Anda di halaman 1dari 2

Logam Berat Hg (Merkuri)

1. Identifikasi Sumber
Sebagai salah satu zat pencemar, merkuri masuk dalam ekosistem ekuatik melalui
dekomposisi atmosferik maupun bersumber dari ekternalisasi limbah industri dan secara
biologis maupun kimiawi terkonversi dalam bentuk metil merkuri (Suseno & Panggabean,
2007).
2. Karakteristik Logam berat Hg

Merkuri termasuk unsur logam sebagaimana besi, tembaga, emas, perak, aluminium,
timah dan lain-lain. Tidak seperti logam lainnya logam merkuri berbentuk cair berwarna perak
seperti yang terdapat di dalam termometer. Logam merkuri disebut juga unsur merkuri atau air
raksa. Air raksa dapat melarutkan logam lainnya termasuk emas dan perak dan campuran logam
tersebut disebut amalgam. Sifat merkuri seperti ini dimanfaatkan untuk memisahkan emas dari
serbuk batu karena air raksa hanya mengikat emas dan melepas pengotor lainnya.
Merkuri terdiri dari dua golongan besar yaitu unsur merkuri seperti yang digunakan
oleh para penambang emas dan senyawa merkuri. Senyawa merkuri terbagi dua jenis lagi yaitu
senyawa merkuri anorganik dan senyawa merkuri organik. Senyawa merkuri organik adalah
senyawa sangat beracun dibandingkan dengan senyawa merkuri anorganik dan unsur merkuri.
Istilah organik berbeda konotasi dengan terminologi organik yang pada bahan makanan. Beras
organik dan sayur organik lebih aman dikonsumsi dari pada beras dan sayur biasa. Senyawa
merkuri organik umumnya senyawa sintetik yang sangat reaktif, mudah larut dan menguap dan
lebih mudah berikatan dengan sistem biologi yang juga organik. Senyawa merkuri organik yang
terkenal adalah mono atau dimetil merkuri. Senyawa ini punya affinitas kuat terhadap gugus
tiol yang terdapat dalam protein. Senyawa merkuri organik seperti metil merkuri atau dimetil
merkuri terbukti sangat beracun bagi manusia.

3. Standar dan Baku Mutu Hg

4. Dampak bagi Lingkungan dan Manusia serta Pencegahannya

a. Bagi kesehatan
Merkuri sejak lama terkenal sebagai racun karena dapat mengganggu fungsi otak, paru-
paru, dan menghambat jaringan pernapasan, sehingga orang menjadi seperti tercekik dan
cepat diikuti oleh kematian. Efek toksik logam berat dan zat kimia ini sulit dideteksi pada
manusia karena reaksinya tidak terjadi segera setelah masuk ke tubuh. Berbagai kelainan
seperti tumor, kelainan janin, kerusakan hati atau ginjal, timbul lama (mungkin bertahun-
tahun) setelah pencemaran kronis.
Keracunan metil merkuri menyebabkan efek pada gastrointestinal yang lebih ringan
tetapi menimbulkan toksisitas neurologis yang berat berupa: rasa sakit pada bibir, lidah dan
pergerakan (kaki dan tangan), konfusi, halusinasi, iritabilitas, gangguan tidur, ataxia, hilang
ingatan, sulit bicara, kemunduran cara berfikir, pendengan rusak, emosi tidak stabil, tidak
mampu berfikir, koma dan kematian (Nurdin, 2012).
Bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri diantaranya adalah
kerusakan rambut dan gigi, hilang daya ingat dan terganggunya sistem syaraf termasuk
rusaknya otak, menurunnya kemampuan sensor (pada kulit), rusaknya ginjal, rusaknya
pencernaan, dan cacat bawaan dan pada konsentrasi lebih tinggi mengakibatkan kematian
(Raskin dkk, 2000). Studi menunjukkan bahwa kerusakan syaraf yang disebabkan oleh
merkuri (metil merkuri) akan tetap berlanjut walaupun sumber racun sudah teratasi
(Wheeler, 1996).
b. Bagi lingkungan
- Perairan
Pencemaran perairan akibat pertambangan emas dengan menggunakan
merkuri seringkali menjadi perhatian khusus bagi banyak pihak karena dapat
menimbulkan keracunan kronis pada biota perairan. Nurdin (2012) menyatakan bahwa
bila ikan kecil yang tercemar metil merkuri dimakan oleh ikan besar, dan ikan besar
dikonsumsi oleh manusia, maka manusia paling beresiko terpapar lebih banyak dari zat
toksit tersebut. Menyadari akan bahayanya pencemaran yang disebabkan adanya
kandungan merkuri yang berlebihan di lingkungan perairan, maka dilakukan penelitian
untuk mengetahui dan menentukan konsentrasi merkuri yang terkandung dalam air
laut, sedimen dan jaringan ikan di perairan. Logam berat yang masuk ke dalam
lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi,
kemudian diserap oleh organisme yang hidup di perairan tersebut.
- Tanah
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan
dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan
lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang
panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama (Soekarto S.T,1985). Terakumulasinya merkuri dalam rantai
makanan ini akan menyebabkan manusia yang mengkonsumsi tanaman tersebut,
karena walaupun dampaknya belum dapat dilihat, namun membahayakan generasi
mendatang. Ini disebabkan karena sifat toksik merkuri yang sangat berbahaya, seperti:
dapat menembus susunan saraf pusat dan dapat merusak otak, juga dapat merusak
kromosom yang merupakan zat pembawa keturunan (Fatimawali, 2001).

Anda mungkin juga menyukai