Anda di halaman 1dari 3

A.

PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel tubuh manusia terdiri atas mitosis dan meiosis. Sel manusia memiliki 46
kromosom.
1. Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan sel anak yang mempunyai
sifat identik secara genetik dan jumlah sel yang sama dengan sel induk. Pembelahan
mitosis terjadi pada hampir semua sel tubuh dan terjadi seumur hidup manusia. Sel baru
terus terus dihasilkan untuk menggantikan sel lama yang telah rusak dan mati. Semua
sel tubuh dapat beregenerasi dan menghasilkan sel yang baru kecuali sel saraf dan sel
otak. Periode di antara pembelahan sel disebut interfase. Pada tahap interfase, inti sel
melakukan sintesis bahan-bahaninti. Secara garis besar, tahap pembelahan mitosis
terdiri atas empat tahap.
a. Profase : benang benang kromatin menebal menjadi kromosom, yang kemudian
berduplikasi menjadi kromatid. Dua sentriol dipisahkan oleh benang gelendong
mitotik, yang berbentuk mikrotubulus.
b. Metafase : kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator) dan
melekat pada sentromer. Pada tahap inilah kromosom/kromatid mudah diamati.
c. Anafase : pada fase ini, kromatid akan tertarik oleh benang spindel menuju ke kutub
–kutub benang spindel.
d. Telofase : pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua
bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Selubung inti
mulai terbentuk kembali. (Wilson, 2011)

2. Meiosis
Meiosis (pembelahan reduksi) memiliki tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi
dalam prosesnya terjadi pengurangan jumlah kromosom. Meiosis terbagi menjadi dua
tahap besar yaitu meiosis I dan meiosis II. Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi
menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada
pembelahan meiosis antara telofase I dan profase II tidak terdapat fase istirahat
(interfase). Setelah selesai telofase II akan dilanjutkan ke profase I dan selanjutnya
barulah terdapat intefase.
Meiosis terjadi pada sel-sel reproduktif (gamet). Misalnya, ovum dari ovarium wanita
dan sperma dari testes pria. Dalam proses ini, kromosom tidak bereplikasi, tetapi saling
mereduksi sehingga menghasilkan 23 pasang (haploid). Masing-masing orang tua
menyumbangkan 23 kromosom sehingga menghasilkan individu dengan 46 kromosom.
(Wilson, 2011)

B. KELAINAN PADA SEL


1. Talasemia
Talasemia nama lainnya adalah Anemia Timur Tengah atau Hereditary Leptositosis,
suatu anemia yang diturunkan (herediter). Manifestasi talasemia yang sedang banyak
dan sering dijumpai daripada talasemia yang berat. Talasemia terjadi karena mutasi gen
yang bepengaruh pada pembentukan hemoglobin sehingga kurang mampu mengikat
oksigen. Selain gangguan hemoglobin, bentuk sel darah merahnya juga lebih kecil dan
mudah rusak (rapuh=fragil). Hemoglobin orang dewasa ada 2 jenis, yakni Alpha dan
Beta.
2. Leukemia
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai pertambahan jumlah
sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta
bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah
tepi, terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut
megakariosit).
3. Anemia
Anemia dikenal sebagai kekurangan darah. Hal ini dapat dikarenakan: Berkurangnya
konsentrasi Hemoglobin (Hb), Turunnya hematokrit, Jumlah sel darah merah kurang.
Dengan demikian, anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau kadar
hemoglobin di dalam sel darah merah atau kadar hemoglobin di dalam sel darah merah
kurang dikarenakan adanya kelainan dalam pembentukan sel, perdarahan atau
gabungan keduanya. (Faisal, 2012)
@Dapus@
Wilson, Ross. 2011. Anathomy and Physiologi in Health and Illness 10th Edition (Edisi
Indonesia). Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Yatim, Faisal. 2012. Talasemia, Leukimia dan Anemia. Surakart: Islamic and Medical
Updates.

Anda mungkin juga menyukai