Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN TENTANG HIV AIDS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan


Dosen Pembimbing : Fika Nur Indriasari, S.Kep. Ns., M.Kep

KELAS 2C
Kelompok 4

1. Angelina Nita ( 2920183328 )


2. Bella Novira L.S. (2920183335 )
3. Cindy Putri Sintiya (2920183338)
4. Devara Anggita Putri (2920183339)
5. Maylela Galuh S. M. (2920183348)
6. Nadina Aldisa M (2920183351)
7. Oni Meilani I (2920183354)
8. Restu Annisya (2920183357)
9. Retno Wahyuningsih (2920183358)
10. Rina Elfrida Septina (2920183360)
11. Wiwid Widyaningrum (2920183371)
12. Yulia Lois A. (2920183372)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. AIDS adalah sekumpulan gejala
dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV. Ini adalah virus yang menyebabkan AIDS. HIV termasuk kelompok retrofirus yang
mempunyai enzim ( protein) yang dapat mengubah RNA, materi genetiknya, menjadi DNA.
AIDS adalah singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome hilangnya kekebalan tubuh
yang diperoleh.

HIV merusak sistem ketahanan tubuh, sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini
kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang.
Seseorang yang positif mengidap HIV belum tentu mengidap AIDS. Namun, HIV yang ada pada
tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang
biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

HIV akan menyerang sel-sel darah putih jika HIV masuk ke dalam peredaran darah seseorang.
Sel darah putih akan mengalami kerusakan yang berdampak pada melemahnya kekebalan tubuh
seseorang. HIV/AIDS kemudian akan menimbulkan terjadinya infeksi opportunistic lesi
fundamental pada AIDS ialah infeksi limfosit T helper (CD4+) oleh HIV yang mengakibatkan
berkurangnya sel CD4+ dengan konsekuensi kegagalan fungsi imunitas. ( Joel Gallant, 2010 ).

Tanda gejala HIV AIDS akibat melalui cairan tubuh yang mengandung virus HIV AIDS
yaitumelalui hubungan seksual, jarum suntik, transfusi komponen darah dari ibu yang terinfeksi
HIV AIDS ke bayi.
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi HIV AIDS

2. Bagaimana patofisiologi HIV AIDS

3. Apa saja tanda dan gejala HIV AIDS

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa itu HIV AIDS

b. Mengetahui Patofisiologi HIV AIDS

c. Mengetahui tanda dan gejala HIV AIDS.


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIV AIDS

HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV adalah Virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Ini adalah virus yang
menyebabkan AIDS. HIV termasuk kelompok retrofirus yang mempunyai enzim ( protein) yang
dapat mengubah RNA, menjadi DNA.

AIDS singkatan dari ( acquired immunodeficiency syndrome ) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Disebut acquired karena anda hanya menderita kalau terinveksi HIV dari orang lain yang sudah
terinfeksi. Immunodeficiency berarti menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Syndrome
karena ditahun tahun sebelum HIV ditemukan dan dikenali sebagai penyebab AIDS. Istilah
AIDS dicetuskan tahun 1982. Seseorang dikatakan sakit AIDS bila menderita salah satu dari
daftar panjang infeksi oportunistik dan kanker yang tidak timbul pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang sehat. Ditahun 1993 Centers For Disease Control and Prefention ( CDC )
memperluas definisi AIDS dengan menyertakan orang dengan jumlah CD4 kurang dari 200.

B. PATOFISIOLOGI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) / ACQUIRED


IMUNNODEFICIENCY SYNDROME (AIDS)

Dasar utama terinfeksinya HIV adalah berkurangnya jenis Limfosit T helper yang
mengandung marker CD4 (Sel T4). CD4 Adalah salah satu jenis sel darah yang menjadi bagaian
dari sistem pertahanan tubuh . CD4 merupakan jenis sel darah putih atau dikenal sebagai
lymphocyte.Limfosit T4 adalah pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dalam menginduksi fungsi imunologik. Menurun atau menghilangnya sistem imunitas
seluler, terjadi karena virus HIV menginfeksi sel yang berperan membentuk antibodi pada sistem
kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit T4.
Setelah virus HIV mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan
melepaskan bungkusnya kemudian dengan enzim reverse transkriptase virus tersebut merubah
bentuk RNA (Ribonucleic Acid) agar dapat bergabung dengan DNA (Deoxyribonucleic Acid)
sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengandung bahan genetik virus. Infeksi
HIV dengan demikian menjadi irreversibel dan berlangsung seumur hidup. Pada awal infeksi,
virus HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel yang diinfeksinya, tetapi terlebih dahulu
mengalami replikasi sehingga ada kesempatan untuk berkembang dalam tubuh penderita tersebut
dan lambat laun akan merusak limfosit T4 sampai pada jumlah tertentu. Masa ini disebut dengan
masa inkubasi. Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV
sampai menunjukkan gejala AIDS. Pada masa inkubasi, virus HIV tidak dapat terdeteksi dengan
pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak 15 tertular virus HIV yang dikenal dengan
masa “window period”. Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun akan terlihat gejala klinis
pada penderita sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut. Pada sebagian penderita
memperlihatkan gejala tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu setelah terinfeksi. Gejala
yang terjadi adalah demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare,
atau batuk. Setelah infeksi akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa gejala). Masa tanpa
gejala ini umumnya berlangsung selama 8-10 tahun, tetapi ada sekelompok kecil penderita yang
memliki perjalanan penyakit amat cepat hanya sekitar 2 tahun dan ada juga yang sangat lambat
(non-progressor). Secara bertahap sistem kekebalan tubuh yang terinfeksi oleh virus HIV akan
menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rusak. Kekebalan tubuh yang rusak akan mengakibatkan
daya tahan tubuh berkurang bahkan hilang, sehingga penderita akan menampakkan gejala-gejala
akibat infeksi oportunistik. Jumlah total CD4 pada penderita HIV AIDS yaitu normal Sel CD4
pada orang yang tidak terinfeksi HIV biasanya berkisar dari 600 – 1500 sel/mikroliter (MCL).
Abnormal Sel CD4 kurang dari 350 sel/MCL menunjukan sistem kekebalan tubuh yang lemah
dan peningkatan risiko infeksi oportunistik. CD4 kurang dari 200 sel/ MCL mengindikasikan
adanya AIDS dan resiko tinggi terkena infeksi oportunistik.
C. FAKTOR RISIKO HIV AIDS

1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa
menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina , dan darah
dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat
dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah ( PELKESI, 1995 ). Selama berhubungan juga bisa
terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk
masuk kealiran darah pasangan seksual (Syaiful, 2000).

2. Ibu pada bayinya

Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan. Penularan juga terjadi selama proses
persalinan melalui transfusi fetomaternal atau kontak antara kulit atau membran mukosa bayi
dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan (Lily, 2004).

3. Darah dan Produk darah yang tercemar HIV AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk kepembuluh darah dan menyebar ke
seluruh tubuh.

4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum , tenakulum, dan alat lain yang menyentuh darah,
cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang
tidak terinfeksi bisa menularkan HIV (PELKESI, 1995).

5. Alat-alat untuk menoreh kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet untuk menyunat seseorang, membuat tato,
memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin dipakai
tanpa disterilkan terlebih dahulu.

6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Jarum suntik yang digunakan difasilitas kesehatan, maupun yang digunakan oleh para pengguna
narkoba sangat berpotensi menularkan HIV.
D. TANDA DAN GEJALA HIV AIDS

1. Demam
Demam dapat bersifat hilang timbul ataupun menetap. Suhu saat demam
pun bervarasi mulai dari ringan sampai tinggi 39 0 c.
2. Nyeri tenggorokan
Pasien infeksi HIV mengeluh nyeri tenggorokan saat menelan, seringkali
tenggorokan juga tampak merah.
3. Nyeri otot dan sendi
Penderita biasanya mengeluh pegal linu, mudah lelah dan badan terasa
lemas.
4. Sakit kepala
Kelihan ini dapat juga disertai keluhan nyeri di belakang mata, mata terasa
pegal dan perih.
5. Pembesaran kelenjar getah bening
Inveksi HIV membuat kelenjar getah bening membesar sehingga terasa
seperti ada benjolan, terutama dibagian ketiak dan leher.
6. Mual , muntah dan diare
Sekitar 30- 60 % dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek
seperti mual, muntah atau diare pada tahap awal HIV. Gejala tersebut juga dapat
muncul sebagai akibat dari terapi dari terapi antiretroviral biasanya sebagai akibat
dari infeksi oportunistik.

E. PENCEGAHAN HIV AIDS

1. Untuk mencegah penyebaran virus HIV adalah dengan melakukanhubungan seks secara
aman, yaitu hubungan seks setelah menikah dan tidak pernah berbagi jarum suntik atau
peralatan menyuntik atau apapun yang dapat menyebabkan berpindahnya virus HIV.
Orang yang sering melakukan hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan memiliki
resiko terinfeksi terkena HIV.
2. Pencegahan HIV selain tidak berganti ganti pasangan adalah dengan mengkonsumsi obat
yang dihasilkan oleh para peneliti untuk bertahan dan memiliki waktu lebih lama,
mengingat virus HIV adalah virus yang sangat berbahaya, maka kita harus bisa
melindungi diri agar tidak terinfeksi virus HIV.
3. Pencegahan yang paling mudah dilakukan adalah dengan setia pada Pasangan. Salah satu
upaya yang sangat umum dilakukan untuk mencegah virus HIV adalah setia dengan
pasangan. Hubungan seks yang sudah didasari dengan pernikahan jauh lebih aman
daripada seks bebas. Pemeriksaan infeksi HIV sangat perlu dilakukan oleh pasangan yang
akan menikah untuk melindungi diri dari infeksi HIV. Hindari semua jenis hubungan
seksual yang bebas dan tidak dengan pasangan.
4. Lakukan Seks Aman. Upaya untuk melakukan seks aman hanya bisa dilakukan oleh
pasangan yang sudah menikah. Namun jika Anda memiliki beberapa pemikiran yang lain
mengenai budaya ini misalnya seks bebas, maka tetap harus memakai kondom atau
pengaman saat berhubungan seksual.
5. Virus HIV juga bisa disebabkan oleh hal-hal seperti kontak Fisik tidak Menyebabkan
AIDS. Ciuman dan belaian tangan tidak akan menyebabkan penularan AIDS atau virus
HIV. Akan tetapi bisa melakukan langkah ini sesuai dengan adat dan budaya yang Anda
pahami atau anut.
6. Cara pencegahan lainnya adalah dengan menghindari Narkoba. Bahaya narkoba memang
sudah menjadi rahasia umum sangat mematikan. Narkoba yang dikonsumsi dengan cara
suntikan menjadi salah satu penyebab AIDS yang sangat besar. Anda bisa melindungi
diri Anda sendiri dengan tidak memakai narkoba. Pemakaian jarum suntik secara
bergantian telah meningkatkan angka penularan AIDS.
7. Ibu hamil yang dinyatakan positif HIV memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menularkan AIDS pada janin. proses penularan dapat terjadi dari plasenta atau ASI.
Bahkan bayi juga bisa terkena AIDS selama proses persalinan. Untuk melindungi bayi
dari infeksi AIDS maka ibu hamil tidak boleh memberikan air susu ibu kepada bayi yang
telah dilahirkan. Konsumsi beberapa jenis obat pencegah HIV melindungi janin dari
infeksi HIV dan AIDS.
8. Cara mencegah Virus HIV salah satunya adalah dengan melindungi proses pertukaran
cairan, dalam hal ini adalah transfusi darah. Darah merupakan salah satu jenis penyebab
infeksi HIV dan AIDS yang sangat tinggi. Jika Anda terpaksa harus melakukan transfusi
darah karena kondisi kesehatan maka pastikan bahwa darah yang Anda pakai sehat dan
telah mendapatkan uji HIV AIDS.
9. Salah satu upaya spiritual yang dapat dilakukan dalam mencegah virus HIV adalah
dengan bimbingan Moral dan Sosialisasi. Salah satu upaya pencegahan AIDS yang perlu
dilakukan saat ini adalah melakukan berbagai jenis kegiatan dan kampaye untuk
memberikan bimbingan moral kepada remaja dan anak muda. Sosialisasi ini bermanfaat
untuk memberikan ilmu-ilmu tentang apa itu AIDS, penularan AIDS dan metode untuk
mencegah penularan AIDS.
10. Bagi ramaja yang masih dalam kondisi labil, sebaiknya menghindar dari pergaulan yang
bebas. Pergaulan bebas yang terjadi pada remaja dan anak-anak bisa disebabkan oleh
berbagai faktor. Namun bagian yang lebih penting dari akibat pergaulan bebas seperti
seks bebas dan pemakaian narkoba telah meningkatkan jumlah penderita AIDS. Untuk
melindungi diri maka sebaiknya jika Anda tidak masuk ke dalam pergaulan bebas dan
memakai waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.
11. menggunakan pelindung tangan jika Anda harus merawat penderita AIDS. Pelindung
tangan akan melindungi Anda dari virus yang terdapat pada darah, muntah atau urin. Hal
ini pada umumnya dianjurkan kepada para petugas medis.
12. Cara menghindari virus HIV salah satunya jika Anda memiliki luka maka pastikan untuk
selalu menutup luka dengan perban atau bahan lain yang aman untuk melindungi dari
infeksi HIV.
13. Tidak menggunakan produk-produk yang memungkinkan kontak darah dengan penderita
seperti sikat gigi, pisau cukur dan peralatan lain.
14. Cara terakhir adalah dengan semua jenis perlengkapan kesehatan yang digunakan untuk
kontak fisik dengan penderita.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV singkatan dari( Human Immunodeficiency Virus ). HIV adalah Virus yang
merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
HIV termasuk kelompok retrofirus yang mempunyai enzim ( protein) yang dapat
mengubah RNA, materi genetiknya, menjadi DNA. AIDS singkatan dari ( acquired
immunodeficiency syndrom ). AIDS sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV Disebut
acquired karena anda hanya menderita kalau terinveksi HIV dari orang lain yang
sudah terinfeksi. Immunodeficiency berarti menyebabkan rusaknya sistem kekebalan
tubuh. Syndrome karena ditahun tahun sebelum HIV ditemukan dan dikenali sebagai
penyebab AIDS. Terdapat penularan dalam HIV AIDS antara lain Hubungan seksual
dengan pengidap HIV dan AIDS, Ibu pada bayinya, Darah dan Produk darah yang
tercemar HIV/ AIDS, Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril. Dan ada beberapa
penangulanganya yaitu pencegahan primer , pencegahan sekunder, dan pencegahan
tersier.
B. Saran
1. Tenaga kesehatan
Sebagai tim kesehatan agar lebih bisa meningkatkan pengetahuan tentang
HIV AIDS dan problem solving yang efektif dan juga sebaiknya kita
memberikan informasi atau health education mengenai HIV AIDS kepada para
lansia yang utama.
2. Masyarakat
Masyarakat sebaiknya menghindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya
HIV AIDS dan meningkatkan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Gallant, J., 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai HIV dan AIDS. Jakarta: PT Indeks Jakarta.

Nair, M. & Ian, P., 2018. At a Glance Patofisiologi. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.

Sari, Y., 2012. HIV dan AIDS. Jurnal Noturnal vol 12 no 2, pp. 14-15.

Setyoadi & Triyanto, E., 2012. Strategi Pelayanan Keperawatan bagi Penderita AIDS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai