Anda di halaman 1dari 2

 PENGERTIAN;

Kewangen itu adalah kata jadian, kata dasarnya adalah WANGI,mendapatkan prefik Ka dan
sufik AN, maka menjadi; Ka + wangi +an = ka(e)wangian. i + a = e, menjadi Kewangen.
Oleh karena kata dasarnya itu WANGI, yang mana wangi itu identik dengan bau yang
disenangi dan bau yang dicintai, mungkin dibutuhkan oleh setiap manusia yang normal
(Kewangen), maka itu pula yang menyebabkan kewangen itu disebut dan digunakan sebagai
simbul yang dapat mewakili Tuhan dalam pikiran umat. Jadi kesimpulannya Kewangen itu
adalah simbul Tuhan juga disebut simbul dari huruf Ongkara (hurup Bali) yang juga disebut
simbul Tuhan dalam bentuk huruf.

 NAMA, BENTUK, DAN SIMBUL DARI


SARANANYA.
1. KOJONG, biasanya dibuat dari daun pisang, dibuat sedemikian rupa sehingga
berbentuk kojong. Kojong ini bila kita tekan sampai lempeh maka dia akan berbentuk
segi tiga, maka kojong menyimbulkan angka tiga Huruf Bali (lihat huruf Ongkara
Bali).
2. PEKIR, dibuat sedemikian rupa menyerupai hiyasan kepala dari tarian jangger (tarian
muda-mudi di Bali).dibuat dari daun janur. Bentuknya bisa kelihatan bermacam-
macam , itu sangat tergantung dari seninya yang membuat. Ini merupakan simbul dari
ULU ARDHA CANDRA dan NADA (tulisan huruf Bali).
3. UANG KEPENG (pipis bolong), bila tidak ada uang kepeng, maka bisa digunakan
uang logam, sebab uang kepeng itu yang dipentingkan adalah bentuknya yang bundar,
sebagai simbul WINDU (nol). Perlu ditekankan disini jangan menggunakan uang
kertas yang diplintir akan mengurangi arti dan makna.
4. POROSAN, ini ditempatkan di dalam kojong tadi hampir tidak kelihatan dari luar.
Porosan ini yang terpenting adalah terdiri dari tiga unsur yaitu; daun sirih (daun lain
yang wajar digunakan), daun ini yang dicari maknanya adalah warnanya yaitu
berwarna Hijau, merupakan simbul dari dewa Wisnu, Huruf Balinya adalah
UNGKARA, Kemudian buah sirih yang disisir sedemikian rupa, ini mewakili warna
merah, simbul dari Dewa Brahma, huruf Balinya ANGKARA. Selanjutnya unsur
yang ketiga adalah kapur sirih warnanya putih sibul dari dewa Iswara (Siwa), Huruf
Balinya adalah MANGKARA. Ketiga-tiganya itu dijarit semat atau diikat pakai
menang menjadi satu, artinya seperti uraian dibawah ini.

Jadi tiga huruf itu; A.+ U + M = AUM MENJADI ONG ( A dan U kasewitrayang dalam tata
bahasa Bali). Maka ONG itu adalah huruf sebagai simbul dari Tuhan.

BUNGA, ini sembul dari rasa cinta dan rasa bhakti.


Kesimpulannya Kewangen (bisa dibaca kwangen) adalah merupakan simbul dari Tuhan
dalam bentuk tetandingan (sarana upacara).

 PENGGUNAANNYA;
Oleh karena kewangen itu merupakan sarana upacara yang digunakan disetiap upacara
terutama saat sembahyang dan sarana ini dianggap suci, maka sering menjadi pertanyaan
antara lain; Kenapa kewangen yang suci itu (simbul Tuhan) kok digunakan/ diletakan di
mayat dan di caru? Jawabannya; Nah kalau kita berpijak kepada defenisi kewangen sebagai
simbul Tuhan, maka Tuhan itu berada dimana-mana dan menyusup kesemua ciptaannya
(baca Tattwa Jnana). Maka dari itulah kewangen digunakan disetiap upacara.

 CARA MENGGUNAKAN KEWANGEN


DISAAT SEMBAHYANG.
Secara kenyataannya di saat sembahyang umat bermacam-macam caranya menggunakan
kewangen, terutama posisinya. Ada yang uang kepeng (sebagai mukanya/depannya) ada yang
menghadap kedepan, ada yang menghadap kekiri/kekanan, ada pula yang menghadap ke
belakang (menghadap ke yang sembahyang/orang). lalu muncul berbagai pertanyaan dan
berbagai penafsiran, maka yang benar (menurut lontar paniti gama tirtha pawitra), uang
kepengnya menghadap kebelakang/ menghadap ke orang yang sembahyang itu yang benar.

Anda mungkin juga menyukai