LINGKUNGAN PENGENDAPAN
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Melakukan interpretasi data wireline log secara kualitatif.
Mengevaluasi parameter-parameter dalam analisis kualitatif data wireline log yang meliputi zona batuan
reservoir, jenislitologi, serta jenis cairan pengisi formasi.
Menentukan jenis-jenis dan urutan litologi denganmenggunakan data wireline log .
Menentukan ada atau tidaknya kandungan hidrokarbon padasuatu formasi menggunakan data
wireline log.
Menentukan lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbonberdasarkan data
wireline log.
1.2 Tujuan
Mengetahui informasi-informasi seperti litologi, porositas,resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon berdasarkan
data wireline log
Mengetahui keterdapatan hidrokarbon dalam suatu lapisandengan menggunakan data wireline log .
Mengetahui lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbonberdasarkan interpretasi datawireline log.
DASAR TEORI
2.1 Well Logging
Well logging
merupakan suatu teknik untuk mendapatkan databawah permukaan dengan menggunakan alat ukur yang
dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi ciri-ciri batuandi bawah
permukaan (Schlumberger, 1958).Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan informasilitologi,
pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhanhidrokarbon. Sedangkan tujuan utama dari
penggunaan log ini adalahuntuk menentukan zona, dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam
suatu reservoir. Pelaksanaan wireline logging merupakan kegiatan yang dilakukandari memasukkan alat yang
disebut sonde ke dalam lubang pemboransampai ke dasar lubang. Pencacatan dilakukan dengan menarik
sondetersebut dari dasar lubang sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan kecepatan yang tetap dan
menerus. Kegiatan ini dilakukan segera setelah pekerjaan pengeboran selesai ( lihat Gambar 1.1). Hasil
pengukuran atau pencatatan tersebut disajikan dalam kurva log vertikal yang sebandingdengan kedalamannya
dengan menggunakan skala tertentu sesuai keperluan pemakainya.Tampilan data hasil metode tersebut adalah
dalam bentuk log yaitu grafik kedalaman dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara
berkesinambungan di dalam sebuah sumur (Harsono,1997). Dari hasil kurva-kurva yang menunjukkan
parameter tersebut dapatdiinterpretasikan jenis-jenis dan urutan-urutan litologi serta ada tidaknyaKomposisi
hidrokarbon pada suatu formasi di daerah penelitian. Dengan kata lain metode well logging merupakan suatu
metode yang dapatmemberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kualitatif dan kuantitatif
adanya Komposisi hidrokarbon.
Dalam pelaksanaan well logging truk logging diatur segaris dengankepala sumur, kabel logging dimasukkan
melalui dua buah roda-katrol.Roda katrol atas diikat pada sebuah alat pengukur tegangan kabel. Didalam
kabin logging atau truk logging terdapat alat penunjuk beban yang menunjukkan tegangan kabel atau berat
total alat. Roda katrol bawah diikat pada struktur menara bor dekat dengan mulut sumur. Setelah alat-
alat logging disambungkan menjadi satu diadakan serangkaian pemeriksaan ulang dan kalibrasi sekali lagi
dilakukan supaya yakin bahwa alat berfungsi dengan baik dan tidakterpengaruh oleh suhu tinggi atau lumpur.
Alat logging kemudian ditarikdengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses perekaman data.
Untukmengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali diadakan beberapa kali perekaman dengan
kombinasi alat yang berbeda (Harsono,1997). Sistem pengiriman data di lapangan dapat menggunakan
jasasatelit atau telepon, sehingga data log dari lapangan dapat langsungdikirim ke pusat komputer untuk diolah
lebih lanjut perbedaan elektrokimia antara air di dalam formasi dan lumpur pemboran,akibat adanya
perbedaan salinitas antara lumpur dan Komposisi dalambatuan maka akan menimbulkan defleksi positif atau
atau negatif darikurva ini (Bassiouni,
1994).Gambar 1.2 Metode log SP (modified from Bassiouni, 1994).Potensial ini diukur dalam milivolts (mV)
dalam skala yang relatif yang disebabkan nilai mutlaknya (absolute value) bergantung pada sifat-sifat dari
lumpur pemboran. Dibagian yang shaly , defleksi SP maksimum ke arah kanan yang dapat menentukan suatu
garis dasar shale. Defleksidari bentuk log shale baselinemenunjukan zona batuan permeabel
yangmengandung fluida dengan salinitas yang berbeda dari lumpur pemboran(Russell, 1951).Log SP hanya
dapat menunjukkan lapisan permeabel, namun tidakdapat mengukur harga absolut dari permeabilitas maupun
porositas darisuatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti resistivitas formasi, air
lumpur pemboran, ketebalan formasi dan parameter lain. Jadi pada dasarnya jika salinitas Komposisi dalam
lapisanlebih besar dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang negatif dan jika salinitas Komposisi
dalam lapisan lebih kecil dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang positif. Dan bilamana
salinitas Komposisi dalam lapisan sama dengan salinitas lumpur maka defleksikurva SP akan merupakan garis
lurus sebagaimana pada shale (Doveton,1986).Kurva log SP tidak mampu secara tepat mengukur
ketebalanlapisan karena sifatnya yang lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih (Shale BaseLine) ke
garis permeabel tidak tajam melainkan halussehingga garis batas antara lapisan tidak mudah
ditentukan.Kegunaan Log SP adalah untuk (Exploration Logging, 1979) :1. Identifikasi lapisan-
lapisan permeabel.2. Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan
lapisan tersebut.3. Menentukan nilai resistivitas air-formasi (Rw).4. Memberikan indikasi
kualitatif lapisan serpih.
Gambar 1.3 Pembacaan kurva log SP (Bassiouni, 1994).
Dari berbagai kondisi batuan dan Komposisi yang ada di dalamnya,bentuk-bentuk kurva SP adalah
sebagai berikut :
Pada lapisan shale, kurva SP berbentuk garis lurus. Pada lapisan permeabel mengandung air asin, defleksi
kurvanyaakan berkembang negatif (ke arah kiri dari garis shale). Pada lapisan permeabel mengandung
hidrokarbon, defleksi SPakan berkembang negatif.Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksi SP
akanberkembang positif.
Pada lapisan permeabel yang mengandung air asin, harga resistivitasnya rendah karena air asin mempunyai
salinitas yangtinggi sehingga konduktivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung hidrokarbon
resistivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung sisipan shale, harga resistivitasnyamenunjukkan
penurunan yang selaras dengan persentase sisipantersebut.Pada lapisan kompak harga resistivitas tinggi,
karena lapisankompak mempunyai porositas mendekati nol sehingga celah antar butir yang menjadi media
penghantar arus listrik relatif kecil.
Menurut Sonnenberg (1991), kegunaan log densitas adalah untuk : Mengukur nilai porositas, Korelasi antar
sumur pemboran, Mengenali komposisi atau indikasi fluida dari formasi.
Ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkunganpengendapan dapat dilihat dari bentuk kurva log
terutama log gamma ray danspontaneous potential (Walker, 1992). Bentuk tipikal log denganbeberapa fasies
pengendapan yang merupakan indikasi dari bentuk kurva log GR atau SP secara umum dapat dilihat pada
Gambar 1.9. Bentuk kurva log yang tidak spesifik dari setiap lingkungan pengendapan membuat interpretasi
berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi lingkungan pengendapan yang cukup akurat
didapat dari data core. Bentuk kurva log GR ,SP dan resistivitas memiliki suatu urutanvertikal, yaitu :
1. Cylindrical
Bentuk silinder pada log GR atau SP dapat menunjukkan sedimentebal dan homogen yang dibatasi oleh
pengisian channel atauchannel-fills dengan kontak yang tajam. Cylindrical merupakan bentuk dasar
yangmewakili homogenitas dan ideal sifatnya. Bentukcylindrical diasosiasikandengan endapan
sedimen braided channel, estuarine atau sub-marinechannel fill, anastomosed channel, eolian dune, tidal sand.
3. Bell Shaped
Profil berbentuk bell menunjukkan penghalusan ke arah atas,kemungkinan akibat
pengisian channel atau channel fills. Pengamatanmembuktikan bahwa besar butir pada setiap level cenderung
sama,namun jumlahnya memperlihatkan gradasi menuju berbutir halus denganlempung yang bersifat
radioaktif makin banyak ke atas. Bentuk bell dihasilkan oleh endapan point bars, tidal deposits, transgressive
shelf sands, sub marine channel dan endapan turbidit.
