Anda di halaman 1dari 38

Kata Pengantar

Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah

memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal yang berjudul “Rancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) Industri Batik” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Tujuan dalam penyusunan proposal ini tidak hanya untuk melengkapi tugas

Desain Perencanaan tapi juga dalam rangka memberikan pengetahuan dan wawasan

bagis semuja kalangan.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih

banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini, baik dari segi tata bahasa, susunan

kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya selaku

penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Akhir kata, semoga proposal ini dapat diterima sebagai gagasan anak bangsa

yang layak didukung untuk menjadi solusi atas permasalahan ibu pertiwi.

Yogyakarta, 19 September 2018


Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 3

Bab II Latar Belakang .......................................................................................... 2

Bab III Dasar Teori .............................................................................................. 7

Bab IV Desain Perencanaan .................................................................................. 21

a. Blok diagram ................................................................................... 21

b. Flowsheet ........................................................................................ 22

c. Tampak atas .................................................................................... 23

d. Tampak samping ............................................................................. 24

e. Analisi Harga Satuan....................................................................... 25

f. Rencana Anggaran Biaya ................................................................ 34

Kesimpulan ........................................................................................................... 38

Penutup.................................................................................................................. 38

Lampiran

2
BAB I

Pendahuluan

Batik merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang sudah

terkenal akan keunikannya dimata Internasional. Batik dari Indonesia dapat

pengakuan sebagai Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi

(Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) dari UNESCO sejak

tahun 2 Oktober 2009. Sejak diakui oleh dunia internasional itulah dimata dunia

makin tertuju pada Indonesia sebagai penghasil batik. Sebenarnya sudah sejak

beberapa tahun kebelakang, bahkan sebelum batik diakui oleh UNESCO, proses

pembuatan batik mulai berkembang pesat sehingga metode pembuatan batik semakin

berkembang dengan menawarkan semua kelebihan dan kekurangannya. Dengan

adanya beberapa metode yang dapat diterapkan dalm pembuatan batik itulah yang

menjadi acuan dalam membuat sebuah industri pembuatan batik. Pengakuan secara

internasional pun akhirnya memaksa industri pembuatan batik untuk makin

berkembang dan membenahi diri dalam upaya untuk meningkatkan kualitas batik

yang dihasilkannya.

Faktanya ada wajah kelam dari indahnya batik Indonesia yakni limbah cair

yang dihasilkan industri batik. Limbah air batik mengandung kandungan BOD dan

COD yang diatas ambang batas yang ditentukan KepMen LH

No.51/MENLH/10/1995. Kandungan BOD dan COD dari limbah tekstil yang

dilaporkan oleh sekitar yang berada diatas ambang batasnya yaitu 60 mg/L dan 150

mg/L. Melihat tingginya parameter air limbah dari hasil industri batik, maka

3
diperlukan adanya suatu instalasi penanganan air limbah (IPAL) untuk mengurangi

dampak negatif dari limbah tersebut.

4
BAB II

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya

akan kebudayaan. Batik merupakan salah satu dari kebudayaan Indonesia yang

berupakain bermotif. Hingga sekarang pesona batik disukai baik didalam negeri

maupun diluar negeri. Keindahan dan kecantikan batik Indonesia terletak pada

begitu banyaknya perubahan dan motif yang muncul dalam perbedaan

kebudayaan. Batik sebagai kekayaan Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi.

Jenis, corak, motif batik tradisional maupun modern tergolong amat banyak,

namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing

daerah yang amat beragam. Potensi Industri batik secara ekonomi cukup

memberikan pendapatan yang besar kepada negara, baik dari segi penyerapan

tenaga kerja maupun pemasukan devisa dan pajak. Permintaan pasar untuk

konsumsi lokal dan luar negeri terbuka luas sehingga memberikan peluang yang

besar untuk perkembangan industri ini.

Pada mulanya pembuatan batik diproduksi secara tradisional, namun

sekarang beberapa industri batik sudah menggunakan teknologi modern dalam

produksi maupun rancangannya. Akan tetapi pembuatan batik secara tradisional

masih menjadi usaha sebagian besar masyarakat di daerah penghasil batik seperti

Jateng, Yogyakarta, Jatim, Jabar, dan daerah-daerah lain di luar Jawa.

Dampak negatif dari pembangunan industri batik tersebut terutama dari proses

pencelupan dimana mengandung zat warna sebagai sumber pencemaran

5
lingkungan apabila air limbahnya langsung dibuang ke selokan atau sungai tanpa

diolah terlebih dahulu. Air selokan menjadi berwarna dan merubah kualitas air

selokan atau air sungai sehingga tidak sesuai peruntukannya. Oleh karena itu,

usaha untuk mengatasi masalah tersebut harus dilakukan sedini mungkin. Pada

proses pencelupan tekstil lebih banyak menggunakan zat warna sintetik

dibandingkan zat warna alam karena zat warna sintetik warnanya lebih bervariasi

dan pemakaiannya lebih praktis.

