Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 2
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 2
B. POKOK PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
ISI ........................................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni ................................................................... 3
1. Manusia.................................................................................................................................. 3
2. Sains ....................................................................................................................................... 3
3. Teknologi ............................................................................................................................... 3
4. Seni ......................................................................................................................................... 4
B. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia ............................................ 4
C. Dampak Penyalahgunaan IPTEK Pada Kehidupan ............................................................. 8
1. Nuklir ..................................................................................................................................... 8
2. Handphone............................................................................................................................. 8
D. Problematika Pemanfaatan IPTEKS di Indonesia ................................................................ 9
BAB III................................................................................................................................................. 15
PENUTUP............................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Istilah teknologi informasi mulai populer diakhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya
istilah teknologi informasi biasa disebut teknologi komputer atau pengolahan data
elektornik (elektronik data processing). Teknologi informasi didefinisikan sebagai
teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), komputer, komunikasi, dan elektronik digital.

Perkembangan sains dan teknologi dimulai masa lalu atau masa zaman batu sampai pada
zaman sekarang. Pada zaman dahulu transportasi hanya dilakukan dengan jalan kaki atau
berlari, kemudian berkembang menggunakan hewan seperti kuda, dan lain-lain.
Pekembangan kendaraan darat sangat cepat, mulai dari kendaraan hewan seperti kuda,
keledai, onta, gajah, kerbau, dan lain-lain. Kemudian berkembang sampai pada mobil,
kereta api bahkan sampai pada pesawat yang berkekuatan supersonik dengan kecepatan di
atas 500 km/jam, perkembangan transportasi laut dari perahu memakai tenaga manusia
(dengan bantuan alat dayung), perahu layar yang mengandalkan kekuatan angin, kapal
berlayar sampai pada kapal laut yang bermesin.

B. POKOK PEMBAHASAN
1. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia
2. Dampak Penyalahgunaan IPTEKS Pada Kehidupan
3. Problematika Pemanfaatan IPTEKS di Indonesia

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni


1. Manusia

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna keadaannya.
Selain diberikan bentuk atau rupa yang paling baik dan sempura, ia masih juga dibekali
dengan kemampuan akalnya. Dengan dibekali kempuan akal inlah manusia mampu
menciptakan berbagai macam peralatan hidup, menciptkan berbagai pengetahuan,
membentuk masyarakat, menyelengarakan pemerintahan, melakukan praktik jual beli
atau perdagangan, melaksanankan kepribadatan, menciptakan kesenian atau hiburan,
dan lain-lain. Singkat kata, manusia dengan bekal kemapuan akaal atau budinya itu,
mereka mampu menciptkan berbagai macam kebudayaan atau peradaban.1

2. Sains

Sains dalam istilah inggris berarti science berasal dari bahasa latin yaitu scientia, yang
berarti knowledge atau ilmu pengetahuan. Pengertian pengetahuan sendiri sebagai
istilah filsafat tidaklah sesederhana dipahami pada umumnya, karena macam-macam
pandangan dan teori (epistimologi) yang melingkupi makna pengetahuan tersebut. Di
antaranya pandangan Aristoteles (384 SM - 322 SM), bahwa pengetahuan merupakan
pengetahuan yang dapat diindra dan dapat merangsang budi. Menurut Immanuel kant
(1724 - 1804) pengetahuan merupakan persataun anatara budi dan pengalaman. Tetapi
tidak semua ilmu bisa dikatakan sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah ilmu yang
dapat diuji ( hasil pengamata yang sesungguhnya ) kebenarannya dan dikembangkan
secara bersisntem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaaran atau
kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai,
melalui eksperimen secara teori.2

3. Teknologi

1
Herimanto, Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm.150
2
Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, Nurrohim, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: kencana, 2014)
hlm.132

3
Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia, dari Yunani kun techne berarti seni
kerajinan. Dari tecne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti orang yang
memiliki keahlian tertentu. Dengan perkembangannya keterampilan seseorang yang
menjadi semakin tetap karena menunjukan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti,
keterampilan itu menjadi lebih teknik.3

4. Seni

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Seni adalah keahlian membuat karya yeng
bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya), seperti tari,
lukis, dan ukir. 4

Schopenhauer berpendapat bahwa seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk


yang menyenangkan. Sudarmadji berpandapat bahwa seni adalah segala manifestasi
batin dan pengalaman estatis dengan menggunakan media garis,bidang, warna, tekstur,
volume, dan gelap terang.

