Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS YANG BENAR MENURUT KAIDAH BAHASA

INDONESIA

Kelas : 1A

Disusun oleh :
1. Leli
NIM :
2. Leyla
NIM :
3. Lucia
NIM :
4. Fahmi
NIM :
5. Meilia
NIM :

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA


FAKULTAS D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
1.4 Kesimpulan
1.5 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari allah swt. Selain itu, kami juga
merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun
islam. Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah BAHASA INDONESIA. Kami juga menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun stuktur penulisannya, oleh
kareana itu kami sangat mengharapakan kritik dan saran positif untuk perbaikan
dikemudian hari.
Dengan demikian, semoga makalahini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca dan khususnya bagi kitaa semua .

Bekasi, 16 Agustus 2019

Penyusun ( kelompok 4 )
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian


atau pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang biasa disebut juga dengan
Karya Tulis Akhir atau Karya Tulis Ilmiah.

Terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa
ilmiah, seperti penggunaan ejaan dan tata bahasa Indonesia baku. Kaidah ejaan bahasa
Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Sementara tata bahasa Indonesia yang baku yaitu penggunaan kata, kalimat, dan
paragraf yang sesuai dengan kaidah baku. Sesuai dengan ragam bahasanya, aturan-
aturan ini mengikat penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah.

Dalam konteks penulisan karya ilmiah, bahasa Indonesia yang tepat untuk dipakai
adalah ragam (laras) bahasa tulis ilmiah (Basuki, 2002), yakni perpaduan ragam
bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Pembuatan karya tulis yang dilakukan oleh mahasiswa kadang tidak disertai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik. Maka dari itu, rumusan masalah yang akan
dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana ciri penggunaan bahasa ilmiah dalam
karya tulis yang baik dan bagaimana implementasi penggunaan tata bahasa Indonesia
pada artikel ilmiah?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara penulisan karya tulis
yang baik dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia. Serta, makalah ini diharapkan
dapat membantu untuk memiliki gambaran mengenai bagaimana penulisan yang
benar menurut kaidah bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Penulisan Huruf

Pada bagian ini akan dideskripsikan kaidah yang berlaku mengenai pemakaian huruf
dalam bahasa Indonesia, seperti pemakaian huruf kapital dan huruf miring.

2. Huruf Kapital

Huruf kapital sering diganti dengan huruf besar. Huruf ini dipakai sebagai huruf
pertama:

 kata pada awal kalimat.


 petikan langsung (yang utuh).
 dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
 nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang
(Maharaja Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Abdullah).
 nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang (Presiden Ir. Joko
Widodo) , Jenderal Tito Karnavian).
 nama orang,nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
 nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.
 nama khas dalam geografi.
 nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi.
 nama semua kata dalam judul buku, majalah, surat kabar, kecuali kata
partikel, seperti di, ke, dari, untuk, yang, dan yang tidak terletak pada posisi
awal.
 singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
 kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, adik dan paman
yang dipakai sebagai kata ganti sapaan.

3. Huruf Miring

Huruf miring adalah huruf yang posisinya dimiringkan dalam cetakan. Huruf miring
dipakai untuk:

 menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan.

Contoh: Dia membaca berita itu dari Koran Sindo.

 menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata.

Contoh: Seluruh mahasiswa diwajibkan menghadiri acara tersebut.


 menuliskan kata atau ungkapan asing, kata nama ilmiah, kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.

Contoh: Hari-harinya penuh dengan kegiatan menggunakan sosial media.

4. Penulisan Kata

Kaidah penulisan kata meliputi kaidah penggabungan kata, penulisan kata ganti kau,
ku, mu, dan nya serta kata depan di, ke dan dari, kata turunan, serta singkatan dan
akronim.

5. Gabungan Kata

Gabungan kata termasuk istilah khusus yang dapat menimbulkan kesalahan


pengertian bisa diberi tanda hubung untuk menegaskan pertaliannya.

