JUVENILE RHEUMATOID
ARHTRITIS
JOERDY PUTRA PANANNANGAN
PEMBIMBING : DR. HJ. SUKARTINI, SP. A
KASUS
Identitas Pasien
• Nama : An. NAP
• Usia : 6 Tahun 5 bulan (14 November 2014)
• Agama : Islam
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Gerilya Samarinda
• Masuk Rumah Sakit pada tanggal 30 April 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
• Orangtua pasien membawa anak ke Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie dengan nyeri
pada kedua lutut sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pada lutut
menyebabkan anak kesulitan untuk berjalan. Anak putus berobat 1 bulan yang lalu
Keluhan disertai dengan lebam-lebam di kaki. Pasien juga batuk dan pilek.
Riwayat Penyakit Dahulu
• alergi (-), sebelumnya anak pernah terdiagnosis juvenile rheumatoid arthritis sehingga
anak harus mengonsumsi obat secara teratur.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Penyakit/gejala serupa (-), alergi (-)
Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat Imunisasi
• BB Lahir : 3700 gram
• Pasien menerima imunisasi lengkap. • PB Lahir : 49 cm
• BB Sekarang: 23 kg
• PB Sekarang : 117 cm
• Tengkurap : Lupa
• Duduk : Lupa
• Berdiri : 12 bulan
• Berjalan : 18 bulan
• Berbicara : Lupa
PEMERIKSAAN FISIK
Hemoglobin 12,3 g/dL 14,0 – 18,0 g/dL Kreatinin 0,6 mg/dL 0,7 – 1,2 mg/dL
MCHC 33,9 g/dL 33,0 – 37,0 g/dL SGPT 15 U/L <41 U/L
Negatif: 0 – 138
Kalium 4,2 mmol/L 3,6 – 5,5 mmol/L
Moderate positive: 139 –
Anti DS DNA 3,7 units/ml
370,4
Klorida 105 mmol/L 98-108 mmol/L
Strong positive: ≥ 370,5
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
30/04/2021 Pasien merasakan nyeri KU: lemah JRA + HSP Metilprednisolon 4 mg P.O 2-2-
pada lutut selama Kesadaran: CM, GCS: 15 1
seminggu terakhir. Putus
Cek ANA test, Anti DS test,
Skala nyeri: 4
minum obat 1 bulan lalu
factor rheumatoid.
TD: 105/68 mmHg
RR: 20x/menit
N: 90 x/menit
T: 36,3°C
1/5/2021 Nyeri pada lutut dan kaki KU: sedang JRA Metilprednisolon 4 mg P.O 2-2-1
Tidak ada demam Kesadaran: CM, GCS: 15 dd HSP Calc 1 x ½ tab P.O
RR: 20 x/menit
N: 86 x/menit
T: 36,2°C
2/5/2021 Nyeri pada lutut dan kaki KU: sedang JRA Metilprednisolon 4 mg P.O 2-2-1
Tidak ada demam Kesadaran: CM, GCS: 15 dd HSP Calc 1 x ½ tab P.O
RR: 20 x/menit
N: 86 x/menit
T: 36,2°C
3/5/2021 Nyeri pada lutut dan kaki KU: baik JRA Metilprednisolon 4 mg P.O 2-2-1
berkurang
Kesadaran: CM, GCS: 15 ISPA Calc 1 x ½ tab P.O
Gatal-gatal pada kaki dan
Skala nyeri: 2 (nyeri ringan) Eritromisin syr 3 x 1 ½ cth
tangan
TD: 100/70 mmHg Puyer CM 2,4 mg + N-asetilsistein
Batuk-batuk
RR: 20 x/menit 200 mg
T: 36,6°C
4/5/2021 Nyeri pada lutut dan kaki KU: baik JRA Metilprednisolon 4 mg P.O 2-2-1
T: 36,7°C
5/5/2021 Nyeri pada lutut dan KU: baik JRA Metilprednisolon 4 mg
kaki berkurang Kesadaran: CM, ISPA P.O 2-2-1
N: 92 x/menit P.O
T: 36,6°C
TINJAUAN PUSTAKA
• Definisi
Penyakit reumatik merupakan sekelompok penyakit yang sebelumnya dikenal sebagai
penyakit jaringan ikat. Kelompok penyakit ini terdiri dari berbagai penyakit yang sangat
banyak jumlah dan jenisnya yang ditandai dengan artritis sendi yang mempunyai
penampilan klinik dan penyebab yang berbeda. Berhubungan dengan respon spesifik tubuh
yang didasari oleh pathogenesis imunoinflamatorius, dan diaktivasi oleh kontak dengan
antigen.
KLASIFIKASI
sebagai:
d. spondilitis angkilosis
e. artritis psoriatik
Definite
• Artritis idiopatik juvenil menurut (ILAR): probable
Oligoartritis Oligoartritis
Oligoartritis extended persisten
extended
Artritis lain
Penyakit ini terdapat pada semua ras dan area geografik, namun insidensinya di seluruh
dunia berbeda-beda. Insidensi artritis kronik bervariasi antara 2 sampai 20 per 100.000.
