m) Unit
(m)

2,4 × 215 = 516


Ruang Makan 215
m2
1 671 m2
2,4 m2 Sirkulasi (30%) =
154.8→155
Ruang
N/A N/A N/A N/A N/A
Panggung
0,81 × 4 =
3,24→3,3 m2
Bar 4 0,81 m2 1 4,3 m2
Sirkulasi (30%) =
0,972 → 1 m2
2 × 2,5 = 5 m2
2,5
1 × 0,7 = 0,7
2 kloset, m2/orang
3 × 0,24 = 0,72
1 urinoir, 0,7
Toilet Pria m2 1 8,5 m2
3 m2/urinoir
Sirkulasi =
wastafel 0,24
1.962→ 2 m2
m2/wastafel
Kloset 2,5 4 × 2,5 = 10,0 m2
4 kloset, m2/orang 4 × 0,24 = 0,96
Toilet Wanita 4 Wastafel m2 1 14,3 m2
wastafel 0,24 Sirkulasi (30%) =
m2/wastafel 3,288 →3,3 m2
7,5
Ruang manajer 1 1 × 7,5 = 7,5 m2 1 7,5 m2
m2/orang
Ruang
1,8
Meeting N/A N/A 1 N/A
m2/orang
3 kran 0,4 3 × 0,4 = 1,2 m2
2
wudhu, 9 m /keran 9 × 0,6 = 5,4 m2
Musholla 1 8,6 m2
orang 0,6 Sirkulasi (30%) =
2
m /orang 1,98 → 2 m2
1 kloset, Kloset 2,5 1 × 2,5 m2 = 2,5
4,64 m2
Kamar mandi 1 m2/orang m2
1 → 4,7
karyawan wastafel, Wastafel 1 × 0,24 m2 =
m2
1 bak 0,24 0,24 m2

7
mandi, m2/wastafel 1 × 0,8 m2 = 0,8
Bak Mandi m2
2
0,8 m / Sirkulasi (30%) =
bak 1,062 → 1,1 m2
2
Kamar 2m /
N/A N/A N/A N/A
karyawan orang
3 × 0,25 =
0,25 m /2
0,75 m2 0,975 →
Tangga 3 N/A
orang Sirkulasi (30%) = 1 m2
0,225 m2

Selain data kebutuhan ruang, kita juga memerlukan data hubungan ruang.
Grafik dibawah menunjukkan hubungan antar ruang yang ada pada restorang
“Warunk Upnormal”.

Anda mungkin juga menyukai