Malaria Tugas IPD
Malaria Tugas IPD
Definisi
Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO) adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh
manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles SPP) betina. Definisi lainnya adalah
suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara
suatu vektor dan dapat disebarkan dari satu sumber infeksi kepada host. Penyakit malaria adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae,
plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles), penyakit malaria dapat menyerang
semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak,
sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal
didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan
nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran hutan.
Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu sebagai berikut :
Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam
muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia.
Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam
setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling
patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat,
karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria
otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll. Penderita Malaria
jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak,
bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali
dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat. Seorang penderita dapat
dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi
campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparum dengan
Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus
jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka
penularannya. Malaria yang disebabkan oleh Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae
dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain
Plasmadium Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah,
menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.
Patofisiologi
Keempat, berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel
menjadi beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu :
a. Pembiakan seksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila
mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap vektor bersama darah
penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses
ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya
menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam
kelenjar ludah vektor.Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi
sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus
sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada
masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah
sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari.
Plasmodium falsifarum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus
sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-
8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.
b. Pembiakan aseksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni yang terjadi melalui
proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa membelah menjadi 2, 4, 8, dan
seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada spesies plasmodium.Bila pembelahan inti
telah selesai, sitoplasma sel induk dibagibagi kepada setiap inti dan terjadilah sel baru yang
disebut merozoit. Kelima, reaksi terhadap rangsangan.Plasmodium memberikan reaksi
terhadap rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk
mempertahankan diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap
dirinya.Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi) terhadap obat
anti malaria yang digunakan penderita. Dengan adanya proses-proses pertumbuhan dan
pembiakan aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan
(stadium) plasmodium yaitu:
- Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
- Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.
- Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin
Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi morfologi parasit
juga akan mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam stadium-stadium itu sendiri terdapat
tingkatan umur yaitu: tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon
muda, sizon tua, dan sizon matang.Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang. Untuk
sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit dan bertebaran dalam
plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah merah yang kemudian tumbuh menjadi
troposoit muda berbentuk cincin atau ring form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah
dewasa, lalu menjadi troposoit dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon
dewasa.
Pada saat menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah
menjadi merozoit-merozoit baru.Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk kembali
ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya merozoit dari satu sizon
dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada plasmodium falsifarum: jumlah merozoit
di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi
dan cepat sehingga kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi. Plasmodium vivax: jumlah
merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya
reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga kepadatan troposoitpada darah sering rendah.
Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak delapan dan lama
siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat.Ini mungkin yang menjadi
penyebab jarangnya spesies ini ditemukan. Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan,
maka masa tunas atau pre paten atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik)
masing-masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari, Plasmodium
vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia,
akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam
siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-
eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit
membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda
sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar Merozoit masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk
gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan
siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni).Didalam lambung nyamuk, terjadi
perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang
disebut zigot.Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk
berubah menjadi ookista.Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah
ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.
Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati
(sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel
eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang
menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat
dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau
perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan
siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali
gejala penyakit. Misalnya 1 sampai 2 tahun sebelumnya pernah menderita Plasmodium
vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala
malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles.
Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale.
Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan
menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan
terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falcifarum dalam jaringan yang
mengandung parasit tua, bila jaringan tersebut berada di dalam otak, peristiwa ini disebut
sekustrasi.Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi
karena telah mengalami sekuestrasi.Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20- 50%
hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada
orang dewasa.Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.
Gejala Malaria
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/lapangan/ rumah
sakit/laboratorium klinik untuk menentukan:
a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
b) Spesies dan stadium plasmodium.
c) Kepadatan parasit.
2. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda
imunokromatografi. Sebelum menggunakan RDT perlu dibaca petunjuk penggunaan dan
tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT tidak digunakan untuk mengevaluasi
pengobatan.
1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)
o Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah epidemi
malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam jangka waktu yang lebih
panjang)
o Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah epidemi malaria
karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari setelah perjalanan ke daerah epidemi,
dibandingkan dengan obat lain yang harus digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah
epidemi malaria.
o Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)
o Mudah untuk dibeli di apotek.
2. Klorokuin
o Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria karena obat
ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
o Dapat digunakan oleh wanita hamil.
o Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.
3. Doxycycline
o Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
o Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
o Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and leptospirosis.
4. Mefloquine
o Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria karena obat
ini hanya digunakan seminggu sekali.
o Dapat digunakan oleh wanita hamil.
5. Primakuin
o Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok digunakan di
daerah epidemi malaria vivax.
o Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.
o Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.