Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nadyavenza Karamoy

NIM : 18101105014
Kelompok : II (Dua)

Judul Praktikum : Analisis Kation


Pendahuluan
Dalam cabang ilmu kimia analisis, salah satunya adalah analisis kualitatif untuk
senyawa – senyawa anorganik. Dalam menganalisis senyawa – senyawa tersebut maka
digunakan metode reaksi identifikasi kation dan anion, namun dalam praktikum kali ini yang
akan diidentifikasi adalah kation saja.
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksudkan untuk mengetahui
keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu sampel tetentu. Untuk itu maka dibutuhkan
pengetahuan dasar tentang sifat zat/gejala atau perubahan di timbulkan apabila ditambahkan
suatu pereaksi.
Dalam kimia analisis kimia kualitatif telah dikenal suatu cara untuk menentukan ion
kation – kation tertentu, yaitu menggunakan uji golongan dan uji penegasan dengan
menggunakan beberpa pereaksi – pereaksi tertentu yang disebut dengan pereaksi selektif dan
pereaksi spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi untuk beberapa
jenis kation, sedangkan pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi hanya
untuk satu kation tertentu saja.
Kation merupakan salah satu bagian dari bahan obat, sediaan obat dan bahan baku.
Tidak hanya itu, kation juga bisa menjadi bahan pencemar yang membahayakan, sehingga
perlu diketahui keberadaanya, untuk itulah pada paktikum inni dilakukannya identifikasi
kation agar mengetahui keberadaan suatu kation ( golongan dan unsurnya) dengan
menggunakan beberapa pereaksi spesifik.

Tujuan Percobaan :
Mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif unsur – unsur golongan I (Ag+, Hg+,
dan Pb) dan Golongan II (Bi3+, Cu2+, As).