4. Funnel Shaped
Profil berbentuk corong atau funnel menunjukkan pengkasaran kearah atas yang merupakan bentuk kebalikan
dari bentuk bell . Bentuk funnel kemungkinan dihasilkan sistem progradasi seperti sub marine fanlobes,
regressive shallow marine bar, barrier islandsatau karbonatterumbu depan yang berprogradasi di
atas mudstone, delta front atau distributary mouth bar , crevasse splay, beach and barrier beach,strandplain,
shoreface, prograding shelf sands dan submarine fan lobes
5. Symmetrical
regresi (Walker 1992). Penghalusan ke atas bentuk bell shape atau bell merupakan indikasi peristiwa regresi,
sedangkan pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili peristiwa transgresi sedangkankonstan
yaitu cilindrical shape mengindikasikan transisi. Penentuan lingkungan pegendapan pertama kali diarahkan
kepada skala yang besar kemudian akan dianalisis ke dalam skala kecil dengan kombinasi datayang ada yaitu
data cutting dan karakter wireline log
.
2.3.1 Contoh Interpretasi Lingkungan Pengendapan Delta Dari DataLog
Delta merupakan suatu endapan progradasi yang tidak teratur yangterbentuk pada lingkungan
subaerial yang secara langsung dikontrol olehsungai (Gambar 1.10). Morfologi delta dan bentuk penyebaran
sedimenpada delta dikontrol oleh tiga proses utama yaitu : influx fluvial, tidal, wave atau gelombang. Menurut
Serra (1990), secara umum lingkungan pengendapandelta dapat dibagi dalam beberapa subfasies
sebagai berikut :
1.Delta Plain
Merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel aktif dan channel yang
ditinggalkan atau abandoned channel.Delta plain cenderung tertutup oleh vegetasi yang rapat. Subfasies
delta plain dibagimenjadi:
a) Upper delta plain
Merupakan bagian dari delta yang terletak diatas area tidal ataulaut. Endapannya secara umum terdiri dari
: Endapan distributary channel yang berpindah Merupakan endapan braided atau meandering , tanggulalam
atau natural levee, dan endapan point bar.Endapan distributary channel ditandai dengan adanya bidang erosi
padabagian dasar urutan lingkungan dan menunjukkankecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen
yang dijumpai umumnya adalah cross bedding, ripple crossstratification, scour and fill, dan lensa-lensa
lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus dari channel-nya. Endapantanggul alam terbentuk
dan memisahkan diri dengan interdistributary channel. Sedimen pada bagian ini berupa pasir halus dan
rombakan material organik serta lempung yangterbentuk sebagai hasil luapan material selama terjadi
banjir. Lucustrine delta fill dan endapaninterdistributary flood plain. Lingkungan pengendapan ini mempunyai
kecepatan aruspaling kecil, dangkal, tidak berelief, dan proses akumulasisedimen berjalan
lambat. Interdistributary channel danflood plain, endapan yang terbentuk merupakan endapan yangberukuran
lanau sampai lempung yang dominan. Struktur sedimen yang terbentuk adalah laminasi sejajar
danburrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis, dan kadanghadir karena adanya pengaruh
gelombang.
Endapan delta front ditunjukkan oleh sikuen mengkasar ke atas atau coarsening upward dalam skala yang
relatif besar yang menunjukkan perubahan lingkungan pengendapan secara vertikal ke atas. Sikuen ini hasil
dariprogradasi delta front yang mungkin diselingi oleh sikuendistributary channel dari sungai atau tidal pada
saat progradasisungai berlangsung. Fasies pengendapan delta front dibagimenjadi beberapa subfasies dengan
karakteristik gradasi lingkungan yang berbeda yaitu :
-Distal bar
Memilki urutan lingkungan pengendapan cenderungmenghalus ke atas. Umumnya tersusun atas pasir halus
denganstruktur sedimen laminasi. Fosil pada lingkungan ini jarang dijumpai.
-Distributary mouth bar
Menurut Walker (1992), distributary mouth bar memilliki kecepatan yang paling tinggi dalam sistem
pengendapan delta.Sedimen umumnya tersusun atas pasir yang diendapkan melaluiproses fluvial dan
merupakan tempat terakumulasinya sedimenyang ditranspor oleh distributary channel dan
diantara mouthbars akan terendapkan sedimen berukuran halus. Pasokan sedimen yang menerus akan
menyebabkan terjadinya pengendapan mouth bars yang menuju ke arah laut. Struktur sedimen yang terbentuk
pada lingkungan ini antara lain:current ripple, cross bedding, dan massive graded bedding.
-Channel
Menurut Walker (1992), channel ditandai adanya bidangerosi pada bagian dasar urutan lingkungan
pengendapannya dan cenderung menghalus ke atas. Sedimen umumnya berukuran pasir . Struktur sedimen
yang terbentuk adalah cross bedding,ripple cross stratification,scour and fill.
