Kewangen itu adalah kata jadian, kata dasarnya adalah WANGI,mendapatkan prefik Ka dan
sufik AN, maka menjadi; Ka + wangi +an = ka(e)wangian. i + a = e, menjadi Kewangen.
Oleh karena kata dasarnya itu WANGI, yang mana wangi itu identik dengan bau yang
disenangi dan bau yang dicintai, mungkin dibutuhkan oleh setiap manusia yang normal
(Kewangen), maka itu pula yang menyebabkan kewangen itu disebut dan digunakan sebagai
simbul yang dapat mewakili Tuhan dalam pikiran umat. Jadi kesimpulannya Kewangen itu
adalah simbul Tuhan juga disebut simbul dari huruf Ongkara (hurup Bali) yang juga disebut
simbul Tuhan dalam bentuk huruf.
Jadi tiga huruf itu; A.+ U + M = AUM MENJADI ONG ( A dan U kasewitrayang dalam tata
bahasa Bali). Maka ONG itu adalah huruf sebagai simbul dari Tuhan.
PENGGUNAANNYA;
Oleh karena kewangen itu merupakan sarana upacara yang digunakan disetiap upacara
terutama saat sembahyang dan sarana ini dianggap suci, maka sering menjadi pertanyaan
antara lain; Kenapa kewangen yang suci itu (simbul Tuhan) kok digunakan/ diletakan di
mayat dan di caru? Jawabannya; Nah kalau kita berpijak kepada defenisi kewangen sebagai
simbul Tuhan, maka Tuhan itu berada dimana-mana dan menyusup kesemua ciptaannya
(baca Tattwa Jnana). Maka dari itulah kewangen digunakan disetiap upacara.