Manfaat :
Manfaat dari percobaan yaitu dapat mengetahui unsur-unsur yang termasuk golongan
kation.
Tinjauan Pustaka :
A. Kation
Dalam analisis kualitatif sistematika reaksi-reaksi kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagensia. Dengan demikian kita
dapat menetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan juga dapat mememisahkan
golongan-golongan untuk pemeriksaan lanjutan.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang sangat umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
didasari atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia- reagensia dengan membentuk
endapan-endapan atau tidak. Terdapat lima golongan kation yang memiliki ciri-ciri khas
golongan. Golongan-golongan tersebut adalah sebagai berikut:
 Golongan I
Pada golongan ini kation membentuk endapan dengan asam klorida encer,dan ion-
ionnya adalah timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak. Yang menjadi pereaksi dalam
golongan ini ialah asam klorida encer 2M, dan yang menjadi reaksinya ialah endapan putih
timbel klorida PbCl, merkurium (I) klorida Hg2Cl2, dan perak klorida AgCl.
Golongan ini membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Namun untuk timbel klorida
sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tidak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan. Ion timbel yang tersisa tersebut,
diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama kation-
kation golongan kedua. Di antara sulfat-sulfat, timbel sulfat tidak larut sedangkan perak sulfat
jauh lebih mudah larut.
 Golongan II
Pada golongan ini kation tidak bereaksi dengan asam klorida dan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ionnya
adalah merkurium (III), tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium (III),
stibium (V), timah (II) (III) (IV). Yang menjadi reagensia dalam golongan ini ialah hidrogen
sulfida (gas atau larutan air jenuh), dan yang menjadi reaksinya ialah endapan-endapan
dengan berbagai warna: merkurim(II) sulfida HgS (hitam), tembaga(II) sulfida CuS (hitam),
kadmium sulfida CdS (kuning), arsenik (V) sulfida (kuning), stibium (III) sulfida Sb2S3
(jingga), timah (II) sulfida (coklat), dan timah (IV) sulfida (kuning).
 Golongan III
Pada golongan ini kiation membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana
netral atau amoniakal. Ion-ionnya golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II) (III),
kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II).
Yang menjadi reagensia dalam golongan ini ialah hidroge sulfida (gas atau larutan air
jenuh) dengan adanya amonia dan amonium klorida, dan yang menjadi reaksinya ialah
endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida (hitam), aluminium hidrogsida
(putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam), mangan
(II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).
 Golongan IV
Pada golongan ini kation membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asin. Ion-ionnya adalah kalsium,
strontium, dan barium. Dalam pekerjaan nanalisa sistematis amonium klorida akan banyak
ketika kation-kation golongan ini hendak diendapkan sehingga magnesium tidak dimasukan
ke dalam golongan IV. Yang menjadi reagensia dalam golongan ini ialah larutan amonium
karbonat 1M, dan yang menjadi reaksinya ialah reagensia tidak berwarna yang
memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis:
CO3-2 + H2O ↔ HCO3- + OH-
Reagensia terurai oleh asam-asam (bahkan pada asam asetat), pada mana terbentuk gas
karbon dioksida:
CO3-2 + 2CH3COOH → CO2 ↑ + H2O + 2CH3COO-
Reagensia harus dipakai dalam suasana netral atau sedikit basa.
 Golongan V
Kation-kation yang umum yang tidak bereaksi dengan regensia- regensia golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir atu golongan V, yang meliputi ion-ion
magnesium, natrium, kalium, litium, dan hidrogen. (Vogel)
Analisis kualitatif membahas tentang pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam
suatu sampel. Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsur. (Underwood;210)
B. Uraian Bahan
1. HCl
Nama Resmi : ACIDUM CHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM/BM : HCl / 36,46
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berbau merangsang. Jika diencerkan
dengan 2 bagian air, asap, dan bau hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Penggunaan : Zat tambahan
2. NaOH
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama Laain : Natrium Hidroksida
RM/BM : NaOH/40,00
Pemerian : Bentuk batang; butiran, massa hablur atau keping, kering,
keras, rapuh dan menunjukan susunan hablur; putih, mudah
meleleh basah, sangat alkali dan krosif. Segera menyerap
karbondioksida
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan
Titik didih : 1390°C (1663 K)
3. K2CrO4
Nama Resmi : KALIUM KROMAT
Nama Lain : Kalium kromat
RM : K2CrO4
Pemerian : Massa hablur, kuning
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. KCN
Nama Resmi :KALIUM SIANIDA
Nama Lain :Kalium sianida
RM :KCN
Pemerian :Hablur, warna putih, perlahan – lahan terurai di udara
Kelarutan :Mudah larut dalam air, membentuk bulatan jernih tidak
berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Titik didih : 1625°C
5. Na2CO3
Nama Resmi : NATRII CARBONAS
Nama Lain : Natrium Karbonat
RM/BM : Na2CO3.H2O/ 124.00
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : keratolitikum
Titik didih : 851°C
6. AgNO3
Nama Resmi : PERAK NITRAT
Nama Lain : Perak Nitrat
RM/BM : AgNO3/169,87
Pemerian : Hablur; tidak berwarna atau putih, bila dibiarkan terpapar
cahaya dengan adanya zat organic menjadi berwarna abu-abu
atau hitam keabu-abuan, pH larutan lebih kurang 5,5.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air mendidih;
agak sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam etanol
mendidih; sukar larut dalam eter.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :Sebagai pereaksi anion golongan III dan IV
Titik didih : 444°C
7. Amonium
Nama resmi :AMMONIA LIQUIDA
Nama lain :Amonium encer
Rumus molekul :NH3
Berat molekul :17,3
Pemerian :Serbuk hablur, keras tidak berwarna, bau tajam
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kelarutan :Larut dalam air
Kegunaan :Sebagai pereaksi golongan IV
Titik didih : -33,34°C (239.81 K)
8. HNO3
Nama resmi :ACIDUM NIITRAS
Nama lain :Asam nitrat
Rumus molekul :HNO3
Berat molekul :120,01
Pemerian :Cairan berasap, jernih, tidak berwarna
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kelarutan :larut dengan air hingga 1000 ml
Titik didih : 120°C
9. Kalium Iodida
Nama Resmi : KALII IODIDUM
Nama Lain : Pottasium Iodida, Kalium Iodida
Rumus Molekul : KI
Berat Molekul : 166,00
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan, opak dan putih atau serbuk
butiran putih, higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam etanol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
Titik didih : 1330°C
10. MgSO4
Nama Lain : Magnesium Sulfat
RM/BM : MgSO4/138,36
Pemerian :Hablur halus; tidak berwarna, biasanya berbentuk jarum; rasa
dingin, asin dan pahit. Merekah dalam udara kering dan hangat.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air mendidih; mudah larut dalam air;
mudah larut secara perlahan dalam gliserin.
11. CuSO4
Nama : Tembaga (II) Sulfat
Rumus : CuSO4
BM : 249,68
Kelarutan : anhidrat tidak bercampur pada etanol. Larut dalam 3 bagian air dan
dalam 3 bagian gliserol P : sangat sukar larut dalam etanol.
Pemerian : Prisma Triklinik atau serbuk hablur ; biru
Titik didih : 110°C
12. Na2S2O3
Nama : Natrium Tiosulfat
Rumus : Na2S2O3
BM : 248,17
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, tidak larut dalam etanol
Pemerian : Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar. Mengkilap
dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih
dari 33°. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus
Titik didih : 100°C
Pelaksanaan Praktikum
 Alat yang digunakan
1. Tabung Reaksi
2. Pipet Tetes
3. Pipa Bengkok
 Prosedur Kerja dan Perhitungan
Cara Kerja :
Golongan Kation Pertama
Analisis ion Ag+, Hg+, dan Pb2+
1. Larutan HCL dituangkan ke dalam larutan pada masing-masing tabung yang berisi
AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2. Diamati yang terjadi kemudian ditambahkan NH3 dicatat
yang terjadi dan selanjutnya ditambahkan air panas kemudian diamati.
2. Dituangkan sedikit larutan NaOH ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Dan ditambahkan
lagi NaOH berlebih, diamati.
3. Dituangkan sedikit larutan KI ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2 kemudian
selidiki endapannya seperti pada percobaan nomor 1. Dan ditambahkan lagi KI
berlebih, diamati.
4. Dituangkan sedikit larutan K2CrO4 ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Dan ditambahkan
lagi NH3 berlebih, diamati.
5. Dituangkan sedikit larutan KCN ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Dan ditambahkan
lagi KCN berlebih, amati.
6. Dituangkan sedikit larutan Na2Co3 ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian endapannya deselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Kemudian didihkan,
diamati.