6
BAB III

Dasar Teori

2.1 Batik
Batik adalah kain yang dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam

sehingga membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik

berasal dari kata amba dan tik yang merupakan bahasa jawa, yang artinya adalah

menulis titik. Kalau jaman dulu disebutnya ambatik.

Adanya keragaman corak atau motif yang berasal dari daerah-daerah tertentu

di Indonesia, batik telah didefinisikan dengan berbagai ungkapan yang berbeda-

beda walaupun memiliki tujuan yang sama. Berikut ini adalah beberapa pendapat

yang mengungkapkan definisi-definisi batik yang ada :

a. K. Kuswadji, seorang pelopor seni modern lukisan batik

Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu “mbatik”, yang terdiri dari dua kata

yaitu “mbat” yang dapat diartikan dengan melontarkan atau melemparkan dan

“tik” yang diartikan dengan titik. Kata “mbatik” dapat diartikan melemparkan

titik berkali-kali pada selembar kain.

b. Soedjoko (Babad Sengkala, 1633 dan Pandji Djaja Lengkara, 1770).

Batik berasal dari bahasa Sunda, yang berarti menyungging pada kain dengan

proses pencelupan.

c. Yudoseputro

Batik adalah gambar yang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam

sebagai media sekaligus penutup kain batik.

7
2.2 Jenis Batik
Macam-macam metode pembuatan batik adalah tulis, cap, cetak, print dan

lukis. Hanya dengan mendengar namanya saja, pasti anda sudah memiliki

bayangan tentang bagaimana cara produksi batik dengan metode-metode tersebut.

Mari kita mulai dengan yang paling orisinil, yakni batik tulis.

a. Batik Tulis

Batik tulis dilakukan sepenuhnya oleh keterampilan seorang pembatik, proses

pembuatannya diawali dari pembuatan pola atau motif, mengisi pola, hingga

pewarnaan. Pembuatan batik memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan

b. Batik cap dibuat dengan menggunakan bantuan motif batik yang dibuat dalam

bentuk stempel atau cap tembaga. Proses pengerjaan batik cap ini adalah cap

tembaga diberi malam panas, kemudian distempelkan di atas kain polos,

selanjutnya dilakukan secara terus menerus hingga membentuk motif atau

pola yang teratur. Pembuatan batik memakan waktu kurang lebih 2-3 hari

c. Batik Sablon atau Printing

Batik printing dibuat dengan menggunakan motif pabrikan atau motif sablon,

yaitu motif batik yang telah dicetak secara otomatis. Batik printing atau

sablon ini dibuat tanpa menggunakan metode dasar batik, karena dalam

pengerjaannya tidak lagi menggunakan proses pencegahan serap warna pada

malam.

8
d. Batik Sablon Malam

Batik sablon malam dibuat dengan cara menyablonkan malam atau lilin secara

langsung seperti pada pembuatan batik printing. Batik sablon malam dibuat

dengan perpaduan kombinasi batik sablon dengan batik cap. embuatan batik

sablon ini pun tidak melewati tatanan pembuatan batik sebagaimana

pembuatan batik tradisional, walaupun dalam pembuatannya masih

menggunakan bahan malam atau lilin.

2.3 Proses Pembuatan Batik


Proses pembuatan batik secara garis besar untuk tiap jenis batik adalah sama

yaitu meliputi 3 tahapan yakni pemberian lilin(malam) pada media, pewarnaan,

dan pelepasan malam dari media. Apabila dilihat dari segi jenis batik, proses

pembuatan batik hanya memiliki perbedaan pada tahap pemberian lilin

selebihnya secara garis besar adalah sama.

a. Pemberian lilin (malam)

Sebelum tahap ini dilakukan, proses pembuatan batik diawali dengan

menyiapkan bahan/media dari proses pembatikan. Media yang digunakan

untuk membatik biasanya merupakan kain mori. Kain mori adalah bahan

baku kain batik yang terbuat dari kain sutera. Selanjutnya untuk jenis batik

tulis dapat dilakukan proses penggambaran pola atau sketsa dari corak batik

yang akan ditulis di atas kain. Pada batik cap proses penggambaran pola

tidak ada karena seperti yang diketahui bahwa jenis ini memiliki cetakan

tersendiri yang memberikan pola. Setelah corak pada batik tulis selesai

9
digambar proses selanjutnya adalah memberikan lilin atau malam yang

sudah dipanaskan pada sketsa corak tersebut. Pada batik tulis, lilin diberikan

dengan menggunakan canting dan lilin diberikan pada semua sketsa corak

yang sudah dibuat. Pada batik cap proses pemberian lilin dilakukan dengan

mencelupkan cetakan corak pada wadah yang berisi lilin panas. Cetakan

direndam kurang lebih 2 cm dibawah permukaan lilin panas kemudian

cetakan diangkat dan cetakan ditekan pada kain sehingga corak pada cetakan

muncul pada kain mori. Setelah semua corak pada batik tulis telah dilapisi

lilin dan semua kain tertutupi corak dari cetakan pada batik cap, maka proses

pembuatan dilanjutkan pada proses pewarnaan.

b. Pewarnaan

Setelah lilin telah diberikan pada media maka proses dilanjutkan

dengan pewarnaan media. Secara umum jenis pewarna yang digunakan pada

proses pewarnaan batik dibagi menjadi 2 jenis yakni pewarna alami dan

kimia yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap batik yang dihasilkan.

