Anda di halaman 1dari 32

TARGET DAN UPAYA PENURUNAN

STUNTING
DI KABUPATEN CIANJUR

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR


MASALAH GIZI
Menyiapkan Generasi Emas
Untuk Bonus Demografi
Ledakan penduduk
BONUS Tahun USIA
DEMOGRAFI 2020- PRODUKTIF/potensial/
2035 kerja : 70 % dari total
jumlah penduduk

menentukan
peluang
Indonesia
menjadi
NEGARA MAJU
Bonus Demografi
Berkah? ><
Bencana? Indeks
Pembangunan
Manusia
Kesempatan menyiapkan SDM Berkualitas meningkat
PREVALENSI STATUS GIZI BALITA KABUPATEN CIANJUR (Riskesdas)
45

40

35 33.5

30

25 2013
2018
20 41.7
16.6
15
11.1
10 7.7
4.9
5

0
Underweight Stunting Wasting
BATASAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
INDIKATOR GIZI MENURUT WHO

PREV. BALITA PREV. BALITA GIZI PREV. BALITA PREV. BALITA PENCAPAIAN
KURUS DAN BURUK+ KURANG PENDEK+ GEMUK
SANGAT KURUS (BB/U) SANGAT (BB/TB)
(BB/TB) PENDEK
(Stunting)
(TB/U)

<5% : baik <10% : baik <20% : baik <5% : baik HIJAU (tdk
ada mslh gizi)
5-10%: 10-15% : 20-30%: 5-10% : BIRU (mslh
masalah ringan masalah ringan masalah ringan masalah ringan ringan)

10,1-15% : 15,1-20% : 30,1-40% : 10,1-15% : KUNING


masalah masalah sedang masalah masalah sedang (akut)
sedang sedang

>15% : >20% : >40% : >15% : MERAH


masalah berat masalah berat masalah berat masalah berat (kronis)

5
PEMERINTAH MENETAPKAN 100 KAB ;
KOTA LOKUS STUNTING CIANJUR
No Kecamatan Puskesmas Desa
1 Cikalongkulon Cikalong kulon Kamurang
2 Sukaresmi Sukaresmi Rawa belut
3 Ciwalen
4 Sukamahi Cikancana
5 Campakamulya Campakamulya Sukabungah
6 Pagelaran Sindangkerta Kertaraharja
7 Pasirkuda Girijaya Pusakajaya
8 Sindangbarang Sindangbarang Kertamukti
9 Cidaun Cidaun Cibuluh
10 Leles Pusakasari Puncak wangi
PREVALENSI STATUS GIZI HASIL BPB KABUPATEN CIANJUR

16
13.9
14 13.4

12

10 9.2 Underweight
Stunting
8 7.3
6.6 Wasting
6.3
6

4
2 2.2
2 1.3

0
2016 2017 2018
:Berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) bulan Agustus 2018 diperoleh lokus 33
desa yang angka prevalensi stuntingnya diatas 20% dan 10 desa lokus yang lama. Jadi totalnya
43 desa lokus(Kepbub No : 441.8/Kep.169-Dinkes/2019)

07/06/2020 Add a footer 8


Lanjutan........
TARGET 2019 27 % BISA ?
PENYEBAB
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STUNTING
1. Kurang pengetahuan tentang Termasuk layanan ANC
kesehatan dan gizi sebelum dan (Ante Natal Care), Post
pada masa kehamilan; Natal dan pembelajaran
2. Sebanyak 60% dari anak usia 0-6 dini :
bulan tidak mendapat ASI 1. 1 dari 3 anak usia 3-6
eksklusif; bulan tidak terdaftar di
3. 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan PAUD;
tidak menerima MP-ASI. 2. 2 dari ibu hamil belum
mengkonsumsi suplemen
PRAKTEK
zat besi yang memadai;
PENGASUHAN YANG
3. Menurunnya tingkat
TIDAK BAIK
kehadiran anak di
Posyandu (dari 79% di
2007 menjadi 64% di
2013);
TERBATASNYA
KURANGNYA AKSES 4. Tidak mendapat akses
LAYANAN
KE AIR BERSIH DAN yang memadai ke layanan
KESEHATAN
SANITASI imunisasi.

