KAJIAN TEORI
Panci
Sendok
Kompor
Nampan
Baskom
Bahan :
No. Kriteria Tape Ketan Putih Tape Ketan Hitam Tape Singkong
I. Pembahasan
Tape Ketan Putih dan Tape Ketan Hitam
Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional
Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan
pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan (Wikipedia,
2010). Tape adalah produk fermentasi yang berbentuk pasta atau
kompak tergantung dari jenis bahan bakunya. Tape dibuat dengan
menggunakan starter yang berisi campuran mikroba. Tape ketan baik
ketan putih dan ketan hitam mempunyai tekstur yang baik karena kadar
amilopektinnya tinggi terutama pada jenis tape dari ketan pulen.
Pengolahan lebih lanjut dari tape ketan adalah pembuatan sirop tape
dan anggur tape. Produk ini mempunyai cita rasa dan aroma yang khas,
yaitu gabungan antara rasa manis, sedikit asam dan cita rasa alkohol.
Kenaikan kadar alkohol terjadi akibat proses fermentasi yang terus
berlangsung selama penyimpanan, sedangkan penurunannya karena
proses esterifikasi, oksidasi, dan penguapan.
Dalam pembuatan tapai ketan, beras ketan perlu dimasak dan dikukus
terlebih dahulu sebelum dibubuhi ragi. Campuran tersebut ditutup
dengan daun dan diinkubasipada suhu 25-30 °C selama 2-4 hari
sehingga menghasilkan alkohol dan teksturnya lebih lembut
Oksidasi alkohol disebabkan suasana aerobik yang terjadi selama waktu
penyimpanan. Suasanan aerobik tersebut biasanya diikuti oleh aktivitas
bakteri asetat, sehingga terbentuk asam asetat, yang menjadikan rasa
asam pada brem. Kalau pada waktu penyimpanan tidak ditutup akan
menyebabkan alkohol menguap. Bau asam disebabkan terbentuknya
ester etil asetat dari reaksi alkohol dengan asam asetat yang terbentuk
oleh suasana aerob dan bakteri asetat.
Sebelum praktikum, hal yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan. Adapun alat yang digunakan yaitu: kompor,
panci, daun pisang, pisau, staples, lumpang dan alu, baskom. Dan bahan
yang diperlukan, yaitu beras ketan, ragi tape, dan air bersih.
Penggunaan alat dan bahan pada praktikum ini mempunyai tujuan dan
fungsinya masing-masing. Seperti, beras ketan yang digunakan sebagai
bahan dasar dan nantinya sebagai substrat bagi khamir Saccharomyces
cerevisiae dalam proses fermentasi. Ragi disini berfungsi dalam
mempercepat fermentasi tape ketan karena pada ragi terkandung
khamir Saccharomyces cerevisiae. Daun pisang digunakan untuk
membungkus ketan yang telah dicampur ragi agar dapat berlangsung
fermentasi karena apabila telah dibungkus suasananya akan bersifat
anaerob. Serta penggunaan lumpang dan alu digunakan untuk
mengubah tekstur ragi yang digunakan yang semula padat
(bergelontongan) menjadi serpihan yang kecil-kecil. Selain itu alat dan
bahan lain yang digunakan seperti: kompor, pisau, panci, air bersih, dll
berguna nantinya baik dalam proses pengukusan, pendinginan sampai
akhirnya tapai itu dikemas dan disimpan.
Adapun perlakuan yang dilakukan selama proses pembuatan tape, hal
yang pertama dilakukan yaitu merendam beras ketan (ketan hitam dan
ketan putih) selama beberapa jam. Selama proses perendaman, beras
ketan mengalami proses hidrasi, sehingga kadar air biji naik sebesar
kira-kira dua kali kadar air semula, yaitu mencapai 62-65 % (Anonim,
2010).
Selanjutnya beras ketan yang telah direndam, dikukus sampai matang,
lalu diangkat. Pengukusan disini bertujuan untuk membunuh bakteri-
bakteri kontaminan. Setelah matang campuran diangkat, lalu
didinginkan di atas baskom, kemudian diberi ragi yang telah dihaluskan
terlebih dahulu, diaduk sampai merata. Pendinginan ini bertujuan agar
suasana ketan yang akan diberi ragi tidak lembab sehingga tidak mudah
terkontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan tape tersebut rusak atau gagal (busuk). Sedangkan
penambahan ragi bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi
karena dalam bahan dasar dari ragi tersebut yaitu
khamir Saccharomyces cerevisiae. Setelah itu campuran dibungkus
dengan daun pisang secara rapat dan distaples disimpan selama 2-3
hari (difermentasikan). Tujuan pembungkusan dengan daun pisang
adalah agar suasananya menjadi anaerob karena proses fermentasi
dapat berlangsung jika suasannya anaerob. Selain itu daun pisang juga
bagus digunakan karena untuk kebutuhan aerasi selama proses
fermentasi, dimana proses fermentasi tersebut akan menghasilkan gas
CO2.
Pada praktikum digunakan ketan (ketan hitam dan ketan putih) sebagai
bahan dasar yang telah diberi perlakuan dari proses perendaman,
pengukusan, pendinginan, dan pembubuhan ragi agar nantinya menjadi
tape dan yang terakhir yaitu pembungkusan dengan daun pisang yang
kemudian di diamkan pada suhu kamar 2-3 hari
(difermentasikan). Adapun data hasil praktikum yang diperoleh dari
hasil praktikum ini yaitu ditinjau dari segi uji organoleptik berupa
tekstur, aroma dan rasa dari produk akhir yang dihasilkan.
II. Penutup
Simpulan
Salah satu penerapan bioteknologi konvensional yaitu pembuatan
tape ketan (ketan putih dan ketan hitam) serta singkong.
Dalam pembuatan tape berlangsung proses fermentasi yang
melibatkan mikroorganisme tertentu, seperti Saccharomyces
cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae dalam keadaan anaerob akan
mengubah gula menjadi senyawa etanol dan karbondioksida.
Rasa manis pada tape dikarenakan pada hari 1 sebagian pati
diubah menjadi gula, hari 2 sebagian gula diubah menjadi alkohol
sehingga beraroma alkohol, hari ketiga sebagian alkohol diubah menjadi
asam sehingga berasa masam. Mula-mula Amylomyces rouxii akan
merombak pati menjadi gula kemudianSaccharomyces cerevisiae akan
mengubah gula menjadi alkohol danHansenullan membentuk aroma.
Jika ada alkohol maka bakteri asam asetat akan muncul dan menjadikan
tape berasa masam.
Saran
1). Dalam pembuatan tape sebaiknya selalu bekerja dalam keeadaan
steril agar tape tidak terkontaminasi oelh mikroba lain yang mampu
mengubah cita rasa tape dan menjadikannya tidak enak.
2). Dalam membungkus tape harus dalam keadaan benar-benar rapat,
tidak ada udara yang bias masuk. Karena fermentasi pada tape
berlangsung anaerob.
3). Pengukusan tape harus benar-benar matang agar tape yang
dihasilkan kualitasnya nagus dan tidak keras.
4). Pemberian ragi harus dengan takaran yang sesuai.
5). Sebelum menaburkan ragi, ketan yang sudah dimasak harus
didinginkan terlebih dahulu, agar mikroorganisme yang berperan dalam
fermentasi tape tidak mati oleh suhu yang panas.