Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah
sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi.
Peningkatan tekanan darah mempengaruhi lebih dari 1 juta individu. Pasien hipertensi
memiliki risiko dua kali lipat untuk kejadian penyakit kardiovaskular, gagal jantung, strok
iskemik dan hemoragik, gagal ginjal dan penyakit arteri perifer.

Epidemiologi
Peningkatan tekanan darah umumnya berhubungan dengan bertambahnya umur. Pada
individu berusia ≥ 60 tahun, tekanan darah sistolik wanita lebih tinggi dibanding pria.

Mekanisme Hipertensi
Tekanan darah dipengaruhi oleh cardiac output dan resistensi perifer. Cardiac output
dipengaruhi oleh stroke volume dan denyut jantung. Stroke volume dipengaruhi oleh
kontraktilitas myocardial dan ukuran kompartemen vaskular. Sedangkan resistensi perifer
dipengaruhi oleh perubahan fungsi dan anatomi pada arteri kecil dan arteriol.

 Volume intravaskular

Patologi yang dapat terjadi akibat hipertensi


 Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian tersering akibat hipertensi. Penyakit
jantung hipertensi merupakan hasil dari adaptasi struktural dan fungsional yang
menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri, CHF, arterosklerosis pembuluh darah koroner dan
penyakit mikrovaskular, serta aritmia, seperti fibrilasi atrium.
 Otak
Stroke merupakan penyebab kedua kematian. Peningkatan tekanan darah merupakan
faktor risiko stroke. Kira-kira 85% stroke terjadi akibat infark dan sisanya akibat
perdarahan intracerebral atau subarachnoid. Insiden stroke meningkat dengan peningkatan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik pada individu berusia >65 tahun. Terapi
hipertensi dapat menurunkan insiden stroke iskemik dan hemoragik.
Hipertensi juga berhubungan dengan gangguan kognisi pada populasi lanjut usia. Hal
ini mungkin diakibatkan oleh deposit beta amyloid, sebagai faktor patologis pada
demensia. Gangguan kognitif dan demensia juga dapat terjadi akibat infark tunggal karena
oklusi pembuluh darah besar atau infark lakunar multiple karena oklusi pembuluh darah
kecil.
 Ginjal
Ginjal merupakan salah satu target organ dan penyebab hipertensi. Penyakit ginjal
merupakan salah satu etiologi hipertensi sekunder. Namun, hipertensi juga menjadi faktor
risiko kerusakan ginjal hingga End Stage Renal Disease. Risiko pada ginjal biasanya lebih
akibat peningkatan sistolik dibanding diastolik.
Pada studi yang dilakukan pada hewan, ditemukan hilangnya autoregulas aliran darah
ginjal pada arteriol aferen mengakibatkan peningkatan tekanan pada glomerulus yang
menyebabkan hiperfiltrasi, hipertrofi dan sclerosis glomerulus. Makroalbuminuria atau
mikroalbuminuria merupakan tanda awal kerusakan ginjal.
 Arteri perifer
Klaudikasio intermiten merupakan gejala klasik PAD. Ankle-brachial index (ABI),
merupakan evaluasi yang digunakan untuk PAD. ABI < 0,9 dapat dikatakan PAD dan
berhubungan dengan >50% stenosis, minimal pada pembuluh darah besar tungkai.

Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Optimal <120 Dan <80
Normal 120-129 Dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 Dan/atau 84-89
Hipertensi derajat 1 140-159 Dan/atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 Dan/atau 100-109
Hipertensi derajat 3 ≥ 180 Dan/atau ≥ 110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 Dan <90

Anda mungkin juga menyukai