Tidak hanya itu, olahraga secara teratur juga membantu Anda mempertahankan berat
badan yang sehat, yang mana merupakan cara lain untuk mengontrol tekanan darah.
Khususnya bagi orang yang memiliki riwayat hipertensi, olahraga rutin dapat mengurangi
kebutuhan untuk minum obat tekanan darah. Pasalnya olahraga dapat menurunkan tekanan
darah sistolik mulai dari 4-9 milimeter merkuri (mm Hg), yang sama baiknya dengan manfaat
mengonsumsi obat hipertensi.
Ingat, untuk menjaga agar tekanan darah selalu terkendali, Anda perlu berolahraga secara
teratur. Dibutuhkan sekitar satu hingga tiga bulan untuk olahraga teratur supaya dapat
berdampak pada tekanan darah Anda. Manfaat ini umumnya akan bertahan selama Anda
terus berolahraga secara teratur.
Cukup masukkan aktivitas fisik intensitas sedang ke rutinitas harian Anda untuk bisa meraup
manfaat ini. Pada dasarnya, setiap aktivitas fisik yang meningkatkan detak jantung dan
pernapasan Anda dianggap sebagai olahraga untuk hipertensi yang baik.
Contoh olahraga sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan tekanan darah
adalah:
Agar hasil olahraga untuk hipertensi bisa maksimal, Anda dapat mengombinasikan
keduanya. Jadi, usahakan untuk melakukan olahraga intensitas sedang yang diselingi
dengan intensitas tinggi setidaknya 30 menit setiap hari dalam seminggu. Nah, agar tidak
lupa, pertimbangkan untuk membuat pengingat di ponsel Anda.
Selain itu, jika Anda lebih banyak duduk ketika bekerja, cobalah untuk mengusahakan untuk
bergerak sekalipun hanya untuk sekadar berdiri atau berjalan sebentar setiap beberapa jam
sekali. Pasalnya berbagai penelitian telah menemukan bahwa terlalu lama duduk dapat
berperan serta pada banyak kondisi kesehatan serius. Sempatkan pula untuk melakukan
aktivitas rumah tangga sendiri agar Anda lebih aktif, seperti memotong rumput, menyapu,
berkebun, atau mengepel lantai.
Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain dalam
tubuh. Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa
menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti:
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, seringnya Anda disarankan untuk mengurangi
konsumsi garam Anda. Namun, apakah Anda tahu apa hubungan antara garam dan
tekanan darah?
Asupan garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan natrium alami yang ada dalam
tubuh Anda. Kadar natrium dalam tubuh bisa meningkat, sehingga menyebabkan retensi
natrium, kemudian hal ini dapat meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran darah
terhadap dinding pembuluh darah. Akhirnya, terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Oleh karena itu, penderita hipertensi disarankan untuk mengurangi asupan garamnya,
walaupun ia sudah mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Mengurangi
asupan garam dapat membantu Anda mengontrol tekanan darah. Pengurangan asupan
garam dari 10 gram menjadi 6 gram saja per hari dapat mengurangi tekanan darah. Pada
akhirnya, dapat menurunkan 14% kematian akibat stroke dan 9% kematian akibat penyakit
jantung koroner pada penderita hipertensi, seperti yang ditunjukkan pada penelitian
dalam Journal of Human Hypertension tahun 2002.
Dalam menjalankan diet rendah garam, bukan berarti Anda hanya mengurangi asupan
garam Anda, tetapi juga makanan lain yang mengandung garam tersembunyi. Sekitar 80%
garam yang masuk ke tubuh kita biasanya kita dapatkan dari makanan olahan, seperti roti,
biskuit, sereal, makanan siap saji, dan lainnya. Sisanya, yaitu 20%, barulah berasal dari
garam yang ditambahkan saat memasak atau garam meja.
Berikut ini merupakan tips bagi Anda dalam menjalankan diet rendah garam:
Sebaiknya jangan tambahkan masakan Anda dengan garam, termasuk garam meja, MSG,
pelunak daging, berbagai macam kecap dan saus, acar, dan lainnya. Anda bisa
menambahkan bahan-bahan lain, seperti rempah-rempah/ bumbu dapur, herbal, lemon,
bawang putih, jahe, cuka, merica, dan lada hitam untuk memperkaya rasa masakan Anda.
Anda juga bisa menambahkan jeruk, lemon, jeruk nipis, nanas, atau cuka sebagai bumbu
untuk masakan daging.