 Contoh: alat pandang-dengar


Buku sejarah-lama (sebagai imbangan buku sejarah- moderen).

6. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya.

Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

(1) a. Ketidakjujuran tidak kusukai.

b. Ketidakjujuran tidak aku sukai.

(2) a. Lawan harus kau kalahkan dengan cara yang sportif.

b. Lawan harus engkau kalahkan dengan cara yang sportif.

(3) a. Aku tahu, buku itu milikmu.

b. Aku tahu, buku itu milik kamu.

7.Kata Turunan

Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran
kata-kata itu ditulis serangkai.

Contoh: (1) tidak adil + ke-an ....................... ketidakadilan

Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘tiap’, dan ‘demi’ ditulis terpisah.

Contoh: (1) a.Mereka masuk satu per satu.

b. Mereka masuk satu persatu


(2) a. Harganya Rp 3.000,00 per helai.

b. Harganya Rp 3.000,00 perhelai.

8.Singkatan dan Akronim

Singkatan merupakan hasil menyingkat(memendekkan), berupa huruf atau gabungan


huruf(misalnya DPR, KKN, Yth., dan sebagainya., dan hlm.) ; kependekan;
ringkasan. (KBBI)

Singkatan dibagi menjadi:

 Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik (.).

Contoh: M. Amin, Drs., Prof., Kol.

 Singkatan yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital

dan tidak diikuti dengan tanda titik (.).

Contoh: MPR

 Singkatan umum terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik.

Contoh: dst., dsb., dkk., dto.

Akronim adalah singkatan yang terdiri atas gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, atau gabungan huruf dan suku kata yang diperlakukan sebagai kata, seperti:

Contoh: ABRI, PASI, SIM, Akabri, Bappenas.

 Akronim yang bukan nama diri/lembaga ditulis sebagai berikut:

Contoh: pemilu, rapim, tilang.

9.Kaidah Morfologi (Pembentukan Kata).

 2.1 Kaidah Kata Imbuhan

Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan (afiksasi).
Imbuhan atau afiks adalah satuan bahasa yang sering digunakan dalam bentuk dasar
untuk menghasilkan suatu kata. Hasil dari proses pengimbuhan itulah yang kemudian
membentuk kata baru yang disebut dengan kata berimbuhan.

Imbuhan dalam bahasa Indonesia jumlahnya bermacam-macam. Secara garis besar


imbuhan tersebut dibagi ke dalam empat jenis yaitu: prefiks, infiks, sufiks, dan
konfiks. Prefiks atau awalan merupakan imbuhan yang dikaitkan di depan bentuk
dasar.
Contoh:

me(N)- → membaca, menulis, menyapa

ber- → berjalan, berbicara, bermalam

di- → dibaca, ditulis, disapa

10.Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/


penulisnya dengan baik sehingga pendengar/ pembaca akan menangkap gagasan di
balik kalimat tersebut dengan tepat. Karena tujuan seseorang menulis adalah
mengkomunikasikan gagasan yang dimilikinya, kalimat efektif merupakan sarana
yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam kegiatan menulis, populer maupun
ilmiah, laporan maupun artikel, kalimat yang digunakan berupa kalimat efektif.
Menurut Gorys Keraf (1993) syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut.

 Kesatuan Gagasan

Kesatuan gagasan mengacu pada bagaimana perilaku fungsi-fungsi kalimat dalam


satu kalimat.Syarat utama untuk membentuk sebuah kalimat lengkap adalah adanya
fungsi subjek dan predikat. Jika dirasa perlu, fungsi-fungsi ini dapat ditambahkan dan
diperluas dengan fungsi lainnya.

Contoh:

a. Pada pembiayaan mudhabarah tidak berpartisipasi dalam manajemen bisnis yang


dibiayainya. Kalimat di atas tidak menunjukkan kesatuan gagasan karena subjek
dalam kalimat di atas tidak ada. Siapakah yang tidak berpartisipasi dalam manejemen
bisnis yang dibiayainya? Mengacu kepada siapakah partikel –nya pada kata
dibiayainya? Bandingkan dengan kalimat berikut. Pada pembiayaan mudhabarah,
konsumen tidak berpartisipasi dalam manajemen bisnis yang dibiayainya.

b. Karena asam amino ini merupakan faktor pembatas pada pakan nabati.

Kata karena merupakan konjungsi yang menunjukkan hubungan alasan/sebab.


Konjungsi ini berfungsi menghubungkan anak kalimat (alasan/sebab) dengan induk
kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat. Pada kalimat di atas, penyebab (induk
kalimat) tidak nampak.

 Koherensi yang baik dan kompak.

Koherensi yang baik dan kompak mengacu pada hubungan antarunsur pembentuk
kalimat. Dalam hal ini, urutan kata menjadi hal yang perlu diperhatikan. Perhatikan
contoh berikut:
a. Tes tersebut dibuat oleh guru bidang studi yang berjumlah 25 item. b. Tes yang
berjumlah 25 item tersebut dibuat oleh guru bidang studi.

11.Paragraf

Dalam buku Komposisi (Keraf, 1997: 62—66) dikatakan bahwa paragraf merupakan
himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan. Paragraf merupakan perluasan pikiran dari kalimat.
Pembagian paragraf berdasarkan fungsinya dalam satu karangan akan mempermudah
pembaca memahami struktur karangan.

Sebuah karangan yang dalam studi kasus ini berupa artikel ilmiah minimal terdiri atas
tiga pembagian, yaitu pendahuluan, isi, penutup. Hal ini berlaku pula dalam penulisan
paragraf. Dalam sebuah paragraf, terdapat kalimat pembuka, isi, dan penutup. Oleh
karena itu, sebuah paragraf yang standar minimal terdiri atas tiga kalimat.

Dalam sebuah paragraf, terdapat kalimat yang menunjukkan gagasan utamanya.


Kalimat tersebut disebut kalimat topik. Dari kalimat topik inilah sebuah paragraf
kemudian dikembangkan. Dalam mengembangkan satu kalimat topik menjadi
paragraf, perlu pula diperhatikan masalah urutan yang logis dan kepaduan bahasa.
Kepaduan bahasa ini akan terlihat dari penggunaan kata-kata yang merujuk pada
bagian sebelumnya sehingga topik yang dibahas dalam sebuah paragraf tidak meluas
tak terarah.

12.Pedoman Penulisan

Dalam setiap bahasa, terdapat pedoman penulisan yang perlu diperhatikan. Pedoman
ini dibuat untuk mempermudah penggunaan dan pemahaman terhadap suatu bahasa.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua panduan yang dijadikan acuan, yaitu Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EyD). KBBI merupakan pedoman mengenai tata cara penulisan dan
makna kata. Hal ini berbeda dengan EyD yang berisi aturan-aturan mengenai
pungtuasi (tanda baca).

Pedoman penulisan yang terdapat dalam KBBI dan EyD bersifat mengikat
penggunanya. Makalah ini tidak akan membahas aturan dalam kedua pedoman
tersebut satu per satu. Apabila dibutuhkan, seor

peneliti/penulis tidak perlu merasa ragu atau malu untuk membuka-buka kembali
kedua pedoman ini. Apa yang akan dibahas dalam makalah ini hanyalah aturan-aturan
yang lebih bersifat khusus.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9451158/Kaidah_Bahasa_Indonesia_dalam_Penulisan_Karya_Ilmiah

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/nurhidayah-mhum/bhs-ind-dlm-karya-
ilmiah.pdf

http://old.perpusnas.go.id/Attachment/MajalahOnline/Retno_Asihanti_Analisis_Penggunaan_Ta
taBhs.pdf

Anda mungkin juga menyukai