1. 1 dari 5 rumah tangga masih KURANGNYA


BAB di ruang terbuka; AKSES KE
2. 1 dari 3 rumah tangga belum MAKANAN
BERGIZI 1. 1 dari 3 ibu hamil
memiliki akses ke air minum anemia;
bersih. 2. Makanan bergizi mahal.

Sumber: Kemenkes dan Bank Dunia, 2017 12


PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN
PILAR PENANGANAN STUNTING
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Kampanye Konvergensi,
Komitmen Nasional Koordinasi, Mendorong Pemantau
Berfokus pada
dan dan Kebijakan an dan
pemahaman,
Visi Pimpinan perubahan Konsolidasi “Nutritional Evaluasi
Tertinggi perilaku, Program Food
Negara komitmen Nasional, Security”
politik dan Daerah, dan
akuntabilitas Masyarakat
INTERVENSI GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
SENSITIF
TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL
(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar,
berinovasi dan berkompetisi)

MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

STIMULASI –
1000 HARI PERTAMA PENGASUHAN dan
KEHIDUPAN (HPK) PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN

ANUNG untuk POPM Ditjen P2P 15


KERANGKA PENANGANAN STUNTING

Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam


INTERVENSI GIZI
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
SPESIFIK
Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor
(BERKONTRIBUSI
kesehatan. Intervensi bersifat jangka pendek.
30%)
Sasaran intervensi ibu hamil, ibu menyusui
dan balita.

Intervensi ditujukan melalui kegiatan


INTERVENSI GIZI
pembangunan diluar sektor kesehatan.
SENSITIF
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak
(BERKONTRIBUSI
khusus untuk 1.000 HPK. Contoh intervensi
70%)
seperti pembangunan air bersih, sanitasi,
PAUD.

Sumber: TNP2K, 2017


16
KEGIATAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK
1. Mendorong inisiasi
menyusui dini (pemberian
ASI jolong/colostrum);
2. Mendorong pemberian ASI
Eksklusif.

IBU MENYUSUI
DAN ANAK USIA
0-6 BLN

1. Mendorong penerusan
pemberian ASI hingga usia 23
SASARAN IBU
bulan didampingi oleh
HAMIL
pemberian MP-ASI;
2. Menyediakan obat cacing;
3. Menyediakan suplementasi
1. Memberikan makanan tambahan zink;
pada ibu hamil untuk mengatasi IBU MENYUSUI 4. Melakukan fortifikasi zat besi
kekurangan energi dan protein DAN ANAK USIA ke dalam makanan;
kronis. 7-23 BLN 5. Memberikan perlindungan
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan terhadap malaria;
asam folat. 6. Memberikan imunisasi
3. Mengatasi kekurangan iodium. lengkap;
4. Menanggulangi kecacingan pada ibu 7. Melakukan pencegahan dan
hamil. pengobatan diare.
5. Melindungi ibu hamil dari Malaria.
17
KEGIATAN INTERVENSI GIZI SENSITIF

1. Menyediakan dan 2. Menyediakan dan


3. Melakukan Fortifikasi
Memastikan Akses pada Air Memastikan Akses pada
Bahan Pangan
Bersih Sanitasi

4. Menyediakan Akses
6. Menyediakan Jaminan
kepada Layanan Kesehatan 5. Menyediakan Jaminan
Persalinan Universal
dan Keluarga Berencana Kesehatan Nasional (JKN)
(Jampersal)
(KB)

7. Memberikan Pendidikan 8. Memberikan Pendidikan 9. Memberikan Pendidikan


Pengasuhan pada Orang tua Anak Usia Dini Universal Gizi Masyarakat

10. Memberikan Edukasi


11. Menyediakan Bantuan
Kesehatan Seksual, 12. Meningkatkan
dan Jaminan Sosial bagi
Reproduksi & Gizi pada Ketahanan Pangan dan Gizi
Keluarga Miskin
Remaja