Golongan kation kedua


Analisis ion Bi3+
1. Larutan NaOH dituangkan ke dalam larutan Bi(NO3)3, mula-mula dingin kemudian
dipanaskan.
2. Larutan Na2HPO4dituangkan ke dalam larutan Bi(NO3)3. Endapannya diselidiki
dengan asam nitrat encer.
3. Gas H2S (gas atau larutan air jenuh) dialiri ke dalam larutan Bi(NO3)3, sampai
terbentuk endapan.
4. Larutan KI dituangkan ke dalam larutan Bi(NO3)3. Kemudian ditambahkan KI secara
berlebihan.
Analisis ion Cu2+
1. Larutan NaOH dituangkan ke dalam larutan CuSO4diamati kemudian dipanaskan.
2. Dituangkan sedikit larutan KI ke dalam larutan CuSO4, kemudian diamati, selanjutnya
ditambahkan Na2S2O3diamati.
3. Setetes demi setetes larutan ammonia ditambahkan ke dalam larutan CuSO4 sambil
diamati.
4. Larutan KSCN dituangkan ke dalam larutan CuSO4 kemudian diamati.
5. Diambil sebuah paku bersih atau benda lain yang mengandung besi kemudian
dicelupkan dalam larutan CuSo4diamati yang terjadi
Analisis ion arsenat (ASO4)3-
1. Dituangkan sedikit larutan AgNo3 ke dalam larutan arsenat
Na3AsO4, kemudian diselidiki apa yang terjadi, lalu ditambahkan asam klorida atau
ammonia dan diamati
2. Larutan CuSO4dituangkan ke dalam larutan arsenat, maka akan terjadi cupri arsenat
yang berwarna hijau, jika alkalinya banyak akan terjadi warna biru muda.
3. Larutan magnesium sulfat dituangkan ke dalam larutan arsenat yang mengandung
NH4OH dan NH4Cl. Diselidiki apa yang terjadi.
4. Gas H2S dialiri ke dalam larutan arsenat dalam suasana HCl 0,3 M dan pekat.

Perhitungan :
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi 1 M yang akan digunakan pada praktikum
𝑔 𝑉
kali ini dapat digunakan rumus berikut ini : 𝑀= ×
𝑀𝑟 𝑃
Mengukur kerapatan dan bobot jenis menggunakan piknometer
Piknometer 1 : 23,1568
Piknometer 2 : 22,5705
Piknometer 1 + Piknometer 2 = 23,1568 + 22,5705 = 45,7273/2 = 22,8636 =
22,8636/15,30 = 1,49
Piknometer 1 + H2O = 74,0833
Piknometer 2 + H2O = 73,5033 +
147,5886/2 = 73,7933
(Piknometer + H2O) – Piknometer = 73,7933 - 22,8636 = 50,9297

Piknometer 1 + Aseton = 64,5835


Piknometer 2 + Aseton = 63,6606+
128,2441/2 = 64,1220
(Piknometer + Aseton) – Piknometer = 64,1220 – 22,8636 = 41,2584
Piknometer + Alkohol = 67,4038
(Piknometer + Alkohol) – Piknometer = 67,4038 – 22,8636 = 44,5402
Piknometer + Minyak = 69,0381
(Piknometer + Minyak) – Piknometer = 69,0381 – 22,8636 = 46,1745
Piknometer + Kloroform = 97,3407
(Piknometer + Kloroform) – Piknometer = 97,3407 – 22,8636 = 74,4771

Anda mungkin juga menyukai