Proses pewarnaan diawali dengan memanaskan larutan pewarna agar

tercampur dengan rata kemudian media batik dengan lilin dicelupkan pada

pewarna panas tersebut. Proses pewarnaan batik dimulai dengan pewarnaan

warna muda terlebih dahulu hal ini disebabkan apabila ada kesalahan dalam

pewarnaan dapat dihilangkan warnanya dengan warna yang lebih tua.

Setelah proses pewarnaan pertama dilakukan maka pewarna akan

memberikan warna pada bagian yang tidak tertutupi dengan lilin dan bagian

10
dengan lilin akan tetap tidak berwarna. Selanjutnya media batik dikeringkan

dan kemudian dilakukan pemberian lilin pada bagian yang ingin

dipertahankan warnanya. Pencelupan kedua pun dilakukan untuk

memberikan warna yang lebih tua pada bagian-bagian yang dikehendaki.

Proses pewarnaan kemudian dilakukan berulang-ulang hingga warna paling

tua pada bagian tertentu dari media sudah diberikan dan motif warna yang

diinginkan telah didapatkan. Setelah proses pewarnaan selesai maka media

batik akan tertutupi dengan lilin sehingga harus dilakukan proses pelunturan

lilin dari media yang akan dijelaskan pada tahapan berikutnya.

c. Pelepasan malam dari media batik

Proses selanjutnya dari pembuatan batik adalah proses peluruhan lilin

dari media. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni antara

lain adalah pengerikan malam dengan pisau, melumuri dengan bensin, media

disetrika sehingga lilin meleleh, dan perebusan media. Pada pembuatan batik

konvensional yang banyak digunakan adalah perebusan. Pada perebusan

media direbus dalam air mendidih dan untuk mempercepat proses peluruhan

dapat digunakan katalis yakni soda abu. Perbandingan jumlah soda abu yang

dimasukkan per volum air yang digunakan adalah 1 sendok soda abu untuk

tiap 10 liter air. Setelah semua lilin hilang, media dicuci kembali untuk

menghilangkan residu lilin yang bersisa dan terakhir batik yang sudah jadi

dijemur untuk mengeringkannya.

11
2.4 Limbah Industri Batik
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang

berasal dari proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah

industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut

atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah

cair yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada

zat warna yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang

menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan

dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik non-biodegradable,

yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan.

Senyawa zat warna dilingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami

dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini

berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sampai ke

permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan

atau tanah lebih cepat daripada fotodegradasinya (Dae-Hee et al. 1999 dan Al-

kdasi 2004).

Limbah cair batik adalah limbah cair yang berasal dari proses periapan, proses

pembatikan, proses pelepasan lilin dan finishing yang limbah cairnya

mengandung bahan kimia sperti naptol, indigo, zat raktrif dan soda abu. Menurut

Kusno Putranto limbah cair adalah cairan yang berasal dari rumah tangga, indutri

atau tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan atau zat-zat

yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian

12
lingkungan hidup. Limbah cair adalah air yang tidak bersih dan mengandung zat

yang bersifat membahaykan kehidupan manusia atau hewan yang lazimnya

muncul karena aktivitas manusia termasuk industri.

Industri batik merupakan salah satu usaha industri yang terdapat dalam

kehidupan masyarakat kita, adapun proses industri batik meliputi proses

pembatikan, proses pelepasan lilin dan finishing. Dari proses pembatikan tersebut

dihasilkan limbah cair yang umumnya dibuang begitu saja tanpa mengalami

pengolahan sehingga akan mengganggu dan menimbulkan pencemaran

lingkungan. Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, perlu

diupayakan suatu proses upaya pengolahan limbah cair industry batik sehingga

diperoleh limbah cair yang memenuhi syarat baku mutu.

Industri batik yaitu proses-proses pekerjaan dari permulaan berbentuk kain

mori batik sampai menjadi kain batik. Sedangkan arti batik adalah pembuatan

bahan sandang berupa tekstil yang bercorak pewarnaan dengan menggunakan

lilin sebagai penutup untuk mengamankan warna dari perembesan warna lain

didalam pencelupan.

a. Sumber dan Karakteristik Limbah Cair Industri Batik

1) Sumber

Proses produksi merupakan sumber utama penghasil limbah antara

lain pada proses pewarnaan (printing), pencelupan, pencucian dan

pengemasan. Adapun sumber limbah lainya berasal dari pemeliharaan

alat, bahan sisa-sisa bahan bakar, obat obatan. Besaran limbah pada

13
industri batik dipengaruhi oleh seberapa besar proses produksi

dilakukan, proses produksi dilakukan sesuai dengan kondisi pasar dan

kebutuhan pemesanan dari pelanggan.

2) Karakteristik Limbah Cair Indutri Batik

Karakteristik limbah industri batik adalah serupa dengan

karakteristik limbah yang berasal dari industri tekstil dan laundry

sebagai berikut:

a) Limbah bersifat alkalis

b) Berwarna

c) Biological Oxygen Demand (BOD) yang tinggi

d) Temperatur air limbah yang tinggi

e) Suspended Solid (zat padat tersuspensi) tinggi

f) Turbidity (kekeruhan) yang tinggi

2.5 Metode Pengolahan Limbah Cair Tekstil


Maksud dan tujuan pengolahan limbah cair industri tekstil adalah bagaimana

menghilangkan atau menurunkan unsur-unsur dan senyawa pencemar dari

limbah tekstil untuk mendapatkan effluent dari pengolahan yang mempunyai

kualitas yang dapat diterima oleh badan air penerima buangan tanpa gangguan

fisik, kimia dan biologis. Menurut Hari dan Bambang (2010), ada tiga cara

pengolahan air limbah tekstil berdasarkan karakteristiknya, yaitu:

14
a. Pengolahan Limbah Cair Secara Fisik

Bertujuan untuk menyisihkan atau memisahkan bahan pencemar

tersuspensi atau melayang yang berupa padatan dari dalam air limbah.

Pengolahan limbah cair secara fisik pada industri tekstil, misalnya

penyaringan dan pengendapan. Aerasi adalah proses awal yang selalu

dilakukan secara terbuka maupun dengan paksa (injeksi udara). Proses

penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan padatan tersuspensi atau

padatan terapung yang relatif besar seperti zat-zat warna, zat-zat kimia

yang tidak larut dan kotoran-kotoran pada limbah cair. Proses

penyaringan ini dilakukan sebelum limbah tersebut mendapatkan

pengolahan lebih lanjut. Sedangkan proses pengendapan ditujukan untuk

memisahkan padatan yang dapat mengendap dengan gaya gravitasi.

b. Pengolahan Limbah Cair Secara Kimia

Bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah

mengendap (koloid), menetralkan limbah cair dengan cara menambahkan

bahan kimia tertentu agar terjadi reaksi kimia untuk menyisihkan bahan

polutan. Penambahan zat pengendap disertai dengan pengadukan cepat

menyebabkan terjadinya penggumpalan, hasil akhir proses pengolahan

biasanya merupakan endapan yang kemudian dipisahkan secara fisika. Zat-

zat pengendap yang ditambahkan biasanya adalah Kapur, Fero Sulfat, Feri

Sulfat, Aluminium Sulfat, Feri Khlorida dan sebagainya.

15
c. Pengolahan Limbah Cair Secara Biologi

Pengolahan secara biologi ini memanfaatkan mikroorganisme yang berada

di dalam air untuk menguraikan bahan-bahan polutan. Pengolahan limbah

cair secara biologi ini dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan

efisien. Pengolahan ini digunakan untuk mengolah air limbah yang

biodegradable.

1. Proses Produksi Pembuatan Batik

a. Pelekatan lilin yang pertama

Pelekatan lilin yang pertama adalah mengecap/membatik tulis motif-

motifnya di atas mori dengan menggunakan canting/cap.

b. Pelekatan lilin kedua

Sebelum di celup dalam zat petarna, bagian-bagian yang dikehendaki

tetap berwana putih harus di tutup dengan lilin. Ini dimaksudkan untuk

menahan zat pewarna agar jangan sampai merembes kebagian yang

lain. Itulah sebabnya mengapa pada proses ini malamnya harus kuat

dan ulet, lain dengan pelekatan lilin yang justru tidak boleh terlalu ulet

agar mudah dikeluarkan.

c. Pencelupan pertama kedalam zat pewarna

TuJuannya ialah untuk memberi warna biru tua pada batik tulis

sebagai warna dasar kain. Jaman dahulu pekerjaan ini memakan waktu

berhari-hari karena masih menggunakan bahan alam dari tanaman

indigo. Dimana zat tersebut lambat sekali meresap pada mori,

16
sehingga kain harus di celup berulang kali. Kini dengan menggunakan

zat pewarna impor maka prosesnya jauh lebih cepat dan pendek.

d. Menghilangkan lilin

Bagian yang akan disoga agar ber)arna coklat direndam dengan

air panas untuk menghilangkan lilin.

e. Penggunaan lilin ke

Terdiri dari penutupan dengan lilin pada bagian kain yang dikehendaki

tetap berwarna biru, sedangkan bagian-bagian yang akan di soga tetap

terbuka.

f. Pewarnaan ke 2

Merupakan proses yang paling banyak memakan waktu pada proses

batik tulis. Jika menggunakan soga alam tidak cukup dikerjakan satu

dua kali saja, harus berulang-ulang. Ditiap pencelupan harus di

dahului dengan pengeringan di udara. dengan memakai soga sintetis,

waktu dapat diperpendek sampai paling lama setengah jam. Istilah

meyoga berasaldari soga yaitu jenis pohon yang kulitnya dapat

memberi warna coklat jika direndam dalam air.

g. Menghilangkan lilin

Merupakan pengerjaan yang terakhir, dimana malam yang masih

tertinggal pada mori, perlu di hilangkan sama sekali dengan cara

merebusnya dalam air mendidih atau yang sering di sebut lorot.