-Subaquaeous levees
Merupakan kenampakan lain dari lingkungan pengendapan delta front yang berasosiasi dengan
active channel mouth bar. Lingkungan ini sulit dibedakan dan diidentifikasi dengan lingkungan lainnya pada
endapan delta masa lampau. Menurut Serra (1990), prodelta merupakan subfasies transisi antara delta
front dengan endapan normal marine shelf yang berada di bawah kedalaman efektif erosi gelombang yang
terletakdi luar delta front.Sedimen yang ditemukan pada lingkungan iniadalah sedimen yang berukuran paling
halus. Endapan prodelta didominasi oleh sedimen berukuran lanau dan lempung dankadang-kadang dijumpai
lapisan tipis batupasir. Struktur sedimenyang sering dijumpai adalah masif, laminasi,
dan burrowing structure.Seringkali dijumpai cangkang organisme bentonik yang tersebar luas dan
mengindikasikan tidak adanya pengaruh air tawar atau fluvial.
BAB IVPEMBAHASAN
D a t a l o g m e r u p a k a n s a l a h s a t u k r i t e r i a u t a m a s e b a g a i d a s a r dal am pros es
pengam bil an keputusan geol ogi pada eksplorasi
m i gas. Log di gunakan untuk m el akukan korel asi zona z ona p r o s p e k t i f s u m b e r
data untuk membuat peta kontur struktur dan isopach, menentukan
k a r a k t e r i s t i k f i s i k b a t u a n s e p e r t i l i t o l o g i , porosit as, geom et ri pori dan
perm eabili t as. Dat a loggi ng di gunakan u n t u k m e n g i d e n t i f i k a s i z o n a - z o n a
produktif, menentukan k a n d u n g a n fl ui da dal am reservoar s erta
m emperki rakan cadangan hi drocarbon. L o g a d a l a h g a m b a r a n k e d a l a m a n
dari suatu perangkat kurva yang mewakili parameter -parameter yan g
d i u k u r s e c a r a t e r u s m e n e r u s di dal am suatu sum ur ( S chl um berger, 1986).
P aram et er yang bi asa d i u k u r a d a l a h s i f a t k e l i s t r i k a n , t a h a n a n j e n i s
batuan, da ya hantar listrik, sifat keradioaktifan, dan sifat meneruskan
g e l o m b a n g s u a r a Pada log ini diketahui terdapat data-data wireline pada 4komposite log yang
meliputi kurva Gamma Ray Log (GR), kurva Caliper Log (CALI), kurva Density Log (RHOB), kurva
Neutron Log (NPHI), sertakurva Resistivity Log (LLD, LLS). Berikut pembahasan dari masing ±masing
komposite log. Dari data log, kita dapat menginterpretasikanapakah pada daerah tersebut memiliki kandungan
hidrokarbon atau tidak. Metode yang digunakan yaitu metode interpretasi pintas (quick look). Hal ini
berdasarkan pada data-data yang terdiri dari:
-Kurva Gamma Ray Log (GR)
-Kurva Density Log (RHOB)
-Kurva Neutron Log (NPHI)
- Kurva Resistivity Log (ILM,ILD dan SFLU
Berdasarkan kurva GR, kita melihat bahwa pada kurva GR menunjukkan nilai GR menuju pada minimum.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum kemungkinan
merupakan lapisan reservoir . Lapisan reservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya ditunjukkan oleh
rendahnya harga kurva gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah. Dalam identifikasi
litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yangpertama ditentukan adalah Shale Base Line dan Sand
Base Line dari kurva log Gamma Ray tersebut. Shale base line yang merupakan garis lempung ini adalah
garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga palingtinggi yang mengisyaratkan bahwa daerah tersebut
perupakan daerah impermeabel, sedangkan sand base line merupakan garis yang ditarik darititik yang
memiliki harga yang paling kecil dalam kurva log gamma rayyang juga mengisyaratkan bahwa daerah
tersebut adalah daerah yangpermeabel. Log Gamma ray yang memiliki skala 0 sampai 300
inikemudian dianggap mempunyai persentase 100%. Maka selanjutnyabarulah ditentukan daerah interes yang
menjadi kandidat batuanpermeabel dimana kandidat ini adalah zona yang terletak diantara 50%-80% (sering
juga disebutcut off ). Daerah yang terletak pada zona inilahyang dianggap sebagai zona clean sand . Selain
itu, dari kurva ini juga dapat ditentukan batas-batas perlapisandengan mengambil patokan adanya perubahan
pola kurva (defleksi kurva)merupakan tanda bahwa terdapat perubahan litologi. Namun yang perlu diingat
kurva Gamma Ray ini tidak mengisyaratkan besar butir tetapihanya memberikan informasi tentang distribusi
butir dan kandungan lempungnya
3.Sandstone
Berdasarkan data log PT-3, litologi ini terdapat di kedalaman 4030 ± 4030 feet.
Litologi ini dicirikan dengan data log Gamma Ray Yang rendah yaitu sekitar 40 - 60 gAPI, hal ini karena pada
lapisan ini hampir tidak mempunyai kandungan radioaktif atau dapat dikatakan mempunyaiintensitas
radioaktif yang sangat rendah. Dari hasil log neutron (NPHI)yang menunjukan angka yang besar maka dapat
diketahui bahwa batuanini memiliki porositas yang besar. Dan dengan melihat dari Log Density (RHOB)
maka dapat diketahui pula bahwa batuan ini memiliki densitasyang rendah yang dimungkinkan berasal dari
jumlah porositas yang banyak, oleh karena itu batuan ini mempunyai porositas yang baik(permeable).Pada
lapisan batupasir sangat jarang terjadi runtuhan dindingakrena disebabkan nilai permeabilitasnya sangat besar
sehingga tekananLog pada sumur dinding tidak terlalu signifikan. Pada tekanan lapisan inizona pemboran
harus melakukan casing hal ini dilakukan agar tekanangas dan bor tidaka menganggu kerentanan dinding
sehingga perlu dijagabesaran tekanan formasi untuk menjaga agar tidak terjadinya blow up. Untuk lebih
menentukan apakah zona pemboran ini bersifatekonomis maka dioverlay dengan data-data seismik untuk
melihat mainstructure serta sebaran batuan reservoir yang ada dengan melihatamplitudo anomali yang
terbentuk pada seismik tersebut untuk melihatnilai amplitudo yang terbentuk pada zono reservoir. D a r i
a n a l i s i s h a s i l i n t e r p r e t a s i f l u i d a m a s i n g ± m a s i n g l o g sebagai berikut :
3. ZonaSaline Water
Zona saline water pada data wireline log dapat dikenali dari logresistivitasnya (kurva LLD dan kurva LLS).
Log ini digunakan untukmendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air. Zona air akan menunjukkan harga
tahanan jenis formasi yang lebih rendah daripadazona minyak. Dari log resistivitas yang diberikan terlihat
bahwadefleksinya melurus, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa zona inimerupakan zonasaline water. Bila
defleksinya membelok(resistivitasnya semakin membesar) maka merupakan fresh water. Selain itu zona air
juga dapat dikenali bila tidak menunjukkanadanya separasi antara kurva log densitas (RHOB) dengan kurva
logneutron (NPHI). Kurva densitas (RHOB) lapisan tersebut berada disebelah kanan kurva neutron. Saline
water menunjukkan harga kurvaNPHI dan RHOB yang kecil.Maka berdasarkan pengamatan pada data log
didapatkan zona prospek gas berada pada :
4.2 Hasil Korelasi Masing ± masing Komposit Log
Hasil korelasi dari masing masing komposit log diatas adalahkorelasi tentang lingkungan pengendapan.
Berikut lingkunganpengendapan dari masing masing komposit logLingkungan pengendapan pada masing
masing komposit ini beradapada data log PT-3 kedalaman 4000- 4100, WP-6 kedalaman 4000-4200,PTD ± 7
kedalaman 4000- 4050, PT 2 kedalaman 4000 ± 4020 dari hasilpembacaan Log Gamma Ray dan kandungan
litologi yang adamenunjukan bahwasanya lingkungan pengendapan yang ditunjukkan oleh
intepretasi data log berada pada lingkungan pengendapan delta plain. Halini terlihat dari log Gamma ray yang
ada menunjukan bentuk seperti funnelshapped dimana bentuknya coarsening upward dimana
adanyaperselingan antara shale dan sandstone. Pengaruh gelombang padalingkungan pengendapan ini sangat
tinggi. Endapan yang ada merupakantermasuk endapan pengisi teluk atau bay fill deposit, dimana
endapannyameliputi
ditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada lingkunganpengendapan delta plain. Hal ini terlihat dari log
Gamma ray yang adamenunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana bentuknya coarseningupward
dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone.Pengaruh gelombang pada lingkungan pengendapan
ini sangat tinggi.Dimana litologi yang terdapat pada interval kedalaman ini adalahperselingan antara
shale dan sandstone dan juga limestone. Lingkunganpengendapan ini mempunyai kecepatan arus paling kecil,
dangkal, tidakberelief, dan proses akumulasi sedimen berjalan lambat. Endapan yangterbentuk merupakan
endapan yang berukuran lanau sampai lempungyang dominan dengan demikian endapan secara khusus
terdapat pada daerah shallow marine.
Dilihat dari bentuk kurva gammaray yangberbentuk funnel shaped. atau berbentuk corong yang
menunjukkanpengkasaran keatas yang merupakan kebalikan dari bentuk bell. Kurvayang terbentuk
cenderung agak tajam atau melengkung yaitu bentukkurva yang funnel yang dapat menunjukkan sedimen
yang tebal danhomogen yang dibatasi oleh pengisian chanel dengan kontak yang tajamLingkungan
pengendapan pada masing masing komposit ini beradapada data log data log PT-3 pada kedalaman 4620-
4700, WP-6kedalaman 4580 -4790, PTD ± 7 kedalaman 4510- 4530, PT 2 kedalaman4570 ± 4650. Dari hasil
pembacaan Log Gamma Ray dan kandunganlitologi yang ada menunjukan bahwasanya lingkungan
pengendapan yangditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada lingkunganpengendapan delta plain. Hal
ini terlihat dari log Gamma ray yang adamenunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana bentuknya
coarseningupward dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone. Dimanalitologi yang paling
dominan adalah lempung. Pengaruh gelombang padalingkungan pengendapan ini sangat tinggi. Endapan
yang ada merupakantermasuk endapan pengisi teluk atau bay fill deposit, maka kemungkinanlingkungan
pengendapannya berada pada fasies Sub marine. Dilihat daribentuk kurva gammaray yang berbentuk
funnel shaped. atau berbentuk corong yang menunjukkan pengkasaran keatas yang merupakankebalikan dari
bentuk bell. Kurva yang terbentuk cenderung agak
tajamatau melengkung yaitu bentuk kurva yang funnel yang dapatmenunjukkan sedimen yang tebal dan
homogen yang dibatasi olehpengisian chanel dengan kontak yang tajam
0
Tambahkan komentar
Petroleum Engineer
World
UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS DIRI
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
HETEROGENITAS RESERVOIR
INJEKSI CO2
HETEROGENITAS RESERVOIR
KARAKTERISTIK DELTA
SIMULASI RESERVOIR
DECLINE CURVE
1
PERAN WELL TEST ING UNTUK EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KERUSAKAN FORMASI
INTERFERENCE TEST
KARAKTERISTIK RESERVOIR
HETEROGENITAS RESERVOIR
BAB III
RESERVOIR BERLAPIS DAN HETEROGENITAS RESERVOIR
Endapan delta umumnya mempunyai perlapisan silang siur (cross bedding) yang
terdiri atas tiga lapisan ynag saling berhubungan tetapi mempunyai lithologi yang
berbeda. Tiga lapisan yang dimaksud adalah : lapisan muka, lapisan dasar, dan lapisan
tutup.
Lapisan muka tersusun dari material – material kasar yang terendapkan paling
awal setelah aliran air atau sungai mencapai laut. Lapisan muka biasanya tebal dan
mempunyai kemiringan yang besar. Semakin ke arah laut, lapisan muka semakin kecil
ukuran butirnya, dan akhirnya dihasilkan lapisan yang berbutir halus dan menyebar
pada daerah yang luas di dasar laut yang disebut lapisan dasar.
Proses pengendapan yang berlangsung terus menyebabkan lapisan depan
berkembang ke arah laut dan menutupi lapisan dasar. Akibatnya delta semakin
berkembang ke arah laut, arus air yang membawa sedimen juga semakin maju ke arah
laut melalui kanal – kanal yang melewati lapisan muka dan lapisan dasar delta. Di
dalam kanal terendapkan oleh arus air suatu endapan horizontal yang disebut lapisan
tutup (topset bed). Sewaktu banjir, air meluap melalui tepi kanal dan mengendapkan
sedimen pada dataran banjir yang juga merupakan sebagian dari lapisan tutup delta.
Distribusi ukuran butir hasil pengendapan kanal adalah semakin halus ke arah atas
dan ukuran halus dimiliki oleh batuan shale, karena sifatnya impermeable, endapan kanal
merupakan caps rock. Sebaliknya ukuran butir semakin kasar ke arah atas dihasilkan oleh
deltaic bar, endapan ini memiliki porositas semakin bagus ke arah atas cocok sebagai
reservoir minyak dan gas bumi.
Gambar 3.2
Perkembangan Permukaan Pengendapan ‘clinoform’ dari delta 9)
Gambar 3.4
Akumulasi minyak pada Salt Dome 1)
Delta secara keseluruhan berfacies klastik, delta besar akan menghalangi
pengendapan karbonat. Proporsi jenis sedimen dikontrol oleh interaksi suplay bahan –
bahan fluvial dan marine. Interaksi ini membuat empat pola delta yang umum yakni :
a. High – destructive Delta
Pengaruh marine sangat dominan dan kandungan pasir begitu tinggi. Kecenderungan
produktif dihasilkan oleh pasir pantai, jebakan minyak dan gas berupa stratigrafi. Contoh
saat ini di Sungai Po dan Rhone di Mediterania; kedua sungai nampak berusaha
membentuk delta kaki burung (bird – foot delta).
b. High – constructive Delta
High – constructive Delta bertipe kaki burung ada di Missisipi. Sejumlah channel tersebar
membentuk jari – jari bar ke arah laut. Pasir reservoir tertahan ke jari – jari delta (finger) ini,
deposite delta terdominasi oleh Lumpur.
c. High – constructive Delta
High – constructive delta jenis lobate (delta ekor kuda, seperti Modern Nile dan Niger
River), yang mana sejumlah kecil channel active yang tersebar membangun delta
sepanjang front convex ke arah laut. Semua dikuasai oleh proses regresi, dimana pasir
tipis, sepanjang delta front merupakan batuan reservoir (terlihat pada Gambar 3.5).
4. Delta Kipas yang berkembang dalam danau atau laut
tertutup
Sesengguhnya yang bersifat delta merupakan bagian dari kipas alluvial dan transport pasir
terus menerus dari lingkungan sub – aerial, melewati fluvial ke delta dan mungkin endapan
marine yang paling membentuk lingkungan pengendapan campuran. Contoh terbaru adalah
jenis delta Gilbert di danau Bonneville berumur Pleistocene.
Gambar 3.5
Type Niger Delta Sediment 1)
Delta besar memerluakan waktu lama pembentukan dan bertahap. Karena proses
regressive bentuk delta dapat berupa ekor kuda atau kaki burung, dan karena kondisi
regressive delta menjadi komplek.
Urutan lengkap delta dari puncak ke dasar dengan komponen – komponenya
sebagai berikut :
6. Deposite dataran delta : lenticuler, kaya organic, lempung carbonatan atau shally,
bioturbated, fauna rawa, fragmen berupa tumbuhan, peat (seperti batu bara) dan pasir.
Tidal datar, subtidal dimana batupasir berupa deposite angin atau deposite banjir dengan
bentuk lenticuler tinggi. Terdominasi air tawar selagi aktif, selama progradasi, jika tidak aktif
didominasi air payau hingga air asin (laut).
5. Penyebaran pasir channel dan mulut bar dalam dataran dengan permeabilitas (k) dan
porositas bagus serta ripple marks dalam skala ukuran kecil, tetapi biasanya kondisi bagus
ke arah atas. Kontak tajam dengan shale ada di atas dan di bawah. Pasir bar mulut sungai
mempunyai batuan yang bersifat mustone, kontak pada bagian atas kasar, tetapi kontak ke
bawah berupa pasir di atas clay. Kedua jenis tubuh pasir mempunyai geometri linier dan
semakin tipis miring ke bawah; mereka berasosiasi dengan tanggul (leeve) sungai. Dalam
kurva SP berbentuk block, block seperti gergaji atau berbentuk bell (bell – shaped).
4. Pasir bar menjari; clean sand, non marine, coarsening ke atas, dan perkembangan struktur
berupa cross bedding.
3. Deposite jari delta lebih keluar batas kenampakan delta, dengan terlihat adanya mulut bar
sungai. Pada lingkungan transisi yang terlewati air payau, batupasir bersifat shally terdapat
antara delta front dengan endapan dataran delta. Permeabilitas pada deposite jari delta
rendah.
2. Deposite Delta Front
Berupa pasir terlaminasi silt dan clay. Pasir ke arah atas berukuran coarse, dan mungkin
mempunyai porositas dan permeabilitas bagus. Deposite delta front menghadirkan fasa
aktif dari delta.
1. Pasir Prodelta
Kandungan batupasir atau silt tipis. Clay dibawah kondisi terkompaksi dan kelebihan
tekanan akan terjadi jika tertumpang tindih oleh pasir yang terendapkan secara cepat.
Ketidakselarasan sisa endapan prodelta mungkin termasuk komponen non klastik,
contohnya algal reefs.
Gambar 3.6
Penampang dari komponen Delta 9)
Pengaruh erosi menghasilkan pasir quarsa dalam mulut channel – channel tidal.
Secara prinsip reservoir berada dalam pasir delta front. Produktif cenderung dikontrol oleh
distribusi tubuh pasir dan oleh geometrinya yang mungkin berbentuk lobate atau ellongate.
Daerah paling produktif terhampar di sekitar tepi progradasi delta (lobes).
Penyebaran pasir – pasir channel dari facies dataran delta tipi High – constructive Delta
adalah jarang produktif karena adanya sedimentasi silica pada sekitar channel dan pasir
delta front (dikarenakan perbedaan komposisi air). Sedimentasi ini mencegah migrasi
hidrokarbon ke bagian atas unit delta.
Gambar 3.7 melukiskan granite wash yang didapatkan dari pengangkatan Amarillo di
Texas Panhandle, kemudian menggerus menyapu barat daya sisi cekungan Andarko. Pada
tempat itu menggantikan sedimen – sedimen cekungan dan system slope dan menutup
ketebalan lapisan berusia Palezoik yang lebih tua.
Secara mengejutkan pasir reservoir granite wash memiliki porositas dan permeabilitas
tinggi, meningkt sampai 20 persen dan 500 mD, walaupun terjadi pengurangan keduanya
dikarenakan perubahan in situ dari mineral feldspar sampai mineral lempung.
Batupasir Cretaceous Lower di berbagai cekungan termasuk juga reservoir produktif.
Mereka termasuk reconcave basin di Brazil (Gambar 3.10).
Ada juga cekungan di Siberia barat, yang mana lapangan minyak dan gas terjebak
dalam batu pasir multiplayer, berasosiasi dengan batubara (Gambar 3-11).
Gambar 3.8
Penampang Struktur Yang Memotong Sisi Timur Graben Reconcave, Pantai Brazil.
Memperlihatkan Delta KipasCretaceous Lower (termasuk reservoir batupasir)22)
Gambar 3.9
Memperlihatkan Reservoir Batupasir Multiple Lower Cretaceous22)
Gambar 3.11
Caspian Basin Selatan (Formasi Produktif) Memperlihatkan Sistem Delta Dimana Pasir
Produktif Lapangan Minyak Baku dan Cheleken Terendapkan22)
Demikian juga bila formasi yang ditembus sumur pemboran yang dipengaruhi oleh
adanya perlapisan. Dimana setiap lapisan mempunyai tekanan kapiler, sehingga
didapatkan kurva tekanan kapiler atau ketebalan zona transisi versus saturasi air yang
berbeda untuk setiap lapisan, dan untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.9.
Gambar 3.9
6)
Pengaruh Permeabilitas Layer Pada Saturasi Air
Dari gambar 3-9B, layer 1 dan layer 3 tidak memproduksikan air, tetapi layer 2 dan layer 4
memproduksikan air, karena layer ini sudah memasuki zona transisi. Demikian halnya
dengan layer 5 dan seterusnya. Heterogenitas vertikal ini akan mempengaruhi kurva
tekanan kapiler versus saturasi air, dan akan mempengaruhi zona transisi sehingga
mempengaruhi produksi dan komplesinya.
Selanjutnya untuk sifat – sifat lingkungan pengendapan laut dangkal adalah sebagai
berikut :
1. Geometrinya berlapis – lapis akibat pengaruh ombak ataupun badai yang linier akibat
adanya pasang surut pantai.
2. Beddingnya merupakan lapisan tipis.
3. Permeabilitasnya besar dan berarah atau tidak berarah dan rendah yang akibat dari semen
kalsit, sehingga permeabilitas horizontalnya lebih besar dari permeabilitas vertikalnya.
4. Pembatas permeabilitasnya meluas.
Kemudian sifat dari batuan lingkungan pengendapan turbidit, yaitu :
1. Geometrinya menjadi dan membentuk lapisan.
2. Beddingnya merupakan layer dan tipis.
3. Permeabilitasnya bervariasi pada channel.
Memuat
Gede Siddiarta. Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.