PENDAHULUAN
Teori tentang terjadinya bumi yang sudah diterima secara meluas adalah yang
dikembangkan pada tahun 1944 oleh seorang ahli teori bangsa Jerman Carl F. von
Weizsacker dan kemudian dimodifikasi oleh Gerard P. Kuiper dari Universitas
Arizona, AS. Teori ini mengemukakan bahwa matahari berkembang dari awan
hidrogen dan helium yang sangat banyak dan berbentuk gas. Dalam awan ini terdapat
unsur serta senyawa yang menjadi bahan semua planet dalam bentuk debu halus yang
tersebar dan meliputi satu persen dari seluruhnya. Air, dalam bentuk uap dan hablur,
adalah salah satu di antara senyawa-senyawa tersebut.
Teori lain menyebutkan bahwa air dari bumi kemungkinan berasal dari luar
angkasa. Pendapat ini dikemukakan oleh Dr. Masaru Emoto, ketua dari Institute
International Hado Membership (IHM) yang telah melakukan beberapa eksperimen
yang menakjubkan mengenai kristal air. Menurutnya, lima tahun yang lalu, sebuah
asteroid membawa es ke bumi. Para peneliti dari Universitas Hawaii mengukur dan
menemukan bahwa beratnya 100 ton. "Setiap tahun ada puluhan juta kepingan es
sebesar itu jatuh ke bumi dari ruang angkasa. Apabila kita menghitung jumlah air
yang terbawa, orang akan melihat bahwa sangat mungkin asal mula air di bumi
berasal dari ruang angkasa. Para peneliti Universitas Hawaii mengatakan bahwa
mungkin pada permulaan di bumi tidak ada air dan air muncul di bumi berasal dari
ruang angkasa.
Pendapat Masaru Emoto tersebut diperkuat dengan penemuan terbaru.
Seorang peneliti dari ilmu fisika Universitas Iowa menyimpulkan bahwa setiap hari
ribuan komet berukuran rumah-rumah kecil memasuki atmosfer bumi, dan semuanya
dapat dikategorikan planet-planet air. Begitu komet-komet ini memasuki atmosfer,
mereka terurai dan berubah menjadi uap air. Foto-foto yang merekam bumi pada saat
Dalam makalah ini, akan membahas tentang Hidrosfer Bumi yang perumusan
masalahnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diidentifikasi tujuan dari masalah
Revolusi Industri sebagai berikut :
2. Sifat-Sifat Air
Air merupakan zat esensial bagi kehidupan. Adapun sifat-sifat yang dimiliki
oleh air yaitu:
Air dengan rumus kimia H2O adalah benda tak berbau, tak berwarna dan tak
berasa.
Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah.
Air Mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah merupakan
salah satu sifat dari air, Sedangkan untuk contoh penerapan dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagi berikut, Tandon air dibuat lebih tinggi dari pipa air,
atap dibuat miring agar air dapat mengalir dari genting kebawah, saluran
irigasi dibuat miring agar air dapat mengalir dengan lancar.
Air memberi tekanan.
Air memberi tekanan maksudnya air akan memberikan tekanan kesegala arah
apabila ada suatu lubang disetiap wadah airnya, Contohnya alat penyiram
tanaman, air akan menekan kesegala arah melalui lubang air, Sedangkan
tekanan yang diberikan oleh air bisa beragam tergantung dari letak lubangnya.
Kapilaritas
Kapilaritas adalah kemampuan zat cair untuk meresap melalui celah-celah
kecil. Contohnya Kain yang dicelupkan sebagian pada bak yang diisi air, kain
akan menyerap air karena kain memiliki celah-celah kecil, kertas tisu yang
digunakan untuk menyerap keringat dan air. Sedangkan contoh untuk bahan
yang tidak dapat diserap air adalah plastic dan Alumunium foil kedua benda
itu sangat kedap terhadap air sehingga proses kapilaritas tidak bisa berlaku.
