Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KEUANGAN

SAHAM DAN VALUASINYA


“SEBERAPA RENDAH HARGANYA BISA TURUN?”

Dosen Pengampu :
DR. C. Ambar Pujiharjanto, MS.
DRA. Sri Isworo Ediningsih, MM.

Disusun Oleh :

1. Khoirunnisa Fanani (141170065)


2. Melpa Nur Awaliah (141170070)
3. Layre Putri Yolanda (141170094)
Kelompok 5

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
A. Latar Belakang

Dwayne duduk sambil berpikir yang harus ia lakukan setelah pensiun dini, ia tahu
dirinya perlu melakukan beberapa perubahan struktur investasi portofolionya. Karena
selama bekerja hanya focus pada sains, pengetahuan mengenai pemilihan saham dan
manajemen portofolio terbatas. Dwayne ingin belajar, ia lakukan ketika bertemu
brokernya Jonathan Price. Dwayne memperoleh gelar “Research 5 Scientist” dan salah
satu manfaat yang diterimanya adalah diberi opsi saham. Saat ini, saham Pharmacopia
(PCU) diperdagangkan pada harga $30 per lembar. Perusahaan memiliki penjualan
tahunan lebih dari $5 miliar.

Akan tetapi 3 tahun berikutnya, perusahaan mengalami kemunduran, penurunan


penjualan dan laba sehingga harga saham juga menurun. Sekitar setahun kemudian,
Dwayne ditawarkan untuk mengambil pensiun dini, bagian dari paket pensiunnya
meliputi saham perusahaan dalam jumlah yang cukup besar, yang diperdagangkan pada
harga $12. Dwayne berhasil memiliki 100.000 lembar saham biasa PCU. Hal ini
menyebabkan portofolio investasinya tidak terdiversifikasi dengan baik dan Dwayne tahu
bahwa ia perlu menstruktur kembali portofolio. Dengan harga saham PCU yang telah
menurun menjadi $8 per lembar pada bulan-bulan terkhir, Dwayne berpikir apakah
harusmenjual atau mempertahankan sampai saham PCU mencapai harga yang lebih baik.
Karena terbatasnya pengetahuan dalam hal investasi dan keuangan yang dimilikinya,
Dwayne menghubungi brokernya Jonathan Price untuk memperoleh nasihat. Pertanyaan
utama yang diajukan adalah “Seberapa rendah harga saham PCU bisa turun?”

Jonathan berkata kepadanya untuk menahan saham tersebut karena berdasarkan


perhitungannya, saham tersebut nilainya terlalu rendah pada $8 per lembar dan akan
meningkat menjadi $28 per lembar dalam beberapa bulan. Jonathan merasa perusahaan
mengalami masalah regulasi hanya sementara saja dan akan dapat mengatasinya dengan
baik. Menurutnya, saat ini nilai intrinsik saham berada dalam rentang $10-$20. Dwayne
masih belum yakin dan meminta Jonathan untuk menjelaskan bagaimana ia bisa
menyimpulkan bahwa saham PCU ada pada rentang itu, Jonathan menjawab bahwa ia
menggunakan bentuk alternatif model diskon dividen (dividend discount model-DDM)
Dwayne menyela, "Dividen apa?" Jonathan menyadari bahwa ia harus memberikan
dasar-dasar penilaian saham kepada Dwayne dan mengadakan pertemuan dengannya
minggu berikutnya

Sebagai persiapan pertemuannya dengan Dwayne, Jonathan menyusun Tabel 1 yang


menunjukkan data penjualan, laba bersih, laba per saham, dan dividen per saham untuk
periode 10 tahun terakhir. Lebih lanjut, ia memperkirakan beta perusahaan dan membuat
catatan tingkat bunga bebas risiko (risk freerate), premi risiko pasar (market
riskpremium),dan ekspektasi tingkat pertumbuhan industri farmasi (yang ditunjukkan
pada Tabel 2). Jonathan tahu bahwa ia harus memberi penjelasan yang sederhana,
meyakinkan, dan memperkirakan bahwa ia akan dihujani pertanyaan-pertanyaan yang
sulit

B. Permasalahan

1. Bagaimana Jonathan menjelaskan logika dari model diskon dividen (Dividen


Discount Model – DDM) dan menunjukkan kegunaannya dalam perhitungan harga
saham biasa?

2. Sebagai peneliti, Dwayne bertanya kepada Jonathan satu pertanyaan kunci,


“Bagaimana Anda memperkirakan tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam model
tersebut?” Dengan menggunakan data yg disajikan pada Tabel 1 dan 2, jelaskan
bagaimana Jonathan menanggapi pertanyaan tersebut.

3. Bagaiamana logika dari tingkat imbal hasil yang diharapkan (required rate of return)
yang digunakan Jonathan dan bagaimana ia mengetimasikannya?

4. “Apa variasi lain dari DDM yang dapat kita gunakan dan mengapa?” Dwayne
bertanya. Bagaimana tanggapan Jonathan?

5. “Mengapa Anda menggunakan dividen dan bukan laba per saham, Jonathan?”
Dwayne bertanya. Menurut Anda, apa yang akan dikatakan Jonathan?
6. Dwayne berpikir apakan saham preferen (prefered stock) Pharmacopia merupakan
investasi yang lebih baik daripada saham biasa, karena membayar dividen sebesar $
1,50 dan diperdagangkan pada harga $ 15. Ia meminta Jonathan untuk memberikan
penjelasan sifat-sifat saham istimewa, bagaimana sifat-sifat tersebut berbeda dengan
daham biasa dan obligasi korporasi, dan metode yang dapat digunakan untuk
mengestimasi nilainya.

C. Data dan Pemecahan Kasus

Tabel 1

Pharmachopia Company
Data Keuangan Penting untuk Periode 10 tahun Terakhir
(dalam $ juta kecuali Laba per Saham dan Dividen per Saham)

Tahun Penjualan Laba Laba per Dividen per


Bersih Saham Saham
1995 3.000 150 1,50 0,60
1996 3.200 160 1,60 0,64
1997 4.000 200 2,00 0,80
1998 4.400 220 2,20 0,88
1999 4.800 240 2,40 0,96
2000 5.000 250 2,50 1,00
2001 5.200 260 2,60 1,04
2002 5.100 255 2,55 1,02
2003 4.900 245 2,45 0,98
2004 4.700 235 2,35 0,94
Tabel 2

D. Risiko Sistematik, Tingkat Pertumbuhan Industri, Tingkat Bunga

Beta 1,1
Imbal hasil obligasi pemerintah berjangka waktu 30 5,1%
tahun
Ekspektasi premium risiko pasar 9,0%
Rata-rata tingkat pertumbuhan industry 10,0%

1. Bagaimana Jonathan menjelaskan logika dari model diskon dividen (Dividen Discount
Model – DDM) dan menunjukkan kegunaannya dalam perhitungan harga saham biasa?

Jawaban: DDM adalalah sebuah prosedur untuk menilai harga saham dengan dividen
yang telah diprediksi dan mendiskonnya kembali pada nilai saat ini.

Perhitungan harga intrinsik dapat dilakukan dengan menggunakan model diskonto


dividen (Dividend Discounted Models/DDM). Dividend Discounted Models ini
termasuk dalam pendekatan nilai sekarang untuk menentukan harga intrinsik.
Pendekatan nilai sekarang ditentukan oleh komponen aliran kas (cash flow). Aliran kas
yang bisa digunakan dalam penelitian saham adalah earning perusahaan. Berdasarkan
sudut pandang investor yang membeli saham, aliran kas (cash flow) yang akan diterima
investor adalah earning perusahaan yang dibagikan dalam bentuk dividen (Tandelilin,
2010:305). Aliran kas kepada investor dalam bentuk dividen inilah yang bisa dijadikan
bahan penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang. Menurut Tandelilin,
(2010:306) Model Diskonto Dividen (Dividend Discounted Models) merupakan model
untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen
yang akan diterima di masa datang.. Atau dapat dikatakan bahwa Dividend Discounted
Model digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik saham yang dihitung dengan
memprediksi dividen yang akan diterima di masa depan kemudian dibandingkan dengan
harga pasar.
Selain itu pendekatan ini beranggapan bahwa harga saham bisa dipengaruhi oleh
tiga faktor utama, yaitu dividen tahunan, pertumbuhan dividen, dan required rate of
return. Dividen tahunan ini merupakan income yang diterima oleh para investor
pemegang saham, dan untuk pertumbuhan dividen merupakan tingkat pertumbuhan
dividen dari pendapatan bersih setelah pajak per saham, sedangkan required rate of
return merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan bagi pemodal. Keputusan
investor sangat ditentukan oleh pendapatan yang akan diterima di masa yang akan
datang (future income). Future income tersebut akan diproses harus dipresentvalue-kan
atau dinamakan dengan discounted.
Dengan analisis ini investor dapat memprediksi berapa besar return yang akan
diterima di masa depan (future income). Penggunaan DDM dengan pendekatan model
pertumbuhan konstan dapat diketahui melalui langkah-langkah berikut ini:
1) Dividend Growth Rate
𝑔 = 𝐷𝑛 −𝐷0/𝐷0
Keterangan :
g : tingkat pertumbuhan dividen
𝐷n: dividen saat ini
𝐷0 : dividen tahun sebelumnya
2) Estimasi Dividen
𝐷𝑡 = 𝐷0(1+𝑔̅)
Keterangan :
𝐷t : Dividen yang diestimasikan
𝐷0 : Dividen tahun sebelumnya
𝑔 : Rata-rata pertumbuhan dividen
3) Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Required Rate of Return)
𝑘 = 𝐷/𝑃 + 𝑔
Keterangan :
k : Tingkat return yang diharapkan
D: Dividen aktual
: Harga pasar aktual saham
: Rata-rata pertumbuhan dividen
4) Penilaian Harga Intrinsik Saham dengan menggunakan Dividen Discounted
Model Constant Growth
𝑃0 = 𝐷𝑡 𝑘 −𝑔̅
Keterangan :
𝑃0 : Nilai intrinsik saham
: Dividen yang diestimasikan
k : Tingkat return yang diharapkan
𝑔 : Rata-rata pertumbuhan dividen
Dalam rangka menunjukkan kegunaaan dari DDM dalam perhitungan saham
biasa, maka kita akan menghitung Penilaian harga intrinsik saham dengan
menggunakan Dividen Discounted Model Constant Growth dari Pharmacopia
Company :

Value of Stock = (Expected devidend) / (Discount Rate - Dividend Growth Rate)


Po = Dt / (k – g)
Dividend Growth Rate:

Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 TO
TAL

DPS 0.60 0.64 0.80 0.88 0.96 1.00 1.04 1.02 0.98 0.94

g (%) 6,7 25 10 9 4,2 4 -1,9 -3,9 -4,1 49

Dividend Growth Rate = 49/9 = 5,44% atau 0,0544

Discount rate = Risk Free Rate + (β x Risk Premium)


= 5.1 + (1.1 x 9%) = 15%

(Discount Rate - Dividend Growth Rate) = 15% - 5,44% = 9,56% atau 0,0956
Estimasi deviden

𝐷𝑡 = 𝐷0(1+𝑔)
Dt = 0,60 (1+0,0544)
Dt = 0,60 (1,0544)
Dt = 0,633

Value of stock
=0,633/(15%-5,44% )
=0,633/9,56
=$0,066
Berdasarkan perhitungan diatas, harga saham biasanya adalah $0,066

2. Sebagai peneliti, Dwayne bertanya kepada Jonathan satu pertanyaan kunci, “Bagaimana
Anda memperkirakan tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam model tersebut?”
Dengan menggunakan data yg disajikan pada Tabel 1 dan 2, jelaskan bagaimana
Jonathan menanggapi pertanyaan tersebut.

Untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam model tersebut


Menghitung tingkat pertumbuhan kumulatif selama 10 tahun terakhir dan hasilnya 5,44%
atau 0,0544
Perhitungan Dividend Growth Rate:

Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 TOTAL

DPS 0.60 0.64 0.80 0.88 0.96 1.00 1.04 1.02 0.98 0.94

g (%) 6,7 25 10 9 4,2 4 -1,9 -3,9 -4,1 49

Dividend Growth Rate = 49/9 = 5,44 % atau 0,0544


3. Bagaiamana logika dari tingkat imbal hasil yang diharapkan (required rate of return)
yang digunakan Jonathan dan bagaimana ia mengetimasikannya?

Jawaban:

Sebagai investor kita menginginkan premi karena menanggung risiko, yaitu makin tinggi
tingkat risiko suatu efek, pengembalian yang diharapkan semakin tinggi. Tingkat risiko
setiap saham seharusnya dinilai pengaruhnya pada tingkat risiko portofolio yang
dimilikinya.

Jenis risiko ini akan dilihat oleh CAPM (Capital Asset Pricing Model) yang menjelaskan
hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian. Menurut CAPM, tingkat risiko
saham yang relevan merupakan kontribusinya pada tingkat risiko portofolio yang
terdiversifikasi dengan baik. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premiun
risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium
pada portofolio pasar dan koefisien beta.

Estimasi tingkat imbal hasil yang diharapkan (required rate of return):


Expected Rate of Return = Risk Free Rate + (β x Market Risk Premium)
= 5.1% + (1.1% x 9%)
= 15%

4. “Apa variasi lain dari DDM yang dapat kita gunakan dan mengapa?” Dwayne bertanya.
Bagaimana tanggapan Jonathan?

Jawaban:
Ada varian lain dari DDM yaitu tingkat pertumbuhan konstan dan variabel (tingkat
pertumbuhan tidak konstan) yang disebut 2-step method. Tapi dalam kasus ini, kita hanya
perlu menggunakan tingkat pertumbuhan tidak konstan.

5. “Mengapa Anda menggunakan dividen dan bukan laba per saham, Jonathan?” Dwayne
bertanya. Menurut Anda, apa yang akan dikatakan Jonathan?

Jawaban:
Secara sederhana, dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Sebagai investor yang membeli suatu saham, kita tentunya
mengharapkan perusahaan tersebut mengalami keuntungan (laba) yang besar. Jika
perusahaan membukukan laba yang besar, perusahaan dapat membagikan laba tersebut
kepada pemegang sahamnya dalam bentuk dividen.

Laba per saham dapat dilihat dari laporan keuangan secara langsung atau dapat dihitung
berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Meskipun laba yang
diperoleh dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sehingga laba per saham juga
semakin besar namun belum tentu akan membagikan dividen yang besar pula kepada para
pemegang saham. Laba yang didapat oleh perusahaan nantinya akan ditentukan dalam
RUPS untuk pengambilan keputusan akan dibagikan atau ditahan untuk menambah
modal.

Adapun rumus yang digunakan bila menggunakan laba per saham adalah:

Net Income−Dividends on Preferred Stock


Earning per Share = Average Outstanding Shares

6. Dwayne berpikir apakan saham preferen (prefered stock) Pharmacopia merupakan


investasi yang lebih baik daripada saham biasa, karena membayar dividen sebesar $ 1,50
dan diperdagangkan pada harga $ 15. Ia meminta Jonathan untuk memberikan penjelasan
sifat-sifat saham istimewa, bagaimana sifat-sifat tersebut berbeda dengan saham biasa
dan obligasi korporasi, dan metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi nilainya.

Jawaban:
Saham preferen lebih beroerientasi ekonomi, tidak punya hak voting. Seperti obligasi,
pemegang saham preferen menerima dividen tetap yang harus dibayarkan sebelum
dividen dibayarkan kepada pemegang saham biasa. Bila suatu saat perusahaan bangkrut,
maka pemilik saham preferen akan dibayar lebih dahulu dibandingkan dengan pemilik
saham biasa, tetapi setelah pembayaran utang-utang perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan perbedaan antara saham preferen dengan saham biasa:
1. Pada saham biasa mendapatkan hak untuk memilih direksi dan kebijakan tertentu,
sedangkan preferen tidak (kecuali dalam situasi tertentu).
2. Deviden pada saham biasa tergantung kinerja perusahaan, kalau baik mereka akan
medapatkan keuntungan setimpal, bigitupun sebaliknya. Tapi untuk saham preferen
sudah ditetapkan devidennya.
3. Jika perusahaan gulung tikar atau dilikuidasi, dalam hal pengembalian investasi,
pemegang saham preferenlah yang diutamakan dibandingkan dengan pemegang
saham biasa.
4. Pada pemegang saham biasa diberi hak untuk memesan kembali, sehingga dapat
memelihara proporsi kepemilikan perusahaan, kalau preferen tidak.

Nilai saham preferen:

D
Vp = kp

D= constant annual dividend


kp = expected rate of return

Perhitungan saham preferen :

D= $1.50

Vp= $15

D
Vp = kp

$1.50
$15 = kp

$1.50
Kp= = 0,1 = 10%
$15

Sebaiknya Dwayne memilih saham biasa karena expected rate return saham biasa adalah
15% dan lebih besar daripada expected rate return saham preferen sebesar 10%

E. Rekomendasi
DDM yang dapat digunakan yaitu tingkat pertumbuhan konstan, tingkat
pertumbuhan tidak konstan (variabel) dan tingkat pertumbuhan non-konstan
(supernormal), tetapi dalam kasus Dwayne ini hanya diperlukan DDM tingkat
pertumbuhan tidak konstan di karenakan dividen per saham Pharmacopia naik-turun
secara tidak konstan. Biasanya hanya dividen per saham yang digunaakan dalam
pehitungan saham biasa, itulah sebabnya lebih memilih untuk menggunakan dividen
daripada laba per saham. Jadi Dwayne dapat mengetahui harga saham dipasar itu
seharusnya $0,066. Jika memilih saham preferen atau saham biasa, sebaiknya Dwayne
memilih saham biasa karena expected rate return saham biasa adalah 15% dan lebih besar
daripada expected rate return saham preferen sebesar 10%. Meski terjadi penurunan di
Pharmacopia, Dwayne seharusnya tetap bertahan hingga harga kembali naik, karena
Pharmacopia merupakan perusahaan besar serta bisnisnya sudah berada dalam keadaan
mature dan secara historis deviden yang dibagikan cukup konsisten, baik jumlah maupun
pertumbuhannya.

Anda mungkin juga menyukai