Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN AKSI BELA NEGARA

PESERTA LATSAR CPNS GOLONGAN III


FORMASI UMUM
KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
ANGKATAN II
TAHUN 2019
Nilai Dasar : Cinta Tanah Air
Indikator Sikap : Bangga Menjadi Bangsa Indonesia
Kegiatan Aksi : Menyanyikan Lagu Indonesai Raya”
Waktu / Tempat : 26 September 2019 / Lapangan Apel

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bangsa yang lahir karena adanya
sikap cinta tanah air. Tanpa rasa cinta tanah air, negara ini tidak akan terbentuk. Cinta
tanah air adalah sebuah ungkapan yang berarti kecintaan pada negeri tempat kita
menjalani kehidupan dari lahir hingga akhir hayat. Selain itu, cinta tanah air juga diartikan
sebagai rasa cinta yang sesungguhnya mengandung unsur kasih sayang terhadap tanah
air, dimana rasa cinta itu menimbulkan keinginan untuk menjaga, melindungi dan
membela dari semua ancaman. Cinta tanah air juga berarti rela berkorban untuk
kepentingan tanah air. Rasa tersebut lahir dari dalam hati nurani seorang warga negara
untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala mara
bahaya. Lebih dari itu, cinta tanah air juga merupakan sebuah kebanggan, rasa memiliki,
rasa menghargai, menghormati, dan loyalitas sehingga menimbulkan keinginan untuk
merawat dan membela tanah air.
Dahulu kala, sikap cinta tanah air ditunjukkan oleh para pahlawan bangsa dengan
sikap rela berkorban melawan para penjajah dan berusaha merebut kemerdekaan
Indonesia. Tujuan utama dari perwujudan rasa cinta tanah air tersebut adalah mencapai
kemerdekaan Indonesia.
Walaupun saat ini kita hidup di masa setelah Indonesia merdeka, kita masih tetap
harus berjuang seperti yang dilakukan para pahlawan. Akan tetapi dengan cara yang
berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata dan pergi ke medan perang. Saat ini dengan
semangat yang sama, yaitu kecintaan pada tanah air, kita bisa melakukan banyak hal
untuk menjaga dan melindungi bangsa kita dari berbagai ancaman. Karena pada saat ini,
justru lebih banyak hal yang harus kita perhatikan, jaga, dan lindungi.
Salah satu contoh sikap cinta tanah air adalah bahwa kita sebagai warga negara harus
merasa bangga terhadap tanah air Indonesia. Rasa bangga itu tentu saja tidak akan
muncul tanpa adanya rasa memiliki.
Sebagai wujud dari rasa bangga itu, kita harus menampilkan identitas kita sebagai
rakyat Indonesia yang cinta pada tanah air. Salah satu contoh sederhana yang bisa
dilakukan oleh ASN dalam menampilkan rasa cinta pada tanah air adalah dengan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya kita dapat menjiwai nilai-nilai yang
terkandung dalam lagu itu, kita juga bisa mengenang dan menghormati jasa para
pahlawan

Latsar Angkatan II. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Penanggung Jawab Pemateri

Alprit Saweduling Reinhard J.S Parengkuan, SH., MH


Nilai Dasar : Kesadaran Berbangsa dan BerNegara
Indikator Sikap : Menghargai dan menghormati Keaneka Ragaman Suku, Ras
dan Agama
Kegiatan Aksi : Kerukunan Tim dalam Perbedaan
Waktu / Tempat : 30 September 2019 / Ruang Kelas

Kesadaran berbangsa dan bernegara berarti sikap dan tingkah laku harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan
hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945)
melalui:

1. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang
terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang
membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat
istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep
wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku yang patriotik dimulai
dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan
kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama
masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan
lingkungan.
3. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia yang
menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan perundang-
undangan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan
bernegara sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua.
Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara
Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat
diwujudkan. Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan
bernegara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal
banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda
untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik
itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya
menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai
mengalami penderitaan. Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam
melakukan bela negara.

Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai
dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara menjaga kerukunan dalam
perbedaan baik perbedaan Suku, Agama dan Ras.

Aksi nilai dasar kesadaran dan bernegara, pada indikator sikap menghargai dan
menghormati keragaman Suku, Agama, dan Ras yang diangkat oleh angkatan 2 yaitu
Kerukunan Team dalam Perbedaan. Pada gambar dibawah menampilkan bahwa
walaupun dalam satu angkatan atau 1 kelas kita berbeda agama namun kita merupakan
satu kesatuan yang solid, dan saling menghargai satu dengan yang lain.

Latsar Angkata II “Kerukunan Tim Dalam Perbedaan”

Penanggung Jawab Pemateri

Yosha Pontoh, ST Reinhard J.S Parengkuan, SH., MH


Nilai Dasar : Setia Kepada Pancasila
Indikator Sikap : 1. Menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara
baik dan benar
2. Saling membantu dan tolong menolong
Kegiatan Aksi : - Ibadah Pagi
- Saling merapikan sebelum apel
Waktu / Tempat : 30 September 2019 / Lapangan Apel dan Aula

Dengan sikap dan perilaku setia kepada pancasila akan dapat mengantisipasi dan
dengan mengatasi berbagai bentuk ideology yang tidak seiring bahkan bertentangan
dengan nilai-nilai pancasila yang dapat melemahkan atau dapat menghancurkan NKRI.
Nilai-nilai yang termuat dalam SILA PANCASILA perlu di jabarkan lebih operasional agar
setiap warga Negara dapat berperan aktif. Mengaktualisasikannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Salah satu contoh nilai yang ada dalam sila pancasila yaitu :
1. Nilai religius berdasarkan KeTuhanan yang maha Esa, seperti nilai keimanan yaitu
dengan menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara baik dan benar.
Contoh aksi yang dilakukan adalah menjalankan ibadah subuh oleh umat kristiani.

Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam keberagaman seperti kebersamaan, nilai


kejuangan/patriotisme, kekeluargaan , kebersamaan dan nilai gotong royong. Contoh
aksi yang dilakukan saling membantu dan merapikan pakaian teman,
Latsar Angkatan II. Melaksanakan Ibadah Pagi

Latsar Angkatan II. Merapikan Pakaian sebelum apel

Penanggung Jawab Pemateri

Alprit Saweduling Reinhard J.S Parengkuan, SH., MH


Nilai Dasar : Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Indikator Sikap : Membela Bangsa dan Negara sesuai Profesi
Kegiatan Aksi : Sosialisasi cara cuci tangan yang baik dan Benar
Waktu / Tempat : 26 September 2019 / Ruangan Kelas

Salah satu ciri warga negara yang mencintai tanah air dan bangsanya adalah rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Rela berkorban adalah kesediaan
untuk mengorbankan waktu, tenaga, harta, rasa, jiwa, dan raga tanpa terpaksa. Rela
berkorban demi kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan negara merupakan
pengamalan sila ketiga Pancasila, yaitu yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Bagi
bangsa Indonesia kerelaan warga negara untuk berkorban demi kemajuan bangsa dan
negara merupakan syarat yang harus dimiliki bila kita ingin mencapai tujuan
pembangunan nasional.
Meskipun bangsa kita secara resmi merdeka pada tanggal l7Agustus 1945, tetapi
perjuangan untuk mencapai kemerdekaan itu sudah dilakukan sejak lama. Banyak para
pahlawan nasional kita yang telah rela mengorbankan segala kemampuan, bahkan jiwa
dan raganya untuk mencapai kemerdekaan.
Setelah melalui perjuangan yang begitu panjang, akhirnya bangsa kita mampu
memproklamirkan kemerdekaannya. Namun, proklamasi kemerdekaan itu bukan berarti
perjuangan berhenti sampai di situ saja. Setelah merdeka, bangsa Indonesia masih
dihadapkan pada berbagai macam ancaman yang dapat memecah belah persatuan dan
kesatuannya. Ancaman-ancaman tersebut berupa gangguan yang datang, baik dan
pihak dalam maupun luar, pada masa revolusi fisik. Hal ini mendorong lahirnya jiwa
pengorbanan dan perjuangan dalam diri para pahlawan kita yang membawa negara
kesatuan RI tetap berjaya sampai saat ini
Mengenal kembali dan meneliti sejarah perjuangan bangsa merupakan langkah
penting untuk menghayati nilai-nilai dasar, sikap mental, dan kebulatan tekad bangsa
agar kita menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Melakukan penghayatan terhadap
sejarah bangsa, dapat memberikan pengertian bahwa kemerdekaan nasional
mencerminkan nilai kebersamaan dan kita sebagai generasi penerus mempunyai
tanggung jawab yang sama dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut
bahkan unsur yang sangat penting dalam perkembangan jiwa bangsa Indonesia. Hal itu
dapat membentuk bangsa Indonesia mampu memelihara dan meningkatkan rasa
percaya diri terhadap kemampuan bangsa sendiri.
Satu faktor penting yang wajib dikembangkan untuk menumbuhkan semangat
tersebut, yaitu kesanggupan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi
kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara. Perjuangan dan pengorbanan yang telah
dilakukan oleh para pahiawan, akan sia-sia jika kita tidak mau melanjutkannya. Terlebih
lagi pada masa sekarang, yaitu masa yang sangat memerlukan kerelaan setiap warga
dalam mengisi kemerdekaan.

 Membela Bangsa dan Negara sesuai dengan Profesi


Bela Negara tak hanya dilakukan oleh para pahlawan dalam merebut
kemerdekaan, saat ini kita juga turut mengisi kemerdekaan dan melanjutkan perjuangan
bela Negara sesuai dengan profesi kita masing-masing. Sebagaimana yang termaktub
dalam Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 dan Pasal 30 UUD 1945 yang intinya mewajibkan setiap
warga negara untuk melakukan upaya pembelaan negara. Wujudkan sikap bela Negara
melalui berbagai profesi dan prestasi cemerlang, sebab semua warga negara punya hak
yang sama dalam membela negara oleh sebab itu, upaya bela negara harus dilihat dan
dikerjakan tidak saja pada bidang pertahanan saja, tapi juga pada bidang ekonomi;
misalnya untuk mengatasi ketimpangan dan kemiskinan, penganguran. Di bidang
pendidikan; untuk mengatasi kebodohan. Di bidang sejarah; untuk mengatasi pemalsuan
data dan fakta sedangkan di bidang politik; untuk mengangkat dan mendukung
kedaulatan rakyat, tak terkecuali bidang hukum yakni untuk menghentikan praktek jual
beli hukum, jabatan dan ketidakadilan. Di bidang kesehatan dengan berperan aktif
mendukung program-program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sehat. Salah
satu kegiatan yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi cara mencuci tangan yang
baik dan benar.
 Kegiatan : Sosialisasi Cara Mencuci tangan yang baik dan benar
Mengapa memilih CTPS ?
Banyak aktivitas sehari-hari yang bersentuhan dengan tangan, mulai dari
bersalaman, makan, dan aktivitas lainnya. Tak heran jika tangan merupakan salah satu
jalur utama bibit penyakit masuk ke dalam tubuh. Tangan yang bersentuhan langsung
dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain, dan
makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun, dapat
memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Cuci Tangan Pakai Sabun adalah salah satu cara yang paling efektif untuk
mencegah sedikitnya 10 penyakit yaitu diare, masalah saluran pernafasan, disentri, iritasi
kulit, biang keringat, radang tenggorokan, mata merah, jerawat, bau badan, tifus.
Mengutip studi penelitian oleh Curtis V. Cairncross, mencuci tangan pakai sabun dapat
menurunkan risiko diare hingga 47%. Tentu saja angka ini menjadi penting, mengingat
menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare telah membunuh 2,5 juta balita
di dunia setiap tahun. World Bank mencatat negara sedikitnya menghemat Rp 33 milliar
setiap tahun bila CTPS dibudayakan. Ongkos ekonomi itu ditimbulkan hanya dari akibat
penyakit diare dan cacingan. Selain itu, biaya bukan merupakan kendala bagi kampanye
CTPS karena hampir semua rumah tangga di seluruh dunia memiliki sabun. CTPS juga
berdampak pada bidang pendidikan karena diare menyebabkan anak-anak kerap tidak
bisa masuk sekolah. Penelitian di luar negeri menunjukkan CTPS di waktu penting dapat
membantu mengurangi absensi sekolah sekitar 42%. Di Indonesia, hasil penelitian
lembaga swadaya masyarakat (LSM) Spektra terhadap 550 siswa di 11 kabupaten di
Jawa Timur, dengan perilaku cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan dapat
menurunkan tingkat absensi anak akibat sakit diare hingga 11%.
Cuci tangan merupakan program pengendalian infeksi. Namun kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan belum memadai. Sehingga banyak yang tidak
menyadari angka kejadian berbagai penyakit infeksi di Indonesia cukup tinggi. Padahal,
penyakit infeksi itu bisa dicegah dengan langkah sederhana dan murah seperti mencuci
tangan pakai sabun atau handrub (pembersih tangan sejenis alkohol). Sebaliknya,
mengabaikan mencuci tangan di saat-saat penting bisa menyebabkan diare, thypus,
disentri termasuk kolera, radang paru, pandei influenza, infeksi kelahiran baru, dan infeksi
di antara penderita AIDS