17
2.6 Dasar hukum
Menurut Undang-Undang Republik UU Nomor 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) mengatakan

bahwa bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya perlu dilindungi dan

dikelola dengan baik. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus bebas

dari buangan limbah bahan berbahaya dan beracun dari luar wilayah Indonesia.

UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menyatakan bahwa sungai

merupakan salah satu bentuk alur air permukaan yang harus dikelola secara

menyeluruh, terpadu berwawasan lingkungan hidup dengan mewujudkan

kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Dengan demikian sungai harus dilindungi dan dijaga

kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya, dan dikendalikan

dampak negatif terhadap lingkungannya.

Dalam Pasal 1 angka (20) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) yang dimaksud

limbah adalah sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan. Limbah tersebut dapat berupa

air sisa pewarnaan, gas yang dihasilkan dari pembakaran lilin, dan potongan sisa

kain yang tidak digunakan dalam proses industri. Limbah-limbah tersebut tidak

berasal dari hasil produksi tetapi berasal dari proses produksi batik. Kebanyakan

limbah-limbah tersebut merupakan limbah cair. Penyebab utama munculnya

limbah cair adalah bahan pewarna kimia yang digunakan. Remazol black B, zat

warna reaktif yang banyak digunakan dalam industri pewarnaan batik,

18
merupakan salah satu zat warna kimia yang cukup mengganggu lingkungan.

Pembuangan limbah batik cair yang mengandung Remazol Black B tanpa

pengolahan limbahyang baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

terutama perairan.

Menurut Pasal 1 angka (14) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009

UUPPLH, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan adalah masuknya atau

dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain kedalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui buku mutu

lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Industri Batik termasuk dalam industri yang limbah cairnya wajib dilakukan

pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Hal ini berdasarkan pada :

a. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengendalian Air

d. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara

e. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

19
Keterangan:

*) Baku Mutu Air Limbah Industri Batik (Perda Prop Jawa Tengah No. 10/2014)

20
BAB IV
DESAIN PERENCANAAN
A. Diagram Alir

DAF/Equalisai

Koagulasi/Flokulasi

Sedimentasi Driying Bed

Filtrasi

Bak Kontrol

Gambar: Pengolahan Limbah Cair Indutri Batik

21
B. Flow Sheet

22
C. Tampak Atas

23
D. Tampak Samping

24
E. Analisis Harga Satuan

Kegiatan : Instalasi Pengolahan Air Limbah Indutri Batik


Lokasi : Sleman, Yogyakarta
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO URAIAN INDEKS
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 1 M2 PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran dan Perencanaan
UPAH :
- Perencana 1000 22,500 22,500,000
TOTAL (A)
Pembersihan lahan
UPAH :
- Pekerja 0.009 80,000 720
-Tukang kayu 0.003 100,000 300
- Mandor 0.001 106,000 106
TOTAL (B) 1,126
Pemasangan Bouwplank
UPAH :
- Pekerja 2.56 80,000 204,800
- Tukang kayu 0.1 93,000 9,300
- Kepala Tukang Kayu 0.07 106,000 7,420
- Mandor 0.05 106,000 5,300
BAHAN :
- Kayu Meranti (m3) 0.002 4,687,500 9,375
- Paku 0.023 16,000 368
- Kayu Papan (m3) 0.005 2,642,857 13,214
TOTAL (C) 249,777
TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN 250,903
2 1 M3 PEKERJAAN TANAH UNTUK PONDASI
Galian Pondasi
UPAH :
- Tukang Gali 0.675 80,000 54,000
- Mandor 0.023 80,000 1,840
TOTAL (A) 55,840
Buang Tanah
UPAH :
- Tukang Gali 0.675 80,000 54,000
- Mandor 0.023 80,000 1,840
TOTAL (B) 55,840
TOTAL PEKERJAAN TANAH UNTUK PONDASI 312,043

