Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu
hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk
beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman
hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni sebagai sumber bahan
makanan, Hiasan /keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian
yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu
hortikultura berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik
budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya.
Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah
proses menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti
biji, stek, umbi, dan bagian tanaman lainnya (Wikipedia, 2012). Tujuan utama dari
pembiakan tanaman adalah untuk mencapai pertambaha jumlah, memelihara sifat-
sifat penting dari tanaman (Askari, 2010), dan juga untuk mempertahankan eksistensi
jenisnya. Ada dua cara perbanyakan tanaman, yaitu perbanyakan secara seksual atau
generative dan perbanyakan secara aseksual atau vegetatif.
Pada umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan
dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini
per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman
holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman
hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan,
dan lain-lain. Holtikultura berinteraksi dengan disiplin ilmu lainnya seperti
kehutanan, agronomi, dan ilmu terapan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

Perbanyakan secara aseksual atau vegetative adalah proses perbanyakan


tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun,
batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama
dengan induknya (Made, 2009). Prinsip dari perbanyakan vegetative adalah
merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang
menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.
Keunggulan perbanyakan dengan system ini antara lain adalah
1. Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya
2. Tanaman lebih cepat berbunga dan berbuah,
3. Dapat menggabungkan berbagai sifat yang diinginkan.
sedangkan kelemahan dari perbanyakan ini adalahh
1. Membutuhkan pohon induk yang lebih besar dan lebih banyak
2. Akar tanaman (anakan) kurang kokoh, sehingga mudah rebah
3. Masa produktif singkat
4. Membutuhkan biaya yang mahal.
Perbanyakan tanaman dengan vegetative dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu stek, cangkok, okulasi, penyambungan/grafting, runduk dan juga perbanyakan
modern seperti kultur jaringan. Perbanyakan tanaman dengan stek pun beragam,
seperti stek batang, stek daun, stek akar, stek mata, stek umbi( meliputi umbi lapis,
umbi palsu, umbi batang, umbi akar dan akar batang).

A. Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hortikultura


1. Cangkok,
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetative buatan
yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama
dengan induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan
menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada
jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa
sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis).
Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai
perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang
digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau
plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan system perakaran yang
bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang. Jenis tumbuhan
yang biasa dicangkok pohon buah-buahan misalnya mangga, jeruk, dan lain
lain. Umumnya jenis tumbuhan berkayu. dalam melakukan penyayatan
cabang cangkokan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Cabang kecil
Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan ke dalam
cabang kecil. Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat di bawah
kuncup daun, karena disitulah terkumpul zat pembentuk akar yang disebut
rizokalium. Dalam satu cabang bisa dibuat satu atau lebih sayatan
(cangkok berantai).
b. Cabang besar
Batasan cabang besar disini adalah cabang yang diameternya melebih
2 cm. Dengan besarnya cabang ini maka diperlukan perimbanga jumlah
akar yang sesuai untuk memasok air dan zat hara yang nantinya
diperlukan setelah hasil cangkokan ditanam. Perakaran yang tumbuh dari
bentuk penyayatan seperti pada cabang kecil sering kurang memadai. Oleh
karena itulah bentuk sayatan dibuat sedemikian rupa agar bidang yang
nantinya ditumbuhi akar menjadi luas. Setelah kulit kayu tersayat akan
tampak kambium. Kambium yang umumnya terdapat hanya pada tanaman
dikotil ini merupkan suatu tabunga yang berada antara xilem dan floem.
Hasil kerja kambium erupa pertambahan lingkaran batang berkayu. Untuk
menghindari kejadian ini pada luka sayatan juga agar proses pertumbuhan
akar tidak terganggu, kambium harus dihilangkan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman
adalah:
a. Waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu
melakukan penyiraman berulang-ulang
b. Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya
tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan
baik buahnya
c. Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media
cangkokan cukup lembab sepanjang waktu
Macam-macam pembungkus cangkokan :
a. Sabut kelapa
b. Tabung bambu
c. Kaleng bekas
d. Plastik bening
Kelebihan cara pembiakan cangkokan antara lain :
a. Pohon dari bibit cangkokan lebih cepat berbuah.
b. Dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknya dapat dipilih
yang memiliki sifat baik.
adapun kelemahannya antara lain :
a. Perakaran pohon cangkokan kurang kuat dan dangkal.
b. Bentuk pohon induk menjadi rusak.
c. Tidak dapat menyediakan bibit yang relative banyak dalam waktu yang cepat.
d. Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan.
e. Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi
buah pohon induk menjadi terganggu.
2. Tempel (budding/okulasi)
Budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang
atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas. Cara perbanyakkan
ini dilakukan dengan menempelkan tunas dari satu tumbuhan kebatang
tumbuhan lain. Setiap tumbuhan itu mempunyai sifat yang berbeda. Batang
dan tunas yang diokulasi berasal dari dua tumbuhan. Batang yang ditempel
merupakan tumbuhan yang mempunyai akar dan batang yang kuat. Teknik ini
dipilih dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang sukar/tidak
dapat diperbanyak dengan cara stek, perundukan, pemisahan, atau dengan
cangkok. Menurut Ashari (1995), banyak jenis tanaman buah-buahan yang
sukar/tidak dapat diperbanyak dengan cara-cara tersebut, tetapi mudah
dilakukan penyambungan, misalnya pada manggis, mangga, belimbing, jeruk
dan durian. Syarat batang bawah untuk okulasi :
a. Tanaman berasal dari biji
b. Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan
c. Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik),
kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses
merekatnya mata tempel ke batang bawah.
d. Batang sudah berkayu dan tumbuh subur, dan rimbun.
e. Tidak terserang hama atau penyakit
f. Perakarannya baik.
Syarat batang atas untuk okulasi :
a. Entres yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua
dan juga tidak terlalu muda (setengah berkayu).Warna kulitnya coklat
muda kehijauan atau abu-abu muda. Entres yanng diambil dari cabang
yang terlalu tua pertumbuhannya lambat dan persentase keberhasilannya
rendah. Besar diameter cabang untuk entres ini harus sebanding dengan
besarnya batang bawahnya.
b. Cabang entres untuk okulasi ini sebaiknya tidak berdaun (daunnya sudah
rontok). Pada tanaman tertentu sering dijumpai cabang entres yang masih
ada daun melekat pada tangkai batangnya. Untuk itu perompesan daun
harus dilakukan dua minggu sebelum pengambilan cabang entres. Dalam
waktu dua minggu ini, tangkai daun akan luruh dan pada bekas tempat
melekatnya (daerah absisi) akan terbentuk kalus penutup luka yang bisa
mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).
c. Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah
kesuburan dan kesehatan pohon induk. Untuk meningkatkan kesuburan
pohon induk, biasanya tiga minggu sebelum pengambilan batang atas
dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK. Kesehatan pohon induk ini
penting karena dalam kondisi sakit, terutama penyakit sistemik mudah
sekali ditularkan pada bibit.
d. Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat
dipisahkan dari kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini
(kambium) akan tampak berair, ini menandakan kambiumnya aktif,
sehingga bila mata tunasnya segera diokulasikan akan mempercepat
pertautan dengan batang bawah.
Bentuk pengambilan entres (mata tunas) :
a. Segiempat
b. Sayatan
c. Bulatan/temple
3. Penyambungan
Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman
hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta
berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi
kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting.
Inkompatibilitas antar jenis tanaman yang disambung dapat dilihat dari
kriteria sebagai berikut:
a. Tingkat keberhasilan sambungan rendah
b. Pada tanaman yang sudah berhasil tumbuh, terlihat daunnya menguning,
rontok, dan mati tunas
c. Mati muda, pada bibit sambungan
d. Terdapat perbedaan laju tumbuh antara batang bawah dengan batang atas
e. Terjadinya pertumbuhan berlebihan baik batang atas maupun batang
bawah
Batang bawah atau rootstock/understam adalah tanaman yang berfungsi
sebagai batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran
yang berfungsi mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau
tajuknya. Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan dari
tanaman vegetative (klon). Batang bawah asal biji (semai) lebih
menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari pohon
induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik
tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman
batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat
mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995).
Agar hasil sambungan dapat memuaskan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
a. Batang atas dan batang bawah harus kompatibel
b. Jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan
c. Dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis yang tepat
d. Pekerjaan segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk
e. Tunas yang tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah
penyambungan selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang
atas.
Metode yang dikembangkan adalah sambung lidah (tongue grafting),
sambung samping (side grafting), sambung celah (cleft grafting), sambung
susu (approach grafting), dan sambung tunjang (inarching). Persyaratan bibit
batang bawah :
a. Mempunyai daya adaptasi yang luas.
b. Mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan
hama/penyakit yang ada dalam tanah, serta dapat tumbuh pada tanah yang
kondisinya kurang menguntungkan.
c. Mempunyai batang yang kuat.
d. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas.
e. Tidak mempunyai pengaruh negatif pada batang atas.
Batang atas yang biasanya disebut entres (scion) adalah calon bagian atas
atau tajuk tanaman yang di kemudian hari akan menghasilkan buah
berkualitas unggul. Batang atas ini dapat berupa mata tunas tunggal yang
digunakan dalam tehnik okulasi ataupun berupa ranting dengan lebih dari satu
mata tunas atau ranting dengan tunas pucuk yang digunakan dalam
sambungan (grafting).
Persyaratan batang atas :
a. Besar cabang hampir sama dengan besar batang bawah, cabangnya lurus.
b. Umur cabang hampir sama dengan umur batang bawah.
c. Cabang diambil pada waktu pohon induk dalam keadaan dorman
Penyambungan dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Penyusuan
Penyusuan adalah cara penyambungan tanaman dimana kedua
tanaman baik batang atas maupun batang bawah masing-masing masih
memiliki system perakarannnya. Cara penyusuan ini dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu sambung lengkung, sambung pelana, sambung lidah.
b. Sambung pucuk (enten)
Sambung pucuk dapat dilakukan dengan cara sambung baji, sambung
baji terbalik, sambung cemeti, sambung celah lidah :
Tahapan sambung pucuk secara umum :
a. Pemotongan batang bawah
b. Pembelahan batang bawah
c. Melancipkan 2 sisi pangkal batang atas
d. Batang atas siap disambungkan
e. Batang atas disambungkan dengan batang bawah
f. Pengikatan dengan tali plastik
g. Sambungan telah diikat
h. Sambungan diselubungi
i. Sambungan telah jadi dan bertaut
j. dengan kantong plastik ditandai keluarnya kuncup daun
4. Runduk,
Jenis tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan runduk sangat
sedikit. Tumbuhan itu mempunyai batang yang panjang dan lentur. Tumbuhan
yang dapat dikembangbiakan dengan cara merunduk misalnya melati ,
alemanda, apel, dan lain2.
5. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari
tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan
kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri
tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali
6. Stek
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetative buatan
dengan menggunakan sebagian akar, batang, dan daun tanaman untuk
ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Macam teknik penyetekan yaitu stek
datar, stek miring, stek bermartil/bertumit. Persyaratan bahan stek :
a. Batang/cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua, minimal berumur 1
tahun kecuali untuk stek pucuk.
b. Bebas dari serangan hama dan penyakit
c. Warna batang/pucuk masih segar, berwarna hijau
Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya
regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru
yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi
oleh factor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan.
Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah
fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh.
Keuntungan stek antara lain :
1) Caranya sederhana (tidak memerlukan teknik yang rumit)
2) Memiliki sifat yang sama dengan induknya
Kerugian stek antara lain :
1) Memiliki perakaran lemah, karena berakar serabut
2) Tidak bisa digunakan untuk perbanyakan semua jenis tanaman
3) Persentasi keberhasilan pertumbuhan rendah
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada
terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media
pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab,
evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin
atau panas, tidak terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama
atau penyakit.
Macam-macam stek :
a. Stek batang,
Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Potongan batang
tumbuhan yang hendak di stek harus mempunyai sebuah mata sebagai
bakal tunas. Potongan batang ini umumnya merupakan batang yang sudah
cukup tua. Stek batang dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan
jenis batang tanaman, yaitu:
1) berkayu keras; contoh apel, cemara
2) semi berkayu; contoh jeruk
3) Lunak; contoh tanaman Magnolia
4) Herbaceous; contoh Dieffenbachia, Chrysanthemum, Ipomoea batatas
b. Stek daun
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat
berupa lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol. Akar dan tunas
baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem
sekunder. Umumnya diterapkan pada tanaman hias misalnya begunia. Daun
yang disetek ini harus cukup tua, dan tanah yang digunakan sebagai media
tumbuh harus gembur dan lembab. Secara teknis stek daun dilakukan
dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5 – 10 cm (Sansevieria)
atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media
(Hartmann et al, 1997). Beberapa hari kemudian tumbuh tunas baru yang
kemudian dapat dipindahkan ketempat lain.
c. Stek Umbi
Bahan utama pada stek ini adalah umbi yaitu umbi batang, umbi akar,
dll. Sebagai bahan perbanyakan dapat digunakan umbi secara utuh atau
dipotong-potong asalkan setiap potongan memiliki caon tunas. Untuk
menghindari terjadinya busuk pada potongan umbi, maka umbi dapat
direndam pada larutan fungisida dan bakterisida.
Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara lain:
Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus,
Amarilis, dan lainlain.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif
1. Faktor lingkungan
a. Waktu penyambungan
Pada umumnya penyambungan dilakukan pada waktu cuaca yang
cerah, tidak hujan, dan tidak di bawah terik matahari. Waktu terbaik
pelaksanaan okulasi adalah pada pagi hari, antara jam 07.00-11.00 pagi,
karena saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga
kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan optimum. Diatas Jam
12.00 siang daun mulai layu.Tetapi ini bisa diatasi dengan menempel di
tempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari langsung.
b. Temperatur dan kelembaban
Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi
pembentukan jaringan kalus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya
suatu sambungan. Temperatur yang diperlukan dalam penyambungan
berkisar antara 7,2°C-32°C, bila temperatur kurang dari 7,2°C
pembentukan kalus akan lambat, dan bila lebih dari 32°C pembentukan
kalus menjadi lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan.
Temperatur optimum pada penyambungan adalah 25°C-30°C.
Penyambungan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila
kelembabannnya rendah akan mengalami kekeringan, dan menghambat
pembentukan kalus pada sambungan karena banyak sel-sel pada
sambungan mati.
c. Cahaya
Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penyambungan
berlangsung, oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada
waktu pagi atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancarkan
sinarnya. Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang
atas terhadap kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah
sambungan.
2. Faktor tanaman
a. Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas yang sama
akan menghasilkan sambungan yang kompatibel, dan biasanya gabungan
tanaman/hasil sambungan akan hidup lama, produktif dan kuat.
b. Keadaan fisiologi tanaman
Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk disambungkan ke
tanaman lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.
c. Penyatuan kambium
Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih
banyak terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas
dipilih yang hampir sama.
3. Faktor pelaksanaan
a. Keahlian
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap
infeksi penyakit dan kerusakan pada kambium.
b. Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali
pengikat yang tipis dan lentur.
c. Keserasian bentuk potongan
Keserasian bentuk potongan antara batang atas dan batang bawah
perlu diperhatikan untuk mendapatkan kesesuaian letak penyatuan
kambium batang atas dan batang bawah yang serasi.
Gambar Pembiakan Vegetative Tanaman

