Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

POLIO PADA ANAK

DISUSUN OLEH :

Ida Haifah

Bachtiar Restu Wijaya

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a Keluhan Utama
Keluhan tersebut dipandang sebagai topik dari penyakit saat ini
sebagai deskripsi masalah, keluhan utama didapat dengan
menanyakan pertanyaan terbuka yang netral kepada klien.
Keluarga klien membawa anaknya kepelayanan kesehatan terdcekat
dengan keluhan kelemahan ekstremitas bawah.
b Riwayat Penyakit sekarang
Merupakan narasi dari keluhan utama mulai gejala paling awal
sampai perkembangan saat ini , meliputi komponen :
1) Rincian awitan :
Awal mulai keluarga menemukan anaknya demam
2) Riwayat interval yang lengkap
Perjalanan penyakit dari demam sampai terjadi kelumpuhan
ekstremitas
a) Status saat ini
Klien mengalami kelumpuhan/ paralisis kaki
b) Alasan untuk mencari bantuan saat ini
Keluarga cemas, takut, khawatir dan ingin anaknya sehat
seperti sebelum sakit.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Berisi infromasi yang berhubungan dengan aspek status kesehatan
anak yang telah ada sebelumnya. Memfokuskan pada beberapa area
yang umumnya dihilangkan dalam pengkajian riwayat orang dewasa.
d. Riwayat kelahiran
Meliputi :
1) Kesehatan ibu selama kehamilan
2) Proses persalinan dan kelahiran
3) Kondisi bayi segera setelah lahir
4) Faktor emosional mempengaruhi hasil akhir kelahiran dan
hubungan orang tua dan anak lebih lanjut, selidiki :
a) krisis yang terjadi selama masa kehamilan
b) sikap terhadap fetus selama pranatal
e. Riwayat diet
Bagaimana asupan nutrisi : jumlah asupan makanan , pola makan
,jenis makanan yang sulit diterima oleh klien, faktor-faktor finansial
dan budaya yang mempengaruhi pemilhan dan persiapan makanan.
f. Penyakit, cedera dan pembedahan sebelumnya
Tanyakan secara spesifik tentang demam, sakit telinga dan penyakit
masa kanak-kanak seperti campak, rubella , cacar air , gondongan,
pertusis, difteri , demem scarlet, radang tergorokan , tonsilitis atau
manifestasi alergi. Selain penyakit tersebut, tanyakan juga tentang
riwayat cidera (terjatuh, keracunan , tersedak , atau terbakar ) yang
memerlukan intevensi medis, pembedahan dan alasan lain untuk
hospitalisasi.
g. Alergi
Adakah gangguan hay fever , asma dan reaksi yang tidak biasa
tehadap obat-obatan , makanan , atau produk-produk latek (karet),
ataupun kontak dengan agen yang lain seperti tumbuhan beracun ,
hewan, produk-produk rumah atau pabrik.
Dokumentasi tentang pedoman riwayat alergi, pertanyaan yang
bisa diajukan pada keluarga :
1) obat-obat an apa yang menyebabkan alergi, apakah anda dapat
mengingat nama obat tersebut ?
2) bagaimana reaksinya ?
3) apakah digunakan per oral atau disuntikan ?
4) berapa lama setelah menggunakan obat itu reaksi berlangsung?
5) pernahkah mengunakan obat yang sama , dan bagaimana
reaksi nya , apakah sama ?
6) apakah ada yang mengatakan tentang reaksi alergi, apa yang
anda lakukan ?
h. Riwayat pengobatan
Catat semua pengobatan, nama, dosis, jadwal, durasi dan alasan
pemberian. Pengkajian yang teliti harus memasukan semua obat atau
pengobatan alternatif.
i. Riwayat imunisasi
Catatan tentang semua imunisasi meliputi : nama imunisasi , jadwal
pemberian imunisasi , tempat akses pemberian imunisasi , reaksi
setelah imunisasi.
j. Pertumbuhan dan perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkambangan meliputi :
1) Perkiraan BB pada usia 6 bulan , 1 tahun , 2 tahun , 5 tahun.