Artritis kronik pada anak biasanya bermula sebelum usia 16 tahun. Namun usia onset juga
dapat lebih awal, dengan frekuensi tertinggi antara usia 1-3 tahun, meskipun juga
tergantung pada tipe onset. Jenis kelamin perempuan lebih sering terkena daripada laki-laki
dan rasio tergantung pula pada tipe onset
PATOGENESIS
• Gejala klinis utama yang terlihat secara obyektif adalah artritis, dimana sendi yang
terkena teraba hangat dan biasanya tidak terlihat eritema. Secara klinis artritis ditentukan
dengan menemukan salah satu dari gejala pembengkakan atau efusi sendi; atau dengan
menemukan paling sedikit 2 gejala inflamasi sendi, yaitu Gerakan sendi yang terbatas,
nyeri atau sakit pada pergerakan dan panas
• Gejala klinis lain yang dapat terlihat adalah berupa tenosynovitis, yang biasanya terjadi
pada pembungkus tendon ekstensor dari dorsum manus, pembungkus tendon ekstensor
dari dorsum pedis, tendon tibia posterior, tendon peroneus longus dan brevis di sekitar
pergelangan kaki
EVALUASI KLINIS DAN LABORATORIUM
• Rasa cemas, takut, dan penolakan terus • Demam dan ruam merupakan ciri JRA
mempengaruhi ekspresi nyeri mereka bentuk sistemik
Laboratorium Pencitraan
• Adanya autoantibodi, khususnya antibody • Radiologi polos biasanya normal pada
antinukleus (ANA) dan rheumatoid factor penyakit dini atau ringan, tetapi
(RF), tidak spesifik untuk tipe JRA tertentu.
berkurangnya tulang rawan, osteoporosis
• Cairan synovium pada JRA biasanya adalah periarticular, erosi, sclerosis, subkondral
eksudat inflamatorik dengan hitung sel darah lusen, dan deformitas dapat ditemukan
putih 10.000 sampai 50.000 sel/µL, terutama pada penyakit yang telah lama atau berat.
neutrophil, dan beberapa sel darah merah
TATALAKSANA
respon tidak adekuat setelah 8 minggu • Protocol yang diberikan dapat terdiri dari single pulse
dengan jarak 1 bulan dengan pulse berikutnya, atau 3
pemberian (dosis maksimum 30 mg/m2).
pulse diberikan berurutan dalam 3 hari dalam 1 bulan,
Lama pengobatan yang dianggap adekuat
atau 3 pulse diberikan secara berselang hari dalam 1
adalah 6 bulan bulan.
Nutrisi dan Latihan fisik
• Nutrisi dan vitamin suplemen (vitamin D
dan asam folat) menjadi aspek penting
dalam penatalaksanaan jangka Panjang
• Latihan fisik bertujuan untuk
meminimalisasi nyeri, menjaga dan
mengembalikan fungsi dan mencegah
deformitas dan disabilitas
KOMPLIKASI
• Sebagian besar penderita JRA (70-90%) sembuh tanpa kecacatan yang berarti, hanya
10% diantaranya yang membawa cacat sampai dewasa.
• Angka kematian yang terjadi kemudian pada JRA sedikit rendah (2-4%)
PEMBAHASAN
(Anamnesis)
- Pasien pertama kali mengalami nyeri pada lutut
- Gejala awal : sendi yang terkena teraba terutama pada saat berjalan
hangat dan biasanya tidak terlihat - Merasakan nyeri di daerah sendi ekstermitas
eritema. Gerakan sendi yang terbatas, (lutut)
nyeri atau sakit pada pergerakan dan - Terdapat lebam-lebam pada kulit
panas - Tidak ada demam pada anak
- Pada tipe sistemik, ditandai oleh demam
intermiten dengan puncak tunggal atau
ganda lebih dari 39°C selama dua
minggu atau lebih, artritis, dan biasanya
disertai kelainan sistemik lain berupa
ruam rheumatoid linier di tubuh atau
ekstremitas, serta kelainan visceral
(hepatosplenomegaly, serositis,
limfadenopati)
Bila kriteria diagnosis menurut ACR sebagaimana tercantum di
bawah ini, yaitu
Artritis pada satu sendi atau lebih yang ditandai oleh bengkak atau
efusi sendi, atau oleh dua dari gejala kelainan sendi berikut:
gerakan sendi terbatas, nyeri atau sakit pada gerakan sendi,
Tanda vital
dan peningkatan suhu di daerah sendi.
Frekuensi nadi : 92 kali/menit
Lama sakit lebih dari 6 minggu. Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,6 0C
Jenis onset penyakit setelah 6 bulan diklasifikasikan sebagai: Tekanan darah : 100/60 mmHg
a. pausiartikular (oligoartritis): 4 sendi atau kurang
- Ekstremitas
b. poliartritis (5 sendi atau lebih), FR negatif
Atas : Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik, nyeri pada lutut terutama
c. poliartritis (5 sendi atau lebih), FR positif
saat berjalan
d. spondilitis angkilosis Bawah : Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik, nyeri pada lutut
e. artritis psoriatik terutama saat berjalan