Seni adalah suatu nilai hakiki yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam
seluruh sejarah kebudayaan manusia punditandai dengan seni manusia sebagaimana
terungkap dalam perbagai ragam karya seni.5

B. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia

Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan berbagai ragam
kebudayaan. Namun apabila kita ringkas, berbagai macam atau ragam kebudayaan tersebut
sebenarnya hanya meliputi tujuh buah atau tujuan unsur kebudayaan saja.

Menurut Kluchkhon sebagaimana dikutip Koentjaraningrat (1996), bahwa ketujuh unsur


pokok kebudayaan meliputi peralatan hidup (teknologi), system mata pencaharian hidup
(ekonomi), sistem kemasyarakatan (organisasi sosial), sistem bahasa, kesenian (seni),
sistem pengetahuan (ilmu pengetahuan/sains), serta sistem kepercayaan (religi).

Ketujuh unsur budaya tersebut merupakan unsur-unsur budaya pokok yang pasti ada atau
kita ketemukan apabila kita meneliti atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat mana
pun di dunia ini. Karena ada pada setiap kehidupan masyarakat manusia di dunia, maka

3
Ibid, hlm.133
4
Elly M, Kama Abdul, Ridwan E, Ilmu Sosil Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2006) hlm.171
5
Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, Nurrohim, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2014)
hlm.140

4
ketujuh unsur pokok dari kebudayaan yang ada didunia itu sering kali dikatakan sebagai
unsur-unsur budaya yang bersifat universal, atau unsur-unsur kebudayaan universal.

Ilmu pengetahuan (Sains), peralatan hidup (Teknologi), serta kesenian (Seni), atau yang
sering kali disingkat IPTEKS, termasuk bagian dari unsur-unsur pokok dari kebudayaan
universal tersebut. Maka dapat dipastikan IPTEKS akan kita jumpai pada setiap kehidupan
masyarakat manusia dimanapun berada, baik yang telah maju, sedang berkembang, sampai
pada masyarakat yang masih sangat rendah tingkat peradabannya.

Pada zaman purba ketujuh unsuran tersebut sudah mulai ada, pada zaman purba sudah
mulai mengenal peralatan hidup atau teknologi sederhana yang terbuat dari tulang maupun
batu, alat-alat tersebut digunakan untuk mencari makanan (berburu, meramu makanan, atau
bercocok tanam).

Demikian pada masa sesudahnya pelan tapi pasti Ipteks terus berkembang semakin maju
sejalan dengan kemajuan penalaran yang telah dicapai oleh umat manusia. Salah satu fungsi
utamanya adalah untuk sarana bagi kehidupan manusia, yakni membantu manusia agar
aktivitas kehidupannya menjadi lebih mudah, lancar, efisien, dan efektif, sehingga
kehidupannya lebih bermakna dan produktif.

Maka dari itu khususnya dalam ilmu Antropologi, istilah atau pengertian ilmu pengetahuan
dan teknologi sering dipakai untuk merujuk pada keterkaitan antara manusia, lingkungan,
dan kebudayaan. Karena dalam kesehariannya manusia membutuhkan interaksi yang mau
tidak mau akan menggunakan sarana-sarana ilmu pengetahuan.

Dalam definisi lain (terutama berdasarkan kajian filsafat ilmu), istilah Iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi) juga sering dibedakan secara terpisah atau sendiri-sendiri,
karena masing-masing dari ketiga istilah itu dianggap memiliki bobot keilmiahan
yangberbeda-beda. Menurut pengertian ini, pengetahuan merupakan hal yang bermakna
dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang
normal, sekolah atau tidak sekolah, sudah pasti dianggap memiliki pengetahuan.
Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena dua hal. Pertama, manusia memiliki
bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan fikiran yang melatar belakangi
informasi tersebut. Kedua, manusia memiliki kemampuan berfikir menurut suatu alur fikir
tertentu yang merupakan kemampuan menalar. Penalaran merupakan suatu proses berfikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

5
Pengetahuan bersifat acak dan nilai fungsionalnya kurang optimal untuk memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan manusia, sedang kan ilmu merupakan tingkatan dari
pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
dimana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin
mengetahuinya.