2.2 Hidrosfer
Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti
lapisan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hidrosfer merupakan tubuh air atau
lapisan air yang menyelimuti bumi. Air merupakan sumber utama dari kehidupan
manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa adanya air. Hampir tiga per empat
bagian bumi tertutup oleh air, baik air yang berada di perairan darat maupun air yang
berada di perairan laut. Lapisan air yang menutupi permukaan bumi dan membentuk
sungai, danau, rawa, awan, meupun maupun uap air. Dengan bantuan sinar matahari,
air selalu mengalami sirkulasi sehingga jumlahnya di bumi relatif tetap.
Ilmu yang mengkaji perairan disebut hidrologi. Hidrologi memili beberapa
cabang ilmu, yaitu sebagai berikut:
1. Potamologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan
tanah
2. Linmologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang menggenang di permukaan
tanah (danau)
3. Geohidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang air yang terdapat di bawah
tanah
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi.
Secara global dapat digambarkan dengan sembilan proses fisik yang besar,
membentuk gerakan air secara kontinyu. Jalurnya meliputi bagian air yang berbentuk
gas di dalam atmosfer planet bumi, melalui permukaan bumi seperti lautan, danau
dan gletser. Pada saat yang sama, air melewati tanah dan lapisan batuan di dalam
tanah, kemudian air dikembalikan lagi ke atmosfer.
Jumlah air di bumi ini tetap, tidak berubah. Jumlah air yang tetap dan selalu
bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu siklus yang dinamakan
Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu
yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Bagaimana terjadinya siklus
pendek? Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar
matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan
mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar,
maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut
yang akan mengalami evaporasi lagi.
Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena
panas sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada
ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau
terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami
kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya
mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap
air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari
danau, sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap
air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang
jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya
presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan
diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju parit,
selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi
dan ber akhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi
mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama dan
prosesnya paling lengkap.
Adapun urutan dari siklus panjang adalah:
Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
Uap air mengalami sublimasi
Pembentukan awan yang mengandung kristal es
Manusia pada hakikatnya hidup di planet air, sebab 70% permukaan bumi
dikelilingi oleh air. Air terdapat dilapisan bumi yang disebut hidrosfer. Kandungan
air di hidrosfer diguga mencapai 1,4×1018 ton. Sebagian besar yaitu 98% berupa
benda cair (1,356 x 109 km3), selebihnya berwujud gas sebanyak 0,001% (1,300 x
104 km3) dan berwujud air beku sebanyak 97,4% (1,348 x 109 km3) .
Estimasi distribusi air bersih di bumi.
Presentase
Volume air dari Presentase
Sumber Volume air asin dan es seluruh air dari seluruh
air tawar (mm3) (mm3) bersih air dibumi
Danau,
Rawa 24.600 102.500 0,290% 0,0080%
Total air
bersih 8.404.000 35.030.000 100,00% 2,5000%
Total air di
bumi 332.500.000 1.386.000.000 – 100,000%
REPORT THIS AD
Destinasi
Densitas air laut merupakan jumlah massa air laut per satu satuan volume.
Densitas merupakan fungsi langsung dari kedalaman laut, serta dipengaruhi juga
oleh salinitas, temperatur, dan tekanan. Pada umumnya nilai densitas (berkisar antara
1,02 – 1,07 gr/cm3) akan bertambah sesuai dengan bertambahnya salinitas dan
tekanan serta berkurangnya temperatur.
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari
dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat
perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat.
Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalam
oseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalah ρ (rho).
ρ = ρ(T.S.P)
Keterangan :
ρ = Massa Jenis
T = Temperatur
S = Salinitas
P = Tekanan
Densitas dapat berubah, hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan densitas
antara lain:
Evaporasi di permukaan laut
Massa air pada kedalaman < 100 m sangat dipengaruhi oleh angin dan
gelombang, sehingga besarnya densitas relatif homogeny
Di bawah lapisan ini terjadi perubahan temperatur yang cukup besar
(Thermocline) dan juga salinitas (Halocline), sehingga menghasilkan pola
perubahan densitas yang cukup besar (Pynocline)
Di bawah Pynocline hingga ke dasar laut mempunyai densitas yang lebih
padat.
Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya
temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut
terletak pada kisaran 1025 kg/m3. Densitas maksimum terjadi di atas titik beku
sedangkan untuk salinitas di bawah 24,7 dan di bawah titik beku untuk salinitas di
atas 24,7. Hal ini mengakibatkan adanya peristiwa konveksi panas.
S < 24.7 : air menjadi dingin hingga dicapai densitas maksimum, kemudian
jika air permukaan menjadi lebih ringan (ketika densitas maksimum telah
Tekanan
Tekanan air laut bertambah terhadap kedalaman. Kedalaman air laut biasanya
diukur dengan menggunakan echo sounder atau CTD (Conductivity, Temperature,
Depth). Kedalaman yang diukur dengan menggunakan CTD didasarkan pada harga
tekanan.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Semakin ke dalam,
tekanan air laut akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya gaya
yang bekerja pada lapisan yang lebih dalam. Satuan dari tekanan dalam cgs adalah
dynes/cm2, sedangkan dalam mks adalah Newton/m2. Satu Pascal sama dengan satu
Newton/m2. Dalam oseanografi, satuan tekanan yang digunakan adalah desibar
(disingkat dbar), dimana 1 dbar = 10-1bar = 105 dynes/cm2 = 104 Pascal.
Gaya akibat tekanan bekerja dari tekanan yang berbeda pada satu titik ke titik
lainnya. Gaya ini bekerja dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Di laut, gaya gravitasi yang bekerja (ke arah bawah) akan diimbangi oleh gaya akibat
adanya perbedaan tekanan tersebut (ke arah atas), sehingga air yang bergerak ke
bawah tidak akan mengalami percepatan.
Tekanan pada satu kedalaman bergantung pada massa air yang berada di
atasnya. Persamaan yang digunakan untuk mengukur harga kedalaman dari harga
tekanan adalah persamaan hidrostatis, yaitu:
dp = ρ.g.dh
Keterangan:
dp : perubahan tekanan
ρ : densitas air laut
g : percepatan gravitasi
dh : perubahan kedalaman
Warna
Pada dasarnya, air tidak memiliki warna. Air hanya menyerap cahaya yang
kemudian merefleksikannya. Ada dua proses optik utama pada air laut, dan zat
terlarut atau tersuspensi dalam air laut, saat berinteraksi dengan cahaya yang masuk
dari Matahari. Dua proses ini adalah penyerapan (absorption) dan hamburan
(scattering).
Di atmosfer, alasan utama bahwa langit berwarna biru adalah disebabkan oleh
hamburan cahaya. Di laut, cara utama air berinteraksi adalah dengan penyerapan
cahaya, air menyerap cahaya merah, dan pada tingkat lebih rendah, air juga menyerap
cahaya kuning dan hijau, menyebabkan warnanya bisa berubah ubah tergantung
kedalaman dan tempatnya.Warna biru merupakan warna yang paling tidak diserap
oleh air, sehingga air nampak berwarna biru.
Semakin dalam kedalaman laut, semakin ia berwarna kebiruan. Karena cahaya
merah diserap kuat, menjadikannya hilang, dan cahaya biru terus menembus masuk
kedalam. Saat matahari mulai terbenam dan terbit, air laut akan kelihatan merah di
permukaannya dikarenakan penyerapan cahaya tersebut. Warna yang berbeda pada
laut, sungai dan danau juga disebabkan oleh tanaman yang hidup di dasarnya seperti
alga yang terdapat pada laut merah, dan endapan yang terbawa didalam air. Seperti
warna coklat yang merupakan endapan yang terbawa dari sungai, sehingga membuat
warnanya nampak keruh
Warna air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan
sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari
yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan
dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis
3.2 Saran
Apabila terdapat kekurangan dalam data-data yang penulis susun maka
penulis memohon kepada pembaca agar memberi masukan berupa kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Adapun penulis mendapatkan sumber data yang
belum tentu sempurna.
https://catatanlenni.wordpress.com/2015/05/12/makalah-tentang-air/
http://fdlstari.blogspot.com/2017/06/makalah-hidrosfer.html