Anda di halaman 1dari 25

PKP IPA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
IPA berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut Suyoso (1998:23) Sains
merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-
hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur sistematis, berobjek,
bermetode dan berlaku secara universal. Menurut Abdullah (1998:18) IPA merupakan
pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan yang terkait. Dari
kesimpulan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil
kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa
metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus disempurnakan .
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis melalui suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA
lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan
kompetensi siswa agar memahami alam sekitar yang dilakukan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry). Carin dan sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku universal dan berupa kumpulan data hasil
observasi dan eksperimen.
1

Pada proses pembelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda terhadap siswa
kelas IV SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, guru
melaksanakan appersepsi dengan menjelaskan materi yang akan disampaikan yaitu sifat dan
perubahan wujud benda dan mengajukan pertanyaan pada siswa “1. Pernahkah kalian
memegang es batu ? ; 2. Pernahkah kalian memanaskan es batu?apa yang terjadi pada es
batu setelah di panaskan?. Pada kegiatan inti guru menjelaskan perubahan wujud benda dari
padat menjadi cair,menguap dan menyublin, dengan menunjukkan alat peraga berupa
gambar. Pada saat penjelasan terlihat beberapa siswa sibuk sendiri dan terkesan bosan
dengan penjelasan guru. Ketika pemeriksaan LK yang telah dikerjakan siswa pada kegiatan
inti hanya 7 siswa dari 22 siswa yang dapat mengerjakan LK dengan benar dan saat kegiatan
akhir ketika guru memberi pertanyaan pada siswa sekitar materi yang dijelaskan ternyata
ada 2 siswa yang tidak memahami sifat dan perubahan wujud benda.
Untuk memecahkan masalah diatas guru melakukan perbaikan pembelajaran yang
menekankan pada PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN
IPA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE
DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SDN JOGOMERTO I KECAMATAN
TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka
rumusan masalah yang dikemukakan yaitu : bagaimana metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran IPA meteri sifat dan perubahan
wujud benda bagi siswa kelas IV SDN Jogomerto I ?

C. TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mendeskripsikan efektifitas metode
demonstrasi dan menganalisis tingkat keberhasilan metode demonstrasi dalam pembelajaran
IPA materi sifat dan perubahan wujud benda pada sisiwa kelas IV SDN Jogomerto I.

D. MANFAAT PERBAIKAN
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi;
1. Guru
Sebagai bahan kajian dalam meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan di kelasnya.

2. Siswa
Sebagai masukan bagi siswa untuk benar-benar memanfaatkan metode demonstrasi di
kelasnya dalam rangka meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman terhadap pelajaran
IPA.
3. SDN Jogomerto I
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN Jogomerto I dapat lebih meningkatkan
penerapan metode demonstrasi agar hasil belajar dan pemahaman siswa lebih baik dan
dimungkinkan untuk diterapkan pada pelajaran lain dan tingkat kelas lainnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA di SD
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam
dengan segala jenis isinya. Menurut Powler (dalam Winataputra, 1993), sains adalah ilmu
yang sistematis dan dirumuskan dengan mengamati gejala-gejala kebendaan, dan didasarkan
terutama atas pengamatan induksi. Carin dan Sund (1993) mendefinisikan sains sebagai
pengetahuan yang sitematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa
kumpulan dat hasil observasi dan eksperimen.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Carin dan Sund (1993:26) menyimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur
utama yaitu :
1. Sikap; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makluk hidup, serta hubungan sebab
akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar,
IPA bersifat open head.
2. Proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang meliputi penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan
3. Produk; berupa fakta, teori, prinsip dan hokum
4. Aplikasi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari

B. Tujuan Pembelajaran IPA di SD


Pembelajaran IPA di SD pada prinsipnya untuk mengembangkan daya piker dan
kreatifitas murid dalam belajar menemukan dan membuktikan tentang teori alam serta
kehidupan.
4

Baswedan (2008: 2) www.wordpress/anisbaswedan.blogpress.com, mengemukakan


bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD berpatokan pada kurikulum yang digunakan sesuai
dengan kompetensi dasar dan standart kompetensi yang ingin dicapai.Carin (1993)
menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsup, hukum-
hukum, dan teori IPA. Pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah,
proses ilmiah dan produk ilmiah. IPA menggunakan apa yang telah diketahui senagai batu
loncatan untuk memahami apa yang belum diketahui. Suatu masalah IPA yang telah
dirumuskan dan kemudian berhasil dipecahkan akan memungkinkan IPA untuk
berkembang secara dinamis, akibatnya kumpulan pengetahuan sebagai produk juga
bertambah.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD
adanya kemampuan murid untuk memiliki sikap ilmiah dan berproses secara ilimiah
terhadap berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan alam sekitar manusia
dengan melakukan penyelidikan ilmiah dalam membuktikan teori.

