Anda di halaman 1dari 27

PENGERTIAN PERMUKIMAN

KBBI daring
Dalam undang-undang Nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan permukiman, yaitu permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian
yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana,
sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Pasal 3, Permukiman
adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang
berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Jadi, pemukiman
adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau
kelompok manusia dan memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi
alam dan sosial kemasyarakatan sekitar.
Permukiman secara fisik tidak terbatas pada tempat tinggal saja,
tetapi merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana lingkungan terstruktur.
Hubungan ini saling mempengaruhi dan dipengaruhi secara terus menerus
dari waktu ke waktu, sehingga terdapat petunjuk dan aturan tentang
penataan lingkungan permukiman. Oleh sebab itu kegiatan manusia pada
lingkungan permukiman mempunyai pola-pola yang mengatur dan menjaga
keseimbangan alam.
Permukiman diartikan sebagai area tanah yang digunakan sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendudukung perikehidupan dan penghidupan, dan merupakan bagian dari
lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun perdesaan.
Pada hakekatnya, permukiman memiliki struktur yang dinamis, setiap saat
dapat berubah dan pada setiap perubahan ciri khas lingkungan memiliki
perbedaan tanggapan. Hal ini terjadi dalam kasus permukiman yang besar,
karena perubahan disertai oleh pertumbuhan (Hammond, 1979 dalam Su
Ritohardoyo 1989).

Pengertian Permukiman menurut para ahli

1.
2. Permukiman merupakan bagian permukaan bumi yang dihuni manusia
yang meliputi pula segala prasarana dan sarana yang menunjang kehidupan
penduduk, yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan
(Sumaatmadja, 1981 dalam Banowati 2006).
3. Permukiman dalam arti sempit adalah mengenai susunan dan penyebaran
bangunan (termasuk rumah-rumah, gedung-gedung, kantor, sekolah, pasar dan
sebagainya). Sedangkan dalam arti luas permukiman yaitu memperhatikan
bangunan-bangunan, jalan-jalan dan pekarangan-pekarangan yang menjadi salah-satu
sumber penghidupan penduduk (Bintarto, 1977).
4. Permukiman secara luas mempunyai arti perihal tempat tinggal atau segala
sesuatu yang berkaitan dengan tempat tinggal dan secara sempit dapat di artikan
sebagai suatu daerah tempat tinggal atau bangunan tempat tinggal. Permukiman
adalah proses memukimi atau proses menempat tinggali (Hadi Sabari Yunus,
1989).
5. Permukiman manusia (human settlement) adalah
semua bentukan atau buatan manusia maupun secara alami dengan segala
perlengkapannya, yang dipergunakan oleh manusia baik secara individu maupun
kelompok untuk bertempat tinggal sementara maupun menetap, dalam rangka
menyelenggarakan kehidupannya (Banowati, 2006).
6. Settlement atau permukiman adalah kelompok-kelompok manusia
berdasarkan satuan tempat tinggal atau kediaman, mencakup fasilitas-fasilitasnya
seperti bangunan rumah, serta jalur jalan yang melayani manusia tersebut (finch,
1957 dalam Su Ritohardoyo 1989).

7.

Menurut Sadana (2014:20) Perbedaan nyata antara permukiman dan


perumahan terletak pada fungsinya. Pada kawasan permukiman,
lingkungan tersebut memiliki fungsi ganda yaitu sebagai tempat tinggal
dan sekaligus tempat mencari nafkah bagi sebagian penghuniannya. Pada
perumahan, lingkungan tersebut hanya berupa sekumpulan rumah yang
berfungsi sebagai tempat tinggal bagi para penghuninya. Fungsi
perumahan hanya sebagai tempat tinggal, dan tidak merangkap sebagai
tempat mencari nafkah.
Dari kegiatan genung berapi.
JENIS DAN TIPE
Menurut Wesnasa (2015:32) mengemukakan tipe permukiman dapat
dibedakan menjadi 2 tipe permukiman.
a. Tipe Permukiman berdasarkan waktu hunian
Ditinjau dari waktu hunian permukiman dapat dibedakan menjadi
permukiman sementara dan permukiman bersifat permanen. Tipe
sementara dapat dihuni hanya bebeerapa hari (rumah tenda penduduk
pengembara), dihuni hanya untuk beberapa bulan (kasus perumahan
peladang berpindah secara musiman), dan hunian hanya untuk
beberapa tahun (kasus perumahan peladang berpisah yang tergantung
kesuburan tanah). Tipe permanen, umumnya dibangun dan dihuni
untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Berdasarrkan tipe ini, sifat
permukiman lebih banyak bersifat permanen. Bangunan fisik rumah
dibangun sedemikian rupa agar penghuninya dape menyelenggarakan
kehidupannya dengan nyaman.
b. Tipe permukiman menurut karakteristik fisik dan nonfisik.
Pada hakekatnya permukiman memiliki struktur yang dinamis, setiap
saat dapat berubah dan pada setiap perubahan ciri khas lingkungan
memiliki perbedaan tanggapan. Hal ini terjadi dalam kasus
permukiman yang besar, karena perubahan disertai oleh pertumbuhan.
Sebagai suatu permukiman yang menjadi semakin besar, secara
mendasar dapat berubah sifat, ukuran , bentuk, rencana, gaya
bangunan, fungsi dan kepentingannya. Jadi jika tempat terisolasi
sepanjang tahun kondisinya relatif tetap sebagai organisme statis suatu
kota besar maupun kecil akan menghindari kemandegan, kota akan
berkembang baik kearah vertikal maupun horizontal, fungsi baru
berkembang dan fungsi lama menghilang, pengalaman sosial dan
transformasi ekonomi mengalami perkembangan pula. Pada akhirnya
terpenting untuk dipertimbangkan bahwa semua permukiman memiliki
jatidiri masing-masing secara khas. Baik tanpa fisik, peranan dan
fungsi, sejarah, arsitektur dan perencanaan jalan pada setiap
permukiman memiliki keunikan sendiri.

POLA DAN BENTUK


Pemgertian Pola Permukiman
Pola Permukiman adalah kekhasan distribusi fenomena permukiman di
dalam ruang atau wilayah, dalam hal ini didalamnya di bahas tentang bentukbentuk
permukiman secara individual dan persebaran dari individu-individu
permukiman dalam kelompok (Yunus, 1989).
Secara garis besar pola persebaran permukiman berbentuk pola
permukiman mengelompok dan pola permukiman menyebar. Pola persebaran
permukiman mengelompok tersusun dari dusun-dusun atau bangunan-bangunan
rumah yang lebih kompak dengan jarak tertentu, sedangkan pola persebaran
permukiman menyebar terdiri dari dusun-dusun datau bangunan-bangunan rumah
yang tersebar dengan jarak tertentu (Hudson F.S dalam Agus Dwi
Martono,1996).

Pengertian pola permukiman dan persebaran (dispersion) permukiman


mempunyai hubungan yang erat. Persebaran permukiman membicarakan hal
dimana terdapat permukiman di suatu daerah. Dengan kata lain persebaran
permukiman berbicara tentang lokasi permukiman. Pola permukiman
membicarakan sifat dari persebaran permukiman tersebut. Dengan kata lain, pola
permukiman adalah susunan persebaran permukiman.
Dalam dimensi permukiman, secara harfiah pola permukiman dapat diartikan
sebagai susunan (model) tempat tinggal suatu daerah. Model dari pengertian- pengertian
permukiman mencakup didalamnya susunan dari pada persebaran permukiman.
Pengertian pola permukiman dan persebaran permukiman memiliki hubungan yang sangat
erat. Persebaran permukiman menekankan pada hal yang terdapat permukiman, dan atau
dimana tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah (Sumaatmadja, 1981 dalam
Banowati 2006).
Persebaran permukiman sangat menentukan terhadap pola permukiman,
dalam hal ini ada tiga variasi persebaran yaitu (1) Mengelompok (clustered),
apabila permukiman-permukiman tersebut cenderung berkelompok pada satu
atau dua bagian tempat, (2) Acak (Random), apabila tidak ada susunan tertentu
pada sebuah persebaran, (3) Seragam (Uniform), apabila permukiman
permukiman tersebut jaraknya sama atau sama jauhnya dengan tetangganya.
Salah satu cara untuk mengukur pola permukiman sapat menggunakan
model analisis tetangga terdekat (nearest neighbor analysis) yaitu dengan
menghitung besarnya parameter tetangga terdekat. Untuk mengetahui apakah
pola permukiman yang dianalisis termasuk mengelompok, acak atau seragam,
nilai hasil perhitungan dibandingkan dengan continuum (rangkaian kesatuan)
nilai parameter tetangga terdekat (T) untuk masing-masing pola, sehingga dapat
diketahui apakah pola yang terbentuk berupa pola mengelompok, pola acak
(random), atau pola seragam.

Gambar 1. Jenis Pola Persebaran (Bintarto dan Surastopo, 1979).

Apabila nilai T = 0, maka pola permukiman tersebut adalah mengelompok.