2) Perkiraan Tinggi badan pada usia 1 dan 4 tahun.
3) Pertumbuhan gigi : usia mulai tumbuh gigi , jumlah gigi dan
gejala selama tumbuh gigi
4) Perkembangan menahan kepala secara stabil
5) Usia duduk tampa bantuan
6) Bisa berjalan tanpa bantuan
7) Mulai dapat berkata yang bermakna
8) Kelas di sekolah saat ini
9) Peringkat di kelas
10) Interaksi dengan anak lain
k. Kebiasaan
Pengkajian tentang kebiasaan anak, meliputi :
l. Pola perilaku anak
misalnya menggigit kuku, mengisap jempol, dan pergerakan tidak
lazim, masturbasi secara terang-terangan dan berjalan jinjit
m. Aktivitas kehidupan sehari-hari
seperti : jam tidur dan bangun, lamanya waktu tidur malam dan tidur
siang, jenis dan lamanya olahraga, keteraturan buang air besar dan
urinasi, urinasi untuk pelatihan toilet trainning,dan mengompol pada
tidur siang atau tidur malam.
n. Penggunaan atau penyalahgunaan
Misalnya alkohol, obat-obatan, kopi atau tembakau.
o. Pemeriksaan Fisik
1) Kondisi umum
2) Integumen
Perubahan pigmen/ kemerahan, kecenderungan memar,
petekie, kekeringan kulit yang berlebihan
3) Kepala
4) Mata
5) Hidung
6) Telinga
7) Mulut
8) Tenggorokan
9) Dada meliputi : respirasi dan kardiovaskuler
10) Gastrointestinal
11) Genitourinaria
12) Ginekologi
13) Muskuloskeletal
14) Neurologi
15) Endokrin
p. Riwayat Pengobatan Keluarga
1) Digunakan untuk mengungkapakan kemungkinan adanya
penyakit keturunan
2) Informasi yang dapat digali, seperti : usia, status pernikahan,
kondisi kesehatan jika masih hidup, penyebab kematian jika
sudah meninggal.
3) Konfirmasi keakuratan gangguan –gangguan yang dilaporkan
dengan menanyakan gejala, rangkaian kejadian, terapi dan
urutan setiap diagnosis
4) lokasi geografis menentukan indikasi kemungkinan terpajan
penyakit endemis.
q. Riwayat Psikososial
Meliputi pengkajian pada konsep diri, meliputi : Citra diri, Identitas
diri, Peran diri, Ideal Diri, dan Harga Diri. riwayat pengobatan
tradisional, meliputi bagian personal dan sosial anak, seperti
penyesuaian di sekolah, atau kebiasaan lain yang tidak biasa.
observasi hubungan orangtua dan anak, perlakuan orangtua pada
anak juga dikaji dalam riwayat ini.
r. Riwayat Seksual
Merupakan riwayat penting pada kejadian remaja, mengungkapkan
area persoalan yang berhubungan dengan aktifitas seksual , kondisi
yang dapat digunakan sebagai skrining untuk penyakit menular
seksual atau pemeriksaan kehamilan, informasi konseling seksual.
s. Pengkajian Keluarga
1) Pengkajian struktur keluarga
Struktur keluarga merujuk pada komposisi keluarga yang
tinggal dalam rumah, dan memiliki karekterisktik sosial,
budaya, agama dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
psikobiologis anak dan keluarga. Area perhatiannya pada
komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pekerjaan dan pendidikan anggota keluarga , tradisi budaya dan
agama.
2) pengkajian fungsi keluarga
Berkaitan dengan cara keluarga berprilaku satu sama lain
dan dengan kualitas hubungan. Bisa dilakukan dengan tekhnik
skrining (family APGAR. FAPGAR)
t. Pemerikasaan klinis diagnostic
1) Pemeriksaan antropometri
2) Pemeriksaan penunjang seperti tes biokimia, darah lengkap ,
faal darah dan pemeriksaan penunjang lainnya
u. Rumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
1) Kurang pengetahuan tentang penyakit polio berhubungan
dengan infomasi yang tidak adekuat.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sulit
menelan
3) Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi
4) Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menyerang
syaraf
5) Gangguan kecemasan pada anak dan keluarga berhubungan
dengan kondisi penyakit
6) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan paralisis otot.
2. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Hipertermi berhubungan NOC:  Monitor suhu sesering mungkin  Peningkatan suhu indikator adanya reaksi
dengan proses infeksi Thermoregulasi Setelah inflamasi, mencegah dan mengantisipasi
dilakukan tindakan terjadinya hipertermi malignan
keperawatan  Monitor warna dan suhu kulit  Peningkatan suhu tubuh bermanifestasi
selama……….. pasien pada perubahan warna kulit menjadi
menunjukkan : kemerahan (flushing) dan peningkatan
Suhu tubuh dalam batas suhu kulit (akral)
normal  Monitor tekanan darah, nadi dan RR  Tanda-tanda vital untuk menentukan
dengan kreiteria hasil: tindakan lebih lanjut untuk mencegah
 Suhu 36 – 37C komplikasi
 Nadi dan RR dalam  Monitor penurunan tingkat kesadaran  Peningkatan suhu yang ekstrem dapat
rentang normal mempengaruhi tingkat kesadaran
 Tidak ada perubahan seseorang
warna kulit dan tidak  Monitor WBC, Hb, dan Hct  WBC menentukan reaksi melawan
ada pusing, merasa infeksi dalam tubuh, hematokrit dan Hb
nyaman menunjukkan tingkat metabolisme
seseorang
 Monitor intake dan output  Peningkatan suhu tubuh meningkatkan
metabolisme, diperlukan rehidrasi sesuai
dengan kebutuhan yang disesuaikan
dengan input-output klien
 Kolaborasi dengan tim Dokter dalam  Antipiretik diperlukan untuk menangani
pemberian antipiretik peningkatan suhu tubuh
 Kolaborasi dengan tim Dokter dalam  Antibiotik diperlukan untuk mengurangi
pemberian antibiotik proses infeksi.
 Selimuti pasien  Peningkatan suhu yang ekstrem membuat
klien merasa menggigil, selimut
memberikan rasa nyaman saat klien
menggigil
 Berikan cairan intravena  Pemberian cairan enteral/ parenteral
membantu mencukupi kebutuhan cairan
sistemik yang hilang dengan terjadinya
evaporasi
 Kompres hangat pasien pada lipat paha  Kompres hangat menstimulasi
dan aksila vasodilatasi, memberikan rasa nyaman
pada klien
 Tingkatkan sirkulasi udara  Sirkulasi udara yang baik membuat klien
lebih rileks dan memfasilitasi terjadinya
evaporasi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi  Peningkatan suhu tubuh, meningkatkan
metabolisme tubuh, diperlukan preparat
caitan/ nutrisi tambahan untuk
menggantinya
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR  Sebagai bahan evalusi atas pencapaian
dalam tindakan keperawatan yang telah
kita lakukan
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah  Adanya fluktuasi tekanan darah
mengindikasikan resiko adanya syok
 Monitor hidrasi seperti turgor kulit,  Sebagai monitor tanda keberhasilan
kelembaban membran mukosa) rehidrasi
2. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan  Kaji adanya alergi makanan  Menentukan asupan yang adekuat dan
kebutuhan tubuh keperawatan tepat sesuai dengan harapan
berhubungan dengan selama….nutrisi  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk  Jumlah kalori yang pas sesuai dengan
sulit menelan teratasi dengan indikator: menentukan jumlah kalori dan nutrisi kebutuhan, menghindari terjadinya
 Albumin serum yang dibutuhkan pasien jumlah asupan kalori sehingga mencegah
 Pre albumin serum adanya hiperglikemia. Kebutuhan kalori
 Hematokrit yang kurang dari kebutuhan
 Hemoglobin memperpanjang proses infeksi, sehingga
 Total iron binding memperlambat proses penyembuhan

 Jumlah limfosit  Yakinkan diet yang dimakan  Proporsi diet sesuai takaran dari
mengandung tinggi serat untuk dietician, diet rendah serat ditambah
mencegah konstipasi dengan mobilisasi yang inadekuat
meningkatkan resiko terjadinya
konstipasi
 Ajarkan pasien bagaimana membuat  Sebagai koreksi silang ketepatan
catatan makanan harian. program dari dietician dan asupan nutrisi
yang disukai klien
 Monitor adanya penurunan BB dan gula  Penurunan BB mengindikasikan jumlah
darah kalori yang diterima klien , inadekuat,
peningkatan gula darah untuk
mengontrol adanya kelebihan kalori
 Monitor lingkungan selama makan  Lingkungan yang terapis meningkatkan
nafsu makan klien
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan  Memberi kesempatan klien untuk
tidak selama jam makan memenuhi kebutuhan nutrisinya
 Monitor turgor kulit  Turgor merupakan indikator dari
pemberian nutrisi dan cairan
 Monitor kekeringan, rambut kusam,  Sebagai indikator tingkat kecukupan
total protein, Hb dan kadar Ht nutrisi klien
 Monitor mual dan muntah Monitor  Memantau tanda-tanda terjadinya
pucat, kemerahan, dan kekeringan kekurangan cairan
jaringan konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi  Memastikan intake nutrisi yang adekuat,
adakah faktor-faktor yang menjadikan
asupan nutrisi yang diberikan kepada
klien menjadi inadekuat
 Informasikan pada klien dan keluarga  Informasi tentang nutrisi memberikan
tentang manfaat nutrisi pemahaman pada klien tentang
pentingnya pemenuhan nutrisi yang
adekuat, meningkatkan nafsu makan
klien
 Kolaborasi dengan dokter tentang  Pemberian nutrisi enteral membantu
kebutuhan suplemen makanan seperti mencukupi kebutuhan nutrisi klien
NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau fowler  Posisi fowler/ semifowler mengurangi
tinggi selama makan sensasi lambung cepat penuh, sehingga
asupan nutrisi yang masuk dapat menjadi
lebih banyak
 Kolaborasi dengan tim Dokter dalam  Anti emetik membantu klien mengurangi
pemberian anti emetik rasa mual/muntah
 Anjurkan banyak minum  Banyak minum mencukupi kebutuhan
cairan, menurunkan terjadinya dehidrasi
 Pertahankan terapi IV line  Untuk mencukupi kebutuhan cairan
sistemik, menjaga balance cairan,
mencegah terjadinya syok hipovolemik
 Catat adanya edema, hiperemik,  Adanya edema mengindikasikan adanya
hipertonik papila lidah dan cavitas oral kelebihan cairan, perlu adanya koreksi
hidrasi lebih lanjut
3. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tinfakan  Lakukan pengkajian nyeri secara  Penentuan karakteristik nyeri untuk
dengan proses infeksi keperawatan selama …. komprehensif termasuk lokasi, menentukan manajemen nyeri yang pas
menyerang syaraf Pasien tidak mengalami karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas kepada klien
nyeri, dengan kriteria hasil: dan faktor presipitasi
 Mampu mengontrol  Observasi reaksi nonverbal dari  Reaksi nonverbal mengindikasikan nyeri
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan klien
nyeri, mampu  Bantu pasien dan keluarga untuk  Support sistem membantu menurunkan
menggunakan tehnik mencari dan menemukan dukungan stres dan meningkatkan ambang nyeri
nonfarmakologi untuk klien
mengurangi nyeri,  Kontrol lingkungan yang dapat  Lingkungan yang terapis membuat klien
mencari bantuan) mempengaruhi nyeri seperti suhu rileks dan meningkatkan ambang nyeri
 Melaporkan bahwa nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang dengan  Kurangi faktor presipitasi nyeri  Posisi yang nyaman menjadikan klien
menggunakan lebih nyaman
manajemen nyeri  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk  Intervensi yang tepat mampu
 Mampu mengenali nyeri menentukan intervensi mengurangi sensasi nyeri yang dirasakan
(skala, intensitas, klien
frekuensi dan tanda  Ajarkan tentang teknik non  Mengurangi ketergantungan klien
nyeri) farmakologi: napas dalam, relaksasi, terhadap obat pereda nyeri, sehingga
 Menyatakan rasa distraksi, kompres hangat/ dingin mampu meningkatkan ambang nyeri
nyaman setelah nyeri klien
berkurang  Kolaborasi dengan tim Dokter dalam  Pemberian analgetik untuk mengurangi
 Tanda vital dalam pemberian analgetik nyeri
rentang normal  Tingkatkan istirahat  Adanya nyeri memungkinkan terjadinya
 Tidak mengalami kekurangnya pemenuhan istirahat tidur
gangguan tidur klien
 Berikan informasi tentang nyeri seperti  Pengetahuan yang adekuat tentang
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan penyakit menurunkan kecemasan klien,
berkurang dan antisipasi menurunkan respon stres klien sehingga
ketidaknyamanan dari prosedur klien lebih rileks
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah  Mengetahui perbedaan tanda-tanda vital,
pemberian analgesik pertama kali mengoreksi keberhasilan terapi
4. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan  Monitoring vital sign sebelum/ sesudah  Menentukan tingkat berat/ tidaknya
berhubungan dengan keperawatan latihan dan lihat respon pasien saat latihan. Latihan yang baik dilakukan
paralisis otot selama….gangguan latihan bertahap
mobilitas fisik teratasi  Konsultasikan dengan terapi fisik  Rencana ambulasi dilakukan dengan
dengan kriteria hasil: tentang rencana ambulasi sesuai dengan bertahap sesuai dengan hasil dari
 Klien meningkat dalam kebutuhan fisioterapis
aktivitas fisik  Bantu klien untuk menggunakan  Alat bantu jalan diperlukan untuk
 Mengerti tujuan dari tongkat/ gips sepatu saat berjalan untuk membantu klien dalam latihan ambulasi
peningkatan mobilitas mengoreksi kaki melengkung dan
 Memverbalisasikan cegah terhadap cedera
perasaan dalam  Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan  Pengetahuan tentang ambulasi oleh
meningkatkan kekuatan lain tentang teknik ambulasi semua tenaga kesehatan, meningkatkan
dan kemampuan respon tenaga kesehatan dalam
berpindah membantu klien dengan keterbatasan
 Memperagakan gerak
penggunaan alat Bantu  Kaji kemampuan pasien dalam  Mengetahui efektivitas dari keberhasilan
untuk mobilisasi mobilisasi ambulasi
(walker)  Latih pasien dalam pemenuhan  Mempersiapkan klien untuk kegiatan
kebutuhan ADL secara mandiri sesuai sehari hari di rumah sesuai dengan
kemampuan kemampuan dan keadaan fisik yang
dimiliki saat ini
 Dampingi dan bantu pasien saat  Mengkaji sejauh mana klien mampu
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan sehari-hari
ADL pasien.
 Berikan alat bantu jika klien  Alat bantu memudahkan klien dalam
memerlukan. mobilisasi untuk pemenuhan kegiatan
sehari-harinya
 Ajarkan pasien bagaimana merubah  Posisi yang nyaman membuat klien lebih
posisi dan berikan bantuan jika rileks dan melatih untuk mandiri
diperlukan
5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan  Gunakan pendekatan yang  Untuk membina hubungan saling percaya
dengan kondisi penyakit selama menenangkan terhadap klien.
……………klien  Nyatakan dengan jelas harapan  Informasi yang jelas tentang tindakan
kecemasan teratasi terhadap pelaku pasien yang akan kita lakukan memberikan
dgn kriteria hasil: perasaan tenang pada klien, sehingga
 Klien mampu menurunkan kecemasan
mengidentifikasi dan  Jelaskan semua prosedur dan apa yang  Pemberian informasi mengenai prosedur
mengungkapkan gejala dirasakan selama prosedur tindakan dapat mengurangi kecemasan
cemas pasien dan pasien lebih kooperatif.
 Mengidentifikasi,  Temani pasien untuk memberikan  Support sistem mampu menurunkan
mengungkapkan dan keamanan dan mengurangi takut stresor, mendukung sikap positif klien
menunjukkan tehnik  Berikan informasi faktual mengenai  Pengetahuan pasien terhadap kondisinya
untuk mengontol cemas diagnosis, tindakan prognosis dapat mengurangi kecemasan yang
 Vital sign dalam batas dirasakan.
normal  Libatkan keluarga untuk mendampingi  Support system yang baik dapat
 Postur tubuh, ekspresi klien membantu mengurangi kecemasan yang
wajah, bahasa tubuh dan dirasakan.
tingkat aktivitas  Instruksikan pada pasien untuk  Teknik relaksasi dapat membantu
menunjukkan menggunakan tehnik relaksasi mengurangi kecemasan dan
berkurangnya meningkatkan kenyamanan pasien.
kecemasan  Dengarkan dengan penuh perhatian  Perhatian yang cukup membuat pasien
merasa lebih nyaman

 Identifikasi tingkat kecemasan  Mengetahui tindakan yang tepat untuk


membantu pasien mengatasi rasa
cemasnya

 Bantu pasien mengenal situasi yang  Mengetahui penyebab dan cara yang

menimbulkan kecemasan tepat untuk mengurangi rasa cemas klien

 Dorong pasien untuk mengungkapkan  Eksplorasi perasaan membuat klien

perasaan, ketakutan, persepsi menjadi lega, mempererat hubungan


saling percaya dengan klien

 Kelola pemberian obat anti cemas:........  Penanganan medik dengan pemberian


obat anti cemas mampu menurunkan
tingkat kecemasan klien
6. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan  Kaji tingkat pengetahuan pasien dan  Mengetahui tingkat pengetahuan pasien
tentang penyakit polio keperawatan selama …. keluarga dan keluarga untuk menentukan
berhubungan dengan pasien intervensi selanjutnya.
informasi yang tidak menunjukkan pengetahuan  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan  Meningkatkan pengetahuan pasien dan
adekuat. tentang proses penyakit bagaimana hal ini berhubungan dengan keluarga dapat membantu dalam proses
dengan kriteria hasil: anatomi dan fisiologi, dengan cara yang penyembuhan pasien sehingga pasien
 Pasien dan keluarga tepat. dan keluarga dapat lebih cooperatif.
menyatakan pemahaman  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa  Meningkatkan pengetahuan pasien dan
tentang penyakit, muncul pada penyakit, dengan cara keluarga dapat membantu dalam proses
kondisi, prognosis dan yang tepat penyembuhan pasien sehingga pasien
program pengobatan dan keluarga dapat lebih cooperatif.
 Pasien dan keluarga  Gambarkan proses penyakit, dengan  Meningkatkan pengetahuan pasien dan
mampu melaksanakan cara yang tepat keluarga dapat membantu dalam proses
prosedur yang dijelaskan penyembuhan pasien sehingga pasien
secara benar dan keluarga dpaat lebih cooperatif.
 Pasien dan keluarga  Identifikasi kemungkinan penyebab,  Meningkatkan pengetahuan pasien dan
mampu menjelaskan dengan cara yang tepat keluarga dapat membantu dalam proses
kembali apa yang penyembuhan pasien sehingga pasien
dijelaskan perawat/tim dan keluarga dpaat lebih cooperatif.
kesehatan lainnya  Sediakan informasi pada pasien tentang  Penyediaan sumber informasi yang tepat
kondisi, dengan cara yang tepat dapat menambah pengetahuan pasien
tentang kondisi kesehatannya.
 Sediakan bagi keluarga informasi  Penyediaan sumber informasi yang tepat
tentang kemajuan pasien dengan cara dapat menambah pengetahuan keluarga
yang tepat tentang perkembangan kesehatan pasien.
 Diskusikan pilihan terapi atau  Pemberian pilihan penanganan
penanganan membantu klien untuk menentukan
pilihan sesuai dengan keyakinan klien
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi  Eksplorasi perasaan yang diberikan
atau mendapatkan second opinion klien, mengkaji sejauh mana respon klien
dengan cara yang tepat atau dalam menanggapi masalahnya.
diindikasikan
B. Contoh Kasus Poliomielitis
An.S berumur 4 tahun dibawa oleh ibunya ke RS. Ibu pasien menyatakan bahwa
anaknya tiba-tiba merasa lemas dan tungkai kanan susah digerakkan. Gejala awal
panas selama dua hari, kemudian mual-mual dan muntah disertai pusing sejak
semalam.

1 Asuhan Keperawatan pada Pasien Poliomyelitis Berdasarkan Pola Fungsional


Gordon:
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : An. S
Usia : 4 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Tgl MRS : 16/9/2014
Jam MRS : 09.00 WIB
Diagnosa : Poliomyelitis
b) Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Ny. D
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan/ pekerjaan : SLTP/ wiraswasta
Hubungan dg klien : Ibu Pasien
2) R i wayat Kesehat an Keperawaat n
Keluhan Utama : ibu pasien mengatakan pasien merasa lemas di
tubuhnya dan tungkai kanan susah untuk digerakan. Ibu pasien mengatakan
bahwa anak nya panas selama 2 hari, mual, muntah-muntah, serta pusing.
Pasien rewel dan menangis
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien menyatakan bahwa anaknya tiba-tiba merasa lemas di
sekujur tubuhnya, dengan gejala awal panas sejak 2 hari (Suhu 38,9
C), kemudian disertai pusing, hingga sekarang tidak mampu berdiri
dan berjalan. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah
mendapatkan imunisasi polio
b) Riwayat Penyakit sebelumnya
Riwayat Tumbuh Kembang anak :
1)) Imunisasi: Hepatitis B-1 diberikan waktu 12 jam setelah lahir,
BCG diberikan saat lahir, Polio oral belum pernah diberikan.
2)) Status Gizi: Baik Tahap perkembangan anak menurut teori
psikososial : Klien An. S mencari kebutuhan dasarnya seperti
kehangatan, makanan dan minuman serta kenyamanan dari orang
tua sendiri.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak
mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti, HT, DM, Asma, dan
Penyakit jantung.
3) Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Gordon (11
Pola)
a) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Ibu pasien mengatakan bahwa keluarga khawatir dengan kondisi
adiknya karena adiknya belum pernah mendapatkan vaksin polio sejak
kecil, Persepsi keluarga tentang penyakit anaknya itu karena cobaan
Tuhan.
b) Pola Nutrisi
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mempunyai
kebiasaan makan dengan baik. Dengan porsi makan 3x1. Menu yang
biasanya di berikan kepada pasien adalah dengan porsi nasi, sayur, dan
lauk. Kebiasaan minum pasien juga baik. Pasien biasanya minum
dengan susu, air putih, dan jus buah.
Selama sakit:
Ibu pasien mengatakan bahwa selama sakit, pasien kurang nafsu
makan. Dengan porsi 2x1dengan menu nasi dan sayur. Makan hanya
setengah porsi. Pasien sering mual dan muntah-muntah.
c) Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB : normal 1X sehari, warna kulit kecoklatan, tekstur lunak, aroma
terapik.
BAK : normal, warna kunimg, aromatik.
Selama sakit :
BAB : konstipasi
BAK : normal, warna kuning, aromatik.
4) Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 1 2 3 4 5
Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
Keterangan:
1 = Tergantung Penuh
2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat
4 = Dibantu alat
5 = Mandiri
5) Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit:
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidur dengan nyenyak. Pasien
tidur 10 jam sehari, 2 jam tidur siang dan 8 jam tidur malam.
Selama sakit:
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien saat tidur sering terbangun.
Pasien tidak bisa tidur nyenyak
6) Sensori, Persepsi dan Kognitif
7) Konsep diri
Pasien belum mampu memaparkan konsep dirinya karena klien
masih berusia 4tahun.
8) Sexual dan Reproduksi
Pasien seorang laki-laki, berusia 3 tahun.
9) Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit: ibu klien mengatakan bahwa pasien interaksi dengan
keluarga, teman sekitar, dan lingkungan secara baik.
Selama sakit: pasien mengalami perubahan pada interaksi keluarga,
teman, dan lingkungan. Pasien sering menangis.
10) Manajemen Koping Stress
Sebelum Sakit : Baik.
Selama sakit : pasien belum mampu memaparkan secara tepat
keadaan jiwanya karena klien masih balita, klien dibantu dengan
orang tua (ibu) untuk menyelesaikan masalahnya.
11) Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : pasien beragama Islam.
Selama sakit : pasien tidak pernah melaksanakan sholat karena
keterbatasan aktivitas akibat nyeri sendi.
5) Pemeriksaan Fisik
a) Tanda- tanda vital
RR : RR normal, Tidak ada penggunaan otot bantu
pernafasan.
tekanan darah : normal
Suhu : 38,9°C panas selama hari
Nadi : 110 x/menit
b) Mata : palpebra kehitaman
c) Rambut : bersih
d) Dada
Inspeksi : warna kulit putih, tak ada lesi
Palpasi : pergerakan pernapasan dada sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara paru vaskuler
e) Abdomen
Inspeksi : warna kulit putih, tak ada lesi
Auskultasi : suara peristaltik usus 12 x/menit
Palpasi : tak ada nyeri tekan
Perkusi : suara tympani
f) Ekstremitas
Kekuatan otot
Tangan kanan :4
Tangan kiri :4
Kaki kiri :4
Kaki kanan :2
g) Genetalia : bersih
6) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan sampel feses: ditemukan adanya Poliovirus.
Pada pemeriksaan serum ditemukan adanya peningkatan antibodi.
Pada pemeriksaan sampel darah: ditemukan adanya leukosit
meningkat dari nilai normalnya.
7) Analisa Data
Nama kilen : An. S
Ruang Rawat : Rumah Sakit
Diagnosa medik : Poliomyelitis
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : ibu pasien -proses infeksi - hipertermi
mengatakan bahwa
pasien
- panas selama 2 hari
- lemas
DO : pasien tampak
- lemas
- rewel menangis
- suhu 38,9°C
DS : ibu pasien mual muntah Nutrisi kurang dari
mengatakan bahwa kebutuhan tubuh
pasien
- mual
- muntah
- makan hanya setengah
porsi
DO : pasien tampak
- lemas
- porsi makan hanya
setengah porsi

DS : ibu pasien Paralysis gangguan mobilitas fisik


mengatakan bahwa
pasien
- badan pasien lemas
disekujur tubuhnya
- tungkai kanan sulit
digerakkan
DO : : pasien tampak
- lemas
- tungkai kanan sulit
digerakkan

8) Diagnosa keperawatan sesuai perioritas


a) Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi
b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dari yang berhubungan
dengan mual dan muntah
c) Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan paralysis
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


KEPERAWATAN
1. Hipertermi yang Pasien mampu menunjukkan Suhu  Monitor suhu sesering mungkin
berhubungan dengan tubuh dalam batas normal selama3  Monitor warna dan suhu kulit
proses infeksi x 24 jam  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Kriteria hasil :  Monitor penurunan tingkat kesadaran
- Suhu normal 36,5°C- 37,5°C  Monitor WBC, Hb, dan Hct
- Nadi dan pernapasan dalam rentan  Monitor intake dan output
normal (N= < 160x/ menit , RR=  Kolaborasi dengan tim Dokter dalam pemberian antipiretik
30-40 x/menit)
 Kolaborasi dengan tim Dokter dalam pemberian antibiotik
 Selimuti pasien