C. Pengertian Metode
Metode merupakan pengimplementasian rencana yang telah disusun dalam kegiatan
nyata untuk merealisasikan strategi yang merujuk pada perencanaan untuk mencapai suatu
keberhasilan.

D. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu pada siswa (http://www.scibd.com/doc/30423376/Pengertian-
Metode-Demonstrasi, diakses tanggal 20-03-2011).
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
temtang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, membuat sesuatu
membandingkan sesuatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui aatu melihat kebenaran
sesuatu (Hamalik, 1991).
2. Aspek Penting Penggunaan Metode Demonstrasi
a. demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di demonstrasikan tidak
bisa di amati dengan seksama oleh siswa siswa.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktifitas mereka sebagai
pengalaman yang berharga.
c. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karena sebab alat yang terlalu besar atau
berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
3. Kelebihan Metode Demonstrasi
a. Perhatian anak didik di pusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat
diamati
b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses anak
didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalh lain
c. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
d. Dapat menambah pengalaman anak didik secara langsung
e. Dapat membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan
f. Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih konkrit
g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut
berperan serta secara langsung
4. Kelemahan Metode Demonstrasi
a. Memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Apabila kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien
c. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
d. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
e. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif
5. Tahap Penerapan Metode Demonstrasi
a. Tahap persiapan
1) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan yang
dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir.
2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan
3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
4) Selama demonstrasi berlangsung guru harus instropeksi diri apakah :
a) Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh sisiwa
b) Apakah semua media yang digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik, hinngga
semua dapat melihat semuanya dengan jelas
c) Siswa disarankan membuat catatan yang dianggap perlu
d) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran
4) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
5) Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
6) Menghindari ketegangan
c. Evaluasi

E. Prestasi Belajar
1. Teori Belajar
Teori belajar dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagaimana
dikemukakan Sardiman (2006: 24 ) yaitu ;
a. Behaviorisme
b. Kognitivisme
c. Teori belajar berdasarkan Psikologi Sosial
d. Teori belajar Gagne
Berdasarkan empat teori diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perbuatan yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang sehingga terjadi perubahan pada
dirinya baik dari aspek wawasan, pengetahuan, psikologis, dan hal ini dapat dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu yang datangnya dari dalam diri individu dan yang datangnya dari luar
diri individu.
2. Pengertian Belajar
Belajar diidentifikasikan oleh para ahli dengan sudut pandang yang berbeda meskipun
pada dasarnya tidak terlalu jauh, berikut definissi belajar menurut beberapa ahli ;
a. Roestiyah (1995: 8), belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuhan dan
sikap.
b. Sudjana (1989 :28), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri melalui proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
c. Slameto (1995: 5), belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secar keseluruhan, sebagian hasil pengalaman
sendiri dan interaksi dengan lingkungan.
d. Hamalik (1993: 6), belajar merupakan suatu bentuk perubahan dari seseorang yang
dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Masalah hasil belajar anak didik tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan belajar atau
prestasi belajar , beberapa pendapat dari para ahli mengenai hal yang terkait dengan prestasi
atau hasil belajar ;
a. Menurut WJS Poerwadarminta (1993 :768) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau
yang dikehendaki
b. Menurut Soemartono (1971 : 8) prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan nilai
hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat
itu
c. Menurut Simon Blom (dalam Piet Sihertian dan fran Mataheru, 1981 : 68 ) menjelaskan
bahwa prestasi belajar mencakup beberapa aspek yaituaspek kognitif, aspek efektif dan aspek
psikomotorik.
d. Djamarah dan Zain (2002: 121), mengatakan setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil
belajar
e. Djamarah (2000: 119), mengemukakan suatu proses belajar dinyatakan berhasil apabila
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
a. Menurut Wasty Sumanto (1979 : 23) :
1) Faktor Stimulus
Segala hal diluar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau perubahan
belajar, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dan dipelajari.
2) Faktor Metode Mengajar
Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain
yang dipakai guru dalam mengajar sangat memberikan rangsangan dalam mencapai prestasi
belajar.
3) Faktor Individual
Selain kedua faktor tersebut, faktor individu sangat besar sekali pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin dewasa suatu individu semakin tua
usia individu berarti semakin kuat dan lebih sanggup melaksanakan tugas yang lebih berat.
b. Berdasarkan data dari www.dedenbinlaode.blogspot.com, akses tanggal 23 maret
2011. Bahwa hasil belajar murid dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu;
1) Faktor Guru yang yang terdiri ;
a) Perangkat pembelajaran yang meliputi ; RPP, silabus, media pembelajaran dan penilaian
b) Metode pembelajaran
2) Dari aspek anak menurut Syah (2002: 144)
a) Faktor internal anak, yang meliputi; faktor psikis dan psikologis (intelegensi, sikap, bakat,
minat, dan motivasi)
b) Faktor eksternal anak, yang meliputi lingkungan social, non social dan pendekatan belajar
c. Bentuk prestasi belajar yang dijadikan acuan pengembangan instrumen adalah pilihan
kemampuan siswa pada taraf kemampuan kognitif. Adapun domain kognitif dalam taksonomi
Bloom dapat dipilih atas 6 tingkatan diantaranya :
1) Pengetahuan (ingatan)
Dalam taksonomi Bloom, pengetahuan merupakan sasaran belajar tingkat paling rendah.
2) Pemahaman
Kemampuan pada tingkat ini memilki tingkat yang lebih baik dibandingkan kemampuan yang
berupa pengetahuan.
3) Penerapan
Tingkah laku pada tingkat ini mleiputi kemampuan siswa untuk menggunakan konsep,
metode, hukum, teori yang terdapat pada suatu bidang ilmu. Hasil belajar pada tingkat ini
mencerminkan pengertian yang lebih tinggi dibandingkan pemahaman.
4) Analisis
Analisis menyangkut pemahaman dan penerapan yaitu materi menjadi bagian-bagian
tersebut.
5) Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan siswa untuk memadukan teori yang satu dengan yang lain,
prinsip yang satu dengan prinsip yang lain, hukum yang satu dengan yang lain sehingga
menghasilkan suatu teori, prinsip atau hukum yang sifatnya baru. Untuk tingkatan ini siswa
benar-benar dituntut kretifitasnya.

