Anda di halaman 1dari 1

Implementasi Instrumen Syariah sebagai alat Ekonomi Negara

Pada beberapa kesempatan, kata syariah untuk sekarang ini banyak sekali dikumandangkan
oleh berbagai entitas. Baik pemerintahan ataupun swasta. Seakan kata syariah adalah sesuatu
yang baru dan dijadikan brand oleh beberapa kalangan.
Syariah itu sendiri diambil dari kosa kata bahasa Arab yakni syara’ yang berartikan jalan.
Akan tetapi, mengalami perubahan makna menjadi aturan, ketetapan, dan hukum yang sudah
diciptakan oleh Allah bagi seluruh makhluk-Nya.
Dengan demikian, atas dasar inilah mulai maraknya label syariah. Di Indonesia labelisasi
syariah mulai diterapkan dari pasar modal hingga perbankan.
Hal ini menurut penulis wajar dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim
dan didasarkan atas kesadaran masyarakat muslim yang mulai tumbuh agar berlangsungnya
kehidupan dengan tegaknya aturan Islam.
Tidak sedikit labelisasi syariah ini mendapatkan respon yang positif. Adapun dampaknya
rasa aman dan kepercayaan masyarakat tumbuh terhadap sektor publik maupun swasta. Salah
satu contohnya instrumen perbankan syariah, dengan kejelasan akadnya dan ketentuan-
ketentuan lain yang berlandaskan syariah.
Perlu diketahui, bahwa hukum Islam yang mulai dimasukkan dalam ranah ekonomi
bukanlah sebagai sekat bagi entitas, hukum Islam (syariah) justru menunjukkan tata cara
pengelolaan yang baik untuk aktivitas ekonomi dan benar disisi agama.
DI dalam agama Islam kita mengenal anjuran untuk meraih keberkahan, bukan untuk
mencapai keuntungan setinggi-tingginya. Karena hanya akan sia-sia apabila sesuatu yang kita
capai tanpa ada keberkahan.
Begitu pun perekonomian negara, instrumen-instrumen syariah arahnya menuju ke sana,
yakni keberkahan. Untuk mencapai keberkahan perlunya kita merevisi beberapa bagian
tertentu. Mulai dari subjek, objek, maupun cara.
Subjek atau stakeholder harus mempunyai niat/i’tikad yang baik, semata-mata bekerja
untuk meraih keberkahan-Nya. Begitu pun objek yang kita tuju, semata-mata untuk kita
gunakan demi memperkuat keimanan kita.

Anda mungkin juga menyukai