2. Nutrisi kurang dari Pasien mampu menunjukan nutrisi  Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh dari yang baik selama 3x 24 jam  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
yang berhubungan Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
dengan mual dan - Pasien memperlihatkan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
muntah peningkatan berat badan yang untuk mencegah konstipasi
progresif  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Nilai laboratorium pasien harian.
(albumin, protein, elektrolit)  Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
menunjukkan nilai normal  Monitor lingkungan selama makan
- Mual muntah berkurang dan nafsu  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan bertambah. makan
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
 Monitor mual dan muntah Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
3. Gangguan mobilitas fisik Pasien mampu melaksanakan  Monitoring vital sign sebelum/ sesudah latihan dan lihat
yang berhubungan aktivitas fisik sesuai dengan respon pasien saat latihan
dengan paralysis kemampuannya selama waktu 3 x  Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana
24 jam,. Kriteria hasil : ambulasi sesuai dengan kebutuhan
- Klien dapat ikut serta dalam  Bantu klien untuk menggunakan tongkat/ gips sepatu saat
program latihan. berjalan untuk mengoreksi kaki melengkung dan cegah
- Tidak terjadi kontraktur sendi. terhadap cedera
- Bertambahnya kekuatan otot.  Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik
- Klien menunjukan tindakan untuk ambulasi
meningkatkan mobilitas  Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Klien meningkat dalam aktivitas  Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara
fisik mandiri sesuai kemampuan
- Mengerti tujuan dari peningkatan  Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
mobilitas penuhi kebutuhan ADL pasien.
- Memverbalisasikan perasaan  Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
dalam meningkatkan kekuatan dan  Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
kemampuan berpindah bantuan jika diperlukan
- Memperagakan penggunaan alat
bantu untuk mobilisasi (walker)
CATATAN PERKEMBANGAN DAN EVALUASI
Nama Pasien : An. S
No. RM : -
Umur : 4 tahun
Dx Medis : Poliomyelitis
Hari/T Dx. Ja Implementasi Hari/T Ja Evaluasi TTD
gl Keperawa m gl m /
tan Nam
a
Selasa, Hipertermi 08.0 - mengukur Kamis 08.0 S : ibu Hus
16/9/1 yang 0 suhu tubuh 18/9/1 0 pasien na
4 berhubung WI pasien 4 WI mengataka
an dengan B - melakukan B n:
proses kompres - tidak
infeksi hangat dema
DS : ibu - memantau m lagi
pasien suhu tubuh O : S: 37°c
mengataka pasien A : pasien
n bahwa - menganjurkan mampu
pasien untuk minum menunjuka
- panas air putih yang n suhu
selama 2 banyak tubuh
hari - membantu secara
- lemas memberikan normal
DO : minum obat P :
pasien Lanjutkan
tampak asuhan
- lemas keperawata
- rewel n
menangis
- suhu
38,9°C
Selasa, Nutrisi 09.0 - Mengkaji Kamis 09.0 S : ibu Mut
16/9/1 kurang dari 0 pola makan 18/9/1 0 pasien e
4 kebutuhan WI anak 4 WI mengataka
tubuh dari B - Berkolaboras B n bahwa
yang i dengan ahli - Pasien
berhubung gizi dalam tidak
an dengan pemberian mual
mual dan nutrisi - Pasien
muntah - Memberikan tidak
DS : ibu makanan muntah
pasien - Menimbang - makan
mengataka berat badan dengan
n bahwa - Memberikan porsi
pasien makanan yang
- mual kesukaan anak cukup
- muntah - Memberikan - nafsu
- nafsu makanan makan
makan porsi sedikit mening
berkuran tapi sering kat
g O:
- makan - porsi
hanya makan
setengah mening
porsi kat
DO : A : pasien
pasien mampu
tampak menunjuka
- lemas n nutrisi
- porsi yang baik
makan P :
hanya lanjutkan
setengah asuhan
porsi keperawata
n

Selasa, Gangguan 10.0 - menentukan Kamis 10.0 S : ibu Lail


16/9/1 mobilitas 0 aktivitas 18/9/1 0 pasien y
4 fisik yang WI - mencatat 4 WI mengataka
berhubung B dan terima B n pasien
an dengan keadaan - Masih
paralysis kelemahan lemas
DS : ibu (kelelahan - Tungkai
pasien yang ada). kanan
mengataka - mengindetifi sulit
n bahwa kasi factor- digerakk
pasien faktor yang an
- badan mempengar O : pasien
pasien uhi tampak
lemas kemampuan - Badan
disekuju untuk aktif lemas
r seperti - tungkai
tubuhny pemasukan kanan
a makanan sulit
- tungkai yang tidak digerakk
kanan adekuat. an
sulit - mengevalua A : pasien
digerakk si belum
an kemampuan mampu
DO : untuk melak melaksana
pasien ukan kan
tampak mobilisasi aktivitas
- lemas secara aman fisik
- tungkai - Kolaborasi P :
kanan dengan lanjutkan
sulit fisioterapis asuhan
digerakk keperawata
an n

Anda mungkin juga menyukai