6) Evaluasi
Evaluasi ini merupakan tertinggi domain kognitif. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk
mempertimbangkan suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu yang
telah ditetapkan.
12

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten
Nganjuk Kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA materi sifat
dan perubahan wujud benda. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, siklus I dilaksanakan hari senin
tanggal 17 Oktober 2011. Siklus II dilaksanakan hari senin tanggal 24 Oktober 2011.

2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa kelas IV SDN Jogomerto I dengan jumlah siswa 22 yang terdiri
dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Subjek penelitian kelas IV SDN JOGOMERTO I
Laki-laki /
No Nama
Perempuan
1 Adi Junianto L
2 Ayu Oktafiana P
3 Ade Suryatika L
4 Bagus Riyan P L
5 Dita Ayu Damayanti P
6 Della Aries Pratika P
7 Efi Nur Laili L
8 Eko Achmad Mochid L
9 Ifa Nur Laela P
10 Indah Dwi Ristanti P
11 Ivan Ari Sandi L
12 M. Dany Kurniawan L
13 M. Dony Kurniawan L
14 M. Ardian L
15 Risma Andantyas A P
16 Regar Andhika B L
17 Riskha May S P
18 Shelvi Rahmawati P
19 Sherli Rahmawati P
20 Tri Sandi L
21 Saga P L
22 Ibnu Salis L

B. Deskripsi Per Siklus


Proses dan hasil belajar mata pelajaran IPA merupakan bahan untuk menyusun rencana
perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini penulis dibantu teman sejawat untuk menetapkan materi
dan strategi pelajaran agar kualitas pembelajaran lebih baik lagi. Pelaksanaan perbaikan ini
menggunakan siklus untuk mengevaluasi dan mengetahui permasalahan dalam proses
pembelajaran. Siklus ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II yang
menggunakan metode demonstrasi dengan alur pelaksanaan sebagai berikut :

1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran siklus I direncanakan akan dilaksanakan pada pelajaran IPA materi
Sifat dan Perubahan Wujud Benda kelas IV di SDN Jogomerto I pada hari senin tanggal 17
Oktober 2011.
Pada tahap ini kegiatan berupa penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi:
1) Menyusun RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk mata pelajaran IPA (terlampir)
2) Menyusun ringkasan materi (terlampir)
3) Disamping itu dalam penelitian untuk memperoleh data pembelajaran perlu dilakukan
pengamatan/ observasi oleh karena itu perlu dibuat pedoman pengamatan sebagaimana
dikemukakan dalam lampiran
4) Menyusun soal evaluasi beserta kuncinya (terlampir)
5) Menyusun format pedoman penilaian (terlampir)
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I sesuai dengan yang tertuang dalam RPP (Rencana
Perbaikan Pembelajaran) yaitu ;
Pengelolaan
No Kegiatan
Waktu Siswa
1 Kegiatan Awal
- Apersepsi 5’
Klasikal
 Menggali pengetahuan awal, guru
bertanya “Bagaimana bentuk air yang
diletakan di dalam gelas? Klasikal

 Menyampaikan materi pokok


“Anak-anak hari ini kita akan
mempelajari tentang sifat berbagai Klasikal
wujud benda.”
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
“Anak-anak tujuan pembelajaran kali ini
adalah agar kalian tahu jenis benda dan
sifat benda.”