Jika pengetahuan dan ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka
menghasilkan sesuatu, maka akan menghasilkan kemampuan apa yang kemudian disebut
teknologi. Maka dari itu, sebagaimana dikatakan Brown dan Brown (1980), bahwa
teknologi pada hakikatnya merupakan penerapan pengetahuan oleh manusia guna
mengerjakan sesuatu tugas yang dikehendakinya. Adapun menurut Alvin Toffler
mengumpamakan “teknologi” sebagai mesin yang besar merupakan akselerator (alat
pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya.6 Dengan kata
lain, teknologi pada hakikatnya merupakan mesin akselerator dan penerapan praktis
pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan.

Jika berbicara tentang teknologi, dimana istilah teknologi sendiri sebenarnya sudah
mengandung pengertian sains (ilmu pengetahuan) dan teknik (engineering), sebab produk
teknologi tidak mungkin ada tanpa sains (ilmu pengetahuan). Sains diambil dari kata dasar
scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang
dimaksud ilmu sains adalah ilmu yang dapat diuji (hasil dari pengamatan sesungguhnya)
kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu
bedasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani
tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.7 Sedangkan dari sudut pandang
budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebgaia hasil penerapan praktis dari
sains. Walaupun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik yang objektif dan
netral, namun pada kenyataannya teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena
memerlukan sentuhan-sentuhan estetika yang bersifat objektif.

Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari bahasa latin, yaitu ars yang
berarti kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu kemahiran
dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan
dari alam, yaitu sebagai hasil campur tangan (sentuhan) manusia. Seni merupakan

6
Suratman, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Malang: CV. Citra Intrans Selaras, 2013) hlm.29
7
Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial & Budaya Dasar ( Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006) hlm. 168

6
pengolahan budi manusia secara tekun untuk mengubah suatu benda bagi kepentingan
rohani dan jasmani manusia. Seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang yang hasil
ekspresi tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni dan keindahan
yang tercipta merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya
manusia, termasuk teknologi, didalamnya mendapat sentuhan keindahan atau estetika.

Seni adalah suatu nilai hakiki yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam
seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan seni manusia sebagaimana
terungkap dalam berbagai ragam karya seni, mungkin sulit memisahkan permulaan
kesenian dan kebudayaan manusia, karena aktivitas sosial pada hakikatnya bersifat artistik,
yakni pembentukan lingkungan material menjadi lingkungan yang manusiawi berkat
ketrampilan dan kreativitas manusia.

Seni juga merupakan segi batin masyarakat, yang juga berfungsi sebagai jembatan
penghubung antar kebudayaan yang berlainan coraknya. Disini seni berperan sebagai jalan
untuk memahami kebudayaan suatu masyarakat.8

Dari penjelasan diatas seni merupakan kegiatan manusia (human activity), yaitu proses
kegiatan manusia dalam menciptakan benda-benda yang bernilai estetik. Jadi dengan
sentuhan seni, teknologi sebagai hasil karya ilmu pengetahuan manusia tidak sekadar
menjadi alat, tetapi juga bernilai indah. Contohnya, pesawat terbang sebagai karya
teknologi tidak hanya berkembang dari sisi kualitas, kemampuan mesin, dan ketahanannya,
tetapi juga berkembang semakin estetik, baik dalam hal bangunan bodi, model, interior
pesawat, warna, dan sebagainya. Pesawat adalah teknologi hasil karya dan juga hasil seni
dari manusia.

Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak
berakar (science without technology has no fruit technology without science has no root).
Sains hanya mengajarkan fakta dan nonfakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan
apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi, fungsi sains disini hanyalah
mengoordinasi semua pengalaman manusia dan menempatkannya ke dalam suatu sistem
yang logis, sedangkan fungsi seni sebagai memberi presepsi mengenai suatu keberaturan
dalam hidup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya. Tujuan sains dan teknologi

8
Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ( Jakarta: Prenadamedia Group, 2010) hlm.165

7
adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan seni
memberi sentuhan estetik sebagai hasil yang indah dari budaya manusia.

C. Dampak Penyalahgunaan IPTEK Pada Kehidupan

Manusia dengan potensi akalnya, telah diberi kebebasan untuk memilih dan
mengembangkan mana yang benar dan mana yang salah. Sedangkan dengan potensinya
pula manusia dapat menggali dan mengembangkan rahasia alam semesta ini sehingga
lahirlah apa yang kemudian disebut sebagai sains, teknologi, dan seni (disingkat Ipteks).
Pada saat ini, perkembangan Ipteks sudah sedemikian pesatnya, bahkan telah berpengaruh
baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan manusia, dan pengaruh
tersebut menyangkut pola pikir, pola kerja, pola hidup, maupun tingkah lakunya.

Semestinya, semakin tinggi penguasaan terhadap lpteks, harusnya manusia semakin kritis
dalam berpikir, semakin disiplin dalam bekerja, dan semakin eflsien dalam bertindak. Akan
tetapi, pada kenyataannya kebanyakan manusia justru semakin merasa dibuai dengan
semua fasilitas dan produk yang dihasilkan oleh Ipteks tersebut. Disamping IPTEK berguna
bagi manusia, namun dalam aplikasinya bisa disalahgunakan. Permasalahan yang timbul
akibat dari adanya kemaiuan IPTEK yang disalahgunakan, adalah adanya dampak-dampak
negatif yang disebabkan oleh kemajuan teknologi tersebut.9 Beberapa diantaranya adalah :

1. Nuklir

Meledaknya bom di Hirosima dan Nagasaki mengakhiri Perang Dunia II, akhirnya
perang untuk menghentikan kekejaman, penghancuran, dan perusakan. Pada waktu itu
banyak korban beriatuhan, tetapi keiadian tidak berhenti di situ, karena radiasi akibat
senjata nuklir masih dapat dirasakan sampai sekarang. Penyebabnya adalah debu-debu
radioaktif yang berasal dari bom nuklir serta. reaktor-reakor atom. Bahaya yang
ditimbulkan adalah radiasi yang ditimbulkan oleh sinar alpha, beta, dan gamma, serta
partikel neutron lainnya hasil pembelahan inti.. Efek yang ditimbulkan oleh radioaktif
adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya, sehingga merusak
sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada gen maka gen akan menyebabkan terjadinya mutasi
gen yang berakibat kanker.10

2. Handphone

9
Herimanto, Winarno Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Jakarta, PT Bumi Aksara,2008) hal.161
10
Suratman, Mbm Munir, Ummi Salamah Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Malang: Intimedia Malang,2010) hal.248

8
Alat komunikasi canggih yang kini merebak di masyarakat salah satunya adalah
handphone. Dengan kecanggihan alat komunikasi ini maka dengan mudah manusia bisa
saling berkomunikasi satu sama lain, yang sebelumnya tidak dikenalnya. Alat
komunikasi ini dari tahun kc tahun fasilitasnya semakin lengkap, tidak hanya sekedar
untuk berkomunikasi, short massage service, chatting, tetapi telah dilengkapi dengan
fasilitas yang lain, mulai dari internet, MP3, camera dan bahkan video.

Alat komunikasi ini bila digunakan secara baik dan benar akan memberikan manfaat
yang besar bagi manusia, tetapi sebaliknya bila disalahgunakan atau digunakan secara
salah, maaf...digunakan untuk merekam adegan mesum tentu akan berdampak negatif,
dan bahkan bisa menjatuhkan manabat manusia itu sendiri. Dan masih banyak contoh
yang lainnya. Penggunaan IPTEK bagi manusia sangat terganrung dari: nilai, moral,
norma dan hukum yang mendasarinya. Penggunaan IPTEK yang dilakukan tanpa nilai
sangat berrbahaya.

Manusia tanpa IPTEK mencerminkan keterbelakangan. Karena itu, hal hal yang positif
kita . manfaatkan untuk mengembangkan potensi diri yang kita miliki dan sebaliknya
untuk menghindari dampak negative dari penyalahgunaan IPTEK tersebut, kita
berusaha jangan sampai lengah dan terperosok kedalam pengaruh yang negative.
Sebagai benteng pertahanandiri, barangkali kita perlu mengembangkan hal-hal berikut
ini:

a. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.


b. Menjunjung tinggi nilai, etika, moral, norma,dan hukum dalam kehidupan
masyarakat.
c. Memperkuat kepribadian dengan selalu melestarikan nilai-nilai budaya, nilai
kekeluargaan, gotong royong dan lain-lain.11

D. Problematika Pemanfaatan IPTEKS di Indonesia

IPTEKS dimanfaatkan oleh manusia terutama dalam memudahkan pemenuhan kebutuhan


hidup. Contoh sederhana adalah dengan dikembangkannya sarana transportasi, manusia
bisa bergerak dan melakukan mobilisasi dengan cepat. Namun demikian, pemanfaatan
IPTEKS oleh manusia dapat pula berdampak buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup

11
Ibid., hal 249

9
manusia itu sendiri. Gejala negatif itu sebagai akibat dari peyalahgunaan dalam hal
pemanfaatannya, berlebih dalam penggunaanya, ataupun tidak mempunyai manusia dalam
mengendalikan kekuatan teknologi itu sendiri.12 Berikut gambaran kehidupan manusia
akibat dari pengaruh IPTEKS:

1. Situasi tertekan, manusia mengalami ketegangan akibat penyerapan dan mekanisme


IPTEKS. Manusia melebur dengan mekanisme IPTEKS, sehingga waktu manusia dan
pekerjaanya menaglami pergeseran. Peleburan manusia dalam mekanisme IPTEKS,
menuntut kualitas dari manusia, tetapi kadang manusia tidak hasir di dalamnya atau
pekerjaanya.
2. Perubahan ruang dan lingkungan manusia. IPTEKS telah mengubah lingkungan
manusia dan hakikat manusia. Contoh yang sederhana manusia dalam hal makan atau
minum tidak ditentukan oleh lapar atau mengantuk, melainkan diatur oleh jam.
3. Perubahan waktu dan gerak manusia. Akibat IPTEKS, manusia lepas dari hakikat
kehidupan. Sebelumnya manusia diatur dan diukur sesuai dengan kebutuhan dan
peristiwa-peristwa dalam kehidupan manusia yang sifatnya konkret dan alamiah. Tetapi
sekarang waktu menjadi abstrak dengan pembagian jam, menit, dan detik.
4. Terbentunya suatu masyarakat massa. Akibat IPTEKS, manusia hanya membentuk
masyarakat massa, artinya ada kesenjangan sebagai masyarakat kolektif. Hal ini
dibuktikan bila ada perubahan norma dalam masyarakat, maka muncul kegoncangan.
5. IPTEKS manusiawi dalam arti ketat. Artinya IPTEKS manusiawi harus memberikan
kepada manusia suatu kehidupan manusia yang sehat dan seimbang, bebas dari
tekanan- tekanan. IPTEKS harus menyelaraskan diri dengan kepentingan manusia
bukan sebalinya. Melalui IPTEKS bukan menghilangkan kodrat manusia iu sendiri,
tetap perlu memanusiakan IPTEKS. Manusia bukan menjadi objek IPTEKS tetapi
harus menjadi subjek iptek. Kondisi sekarang manusia itu menjadi objek iptek dan
harus selalu menyesuaikan dengan iptek.13

Di era sekarang ini, perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tampak pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2004-2009, khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut (RPJMN

12
Herimanto, dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Jakarta: Sinar Grafika Mediacita, 2008) hal.165
13
Rusmin Tumanggor, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Prenamedia Group, 2015) hal. 170-172

10
2004-2009) masalah yang dihadapi Indonesia terkait dengan pemanfaatan dan kemampuan
iptek yaitu:

1. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global. Hal


ini ditunjukan dengan Indeks Pencapaian Tekologi (IPT) dalam laporan UNDP 2001
menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke-60
dari 72 negara.
2. Rendahnya kontribusi Iptek nasioal di sektor produksi. Hal ini antara lain ditunjukan
oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan
teknologi dalam kandungan ekspor.
3. Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang menjebatani interaksi antara
kapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat terlihat dari
belum tertatanya iptek, antara lain institusi yang mengolah dan menerjemahkan hasil
pengebangan iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan
dalam sistem produksi.
4. Lembaga sinergi kebijakan iptek, sehingga kegiatan iptek belum sanggup memberikan
hasil yang signifikan
5. Masih terbatasnya sumber daya iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun
2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang
sebesar 70,7.
6. Belum berkembangnya budaya iptek di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara
umum masih belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai penalaran
objektif rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang
ke arah yang leih suka mencipta daripada memakai, lebih suka membuat daripada
sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan
teknologi yang ada.
7. Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup.
Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut
antara lain doisebabkan oleh belm berkembangnya sistem manajemen dan teknologi
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
8. Masih lemahnya peran iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam.
Wilayah Indonesia adalah konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang
rawan bencana. Banyaknya korban akibat bencaa alam merupakan ndikator bahwa

11
iptek nasional belum optimal dalam memberikan antisipasi dan solusi strategis terhadap
berbagai permasalahn bencana alam, seperti pemansan global, anomali iklim,
kebakaran hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami.14

Selain itu, penyalahgunaan iptek juga berdampak pada kehidupan, antara lain :

1. Polusi
Adanya bahan polusi atau polutan dapat merusak lingkungan. Timbulnya pencemaran
tentu erat kaitannya dengan berbagai aktifitas manusia antara lain :
a. Kegiatan-kegiatan industri dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya
seperti logam-logam berat, zat radioaktif, air bangan panas, juga dalam bentuk
kepulan asap, dan kebisingan suara.
b. Kegiatan pertambangan, serupa terjadinya kerusakan instalasi, kebocoran,
pencemaran buangan-buanagn penambanagan, pencemaran udara, dan
rusaknya lahan-lahan akibat pertambangan.
c. Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota,
kebisingan dari kendaraan bermotor, tumpahan-tumpahan bahan bakar
kendaraan bermotor terutama minyak bumi dari kapal tanker.
d. Kegiatan pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia yang
memberantas hama seperti insektisida, pestisida, herbisida, demikian pula
dengan pupuk organik.
2. Klonasi/Kloning
Dengan kemajuan dalam bidang genetika dan biologi reproduksi, maka dimungkinkan
rekayasa duplikasi atau multiplikasi manusia secara seksual dengan klonasi. Tujuan
klonasi dapat dirangkum sebagai berikut :
a. Memberi anak yang baik pada pasangan yang tidak mempunyai anak
b. Menyediakan jaringan atau ogan fetus untuk transplantasi
c. Mengganti anak yang mati muda dengan aak yang sama ciri-cirinya
d. Sebagai bagian dari eugenetika positif dengan membuat genotipus yang
dianggap unggul sebanyak-banyaknya
e. Merealisasi teori dan memuaskan rasa ingin tahu ilmiah
f. Memperoleh sampel dengan genotipus yang sama untuk penelitian, misalnya
tentang peran relatif pengaruh lingkungan dan genetika pada genotipus manusia