Buatlah masakan khusus untuk Anda sendiri, jika anggota keluarga Anda yang lain tidak
suka dengan masakan tersebut. Anda juga bisa mencoba untuk lebih memilih memasak
dengan cara dipanggang atau direbus daripada digoreng yang lebih mengandung banyak
minyak.
2. Hati-hati dengan makanan dan minuman yang mengandung garam tersembunyi
Jangan lupa untuk menambahkan sayuran dan buah-buahan segar pada menu Anda setiap
hari. Selain itu, batasi makanan olahan atau makanan dalam kemasan, termasuk makanan
kalengan dan makanan instan. Bagaimana dengan minuman? Sebaiknya Anda juga
membatasi minum minuman ringan karena minuman ini juga mengandung garam tambahan.
Jika Anda ingin membeli makanan beku, pilihlah yang mengandung natrium sekitar 600 mg
atau kurang. Oleh karena itu, mudahnya, Anda lebih baik makan makanan yang dimasak
sendiri di rumah.
Bukannya Anda sama sekali tidak diizinkan untuk mengonsumsi makanan kemasan.
Namun, biasanya makanan kemasan mengandung garam tinggi. Atau, biasanya jika Anda
baca informasi nilai gizi, Anda akan menemukan kandungan natrium yang tinggi pada
produk makanan kemasan tersebut. Kadar natrium yang tinggi ini dapat meningkatkan kadar
natrium dalam tubuh Anda, sehingga tekanan darah Anda ikut meningkat.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu membaca informasi nilai gizi jika ingin membeli
makanan kemasan. Pilihlah makanan yang mengandung natrium rendah (140 mg atau
kurang per sajian) atau bebas natrium (kurang dari 5 mg per sajian). Ingat, per
sajian! Biasanya dalam satu bungkus makanan kemasan tersaji lebih dari satu sajian. Untuk
mengetahuinya, Anda bisa lihat jumlah sajian per kemasan. Dari sini, kemudian Anda
dapat membagi berapa jumlah natrium yang terkandung dalam setiap satu sajian makanan
tersebut.
Sedangkan, makanan yang mengandung garam tinggi (sebaiknya Anda hindari) adalah:
Diabetes (diabetes melitus) adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai
dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat penting bagi
kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang
membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita.
Penyakit ini memiliki dua jenis utama, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar penderita diabetes. Pada tahun 2013,
penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8,5 juta orang dengan
rentang usia 20-79 tahun (dikutip dari Federasi Diabetes Internasional). Tetapi kurang dari
50% dari mereka yang menyadarinya.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Pendeteksian sedini mungkin memungkinkan kita untuk mencegah bertambah parahnya
kondisi diabetes kita.
Kadar gula darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah,
saraf, dan organ tubuh. Diabetes termasuk penyakit kronis yang berkembang secara
bertahap, hingga akhirnya bisa memicu sejumlah komplikasi jika tidak ditangani dengan
baik. Berikut adalah sejumlah komplikasi yang umumnya dialami oleh penderita diabetes.
Semua zat gizi sangat penting dalam diet diabetes. Makanan sumber karbohidrat harus
dibagi merata di sepanjang hari untuk mengimbangi insulin yang mampu diproduksi oleh
tubuh. Gejala penyakit diabetes mellitus diantaranya meningkatnya rasa haus, dehidrasi,
gangguan elektrolit dan penurunan berat badan. Untuk mengimbangi tidak tersedianya
glukosa sebagai sumber energi, tubuh akan meningkatkan laju pemecahan glikogen serta
lemak untuk melepaskan sumber-sumber energi dan memproduksi glukosa dari hasil
pemecahan protein tubuh.
Makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes diantaranya ayam tanpa kulit, ikan, putih
telur, daging tidak berlemak. Sumber protein nabati yang dianjurkan diantaranya tempe,
tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang kedelai, sayuran yang
diperbolehkan diantaranya kangkung, daun kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air,
kembang kol, lobak, sawi, selada, seledri, terong. Buah-buahan seperti jeruk, apel, pepaya,
jambu air, salak dan belimbing diperbolehkan untuk dikonsumsi.
Semua jenis karbohidrat seperti nasi, bubur, roti, mie, kentang, singkong, ubi, sagu,
gandum, pasta, jagung, talas, havermout, sereal dan kentang diperbolehkan namun dibatasi
sesuai kebutuhan. Enam langkah makan sehat bagi penderita diabetes diantaranya :
Dalam melaksanakan diet, penderita DM tipe 2 harus mengikuti anjuran 3J, yaitu jumlah
makanan, jenis makanan dan jadwal makanan.