2 Kegiatan Inti 45’


 Guru menunjukkan alat peraga yang akan Klasikal
digunakan
 Menggali pengetahuan prasyarat bertanya Klasikal
“Bagaimana bentuk air di dalam
gelas?apakah sama dengan air di gallon?

 Guru membagi LK percobaan “ sekarang Kelompok


coba kalian demonstrasikan percobaan
ini sesuai perintah pada LK
 Kelompok melakukan percobaan dan
pengamatan sesuai petunjuk dalam LK, Kelompok
mencatat data percobaan dengan dipandu
guru
 Siswa mendiskusikan data percobaan dan
membuat kesimpulan dari hasil Kelompok
percobaan
 Guru menghubungkan konsep
tentang sifat-sifat benda cair,padat dan Klasikal
gas.
Kegiatan Akhir
3 Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya “dari materi yang kita 20’ Klasikal
pelajari hari ini ada yang bertanya atau
masih bingung?
 Guru memberi kesimpulan dan penguatan
dari materi yang telah dibahas.
Klasikal
 Siswa mengerjakan post tes pembelajaran
“sekarang kalian kerjakan soal ini secara Individu
individu!
 Pembahasan soal post tes akhir
pembelajaran Klasikal
 Refleksi
Klasikal

c. Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dilakukan
pengamat (observer) dengan menggunakan lembar observasi proses yang telah disiapkan.
Selama dalam kegiatan perbaikan pembelajarn siklus I peneliti dibantu oleh teman sejawat
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan terhadap
peneliti meliputi;
1) Kesesuaian kegiatan dengan RPP
2) Penyampaian materi Pembelajaran
3) Pengelolaan Kelas
Sedangkan pengamatan yang dilakukan terhadap siswa meliputi;
1) Bagaimana kerja sama dengan anggota kelompok saat pembelajaran,
2) Bagaimana keaktifan siswa dalam kegiatan demonstrasi
3) Bagaimana gagasan-gagasan/ ide yang dituangkan saat proses demonstrasi
Dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh peneliti maupun teman sejawat, akan
sangat membantu untuk mengetahui kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, sehingga peneliti bisa memperbaiki kekurangan tersebut pada kegiatan
pembelajaran berikutnya
d. Tahap Refleksi
Pada akhir siklus I peneliti bersama teman sejawat (observer) melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. kegiatan yang dilakukan untuk
mencari kelemahan di dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Apabila hasil yang
dicapai dalam perbaikan pembelajaran belum mencapai hasil seperti yang diharapkan, maka
hasil refleksi digunakan untuk merancang tindakan pembelajaran selanjutnya dengan
memperbaiki kelemahan pada pembelajaran sebelumnya. Berikut hasil refleksi selama
kegiatan pembelajaran berlangsung ;

1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal dapat terlaksana dan berjalan sesuai rencana perbaikan pembelajaran
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti ditemukan beberapa kekurangan yang meliputi; beberapa anak kurang
aktif dan terlihat bingung saat demonstrasi.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir dapat terlaksana dan berjalan sesuai rencana perbaikan pembelajaran
4) Hasil
Hasil yang diperoleh kurang memuaskan, hal ini terbukti pada kegiatan inti ada beberapa
siswa kurang aktif dan ada yang terlihat bingung. Maka dari itu dilaksanakan suklus
berikutnya untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan pada siklus I.

2. Siklus II
Pada tahap ini dilaksanakan karena pada siklus I kurang berhasil, dan pada tahap ini
langkah-langkah kegiatan disesuaikan dengan siklus I tetapi ada beberapa perbedaan pada
kegiatan inti adapun tahapan pada siklus II sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran siklus II direncanakan akan dilaksanakan pada pelajaran IPA materi
Sifat dan Perubahan Wujud Benda kelas IV di SDN Jogomerto I pada hari senin tanggal 24
Oktober 2011.
Pada tahap ini kegiatan berupa penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi:
Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian.
Hal-hal yang disiapkan pada tahap ini antara lain adalah :
1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
(terlampir)
2) Menyusun ringkasan materi (terlampir)
3) Menyusun lembar observasi proses (observasi)
4) Menyusun soal evaluasi beserta kunciya (terlampir)
5) Menyusun format pedoman penilaian dan kriteria penilaian (terlampir)
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada dasarnya pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I. Hal-hal yang sudah baik pada
siklus I tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus
II.
Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan, terlihat bahwa siswa
mengalami kemajuan dan peningkatan. Untuk menambah peningkatan pemahaman siswa
perlu dilakukan perbaikan siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pengelolaan
No Kegiatan
Waktu Siswa
1 Kegiatan Awal 5’
- Apersepsi
 Menggali pengetahuan awal, guru Klasikal
bertanya “Bagaianakah bentuk air
didalam gelas?