14
Herimanto, dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Jakarta: Sinar Grafika Mediacita, 2008) hal.168-169

12
g. Memperoleh orang dalam jumlah banyak untuk pekerjaan yang sama dengan
ciri-ciri tertentu.
Namun ada pula dampak yang kurang baik, yaitu dengan hal-hal tersebut di atas banyak
yang belum menyetujui dan banyak yang menentang akan adanya kloning tersebut.
Selain itu, pada segi agama pun sudah barang tentu bertentangan karena kita menentang
akan kodrat kita sendiri, bagaimanpun manusi sebagai makhluk ciptaan-Nya tidak akan
mampu menandingi Sang Penciptanya. Jika wewenang kloning jatuh ke tangan
diktator, maka ia dapat berbuat macam-macam yang merugikan spesies manusia dalam
jangka panjang.
3. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang banyak
mengandung zat-zat yang dapat mengubah suhu udara. Dengan adanya pencemaran
udara akan menyebabkan pemanasan global, yaitu dengan efek rumah kaca. Yang di
mana dengan adanya efek rumah kaca ini sinar ultraviolet yang dapat membahayakan
manusia tidak akan disaring lagi oleh lapisan ozon, sehingga akan langsung menuju
bumi dan selanjutnya akan diam dan bersikulasi di bumi.15
Selain itu penyalahgunaan iptek juga berdampak pada kehidupan sosial budaya, salah
stunya adalah “handphone”. Alat komuniskasi canggih yang kini merebak di
masyarakat salah satunya adalah handphone. Dengan kecanggihan alat komunikasi ini
maka dengan mudah manusia bisa saling berkomunikasi satu sma lain, yang
sebelumnya tidak dikenalnya. Alat komunikasi ini dari tahun ke tahun fasilitasnya
semakin lengkap, ,tidak hanya sekedar untuk berkomunikasi, short message service,
chatting, tetapi telah dilengakpi dengan fasilitas yang lain, mulai dari nternet, MP3,
camera dan bahkan video. Alat komunikasi ini bila digunakan secara baik dan benar
akan memberikan manfaat yang besar bagi manusia, tetapi sebaliknya bila
disalahgunakan atau digunkan secara salah, maka akan berdampak negatif bagi
manusia.
Penggunaan iptek bagi manusia sangat bergantung dari: nilai, moral, norma dan hukum
yang mendasari. Penggunaan iptek yang dilakukan tanpa nilai sangat berbahaya.
Manusia tanpa iptek mencerminkan keterbelakangan. Karena itu, hal-hal yang positif
kita memanfaatan untuk mengembankan potensi diri yang kita miliki, dan sebaliknya

15
Elly M.Setiadi, dkk, Ilmu Sosial Budaya Dasar (Jakarta: Prenamedia Group, 2014) hal.176-181

13
untuk menghindari dri penyalahgunaan iptek tersebut, kita berusaha janagn sampai
lengah dan terperosok kedalam pengaruh pengaruh yang negatif.16

16
Suratman, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Malang: Intimedia, 2014) hal. 248

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas maka di dapat kesimpulan bahwa IPTEKS
merupakan sarana yang dapat membantu dan mempermudah segala aspek kehidupan dan
kebutuhan bagi manusia.

Masyarakat perlu menyadari bahwa peran IPTEK dalam pembangunan akan mambawa
dampak yang signifikan pada peningkatan produktifitas total suatu bangsa dan pada
gilirannya akan mampu menumbuhkan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa
tersebut pada persaingan global.

Perkembangan Teknologi menjadi hal yang positif untuk masyarakat modern jika mereka
memandangnya sebagai kemajuan yang membantu meningkatkan kualitas hidup mereka.
Perkembangan itu dibuktikan dengan adanya suatu perubahan antara masyarakat yang
mengikuti perkembangan teknologi dengan yang tidak. Oleh sebab itu, perkembangan
teknologi adalah era yang tidak dapat di tolak karena dapat membantu kita dalam kehidupan
sosial. Negatifnya jika kita tidak mempersiapkan atau menghadapi era perkembangan
teknologi ini secara cermat, mana yang menjadi keuntungan dan mana yang akan menjadi
kerugian.

B. Saran

Di perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni maka penting sekali untuk kita
sebagai manusia dalam memperhatikan IPTEKS di perkembangan masyarakat. Jika
pendidikan IPTEKS tidak diperhatikan maka masyarakat bisa jadi akan tertinggal dengan
Negara-negara lainnya yang sedang ingin mengembangakn IPTEKS. Namun dalam
penggunaannya perlu pengawasan yang ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan. Sebab
IPTEKS selain memberi dampak positif IPTEKS juga memberi dampak yang negatif
apabila jatuh ke tangan yang salah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Herimanto. Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Rusmin Tumanggor. 2014. Kholis Ridho. Nurrohim. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana.

Elly M. Kama Abdul. Ridwan E. 2006. Ilmu Sosil Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

Suratman. 2014. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Malang: Intimedia

16

Anda mungkin juga menyukai