25
3 1 M3 PEKERJAAN PONDASI
UPAH :
- Pekerja 1.500 80,000 120,000
- Tukang Batu 0.750 93,000 69,750
- Kepala Tukang Batu 0.070 100,000 7,000
- Mandor 0.075 80,000 6,000
BAHAN :
- Batu Gunung 0.670 240,000 160,800
- Pasir Pasang 0.400 227,000 90,800
- Semen 58.600 38.5 2,256
TOTAL PEKERJAAN PONDASI 456,606
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO URAIAN INDEKS
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
4 1 M3 PEKERJAAN UNIT DAF/EQUALISASI
Galian tanah sedalam 2 m
UPAH :
- Tukang Gali 0.33 80,000 26,400
- Mandor 0.01 106,000 1,060
TOTAL (A) 27,460
Lantai Pekerjaan (Beton)
UPAH :
- Pekerja 1.2 80,000 96,000
- Tukang Batu 0.2 93,000 18,600
- Kepala Tukang 0.02 100,000 2,000
- Mandor 0.06 106,000 6,360
BAHAN :
- Pc 230 1,000 230,000
- Pb 893 500 446,500
- Kr 0.761 288 219
TOTAL (B) 799,679
Pengecoran
UPAH :
- Pekerja 1.15 80,000 92,000
- Tukang Batu 0.2 93,000 18,600
- Kepala Tukang 0.02 100,000 2,000
- Mandor 0.06 106,000 6,360
BAHAN :
- Pc 247 1,000 247,000
- Pb 869 500 434,500
- Kr 999 288 287,213
TOTAL (C) 1,087,673

26
Pembesian
UPAH :
- Pekerja 0.7 80,000 56,000
- Tukang Besi 0.7 93,000 65,100
- Kepala Tukang 0.07 100,000 7,000
- Mandor 0.04 106,000 4,240
BAHAN :
- Besi Beton (Polos/ulir) 105 7,500 787,500
- Kawat Beton 1.5 17,300 25,950
TOTAL (D) 945,790
Bekisting
UPAH :
- Pekerja 0.2 80,000 16,000
- Tukang Kayu 0.5 93,000 46,500
- Kepala Tukang 0.05 100,000 5,000
- Mandor 0.01 106,000 1,060
BAHAN :
- Multiflex 12mm/18mm 0.2 165,000 33,000
- Kaso 5/7 0.015 3,200,000 48,000
- Paku 5cm & 7cm 0.25 160,000 40,000
- Minyak Bekisting 0.2 16,000 3,200
TOTAL (E) 192,760
Plester dan Acian
(Dengan PC setebal 1 m)
UPAH :
- Pekerja 0.3 80,000 24,000
- Tukang Kayu 0.15 93,000 13,950
- Kepala Tukang 0.015 100,000 1,500
- Mandor 0.015 106,000 1,590
BAHAN :
- Pasir 0.016 227,000 3,632
- Semen 5.84 40,200 234,768
TOTAL (F) 279,440
TOTAL PEKERJAAN UNIT EQUALISASI (A+B+C+D+E+F) 2,245,129
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO URAIAN INDEKS
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
5 1 M3 PEKERJAAN UNIT KOAGULASI/FLOKULASI

27
Lantai Pekerjaan (Beton)
UPAH :
- Pekerja 1.2 80,000 96,000
- Tukang Batu 0.2 93,000 18,600
- Kepala Tukang 0.02 100,000 2,000
- Mandor 0.06 106,000 6,360
BAHAN :
- Pc 230 1,000 230,000
- Pb 893 500 446,500
- Kr 0.761 288 219
TOTAL (A) 799,679
Pembesian
UPAH :
- Pekerja 0.7 80,000 56,000
- Tukang Besi 0.7 93,000 65,100
- Kepala Tukang 0.07 100,000 7,000
- Mandor 0.04 106,000 4,240
BAHAN :
- Besi Beton (Polos/ulir) 105 10,080 1,058,400
- Kawat Beton 1.5 14,500 21,750
TOTAL (B) 1,212,490
Bekisting
UPAH :
- Pekerja 0.2 80,000 16,000
- Tukang Kayu 0.5 93,000 46,500
- Kepala Tukang 0.05 100,000 5,000
- Mandor 0.01 106,000 1,060
BAHAN :
- Multiflex 12mm/18mm 0.2 165,000 33,000
- Kaso 5/7 0.015 3,200,000 48,000
- Paku 5cm & 7cm 0.25 160,000 40,000
- Minyak Bekisting 0.2 16,000 3,200
TOTAL (C) 192,760
Pengecoran
UPAH :
- Pekerja 0.41 80,000 32,800
- Mandor 0.02 106,000 2,120
TOTAL (D) 34,920

28
Plester dan Acian
(Dengan PC setebal 15 mm)
UPAH :
- Pekerja 0.4 55,000 22,000
- Mandor 0.02 80,000 1,600
BAHAN :
- Pasir 0.0194 150,000 2,910
- Semen 0.048 1,475 71
TOTAL (E) 26,581
TOTAL PEKERJAAN UNIT KOAGULASI/FLOKULASI (A+B+C+D+E) 2,266,430
6 1 M3 PEKERJAAN UNIT SEDIMENTASI
Lantai Pekerjaan (Beton)
UPAH :
- Pekerja 1.2 80,000 96,000
- Tukang Batu 0.2 93,000 18,600
- Kepala Tukang 0.02 100,000 2,000
- Mandor 0.06 106,000 6,360
BAHAN :
- Pc 230 1,000 230,000
- Pb 893 500 446,500
- Kr 0.761 288 219
TOTAL (A) 799,679
Pembesian
UPAH :
- Pekerja 0.7 80,000 56,000
- Tukang Besi 0.7 93,000 65,100
- Kepala Tukang 0.07 100,000 7,000
- Mandor 0.04 106,000 4,240
BAHAN :
- Besi Beton (Polos/ulir) 105 10,080 1,058,400
- Kawat Beton 1.5 14,500 21,750
TOTAL (B) 1,212,490
Bekisting
UPAH :
- Pekerja 0.2 80,000 16,000
- Tukang Kayu 0.5 93,000 46,500
- Kepala Tukang 0.05 100,000 5,000
- Mandor 0.01 106,000 1,060
BAHAN :
- Multiflex 12mm/18mm 0.2 165,000 33,000
- Kaso 5/7 0.015 3,200,000 48,000
- Paku 5cm & 7cm 0.25 160,000 40,000
- Minyak Bekisting 0.2 16,000 3,200
TOTAL (C) 192,760

29
Pengecoran
UPAH :
- Pekerja 0.41 80,000 32,800
- Mandor 0.02 106,000 2,120
TOTAL (D) 34,920
Plester dan Acian
(Dengan PC setebal 15 mm)
UPAH :
- Pekerja 0.4 55,000 22,000
- Mandor 0.02 80,000 1,600
BAHAN :
- Pasir 0.0194 150,000 2,910
- Semen 0.048 1,475 71
TOTAL (E) 26,581
TOTAL PEKERJAAN UNIT SEDIMENTASI (A+B+C+D+E+F+G) 2,266,430
7 1 M3 PEKERJAAN UNIT FILTRASI
Lantai Pekerjaan (Beton)
UPAH :
- Pekerja 1.2 80,000 96,000
- Tukang Batu 0.2 93,000 18,600
- Kepala Tukang 0.02 100,000 2,000
- Mandor 0.06 106,000 6,360
BAHAN :
- Pc 230 1,000 230,000
- Pb 893 500 446,500
- Kr 0.761 288 219
TOTAL (A) 799,679
Pembesian
UPAH :
- Pekerja 0.7 80,000 56,000
- Tukang Besi 0.7 93,000 65,100
- Kepala Tukang 0.07 100,000 7,000
- Mandor 0.04 106,000 4,240
BAHAN :
- Besi Beton (Polos/ulir) 105 10,080 1,058,400
- Kawat Beton 1.5 14,500 21,750
TOTAL (B) 1,212,490
Bekisting
UPAH :
- Pekerja 0.2 80,000 16,000
- Tukang Kayu 0.5 93,000 46,500
- Kepala Tukang 0.05 100,000 5,000
- Mandor 0.01 106,000 1,060
BAHAN :
- Multiflex 12mm/18mm 0.2 165,000 33,000
- Kaso 5/7 0.015 3,200,000 48,000
- Paku 5cm & 7cm 0.25 160,000 40,000
- Minyak Bekisting 0.2 16,000 3,200
TOTAL (C) 192,760

30
Pengecoran
UPAH :
- Pekerja 0.41 80,000 32,800
- Mandor 0.02 106,000 2,120
TOTAL (D) 34,920
Plester dan Acian
(Dengan PC setebal 15 mm)
UPAH :
- Pekerja 0.4 55,000 22,000
- Mandor 0.02 80,000 1,600
BAHAN :
- Pasir 0.0194 150,000 2,910
- Semen 0.048 1,475 71
TOTAL (E) 26,581
TOTAL PEKERJAAN UNIT FILTRASI (A+B+C+D+E+F+G) 2,266,430
8 1 M3 PEKERJAAN UNIT DRYING BED
Lantai Pekerjaan (Beton)
UPAH :
- Pekerja 1.2 55,000 66,000
- Tukang Batu 0.2 70,000 14,000
- Kepala Tukang 0.02 80,000 1,600
- Mandor 0.06 80,000 4,800
BAHAN :
- Pc 230 1,455 334,650
- Pb 893 217 193,460
- Kr 0.761 175,000 133,175
TOTAL (B) 747,685
Pembesian
UPAH :
- Pekerja 0.7 55,000 38,500
- Tukang Besi 0.7 70,000 49,000
- Kepala Tukang 0.07 80,000 5,600
- Mandor 0.04 80,000 3,200
BAHAN :
- Besi Beton (Polos/ulir) 105 10,080 1,058,400
- Kawat Beton 1.5 14,500 21,750
TOTAL (C) 1,176,450