 Menyampaikan materi pokok Klasikal


“Anak-anak hari ini kita akan
mempelajari tentang sifat berbagai
wujud benda.”
 Menyampaikan tujuan pembelajaran Klasikal
“Anak-anak tujuan pembelajaran kali
ini adalah agar kalian tahu jenis benda
dan sifat benda.
Kegiatan Inti
2 Guru menunjukkan alat peraga yang 45’
akan digunakan Klasikal
 Menggali pengetahuan prasyarat
bertanya “Coba kalian lihat bagaimana Klasikal
bentuk air di dalam gelas di depan ini?
 Siswa diberi informasi singkat terkait
dengan percobaan yang akan dilakukan
hari ini “hari ini kita akan melakukan Klasikal
percobaan tentang sifat dan berbagai
wujud benda.”
 Guru membagi LK percobaan
 Guru menjelaskan langkah –langkah
percobaan.
 Kelompok melakukan percobaan dan Kelompok
pengamatan sesuai petunjuk dalam LK, Kelompok
mencatat data percobaan dengan
dipandu guru Kelompok
 Siswa mendiskusikan data percobaan
dan membuat kesimpulan dari hasil
percobaan
 Tiap kelompok mempresenta-sikan Kelompok
hasil percobaan, kelompok lain
menanggapi
 Guru bersama siswa bertanya jawab Klasikal
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan Klasikal
 Guru menghubungkan konsep tentang
sifat benda dalam kehidupan sehari-
hari
Klasikal

Kegiatan Akhir .
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya “dari pembelajaran 20’ Klasikal
3 yang kita lakukan hari ini ada yang
masih bingung atau ada yang ingin Individu
bertanya?
 Guru memberi kesimpulan dan
penguatan dari materi yang telah
dibahas. Klasikal
 Siswa mengerjakan post tes
pembelajaran “sekarang kalian
kerjakan soal ini secara individu!” Individu
 Pembahasan soal post tes akhir
pembelajaran”sekarang kita bahas
bersama hasil tes yang kalian
kerjakan!” Klasikal
 Refleksi

Klasikal

c. Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dilakukan
pengamat (observer) dengan menggunakan lembar observasi proses yang telah disiapkan.
Selama dalam kegiatan perbaikan pembelajarn siklus I peneliti dibantu oleh teman sejawat
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan terhadap
peneliti meliputi;
1) Kesesuaian kegiatan dengan RPP
2) Penyampaian materi Pembelajaran
3) Pengelolaan Kelas
Sedangkan pengamatan yang dilakukan terhadap siswa meliputi;
1) Bagaimana kerja sama dengan anggota kelompok saat pembelajaran,
2) Bagaimana keaktifan siswa dalam kegiatan demonstrasi
3) Bagaimana gagasan-gagasan/ ide yang dituangkan saat proses demonstrasi
Dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh peneliti maupun teman sejawat, akan
sangat membantu untuk mengetahui kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, sehingga peneliti bisa memperbaiki kekurangan tersebut pada kegiatan
pembelajaran berikutnya
d. Tahap Refleksi
Pada akhir siklus II peneliti bersama teman sejawat (observer) melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Pelaksanaan pembahasan siklus II
berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Peneliti dapat menggunakan metode demonstrasi
dan mampu memberikan pengalaman baru bagi siswa. melalui metode demonstrasi siswa
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. keaktifan siswa ditunjukkan dengan ketuntasan
siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi sifat dan berbagai wujud benda.
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ini tidak ditemui kendala, berarti hal ini
mengandung maksud kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan
saat itu juga. Dengan temuan ini maka peneliti berkesimpulan bahwa kriteria pencapaian
penelitian yang telah ditentukan diawal penelitian telah tercapai.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus


us I
a. Identifikasi siklus I
Dalam pembelajaran siklus I pemahaman siswa terhadap materi sifat dan perubahan
wujud benda masih kurang, aktivitas belajar siswa masih rendah dan siswa cenderung pasif
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari 22 siswa hanya beberapa siswa yang nilainya
sesuai dengan KKM. Hal ini dikarenakan ada beberapa prosedur pembelajaran yang tidak
dilaksanakan oleh peneliti terutama pada kegiatan inti. Permasalahan ini menjadi acuan
peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus II.
b. Hasil Observasi Siklus I
Hasil pengamatan terhadap peneliti oleh teman sejawat
Lembar Pengamatan terhadap peneliti.
Aspek
Kriteria
yang Skor
diamati B C K
I  35
II  20
III  30
Jumlah 85

Keterangan Aspek Yang diamati :


I : Kesesuaian kegiatan dengan RPP
II : Penyampaian materi Pembelajaran
III : Pengelolaan Kelas

Kriteria penilaian
Jumlah Penskoran
Aspek yang
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
diamati
I 40 35 30
II 30 20 15
III 30 20 15
Jumlah 100 75 60

Penilaian Proses : 1 + 2 + 3
Hasil pengamatan kelompok dalam siklus I diperoleh data sebagai berikut :
Data Hasil Pengamatan Kinerja Kelompok.
Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Nama / Keaktifan Kerjasama Gagasan/ Skor Akhir
Kelompok Ide
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kelompok 1
ADI JUNIANTO √ √ √ 8 67
ADE √ √ √
9 75
SURYATIKA
BAGUS RIYAN √ √ √
8 67
P
AYU. O √ √ √ 10 83
DELLA ARIES √ √ √
8 67
P
Kelompok 2
DITA AYU D √ √ √ 8 67
EFI NUR L √ √ √ 8 67
EKO ACHMAD √ √ √
8 67
M
IFA NUR L √ √ √ 8 67
INDAH DWI R √ √ √ 10 83
Kelompok 3
IVAN ARI S √ √ √ 8 67
M. DANY K √ √ √ 8 67
M. ARDIAN √ √ √ 8 67
RISMA A A √ √ √ 11 92
RISKHAMAY S √ √ √ 10 83
SHELVI R √ √ √ 10 83
Kelompok 4
M DONY K √ √ √ 8 67
REGAR A B √ √ √ 8 67
TRI SANDI √ √ √ 8 67
SHERLI R √ √ √ 10 83
SAGA P √ √ √ 9 75
IBNU SALIS √ √ √ 8 67

Indikator Penilaian
A. Keaktifan
1. tidak aktif
2. kurang aktif
3. aktif
4. sangat aktif
B. Kerjasama
1. diam saja / pasif
2. kurang bekerja sama
3. tidak menghargai kelompok
4. dapat bekerja sama
C. Gagasan / Ide
1. tidak punya ide
2. punya ide tapi kurang tepat
3. punya ide sedikit tapi tepat
4. banyak ide dan tepat
Penskoran
Skor Tertinggi : 4 x 3 = 12
Skor Terendah :1x3= 3
Na = Skor perolehan tertinggi x 100
Skor tertinggi

Kriteria Penilaian
85 – 100 : Sangat baik : A
70 – 84 : Baik :B
55 – 69 : Cukup :C
45 – 54 : Kurang :D
0 – 44 : Sangat Kurang :E

Dari hasil pengamatan diskusi kelompok tingkat keaktifan, kerja sama dan
gagasan/ ide siswa dalam satu kelompok masih kurang. Penilaian juga dilakukan dengan
lembar evaluasi, sebagai berikut :
Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Nomor Soal Jumlah
No Nama Siswa Nilai
1 2 3 4 5 skor
1 Adi Junianto 1 0 1 0 1 6 60
2 Ayu Oktafiana 1 1 1 1 1 10 100
3 Ade Suryatika 0 1 0 0 1 6 60
4 Bagus Riyan P 1 1 1 1 0 8 80
5 Dita Ayu Damayanti 0 0 1 1 0 6 60
6 Della Aries Pratika 1 1 0 1 0 6 60
7 Efi Nur Laili 0 1 1 1 1 8 80
8 Eko Achmad Mochid 1 1 0 0 0 6 60
9 Ifa Nur Laela 1 0 1 1 0 6 60
10 Indah Dwi Ristanti 1 1 0 1 0 6 60
11 Ivan Ari Sandi 1 1 1 1 1 10 100
12 M. Dany Kurniawan 1 0 0 1 1 6 60
13 M. Dony Kurniawan 1 1 1 1 1 10 100
14 M. Ardian 1 1 1 1 1 10 100
15 Risma Andantyas A 1 1 0 0 0 8 80
16 Regar Andhika B 0 0 1 1 0 6 60
17 Riskha May S 0 1 1 0 1 6 60
18 Shelvi Rahmawati 1 1 1 1 1 10 100
19 Sherli Rahmawati 0 1 1 1 0 6 60
20 Tri Sandi 1 1 1 0 0 6 60
21 Saga P 1 1 0 1 1 8 80
22 Ibnu Salis 1 0 1 1 0 6 60

Keterangan: Jawaban benar = 1


Jawaban salah =0
Dari 22 siswa yang menjawab benar semua sebanyak 4 siswa, siswa yang menjawab
benar 4 soal sebanyak 4 siswa, siswa yang menjawab benar 3 soal sebanyak 13 siswa. Ini dapat
dikatakan bahwa siswa banyak yang kurang menguasai materi pembelajaran dan
pembelajaran belum sepenuhnya berhasil,. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan yang
dinamakan siklus II.

2. Silklus II
a. Identifikasi Siklus II
Rencana Pembelajaran Siklus II dilaksanakan di SDN Jogomerto I Kecamatan
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2011. materi yang
disajikan tentang Sifat dan perubahan wujud benda. Dalam Perencanaan pembelajaran siklus
II, peneliti melakukan 3 kegiatan yaitu :
1) Kegiatan awal selama 5 menit
2) Kegiatan Inti selama 45 menit
3) Kegiatan Akhir 20 menit.
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan rencana yang dibuat
yaitu pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Semua siswa terlihat aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Disamping itu, anak-anak sudah kelihatan aktif mengikuti
pembelajaran walaupun masih ada seorang siswa yang tidak memperhatikan. Dalam
mengerjakan tes evaluasi anak-anak tampak antusias.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan teman sejawat, pembelajaran siklus II
sudah sesuai dengan rencana yang dibuat. Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak ditemui
kendala berarti. Dengan temuan ini, maka peneliti berkesimpulan bahwa kriteria pencapaian
penelitian yang telah ditentukan diawal peningkatan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran
ipa materi sifat dan perubahan wujud benda dengan metode demonstrasi bagi siswa kelas IV
SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk berhenti pada siklus ini dan
tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
b. Hasil Observasi Siklus II
Hasil pengamatan terhadap peneliti oleh teman sejawat
Lembar Pengamatan terhadap peneliti.
Aspek
Kriteria
yang Skor
diamati B C K
I  40
II  20
III  30
Jumlah 90

Keterangan Aspek Yang diamati :


I : Kesesuaian kegiatan dengan RPP
II : Penyampaian materi Pembelajaran
III : Pengelolaan Kelas

Kriteria penilian
Jumlah Penskoran
Aspek yang diamati
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
I 40 35 30
II 30 20 15
III 30 20 15
Jumlah 100 75 60

Penilaian Proses : 1 + 2 + 3
Berikut adalah hasil pengamatan kerja kelompok dalam siklus II diperoleh data sebagai
berikut :

Lembar Pengamatan Kinerja Kelompok.


Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Nama / Keaktifan Kerjasama Gagasan/ Skor Akhir
Kelompok Ide
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kelompok 1
ADI JUNIANTO √ √ √ 9 75
ADE √ √ √
9 75
SURYATIKA
BAGUS RIYAN √ √ √
8 67
P
AYU. O √ √ √ 10 83
DELLA ARIES √ √ √
8 67
P
Kelompok 2
DITA AYU D √ √ √ 9 75
EFI NUR L √ √ √ 8 67
EKO ACHMAD √ √ √
8 67
M
IFA NUR L √ √ √ 8 67
INDAH DWI R √ √ √ 10 83
Kelompok 3
IVAN ARI S √ √ √ 10 83
M. DANY K √ √ √ 8 67
M. ARDIAN √ √ √ 8 67
RISMA A A √ √ √ 11 92
RISKHAMAY S √ √ √ 10 83
SHELVI R √ √ √ 10 83
Kelompok 4
M DONY K √ √ √ 11 92
REGAR A B √ √ √ 11 92
TRI SANDI √ √ √ 8 67
SHERLI R √ √ √ 10 83
SAGA P √ √ √ 9 75
IBNU SALIS √ √ √ 10 83

Indikator Penilaian
Keaktifan
dak aktif
urang aktif
ktif
angat aktif
Kerjasama
aja / pasif
g bekerja sama
menghargai kelompok
bekerja sama
Gagasan / Ide
1. tidak punya ide
2. punya ide tapi kurang tepat
3. punya ide sedikit tapi tepat
4. banyak ide dan tepat
Penskoran
Skor Tertinggi : 4 x 3 = 12
Skor Terendah :1x3= 3

Na = Skor perolehan tertinggi x 100


Skor tertinggi
Kriteria Penilaian
85 – 100 : Sangat baik :A
70 – 84 : Baik :B
55 – 69 : Cukup :C
45 – 54 : Kurang :D
0 – 44 : Sangat Kurang :E

Berdasarkan hasil pengamatan diskusi kelompok tingkat keaktifan, kerjasama dan gagasn
/ ide siswa dalam satu kelompok sudah baik. Hasil yang dicapaipun sangat memuaskan.
Selain itu penilaian juga dilakukan dengan lembar evaluasi, sebagai berikut
Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Nomor Soal Jumlah
No Nama Siswa Nilai
1 2 3 4 5 skor
1 Adi Junianto 1 0 1 1 1 8 80
2 Ayu Oktafiana 1 1 1 1 1 10 100
3 Ade Suryatika 0 1 1 1 1 8 80
4 Bagus Riyan P 1 1 1 1 0 8 80
5 Dita Ayu Damayanti 1 1 1 1 1 10 100
6 Della Aries Pratika 1 1 0 1 1 8 80
7 Efi Nur Laili 0 1 1 1 1 8 80
8 Eko Achmad Mochid 1 1 1 1 1 10 100
9 Ifa Nur Laela 1 1 1 1 0 8 80
10 Indah Dwi Ristanti 1 1 1 1 1 10 100
11 Ivan Ari Sandi 1 1 1 1 1 10 100
12 M. Dany Kurniawan 1 0 1 1 1 8 80
13 M. Dony Kurniawan 1 1 1 1 1 10 100
14 M. Ardian 1 1 1 1 1 10 100
15 Risma Andantyas A 1 1 1 0 0 6 60
16 Regar Andhika B 0 1 1 1 1 8 80
17 Riskha May S 0 1 1 1 1 8 80
18 Shelvi Rahmawati 1 1 1 1 1 10 100
19 Sherli Rahmawati 1 1 1 1 1 10 100
20 Tri Sandi 1 1 1 1 0 8 80
21 Saga P 1 1 0 1 1 8 80
22 Ibnu Salis 1 0 1 1 1 8 80
Keterangan: Jawaban benar = 1
Jawaban salah =0
Dari 22 siswa yang menjawab benar semua sebanyak 8 siswa, siswa yang menjawab
benar 4 soal sebanyak 11 siswa, siswa yang menjawab benar 3 soal sebanyak 1 siswa. Ini dapat
dikatakan siswa sudah banyak yang menguasai materi dan dapat dikatakan
bahwa pembelajaran sepenuhnya berhasil

