Anda di halaman 1dari 4

Self Assesment AP

Standar No Elemen Penilaian Nilai Capaian


Urut
AP 1 1 Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal 10 10
pada disiplin medis dan keperawatan sesuai d) sampai dengan
n) di maksud dan tujuan
2 Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal 10 10
disiplin medis.
3 Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal 10 10
disiplin keperawatan.
4 Ada bukti keterlibatan keluarga dalam melengkapi asesmen 10 10
awal.
AP 1.1 1 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap 10 10
(ranap) meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan
fisik.
2 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi 10 10
factor bio-psiko-sosial-kultural-spiritual.
3 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat 10 10
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien
4 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap 10 10
harus selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai dgn
kondisi pasien.
5 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien ranap 10 10
menghasilkan rencana asuhan.
AP 1.2 1 Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian 10 10
assesmen awal pasien rawat jalan.
2 Ada bukti pelaksanaan assesmen awal pasien rawat jalan 10 10
meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan
fisik.
3 Ada bukti pelaksanaan assesmen awal pasien rawat jalan 10 10
meliputi factor bio-psiko-sosial-kultural-spiritual.
4 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan 10 10
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan
pasien.
5 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan 10 10
menghasilkan rencana asuhan.
6 Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan 10 10
penyakit akut/non kronis asesmen awal diperbaharui
setelah 1 (satu) bulan.
7 Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit 10 5
kronis, assesemen awal diperbahrui setalah 3 bulan
AP 1.3 1 Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian 10 10
asesmen awal pasien gawat darurat
2 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat 10 10
meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik.
3 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat 10 10
darurat meliputi factor bio-psiko-sosial-kultural-
spiritual berfokus pada kondisi pasien.
4 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat 10 10
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien.
5 Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat 10 10
darurat menghasilkan rencana asuhan.
AP 1.4 1 Rumah Sakit menetapkan criteria risiko nutrisional yang 10 5
dikembangkan bersama staf yang kompeten dan berwenang.
2 Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian 10 10
dari asesmen awal .
3 Pasien dengan resiko nutrisional dilanjutkan dengan 10 5
assessment gizi.
AP 1 RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan fungsional dan 10 10
1.4.1 risiko jatuh, yang dikembangkan bersama staf yang
kompeten dan berwenang.
2 Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk 10 10
resiko jatuh.
3 Pasien dengan kebutuhan fungsioanal lanjutan termasuk 10 10
resiko jatuh memperoleh asuhan yang sesuai RS.
AP 1.5 1 RS menetapkan regulasi pasien diskrining untuk rasa nyeri. 10 5
2 Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada asesmen awal, 10 5
lakukan asesmen lebih mendalam, sesuai dengan umur
pasien, dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti
karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya.
3 Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi 10 10
assemen ulangan yang teratur dan tindak lanjut sesuai
kriteria yang dikembangkan oleh RS dan kebutuhan
pasien.
AP 1.6 1 RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk 10 10
populasi pasien tertentu.
2 Terhadap populasi tersebut dilaksanakan assemen tambahan 10 5
sesuai regulasi RS.
AP 2 1 Ada regulasi tentang asesmen ulang oleh DPJP, perawat dan 10 5
PPA lainnya utk evaluasi respons pasien terhadap asuhan
yang diberikan sebagai tindak lanjut.
2 Ada bukti pelaksanaan assesmen ulang medis 10 10
dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk akhir
minggu / libur untuk pasien akut.
3 Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh perawat 10 10
minimal satu kali per shift atau sesuai dengan perubahan
kondisi pasien.
4 Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan 10 10
dengan interval sesuai regulasi RS.
AP 2.1 1 RS menetapkan pengaturan urutan penyimpanan lembar- 10 5
lembar RM agar mudah dicari kembali diakses dan
terstandar, PPA dapat menemukan dan mencari kembali
hasil asesmen di rekam medis. (R)
2 Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan Perkembangan 10 10
Pasien Terintegrasi (CPPT).
AP 3 1 Ada regulasi yang menetapkan PPA yang kompeten dan 10 10
berwenang melakukan assesmen awal, asesmen ulang dan
asesmen gawat darurat.
2 PPA yang kompeten dan berwenang melakukan assesmen. 10 10
3 Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yang 10 10
kompeten dan berwenang..
AP 4 1 Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing 10 10
– masing PPA diintegrasikan.
2 Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk membuat rencana 10 10
asuhan.
3 Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya, 10 10
DPJP mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak
lanjutnya.
AP 5

Anda mungkin juga menyukai