Cangkok Merunduk

Okulasi Kultur Jaringan

Penyambungan Stek
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas mengenai perbanyakan vegetatif hortikultura dapat


disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah proses
menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti biji,
stek, umbi, dan bagian tanaman lainnya.
2. Perbanyakan secara aseksual atau vegetative adalah proses perbanyakan tanaman
dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang,
ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama
dengan induknya.
3. Keunggulan perbanyakan dengan system ini antara lain adalah menghasilkan
tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya, tanaman lebih cepat
berbunga dan berbuah, dapat menggabungkan berbagai sifat yang diinginkan.
4. Kelemahan dari perbanyakan ini adalah membutuhkan pohon induk yang lebih
besar dan lebih banyak, akar tanaman (anakan) kurang kokoh, sehingga mudah
rebah, masa produktif singkat, dan membutuhkan biaya yang mahal.
5. Perbanyakan tanaman dengan vegetative dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu stek, cangkok, okulasi, penyambungan/grafting, runduk dan juga
perbanyakan modern seperti kultur jaringan.
6. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbanyakan vegetatif dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu faktor lingkunga, faktor tanman, dan faktor
pelaksanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Agronomi Fakultas Pertanian IPB. 72 hal.


Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press.
Cliffs, N.J.
Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, and R. L. Geneve. 1997. Plant
Jakarta.
propagation principles and practices. 6th ed. Prentice Hall, Englewood
Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen

Anda mungkin juga menyukai