Apabila nilai T = 1,0, maka pola permukiman tersebut adalah random atau acak.
Sedangkan apabila nilai T = 2,15, maka pola permukiman tersebut adalah
seragam.

Macam-macam pola permukiman.


a. Sub Kelompok Komunitas
Pola permukiman tipe ini berbentuk cluster, terdiri dari beberapa unit
atau kelompok unit hunian, memusat pada ruang-ruang penting, seperti
penjemuran, ruang terbuka umum, masjid dan sebagainya.
b. Face to face
Pola permukiman tipe ini berbentuk linier, antara unit-unit hunian
sepanjang permukiman dan secara linier terdapat perletakan pusat
aktivitas yaitu tambatan perahu atau dermaga, ruang penjemuran, pasar
dan sebagainya.
Struktur Ruang
Dimensi ruang, orientasi dan hubungan antar ruang adalah model tata
ruang permukiman.
a. Linier
Pola permukiman bentuk ini adalah suatu pola sederhana dengan
peletakan unit-unit permukiman (rumah, fasum, fasos dan sebagainya)
secara terus menerus pada tepi sungai dan jalan. Pada pola ini
kepadatan tinggi, dan kecenderungan ekspansi permukiman dan mixed
use function penggunaan lahan beragam.
b. Clustered
Pada pola ini berkembang dengan adanya kebutuhan lahan dan
penyebaran unit-unit permukiman telah mulai timbul. Kecenderungan
pola ini mengarah pada pengelompokkan unit permukiman terhadap
suatu yang dianggap memiliki nilai ”penting” atau pengikat kelompok
seperti ruang terbuka komunal dalam melakukan aktivitas bersama.

c. Kombinasi
Pola ini merupakan suatu kombinasi antara kedua pola di atas
menunjukkan bahwa selain ada pertumbuhan juga menggambarkan
adanya ekspansi ruang untuk kepentingan lain (pengembangan usaha
dan sebagainya). Pola ini menunjukkan adanya gradasi dari intensitas
lahan dan hirarki ruang mikro secara umum.
Pola dan Tata Letak Permukiman
1. Pola Mengelompok
Pada pola mengelompok ini daerah permukiman cenderung tumbuh secara
mengelompok pada pusat kegiatan. Perumahan tumbuh secara tidak
terencana dan menyebabkan keseimbangan alam terganggu. Jika
pertumbuhannya tidak terkendali, maka daerah dekat pusat kegiatan menjadi
padat dan kemungkinan terjadi daerah kumuh. Adapun pola tersebut terbagi
menjadi daerah pantai, danau, daerah aliran sungai (DAS) dan di daerah
muara.
2. Pola Menyebar
Pada pola ini daerah permukimannya tumbuh tersebar, sehingga jangkauan
fasilitas umumnya sulit, tidak merata. Biasanya berada di daerah-daerah
seperti sungai, pantai dan danau.
3. Pola Memanjang
Daerah permukimannya tumbuh cenderung mengikuti tepian-tepian sungai,
pantai, dan danau. Sehingga terbentuk permukiman linier, di sepanjang
tepian. Jika pertumbuhan permukiman ini tidak terkendali maka kelestarian
sumber daya yang ada di daerah tepian tersebut akan terancam.
Dibawah ini dapat dilihat pola dan tata letak pola permukiman dengan
gambar-gambar dibawah ini :

a. Pola Mengelompok
Sebagai contoh adalah daerah di tepi pantai atau danau, jarak antara
perumahan dan tepi pantai di tanami pohon agar kelestarian terjaga.
Pada pola ini dapat terlihat adanya pemerataan fasilitas umum.
Sedang pada daerah muara, perumahan mengelompok di muara sungai.
Kegiatan MCK terjadi di sepanjang sungai. Adapun arah
pengembangannya adalah menghindari pengembangan perumahan ke
arah pinggir sungai. Terdapat pohon pelindung untuk menjaga
kelestarian sungai. MCK di tarik ke arah darat. Seperti terlihat seperti
sketsa di bawah ini.
b. Pola Menyebar
Pada pola ini perumahan menyebar jauh dari fasilitas, adapun arah
pengembangannya adalah dikelompokkan agar jangkauan fasilitas
terpenuhi. Sedangkan pengembangan perumahan cenderung diarahkan
ke darat. Seperti gambar di bawah ini :

c. Pola Memanjang
Pola ini menimbulkan gangguan keseimbangan alam. Adapun arah
pengembangannya dikelompokkan agar fasilitas umum murah dan
terjangkau. Terdapat jarak antara perumahan dengan sungai, seperti
gambar berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai