Anda di halaman 1dari 6

Manifestasi Klinik Pneumonia

a. Pneumonia Pneumokok
Gejala bersifat akut, penderita merasa badannya panas dingin disertai menggigil dan
disusul dengan peningkatan panas badan 40°C. Panas badan meninggi pada pagi dan
sore hari, atau mempunyai variasi diurnal, batuk-batuk terdapat pada 75%, batuk
disertai dahak berwarnaa merah coklat (sputaruva), kadang-kadang berwarna hijau dan
purulen. Dapat pula batuk disertai darah yang bervariasi dari sedikit sampai banyak.
Nyeri dada atau nyeri pleuritik dirasakan waktu menarik nafas dalam (pleuritik pain).
Gejala lain yang sering dikeluhkan ialah mialgia terutama didaerah lengan, tungkai dan
herpes labialis dijumpai pada 10% penderita.
b. Pneumonia Streptokok
Pneumonia streptokok timbul mendadak, disertai menggigil, panas badan meningkat
dan batuk yang banyak mengeluarkan dahak. Pada penderita pneumonia streptokok
sering dijumpai batuk darah (hemoptoe) serta nyeri dada
c. Pneumonia Stafilokok
- Gejala yang timbul akibat pneumonia stafilokok tidaak mendadak, terutama pada
penderita yang berada diluar rumah sakit, terjadi setelah penderita mengalami infeksi
virus influenza.
- Panas badan tidak konstan, dirasakan naik turun dan timbul diluar serangan.
- Penderita mengalami serangan neuritik, menggigil, batuk yang produktif dengan dahak
yang purulen blood streak. Pada sebagian kecil penderita terdapat batuk darah.
- Pada penderita rawat inap, infeksi sekunder oleh stafilokok biasanya timbul mendadak.
Gejala yang menonjol adalah panas dingin, menggigil, sesak nafas dan sianosis. Dapat
pula disertai nyeri dada yang ringan.
- Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita tampak sakit keras, takipnea, takikardi.
Keluhan nyeri dada bersifat setempat atau nyeri bertambah bila bernafas dalam. Ronki
basah halus yang disertai satu atau lebih daerah yang redup dan kadang-kadang bising
gesek pleura. Pada kasus kasus yang berat dapat dijumpai sianosis.
d. Pneumonia Klebsiela atau Friedlanders’s
Klebsiela pneumonia merupakan 2% dari keseluruhan penderita pneumonia bakteri
yang dirawat dirumah sakit. Timbul nyeri mendadak dan disertai panas badan, batuk-
batuk dan nyeri dada. Pada sebagian kecil penderita menunjukkan batuk produktif
dengan riak kental, seperti gelatin dan berwarna merah. Kebanyakan penderita
mengeluarkan riak kental, berwarna hijau, purulen dan kadang-kadang dengan bercak
darah atau batuk darah profus. Penderita tampak sakit, disertai sesak berat, takipneu,
sianosis dan hipotensi. Disertai tanda-tanda dari konsolidasi.

Diagnosis Pneumonia

a. Pneumonia Pneumokok
 Diagnosis Fisik
Pada inspeksi, penderita tampak sangat sakit, berkeringat, panas dingin,
menggigil. Oleh karena nyeri dada, maka penderita berusaha memfiksir
hemotoraks yang sakit, gerakan pernafasan pada bagian yang sakit tertinggal.
Pada palpasi didapatkan fremitus raba meningkat di sisi yang sakit. Perkusi di
daerah sakit didapatkan redup dan pada auskultassi didapatkan suara nafas
bronchial, ronki basah halus, bronkofoni, whispered pectoriloquoy. Kadang-
kadang terdengar bising gesek pleura. Distensi abdomen dijumpai, terutama bila
ada konsolidasi dari lobus bawah dan keadaan ini pelu dibedakan dari kolesistitis
atau peritonitis akut akibat perforasi.
 Laboratorium
Pada pemeriksaan sputum didapatkan banyak sel PMN, diplokokus gram positif
yang berbentuk lancet. Jumlah leukosit meningkat 10.000-30.000/mm3, namun
20% dari penpenderita tidak dijumpai lekositosis. Bila jumlah lekosit kurang dari
3.000/mm3, maka prognosanya jelek. Hitung jenis shift to the left dan LED selalu
tinggi. Bilirubin direk dan indirek nik oleh karena pemecahan sel darah merah
yang terkumpul dalam alveoli dan disfungsi hepar oleh karena hipoksia.
 Radiologis
Terdapat banyangan kesuraman yang homogeny pada satu lobus atau lebih.
b. Pneumonia Streptokok
 Radiologis
Pada pemeriksaan radiologis terdapat gambaran satu atau dua focus
pneumonia.
 Laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan lekosit yang meningkat dengan jumlah
PMN matur dan immature yang lebih banyak dari normal.
Diperlukan pengecatan gram pada sputum guna memperoleh:
- Kokus gram positif
- Sel PMN
- Lekosit
Untuk mendapatkan pemberian antibiotic yang tepat perlu dilakukan kultur
sputum dan uji kepekaan kuman.
c. Pneumonia Stafilokok
 Laboratorium
Pengecatan gram:
Pengecatan gram pada dahak diperlukan guna melihat sel lekosit PMN, kokus
intraseluler dan ekstraseluler.
Kultur sputum:
Pada kultur sputum dengan media agar darah, bila ada Stafilokok hemolitik akan
terlihat yellow pigmented colonies dalam 24 jam.
Kultur darah:
Pada kultur darah sering kali negative. Pada bayi, insiden bakteremia tinggi dan
pada pemeriksaan darah tampak lekosit meningkat dengan PMN yang dominan.
Bila lekosit menignkat sampai 20.000/mm3 pertanda prognosis jelek.
 Radiologis
Gambaran radiologis pada foto toraks PA yang khas ialah terdapat konsolidasi
pada lobus, lobules atau segmen dari satu atau lebih lobus paru. Terlihat patchy
infiltrate pada parenkim paru dengan gambaran infiltrasi kasar pada beberapa
tempat di paru sehingga menyerupai bronkopneumonia. Pada foto toraks
mungkin disertai gambaran yang menunjukkan ada cairan di pleura atau fisura
interlober.
Terlihat pula single atau multiple radiolucencies pada daerah terdapatnya
infiltrate. Pada bayi sering terjadi pneumatocele dan pada orang dewasa sering
terjadi abses, tetapi dengan pengobatan yang cepat dan tepat keduanya dapat
menghilang secara spontan.
d. Pneumonia Klebsiela atau Friedlanders’s
 Laboratorium
Pada pengecatan gram ditemukan PMN dan kokus gram negative. Jumlah
lekosit bervariasi, umumnya normal.
Predileksi pneumonia Klebsiela pada lobus bwah dan segmen posterior dari
lobus atas.
 Radiologis
Tampak adanya konsolidasi massif pada paru dengan fissure interlobaris yang
cembung ke arah lobus yang sehat. Hamper 25-50% kasus terdapat satu atau
lebih abses yang tidak tampak dengan jelas pada pemeriksaan fisik atau
radiologis.

Penatalaksanaan Pneumonia

a. Pneumonia Pneumokok
Obat pilihan ialah penicillin dengan dosis 300.000-600.000 U dalam bentuk penicillin
prokain, diberikan 1-2 kali sehari selama 7-10 hari atau 300.000 U aquaeos sodium
penicillin 2-4 kali/hari. Tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung bahwa penisilin
dosis tinggi dapat mempercepat penyembuhan. Penisilin per oral dalam bantuk tablet
atau kapusl dapat diberikan dengan dosis 4 dd 250mg. dapat juga dipakai eritromisin,
kloramfenikol, tetrasiklin, linkomisin, sefalotin.
Oksigen dapat diberikan melalui kateter nasal atau masker pada penderita dengan
pneumonia yang luas disertai sianosis. Observasi tekanan darah, respirasi dan denyut
jantung perlu dilakukan terus menerus karena hipotensi merupakan tanda hipoksia berat
bakteriemia.
Hati-hati dengan pemakaian vasopresor karena dapat menambah vasokonstriksi
dengan akibat terjadinya penurunan aliran darah ke arteria koroner dan otak.
b. Pneumonia Streptokok
- Penisilin prokain G adalah obat pilihan dengan dosis 600.000 U 2 kali/hari, tetapi bila
penyebab penyakit suatu kuman anaerob Stretokok yang resisten, maka dibutuhkan 3-6
juta per hari. Sedangkan obat pilihan untuk kuman ini adalah klindamisin.
-. Dapat juga dipakai sefalosporin generasi I dan linkomisin.
- Bila kuman penyebab adalah grup B, C, atau G, maka perlu dilakukan studi in vitro.
c. Pneumonia Stafilokok
Mortalitas yang disebabkan oleh pneumonia Stafilokok kira-kira 15-50% dan biasanya
mortalitas ini tergantung pada:
a) Virulensi kuman penyebab
b) Daya tahan tubuh
c) Berat ringan penyakit dasar
Lebih dari 50% kasus pneumonia yang didapat di luar rumah sakit atau non
hospitalization acquired pneumonia resisten dengan penisilin G. Oleh karena itu dosis
penisilin G yang dianjurkan 3,6-20 juta U per hari diberikan secara i.m atau i.v. Bila telah
resisten terhadap penisilin dapat diberi:

 Kloksasilin: 4-8 gram/hari


Ampisilin yang merupakan derivate dari penisilin tidak boleh diberikan bila telah
terjadi resisten terhadap penisilin, karena keduanya dapat dirusak oleh enzim
penisilinase.
 Linkomisin: 2,4-2,8 g/hari i.v.
 Klindamisin: 1,2 g/hari
 Vankomisin:
Seluruh stafilokok peka secara in vitro. Pemberian i.v, kerugian sering terjadi
flebitis (50%) juga dapat terjadi rash, panas dan nefrotoksik. Dosis: 2-3 gram/24
jam, dapat diberikan tiap 6 jam.
 Kanamisin:
Anti Stafilokok. nefrotoksik dan ototoksik. Dosis: 1,5-2 gram/hari dengan dosis
maksimum 14-20 gram untuk orang dewasa. Dosis total 10 gram/hari dapat
mengurangi kerusakan pada ginjal dan N. VIII.
 Basitrasin:
Pada bayi dan anak kecil lebih rendah toksisitasnya. Pemberian i.m/intratekal.
d. Pneumonia Klebsiela atau Friedlanders’s
- Harus diberikan dengan segera dan secara intensif, karena keterlambatan pengobatan
dapat meningkatkan mortalitas sampai 20%.
- Pada pengobatan in vitro ternyata Klebsiela peka terhadap:
 Streptomisin, dengan dosis 2 g/hari
 Tetrasiklin dan kloramfenikol dengan dosis yang sama yaitu 2g/hari
-Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosid merupakan terapi utama pada
pneumonia Klebsiela.
-Bila ada hipoksia: berikan oksigen; bila ada anemi: koreksi anemi
-Keluhan sesak nafas akibat secret yang kental dan penyempitan saluran nafas dapat
dikurangi dengan mengencerkan dahak serta pemberian bronkodilator.

Anda mungkin juga menyukai