Jenis dan jumlah makanan yang banyak mengandung gula serta jadwal makan yang tidak
teratur dapat meningkatkan kadar gula darah. Jumlah kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kgBB ideal, bergantung pada jenis kelamin, umur, aktivitas, dan status gizi. Kebutuhan
kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori wanita sebesar 25kal/kgBB
dan untuk pria sebesar 30kal/kg BB.
Penurunan kebutuhan energi untuk usia > 40 tahun menurut PERKENI tahun 2011 dengan
ketentuan usia 40-59 tahun, kebutuhan energinya dikurangi 5% dan usia 60-69 tahun
kebutuhan energinya dikurangi 10%, usia >70 kebutuhan energinya dikurangi 20% dari
kebutuhan energi.
Perlu adanya pembatasan makanan dengan indeks glikemik tinggi karena indeks
glikemik yang tinggi pada makanan dapat mempengaruhi kadar glukosa darah 2 jam setelah
makan. Contoh makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi yaitu roti putih, minuman
bersoda, dan nasi putih. Makanan dengan indeks glikemik rendah memberikan manfaat
tidak hanya untuk glikemik postprandial tetapi juga untuk lipid.
Contoh beberapa makanan dengan indeks glikemik rendah diantaranya beras merah,
gandum, sayuran, dan kacang-kacangan merupakan sumber karbohidrat yang kaya akan
serat. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe dan
tahu. Penderita diabetes mellitus makan sesuai jadwal, menurut waspadji tahun 2017
pembagian waktu makan yaitu 3 kali makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval
waktu 3 jam yaitu makan pagi pukul 07.00, selingan pagi pukul 10.00, makan siang 13.00,
selingan siang pukul 16.00, makan sore pukul 19.00 dan selingan sore pukul 21.00. Aktifitas
fisik juga berperan utama dalam pengaturan kadar gula darah.
6 LANGKAH MENCUCI TANGAN MENURUT WHO
6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut dengan arah memutar.
Kegiatan fisik sehari – hari dan latihan fisik secara teratur (3–4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam perawatan diabetes tipe II. Latihan fisik dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan fisik yang dimaksud jalan kaki, bersepeda santai,
jogging, berenang.
Latihan fisik sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran fisik. Kegiatan sehari –
hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan tetap
dilakukan. Batasi atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang gerak seperti
menonton televisi.
1. Continuous :
Latihan fisik harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa berhenti. Contoh:
Jogging 30 menit , maka pasien harus melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
2. Rhytmical :
Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur,
contoh berlari, berenang, jalan kaki.
3. Interval :
Latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh: jalan cepat diselingi jalan
lambat, jogging diselangi jalan
4. Progresive :
- Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan sampi sedang
selama mencapai 30 – 60 menit
- Sasaran HR = 75 – 85 % dari maksimal HR
- Maksimal HR = 220 – ( umur )
5. Endurance :
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, seperti jalan jogging dan
sebagainya. Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3 hari dalam seminggu,
sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olah raga kesenangannya.
Olah raga yang teratur memainkan peran yang sangat penting dalam menangani
diabetes, manfaat – manfaat utamanya sebagai berikut:
Olah raga membantu membakar kalori karena dapat mengurangi berat badan.
Olah raga teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel tempat insulin
bisa melekatkan diri.
Olah raga memperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung.
Olah raga meningkatkan kadar kolesterol “baik” dan mengurangi kadar kolesterol “jahat”
Olah raga teratur bisa membantu melepaskan kecemasan stress, dan ketegangan,
sehingga memberikan rasa sehat dan bugar.
Gula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan karena itu tidak perlu untuk
memakan karbohidrat ekstra.
Olah raga untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan pengurangan asupan
kalori.
Olah raga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olah raga berat mungkin bisa dilakukan
tiga kali seminggu.
Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna pemanasan dan pendinginan
sebelum dan sesudah berolah raga.
Pilihlah olah raga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup anda secara
umum.
Manfaat olah raga akan hilang jika tidak berolah raga selama tiga hari berturut-turut.
Olah raga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori bertambah.
Karena itu sangat penting bagi anda untuk menghindari makan makanan ekstra setelah
berolah raga.
Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olah raga teratur.
Hipertensi
Apa itu hipertensi? Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi di mana kekuatan
aliran dari darah terhadap dinding arteri cukup tinggi. Hampir sepertiga dari orang-orang
yang memiliki hipertensi tidak menyadari penyakit ini dalam tubuhnya.
Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter
untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka
setidaknya setiap lima tahun sekali. Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke
waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung dan daya tahan
pembuluh darah.
Penyebab Hipertensi
Faktor risiko yang membuat seseorang mengalami hipertensi di antaranya: obesitas, terlalu
banyak minum alkohol, merokok, dan riwayat keluarga. Salah satu aspek yang paling
berbahaya dari hipertensi adalah bahwa setiap individu tidak menyadari bahwa dirinya
memiliki tekanan darah tinggi.
Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan
menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah
Anda mengalami hipertensi adalah dengan pemeriksaan tekanan darah yang teratur. Hal ini
penting terutama jika kita memiliki saudara atau keturunan tekanan darah tinggi.
Gejala Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, pada
beberapa orang dengan tekanan darah yang sangat tinggi dapat muncul gejala hipertensi
berupa:
Jika Anda memiliki gejala hipertensi tersebut, segera periksakan ke dokter. Tekanan darah
yang tidak terkontrol mampu menyebabkan pasien jatuh ke dalam kondisi krisis hipertensi,
yaitu hipertensi yang menyebabkan kegagalan organ seperti serangan jantung atau stroke.
Diagnosis Hipertensi
Tekanan darah tinggi sering disebut silent disease karena pasien biasanya tidak tahu bahwa
tubuhnya memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini dikarenakan karena penyakit hipertensi tidak
menunjukkan tanda dan gejala secara kasatmata. Itulah kenapa pemantauan tekanan darah
secara rutin sangat penting.
Angka tekanan darah yang ideal adalah di bawah 120/80 mmHg. Namun, hasil pengukuran
di bawah 130/90 mmHg masih termasuk dalam batas normal. Tekanan darah bisa berubah-
ubah. Hasil pengukuran yang tinggi dalam sekali pemeriksaan tidak berarti Anda otomatis
mengidap penyakit hipertensi.
1. Hipertensi grade I
Ketika tekanan darah sistole di atas atau sama dengan 140 mmHg, dan tekanan darah
diastole di atas atau sama dengan 90 mmHg. Diagnosis hipertensi grade I apabila selama 2
kali pemeriksaan berturut-turut dalam rentang waktu seminggu pasien menunjukkan tekanan
darah tersebut.
2. Hipertensi grade II
Ketika tekanan darah sistole di atas atau sama dengan 160 mmHg, dan tekanan darah
diastole di atas atau sama dengan 100 mmHg pada satu kali pemeriksaan.
3. Krisis hipertensi
Ketika tekanan darah diastole di atas atau sama dengan 180 mmHg dan tekanan darah
diastole di atas atau sama dengan 110 mmHg. Krisis hipertensi sendiri dibagi menjadi 2:
Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi yang utama adalah dengan mengubah gaya hidup. Pola hidup sehat
yang dapat diterapkan, di antaranya:
Olahraga teratur
Jaga berat badan tetap ideal
Batasi konsumsi garam
Hindari merokok.
Selain itu, Anda juga harus bisa menghindari stres, karena dapat menyebabkan masalah
emosional, psikologis, dan bahkan fisik, termasuk penyakit jantung koroner dan tekanan
darah tinggi. Oleh karenanya, menangani stres penting dilakukan untuk menghindari
hipertensi.
Setelah bisa mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, Anda juga membutuhkan beberapa
obat yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah, di antaranya:
Obat ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Kalsium channel blocker bekerja
dengan memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel jantung dan dinding pembuluh darah,
yang membuat jantung lebih mudah untuk memompa dan memperlebar pembuluh darah.
2. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor
Obat tekanan darah tinggi yang memperlebar pembuluh darah sehingga meningkatkan
jumlah darah yang dipompa jantung dan pada akhirnya menurunkan hipertensi.
Angiotensin II receptor blocker (ARB) memiliki efek yang sama seperti ACE inhibitor, tetapi
bekerja dengan mekanisme yang berbeda.
4. Diuretik
Umumnya dikenal sebagai pil air, yang membantu tubuh untuk menyingkirkan air dan garam
yang tidak dibutuhkan melalui urine. Menyingkirkan kelebihan garam dan cairan membantu
menurunkan tekanan darah dan dapat membuat jantung memompa darah lebih ringan.
5. Beta-blockers
Obat ini digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dengan cara memblokir efek dari
sistem saraf simpatik pada jantung.
Panduan Menjalani Diet Rendah Garam untuk
Tekanan Darah Tinggi
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, seringnya Anda disarankan untuk mengurangi
konsumsi garam Anda. Namun, apakah Anda tahu apa hubungan antara garam dan
tekanan darah?
Asupan garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan natrium alami yang ada dalam
tubuh Anda. Kadar natrium dalam tubuh bisa meningkat, sehingga menyebabkan retensi
natrium, kemudian hal ini dapat meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran darah
terhadap dinding pembuluh darah. Akhirnya, terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Oleh karena itu, penderita hipertensi disarankan untuk mengurangi asupan garamnya,
walaupun ia sudah mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Mengurangi
asupan garam dapat membantu Anda mengontrol tekanan darah. Pengurangan asupan
garam dari 10 gram menjadi 6 gram saja per hari dapat mengurangi tekanan darah. Pada
akhirnya, dapat menurunkan 14% kematian akibat stroke dan 9% kematian akibat penyakit
jantung koroner pada penderita hipertensi, seperti yang ditunjukkan pada penelitian
dalam Journal of Human Hypertension tahun 2002.
Dalam menjalankan diet rendah garam, bukan berarti Anda hanya mengurangi asupan
garam Anda, tetapi juga makanan lain yang mengandung garam tersembunyi. Sekitar 80%
garam yang masuk ke tubuh kita biasanya kita dapatkan dari makanan olahan, seperti roti,
biskuit, sereal, makanan siap saji, dan lainnya. Sisanya, yaitu 20%, barulah berasal dari
garam yang ditambahkan saat memasak atau garam meja.
Berikut ini merupakan tips bagi Anda dalam menjalankan diet rendah garam:
Sebaiknya jangan tambahkan masakan Anda dengan garam, termasuk garam meja, MSG,
pelunak daging, berbagai macam kecap dan saus, acar, dan lainnya. Anda bisa
menambahkan bahan-bahan lain, seperti rempah-rempah/ bumbu dapur, herbal, lemon,
bawang putih, jahe, cuka, merica, dan lada hitam untuk memperkaya rasa masakan Anda.
Anda juga bisa menambahkan jeruk, lemon, jeruk nipis, nanas, atau cuka sebagai bumbu
untuk masakan daging.
Buatlah masakan khusus untuk Anda sendiri, jika anggota keluarga Anda yang lain tidak
suka dengan masakan tersebut. Anda juga bisa mencoba untuk lebih memilih memasak
dengan cara dipanggang atau direbus daripada digoreng yang lebih mengandung banyak
minyak.
2. Hati-hati dengan makanan dan minuman yang mengandung garam tersembunyi
Jangan lupa untuk menambahkan sayuran dan buah-buahan segar pada menu Anda setiap
hari. Selain itu, batasi makanan olahan atau makanan dalam kemasan, termasuk makanan
kalengan dan makanan instan. Bagaimana dengan minuman? Sebaiknya Anda juga
membatasi minum minuman ringan karena minuman ini juga mengandung garam tambahan.
Jika Anda ingin membeli makanan beku, pilihlah yang mengandung natrium sekitar 600 mg
atau kurang. Oleh karena itu, mudahnya, Anda lebih baik makan makanan yang dimasak
sendiri di rumah.
Bukannya Anda sama sekali tidak diizinkan untuk mengonsumsi makanan kemasan.
Namun, biasanya makanan kemasan mengandung garam tinggi. Atau, biasanya jika Anda
baca informasi nilai gizi, Anda akan menemukan kandungan natrium yang tinggi pada
produk makanan kemasan tersebut. Kadar natrium yang tinggi ini dapat meningkatkan kadar
natrium dalam tubuh Anda, sehingga tekanan darah Anda ikut meningkat.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu membaca informasi nilai gizi jika ingin membeli
makanan kemasan. Pilihlah makanan yang mengandung natrium rendah (140 mg atau
kurang per sajian) atau bebas natrium (kurang dari 5 mg per sajian). Ingat, per
sajian! Biasanya dalam satu bungkus makanan kemasan tersaji lebih dari satu sajian. Untuk
mengetahuinya, Anda bisa lihat jumlah sajian per kemasan. Dari sini, kemudian Anda
dapat membagi berapa jumlah natrium yang terkandung dalam setiap satu sajian makanan
tersebut.
Sedangkan, makanan yang mengandung garam tinggi (sebaiknya Anda hindari) adalah: