Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan ketrampilan
keperawatan lansia berbasis IPTEk keperawatan
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga
merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun
islam. Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Komunikasi Keperawatan. Kami juga menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun stuktur penulisannya, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan
dikemudian hari.
Penyusun ( kKelompok 3 )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan
orang lain. Komunikasi juga merupakan proses kompleks yang melibatkan tingkah
laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan
lingkungan sekitarnya (Potter & Perry, 2005). Komunikasi dalam aktivitas
keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi alat kerja utama bagi
setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan.
Sebagai calon perawat ahli madya, ketrampilan dasar yang penting harus
dikuasai adalah komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam praktik
keperawatan akan memungkinkan seorang perawat melaksanakan praktik
keperawatan secara berkualitas dan profesional.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahamiMenjelaskan tentang teknik komunikasi
terapeutik placing the time in time ( penempatan urutan)
2. Mahasiswa dapat memahami teknik komunikasi terapeutik encourage
decription of perseption ( mendukung deskripsi dari persepsi)
3. Mahasiswa dapat memahami teknik komunikasi terapeutik encourage
comparison (mendukung perbandingan)
4. Mahasiswa dapat memahami teknik komunikasi terapeutik restating
(pengulangan)
5. Mahasiswa dapat memahami teknik komunikasi terapeutik reflecting
(refleksi)
6. Mahasiswa dapat memahami teknik komunikasi terapeutik exploring
(eksporasi)
7. Mahasiswa dapat melakukan komunikasi terapeutik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menururt Stuart dan Sundeen (1999) yang mengatakan hubungan yang terjalin
antara perawat dan klien merupakan hubungan yang harmonis sangat diperlukan
dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi pasien itu sendiri, dan apabila
hubungan tersebut ingin terjalin dan tercapai dengan maksimal dibutuhkan suatu
teknik komunikasi yang baik dan dapat dilakukan antara perawat dengan klien, teknik
komunikasi tersebut disebut dengan komunikasi terapeutik.
Contoh :
1. Pengertian
Meminta pada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau
diterima. (Schult & videbeck, 1998).
Contoh;
Dialog Terapeutik
Pasien : “ Iya salam kenal juga mbak, nama saya Siti Khadijah, mbak bisa panggil
saya bu Siti saja.”
Perawat : “ Baik bu Siti, bagaimana kedaan ibu sekarang? apa yang ibu rasakan?”
Pasien : “ Sejak kecelakaan kemarin luka di bagian lutut saya masih agak sedikit nyeri
mbak.” (menyentuh lutut dan merenung)
Perawat : “ mmm” (menganggukkan kepala) “ Iya ibu itu memang efek dari luka yang
ibu alami, karena pada luka ibu terjadi respon peradangan.”
Pasien : “Emm...begitu”
Pasien : “Sejak kecelakaan kemarin luka di bagian lutut saya masih agak sedikit nyeri
mbak.” (menyentuh lutut dan merenung)
Perawat : “ yaiyalah bu emang efek nya seperti itu jangan jadi sedih lah bu cuma
kaya gitu aja”
Contoh :
Perawat: “Apakah hal ini pernah terjadi sebelumnya? Apakah hal ini
mengingatkanmu pada sesuatu hal?”
Contoh Komunikasi Terapeutik Encourage Comparison
Pasien : “alhamdulillah mbak semalam saya bisa tidur nyenyak, tidak seperti malam-
malam sebelumya.”
Pasien : “iya mbak, memang sekarang saya sudah merasa lebih baik,” (sedikit
tersenyum)
Perawat : “terus bagaimana dengan rasa nyeri yang ibu rasakan sebelumnya?, bisakah
ibu Siti menceritakannya?.”
Pasien : “alhamdulillah mbak setelah perawatan luka yang telah dilakukan selama 2
hari ini lukasaya sudah sedikit mendingan, sehingga saya bisa tidur nyenyak tanpa
merasakan nyeri dilututsaya.” (berusaha menjelaskan)
Perawat : (tersenyum) “iya, itu juga karna bantuan ibu siti yang selalu bersemangat
untuk sembuh, dan semoga keadaan ibu sekarang bisa berdampak baik pula pada
kesembuhan luka yang ibu siti alami.”
Pasien : “amin.”
d. Restating ( Mengulang )
Contoh terapeutik :
Pasien : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.”
Perawat: “Bapak mengalami gangguan untuk makan?”
e. Reflekting ( Refleksi )
Refleksi merupakan reaksi perawat klien selama berlangsungnya komunikasi.
Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu refleksi isi dan refleksi perasan.
Refleksi isi bertujuan memvalidasi apa yang didengar dan klarifiksai ide yang
diekspresikan klien dengan pengertian perawat.
Sementara refleksi perasaan bertujuan untuk memberikan respon pada
perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima
perasaannya. Guna refleksi perasan adalah untuk tahu dan menerima ide dan
perasaan, mengoreksi, serta memberi keterangan dengan jelas. Kerugiannya adalah
mengulang terlalu sering dan sama, dapat menimbulkan marah, iritasi, frustasi.
Perawat mengulang kembali apa yang dibicarakan pasien untuk menunjukkan
bahwa perawat mendengarkan dan mengerti apa yang dibicarakan pasien. Refleksi
memberi kesempatan pada pasien untuk memahami sikapnya sendiri, mengerti
perasaan dan kebingungan, keragu-raguan serta persepsinya yang benar, diungkapkan
oleh orang lain dengan caranya sendiri.
Teknik refleksi digunakan untuk menyadari bahwa perawat mengharapkan
dirinya untuk mampu melakukan hal-hal tersebut, maka pasien pun akan berpikir
bahwa dirinya adalah manusia yang mempunyai kapasitas dan kemampuan individu
yang terintergrasi dan bukan sebagai bagian dari orang lain. Ketika pasien
mengekspresikan perasan dan idenya, perawat sebaiknya menghargai dan menerima
serta merefleksikan perasaan dan ide-ide tersebut.
Teknik refleksi digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang
penelaian atau kesetujuannya.
Contoh:
a. Ny. S : "apakah menurut suster saya harus menanyakan kepada dokter?"
Perawat : "apakah Kalau menurut anda,ibu, apakah andaibu harus menanyakannya?"
Ny. S: "suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi dan tidak menelepon saya,
kalau dia datang saya tidak ingin berbicara dengannya."
Perawat :"ini yang menyebabkan anda marah"
f. Eksploring ( Eksplorasi )
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam
masalah yang dialami klien ( Antai-Otong dalam Suriyani, 2005 ) tehnik ini
bermamfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang
masalah yang dialami klien.
Perawat : " kalau ibu lagi kesal apa yang ibu lakukan?"
Klien : " kalau lagi kesel biasanya saya mengunci diri di kamar. "
Perawat : " sewaktu mengunci diri d kamar, apa yang ibu lakukan?"
Klien : " menangis..."
Perawat : " selain menangis, adakah hal lain yang ibu lakukan? "
Klien : " ada.."
Perawat : " coba ceritakan. "
Contoh komunikasi Terapeutik teknik non eksplorasi
1. Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk menggali perasaan klien yang tersimpan.
2. Eksplorasi pikiran, yaitu tehnik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien.
Contoh : “ saya yakin ibu/bapak anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang
sekolah sambil bekerja”
SIMPULAN
Seperti yang dikatakan Potter & Perry (2005), komunikasi adalah interaksi
yang terjadi dalam hubungan sedkitnya dua orang, ketika pengirim (sender) memberi
tahu, mencari informasi, dan mencari suatu respon dari penerima (receiver). Menurut
Stuart dan Sundeen (1999) teknik komunikasi yang baik dan dapat dilakukan antara
perawat dengan klien, teknik komunikasi tersebut disebut dengan komunikasi
terapeutik. Komunikasi terapeutik juga direncanakan dan dilakukan untuk membantu
penyembuhan/pemulihan pasien (As Hornby dalam Intan, 2005).
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk. Jakarta: EGC.