B. PEMBAHASAN
1. Silkus I
Pada siklus I keberhasilan pemebelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tentang “sifat
dan perubahan wujud benda” masih sangat rendah. Hasil evaluasi belajar yang dicapaipun
masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran siklus I ada beberapa langkah
atau prosedur pembelajaran yang terlewatkan.
Dari 22 siswa yang nilainya sesuai KKM dan yang diatas KKM hanya sebanyak 9 siswa,
kenyataan tersebut menunjukkan belum sepenuhnya pembelajaran siklus I berhasil. Oleh
karena itu, perlu diadakan perbaikan yang dinamakan siklus II.

2. Siklus II
Pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pembelajaran siklus I. Pembelajaran
siklus II berdasarkan teori, penggunaan metode demonstrasi dimaksudkan agar penjelasan
lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Pada siklus II keberhasilan pembelajaran IPA
tentang sifat dan perubahan wujud benda sudah meningkat. Hasil evaluasi belajar yang
dicapaipun meningkat. Rata-rata nilai siswa sesuai dengan KKM.
Berdasarkan tes evaluasi seluruh siswa sudah menguasai materi pelajaran, berarti ada
peningkatan. Ini berarti pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan seperti terlihat pada bab IV, hasil penelitian
ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada siswa kelas IV SDN Jogomerto I
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
2. Suatu penjelasan akan lebih menarik dan mudah dimengerti jika disertai dengan demonstrasi
3. Dengan demonstrasi dapat mengembangkan rasa tanggung jawab dan merangsang siswa
untuk berpikir secara ilmiah
4. Metode Demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat menambah pengalaman
siswa, membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa mengalamiya sendiri.
B. Saran
1. Kepada Guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran
dengan berbagai macam strategi dan metode, salah satunya metode Demonstrasi
2. Kepada Guru hendaknya mempunyai kreatifitas dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran.
3. Guru mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan
pengembangan kemampuan siswa dalam demonstrasi.

33

DAFTAR PUSTAKA

Andayani,dkk.2009.PDGK4501.Jakarta, Universitas Terbuka

Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV,
Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Haryanto. 2004. Sains 4, Jakarta : Erlangga

Abdullah ”pengertian-pendidikan-ipa” http://izzatinkamala.wordpress.com, diakses tanggal

Baswedan”Tujuan-Pembelajaran-
IPA” www.wordpress/anisbaswedan.blogpress.com, Diakses tanggal

Carin dan Sund,”hakikat_ipa” http://wiqs.wordpress.com, diakses tanggal

Djamarah”prestasi_belajar”http://aadesanjaya.blogspot.com. diakses tanggal

Hamalik,”pengertian-metode-demonstrasi” http://www.scribd.com/doc/49510633/ diakses tanggal

Powler”Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains di


SD”, Http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam, diakses tanggal

Roestiyah.” prestasi-belajar” tanhttp://aadesanjaya.blogspot.com diakses tanggal

Sardiman, “teori-teori-belajar”http://www.scribd.com/doc diskses tanggal


Soemartono,”pengertian-prestasi-belajar”/http://sunartombs.wordpress.com/ diakses tanggal

Suyoso“pengertian-pendidikan-ipa ”http://izzatinkamala.wordpress.com”, diakses tanggal

Slameto, arti belajar menurut para ahli ” http://aadesanjaya.blogspot.com, diakses tanggal

34

Taksonomi_Bloom http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses tanggal

Wastisumanto ”faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-anak
” http://www.psikologizone.com/, diakses tanggal

www.dedenbinlaode.blogspot.com/hasil belajar
WJS Poerwadarminta,” pengertian-prestasi-belajar” http://www.cantiknya-ilmu.co.cc diakses tanggal

Anda mungkin juga menyukai