31
Bekisting
UPAH :
- Pekerja 0.2 55,000 11,000
- Tukang Kayu 0.5 70,000 35,000
- Kepala Tukang 0.05 80,000 4,000
- Mandor 0.01 80,000 800
BAHAN :
- Multiflex 12mm/18mm 0.2 180,000 36,000
- Kaso 5/7 0.015 8,214,285 123,214
- Paku 5cm & 7cm 0.25 21,500 5,375
- Minyak Bekisting 0.2 16,000 3,200
TOTAL (D) 218,589
Pengecoran
UPAH :
- Pekerja 0.41 55,000 22,550
- Mandor 0.02 80,000 1,600
TOTAL (E) 24,150
Plester dan Acian
(Dengan PC setebal 15 mm)
UPAH :
- Pekerja 0.4 55,000 22,000
- Mandor 0.02 80,000 1,600
BAHAN :
- Pasir 0.0194 150,000 2,910
- Semen 0.048 1,475 71
TOTAL (F) 26,581
TOTAL PEKERJAAN UNIT DYING BED (A+B+C+D+E+F) 2,193,455
9 1 M3 PEKERJAAN UNIT BAK KONTROL
Galian tanah biasa
UPAH :
- Tukang Gali 0.33 80,000 26,400
- Mandor 0.01 106,000 1,060
TOTAL (A) 27,460
Lantai Pekerjaan (Beton)
UPAH :
- Pekerja 1.2 80,000 96,000
- Tukang Batu 0.2 93,000 18,600
- Kepala Tukang 0.02 100,000 2,000
- Mandor 0.06 106,000 6,360
BAHAN :
- Pc 230 1,000 230,000
- Pb 893 500 446,500
- Kr 0.761 288 219
TOTAL (B) 799,679

32
Pembesian
UPAH :
- Pekerja 0.7 55,000 38,500
- Tukang Besi 0.7 70,000 49,000
- Kepala Tukang 0.07 80,000 5,600
- Mandor 0.04 80,000 3,200
BAHAN :
- Besi Beton (Polos/ulir) 105 10,080 1,058,400
- Kawat Beton 1.5 14,500 21,750
TOTAL (C) 1,176,450
Bekisting
UPAH :
- Pekerja 0.2 80,000 16,000
- Tukang Kayu 0.5 93,000 46,500
- Kepala Tukang 0.05 100,000 5,000
- Mandor 0.01 106,000 1,060
BAHAN :
- Multiflex 12mm/18mm 0.2 165,000 33,000
- Kaso 5/7 0.015 3,200,000 48,000
- Paku 5cm & 7cm 0.25 160,000 40,000
- Minyak Bekisting 0.2 16,000 3,200
TOTAL (D) 192,760
Pengecoran
UPAH :
- Pekerja 0.41 80,000 32,800
- Mandor 0.02 106,000 2,120
TOTAL (E) 34,920
Plester dan Acian
(Dengan PC setebal 15 mm)
UPAH :
- Pekerja 0.4 55,000 22,000
- Mandor 0.02 80,000 1,600
BAHAN :
- Pasir 0.0194 150,000 2,910
- Semen 0.048 1,475 71
TOTAL (F) 26,581
TOTAL PEKERJAAN UNIT BAK KONTROL (A+B+C+D+E+F) 2,257,850

33
10 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK/ELEKTRIK
UPAH :
- Pekerja 2 55,000 110,000
-Tukang listrik 11 70,000 770,000
- Mandor 2.05 80,000 164,000
BAHAN :
Intake pump merk airlux 1 1,350,000 1,350,000
Blower aerator hipblow 60/1,5
1
HP 1,300,000 1,300,000
Equalization mixer 1 2,500,000 2,500,000
Coaugulation mixer 1 2,500,000 2,500,000
Pipa PVC diameter 1” (4m) 3 11,100 33,300
Kabel NYA 2,5x1 (rol) 1 98,000 98,000
Kabel NYM 2,5x3 (m) 10 42,500 425,000
Handle saklar 1 250,000 250,000
Box panel 25x45x12,5 cm 1 175,000 175,000
Regulator voltage 1500 VA 1 1,800,000 1,800,000
MCB C20 4 35,600 142,400
VU meter 250 VA (buah) 2 42,500 85,000
WLC 1 85,000 85,000
Alarm 1 65,000 65,000
Aksesoris dan Kelengkapan 1 300,000 300,000
TOTAL PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK/ELEKTRIK 12,152,700

F. Rencana Anggaran biaya

34
35
36
JUMLAH Rp. 295.992.217
PPN 10% Rp. 29.599.221,7
PROFIT 15% Rp. 44.398.832,55
JUMLAH KELUARAN Rp. 369.990.271,3
DIBULATKAN Rp. 369.991.000

37
Kesimpulan

Dari hasil instlasi pengolahan limbah yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa instlasi pengolahan limbah industri batik dapat dilakukan dengan baik, dengan

memrikan pengolahan limbah yang sesuai dengan karakteristik limbah tersebut dan

juga menghiung analasis harga satuan dan rencana anggaran biaya setiap unit

tersebut.

Penutup

Demikian tugas ini saya buat untuk melengkapi nilai dari mata kuliah desain

perencanaan. Mohon maaf jika proposaltersebut memiliki kekurangan, Semoga

proposal ini bermanfaat, saya ucapakan banyak terimah kasih

38

Anda mungkin juga menyukai