18
CAKUPAN INDIKATOR GIZI
No Indikator 2017 2018 2019 sd.Juli

1 Prevalensi Stunting 13..92 9.02 -


2 Kasus Gizi Buruk 178 182 31
3 % Balita di Timbang 84.69 85.78 88.36
4 % ASI eksklusif 63.18 62.71 65.45
5 % Balita Mendapat 96.80 95.48 95.48
Vitamin A

6 % Ibu hamil dapat TTD 85.20 90.57 41.03


7 Ibu Hamil KEK 5211 4346 2330
8 Ibu Hamil KEK dapat 85.74 96.18 95.28
PMT
No Indikator 2017 2018 2019
9 Balita Kurus 9366 10981 1023
10 Balita Kurus Dapat PMT 90.22 66.64 96.97
11 Ibu Nifas dapat Vitamiin 91.75 95.13 42.51
A

12 Bayi Baru Lahir 73.29 79.06 40.45


mendapat IMD

13 % Bayi BBLR 2.58 2.67 1.58


14 % Balita Punya KMS 96.71 96.53 99.65
15 % Balita Naik Berat 76.58 77.15 88.56
Badan

16 % Balita Tidak Naik BB 2 4.62 3.72 2.14


kali berturut-turut

17 % Balita BGM 4.62 3.72 2.14


18 % Ibu Hamil Anemi 5.49 5.21 5.11
PELAKSANAAN
KEGIATAN
 Kabupaten Cianjur mulai melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting di tahun 2018

dimana berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 Prevalensi Stunting sebesar 41,7% (terdapat 10 Desa

Lokus Stunting). Hasil Riskesdas tahun 2018 prevalensi stunting kab Cianjur 33,5% angka ini mengalami

penurunan yang sangat signifikan yakni 8,2%.


 Pada tahun 2018 Kabupaten Cianjur masuk dalam 100 kab/kota lokus stunting di Indonesia sehingga

banyak dikunjungi /di intervensi oleh pihak eksternal, baik dari Kementerian Kesehatan, Kementerian

Pertanian, Kementerian Sosial, Kementerin Komunikasi dan Informatika, Kantor Staf Presiden (KSP),

TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan), Sekretariat Kantor Wakil Presiden, World

Bank, Kementerian Keuangan (Pilot project DAK khusus Stunting) dan lain-lain. Pada saat itu Kab Cianjur

membuat SK Bupati Cianjur No: 441.5/Kep.65-Dinkes/2018 tertanggal 20 Februari 2018 tentang Satuan

Tugas Kewaspadaan Pangan dan Gizi Dalam Penanggulangan Stunting di Kabupaten Cianjur.dan di revisi

menjadiSK Bupati No 160/Dinkes/2019 tentang Satgas Kewaspadaan Pangan dan Gizi Dalam Pencegahan

dan Penanggulangan Stunting di Kab. Cianjur


 Pada Tahun 2019 Bupati Cianjur menetapkan desa lokus intervensi stunting bukan hanya 10 desa namun

menjadi 43 desa (10 + 33 Desa Lokus Stunting), hal ini didapatkan dari hasil program bulan penimbangan

balita (BPB) pada bulan Agustus 2018 dimana 33 desa tersebut memiliki jumlah balita dg TB/U <-2 SD lebih

dari 20% (Kepbub No : 441.8/Kep.169-Dinkes/2019)

07/06/2020 Add a footer 22


TIM KONVERGENSI KABUPATEN CIANJUR
2019
SK Bupati No 160/Dinkes/2019 tentang Satgas Kewaspadaan Pangan dan Gizi Dalam Pencegahan
dan Penanggulangan Stunting di Kab. Cianjur

Penanggung Jawab : Bupati Cianjur


Ketua : Sekretaris Daerah
Koordinator :Asisten 1
Ketua Pelaksana 1 : Kepala Bappeda
Ketua Pelaksana 2 : Kepala Dinas Kesehatan
Sekretaris 1 : Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat
Sekretaris 2 : Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur

Anggota :

1. Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa (DPMD) Kab.Cianjur


2. Dinas Pendidikan kab.Cianjur
3. Dinas Sosial Kab.Cianjur
4. Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Holtikultura (DP3H) Kab.Cianjur
5. Dinas Kelautan, Perikanan dan Kelautan (DKPP) Kab.Cianjur
6. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertahanan (Perkimtan) Kab.Cianjur
7. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kab.Cianjur
8. Kementrian Agama (KEMENAG) Kab.Cianjur
9. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab.Cianjur
10.Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kab.Cianjur
11.Dinas Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kab.Cianjur
12.Dinas Pemgendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (DPPKBP3A) Kab.Cianjur
13.Dinas Komunikasi dan informasi Daerah (DISKOMINFO) Kab.Cianjur
14.Para Direktur Rumah Sakit di Wilayah Kabupaten Cianjur
15.Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kab.Cianjur
16.Organisasi Profesi dan ORMAS Lainnya (IDI, IBI, PPNI, PERSAGI, HAKLI, APDESI, Aisyiah, TP.PKK,
Forum Komunikasi Kader Posyandu dan PKH) Kab.Cianjur
07/06/2020 Add a footer 23
Peran Pemerintah Kabupaten/Kota

1. Pemerintah kabupaten/kota memastikan perencanaan dan


penganggaran program/kegiatan untuk intervensi prioritas
khususnya dilokasi dengan prevalensi stunting tinggi
dan/atau kesenjangan kecukupan layanan yang tinggi
2. Pemerintah kabupaten/kota memperbaiki pengelolaan
layanan untuk intervensi gizi prioritas dan memastikan
bahwa sasaran prioritas memperolah dan memanfaatkan
paket intervensi yang disediakan
3. Pemerintah kabupaten/kota mengkoordinir kecamatan dan
pemerintahan desa dalam menyelenggarakan intervensi
prioritas, termasuk dalam mengoptimalkan sumber daya,
sumber dana, dan pemutahiran data
POLA INTERVENSI INTEGRASI PENINGKATAN GIZI
MASYARAKAT

Pendidikan
Ketahanan Pangan Kesehatan dan
dan KRPL gizi (TTD
Standarisasi & Rematri)
keamanan pangan

Bantuan pangn non Pemberdayaa


Tunai – PKH, n masyarakat
Pemberian
Peran Lintas Makan Bayi
Sektor dalam Anak (PMBA)
Intervensi
Pendidikan Sensitif
kespro remaja
BKB, parenting
Calon Pengantin TTD Wanita Usia Subur ,
(pendidikan GP2 SP
Kesehatan dan
Gizi)
Dana
Desa
Pembinaan Iodisasi Garam,
Fortifikasi Garam
Pelaksanaan Integrasi program/kegiatan dalam
pencegahan dan penanganan STUNTING
 Penyusunan SK Bupati penetapan Desa Lokus Stunting
 Penyusunan Perbub ttg Intervensi spesifik dan sensitif dalam pencegahan stunting
 Penyusunan RAD-PG dalam pencegahan Stunting
 Pertemuan koordinasi dan evaluasi kegiatan konvergensi lintas program dan lintas sektor
 Kunjungan lapangan untuk pembinaan teknis & monitoring program
 Kroscek data sasaran dan logistik di desa lokus
 Pemantapan e- PKGBM bagi tenaga kesehatan
 Focus Group Diskusi dalam upaya peningkatan kesehatan perempuan dan Gizi
 Sosialisasi dan Informasi Stunting melalui media masa dan media Elektronik
 Kampanye Fe Rematri di Sekolah
 Peningkatan kemampuan kader dalam Penyediaan data sasaran
 Peningkatan Strategi komunikasi perubahan perilaku masyarakat dalam perbaikan sanitasi (STBM),
 Peningkatan akses dan kualitas pelayanan Gizi (PMBA)
 Strategi dan komunikasi peningkatan kesadaran dan praktek pengasuhan gizi pada ibu dan anak
(Pelatihan Konselor Laktasi dan Tatalaksana kesehatan anak)
 Peningkatan Nakes dalam tatalaksana Gizi buruk (TFC)
 Pemberian PMT (lokal)Bagi bumil KEK dan Balita Kurus
 Pencetakan Buku Menu
 Penyediaan Atropometri bagi posyandu di desa lokus
 Pemanfaatan e-PPGBM

07/06/2020 Add a footer 26


 Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan/Desa
 Advocasi Dana Desa
 Pembentukan KPM dan Program Inovasi Desa
 Peningkatan Gizi anak di PAUD melalui Pemberian PMT AS
 Pengetahuan Gizi bagi orang tua murid (Parenting class)
 Pendidikan 1000 HPK di Paud
 TOT Guru dan mitra terkait stunting
 Peningkatan kapasitas petugas KUA dalam pengetahuan kespro catin
 Pembinaan kawasan rumah pangan lestari (KRPL)
 Pembuatan kebun bibit, deplot, kebun sekolah
 Pemanfaatan pekarangan dan pengembangan menu B2SA
 Pembinaan sekolah lapang dalam upaya mendukung UPSUS
 Rehabilitasi Jaringan irigasi
 Pembangunan DAM/Parit
 Produktifitas dan mutu perkebunan berkelanjutan (pengembangan tanaman sereh wang dan
peremajaan pohon kelapa
 Penanaman benih cabai
 Pelatihan PIK KRR dan Konselor sebaya
 Pendidikan kespro remaja di sekolah /madrasah
 Pembinaan BKB/BKR
 Penyuluhan ttg peningkatan ketahanan keluarga
 Penyuluhan ttg resiko pernikahan usia anak

07/06/2020 Add a footer 27


 Rehab Jalan, Trotoar dan jembatan
 Pembangunan Jalan, Trotoar dan jembatan
 Pembangunan Sarana MCK dari DAU untuk 10 Lokus
 Pembanguan sarana air minum DAK 5 lokus SPAM, Kamurang, kertaraharja, cibuluh, puncakwangi,
kertamukti.

 Pelaksanaan program bekerja bedah kemiskinan Rakyat Sejahtera)


 Pembagian Hewan ternak bagi masy miskin di desa lokus

 Peningkatan kapasitas petugas KUA dalam pengetahuan kespro catin


 Seminar, Workshop tentang peran profesi dalam Pencehagan Stunting
 Pendampingan Kegiatan Intervensi Stunting di Desa Lokus
 Pembentukan rumah / Kebun Gizi
 Pelatihan kader Konselor ASI
 Sosialisai terkait IMD dan MP ASI
 Apresiasi untuk yang lulus ASI 6 bulan
 Pelatihan gizi berdasarkan pandangan islam
 Pemberian sembako di desa dampingan Aisyiyah desa lokus stunting

07/06/2020 Add a footer 28


PENUTUP
Peran Pemerintah Desa

1. Pemerintah desa melakukan konvergensi dalam


perencanaan penganggaran program dan kegiatan
pembangunan desa untuk mendukung pencegahan stunting
2. Pemerintah desa memastikan setiap sasaran prioritas
menerima dan memanfaatkan paket layanan intervensi gizi
prioritas, implementasi kegiatan dilakukan bekerja sama
dengan Kader Pembangunan Manusia (KPM) pendamping
Program Keluarga Harapan (KPH), petuga puskesmas dan
bidan desa serta petugas Keluarga Berencana (KB)
3. Pemerintah desa memperkuat pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan kepada seluruh sasaran prioritas
serta megkoordinir pendataan sasaran dan pemutahiran
data setiap tida bulan
KESIMPULAN

• Kabupaten Cianjur berkomitmen kuat berusaha melaksanakan


program pencegahan dan penanganan stunting dimana didalam
dokumen RPJMD dan RKPD tahun 2020 memasukan isu
strategis dan prioritas daerah pencegahan stunting sehingga
akan focus dalam penanganannya.
• Target akhir 2019 stunting di kab Cianjur turun menjadi 27%
(dibawah Target Nasional 28%)
• Anggaran total untuk pencegahan stunting di tahun 2019
sebesar Rp27 Milyar (APBN+APBD)
• Anggaran total untuk pencegahan stunting di tahun 2020
sebesar Rp29.5 (APBN +APBD)

07/06/2020 Add a footer 31


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai