Anda di halaman 1dari 2

Fenomena Mekanisme Pasar

50 KASUS PENIMBUNAN BAHAN PANGAN DIUNGKAP DALAM 7


https://news.detik.com/berita/d-3775238/kapolri-50-kasus-penimbunan-bahan-pangan-
diungkap-dalam-7-hari

Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ada 50 kasus penimbunan


bahan pangan yang diungkap melalui Operasi Pasar. Kasus-kasus itu diungkap
dalam waktu tujuh hari terakhir. "Lebih-kurang dalam 7 hari sudah ada 50-an
operasi tangkap tangan (OTT) yang mereka menimbun. Itu memberikan
efek deterrent kepada yang lain," kata Tito setelah mengikuti rapat video
conference Pengamanan Natal dan Tahun Baru di gedung Rupatama Mabes Polri,
Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Tito mengatakan operasi pasar perlu dilakukan karena permintaan terhadap bahan
pangan meningkat pada musim libur akhir tahun. Aparat dan pemerintah perlu
memastikan suplai bahan pangan cukup agar tak terjadi kenaikan harga yang
meresahkan masyarakat. "Kita tahu demand tinggi di liburan panjang ini, maka
kita harus memastikan suplai cukup. Kedua, distribusinya tepat sasaran dan tidak
terganggu ada penimbunan, kartel yang bermain monopoli, dan sebagainya," jelas
Tito. Tito menjelaskan operasi pasar dilakukan dengan dua metode, yaitu terbuka
dan tertutup. Metode operasi pasar terbuka dilakukan sesekali, sambung Tito,
sementara metode operasi pasar tertutup dilakukan setiap hari. "Tiap hari kita
monitor. Kita ada mekanisme report mulai dari intelijen, Satgas Pangan, dan jalur
serse. Dari tiga jalur ini kita dapat lihat harga pangan di mana saja naik. Begitu
naik, kita lihat penyebabnya apa, suplai atau distribusinya," terang Tito. Tito
mengatakan, jika harga pangan naik karena suplai kurang, Polri akan mendorong
Bulog untuk menyediakan bahan pangan. Namun, jika ditemukan indikasi
penimbunan atau permainan harga oleh kartel, polisi akan memberikan teguran
atau penindakan tegas. "Kalau (masalah kenaikan harga) di suplai, suplainya akan
ditambah dalam bentuk operasi pasar oleh Bulog. Kalau masalahnya ada di
distribusi, ada penimbunan, kartel, kita soft dulu kepada mereka, menegur," tutur
Tito. "Kalau tidak bisa dan sudah keterlaluan, ya kita lakukan tindakan hukum
kepada mereka," imbuh Tito. (aud/dhn)

Anda mungkin juga menyukai