Latsar Angkatan II. Melakukan sosialisasi cara mencuci tangan yang baik dan
benar oleh Tenaga Kesehatan

Penanggung Jawab Pemateri

Yosha Pontoh, ST Reinhard J.S Parengkuan, SH., MH


Nilai Dasar : Memiliki kemampuan awal bela Negara
Indikator Sikap : senantiasa menjaga kesehatannya sehingga memiliki
kesehatan mental yang baik
Kegiatan Aksi : Olahraga
Waktu / Tempat : 26 September 2019 / Lapangan Olahraga

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut. Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan
negara. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi
serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut
Selain itu pelaksanaan bela negara dapat membentuk mental dan fisik yang tangguh. Hal
tersebut dapat diperoleh dengan tetap menjaga kebugaran lewat olahraga.
Untuk dapat menjaga keamanan wilayah (lingkungan masyarakat) dibutuhkan fisik yang
tangguh

Latsar Angkatan II. Olahraga Pagi


Penanggung Jawab Pemateri

Yosha Pontoh, ST Reinhard J.S Parengkuan, SH., MH


Nilai Dasar : Semangat Mewujudkan Negara
Indikator Sikap : menerapkan jiwa semangat dan kejuangan 1945
Kegiatan Aksi : latihan baris-berbaris
Waktu / Tempat : 26 September 2019 / Lapangan Olahraga

Latihan baris berbaris adalah salah satu latihan fisik guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara hidup yang memupuk jiwa semangat dan kejuangan 1945. Dengan
dilaksanakannya latihan baris berbaris (PBB) secara terus menerus akan tertanam
persatuan dan kesatuan serta rasa tanggung jawab dan juga dsiplin tinggi dalam
menjalankan tugas dan kewajiban kepada bangsa dan Negara untuk mencapai tujuan
pokok yang diharapkan

Latsar Angkatan II. Latihan baris- berbaris

Penanggung Jawab Pemateri

Yosha Pontoh, ST Reinhard J.S Parengkuan, SH., MH

Anda mungkin juga menyukai