Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ASP

“Opini BPK terhadap LKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013-2017


dan Temuan Utama Opini BPK”

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ida Nur Safitri 041711535012
Effatul Mila 041711535024
Yela Fitri D. 041711535028
Dewi Masluqiyah 041711535033
Melan Argarini 041711535035
Adinda Rizki M. K. 041711535038
Meita Aurora 041711535052

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Prodi S1 Akuntansi
PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA
Opini BPK terhadap LKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013-2017
Pertahankan WTP Murni Lima Kali, Banyuwangi Raih
Penghargaan Kemenkeu
Kabupaten Banyuwangi berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) Tahun 2013, dengan pencapaian tersebut, kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java"
ini, sudah lima tahun berturut-turut memperoleh opini WTP dari BPK.
Keberhasilan Banyuwangi mempertahankan opini Wajar Tanpa Perkecualian (WTP)
pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama lima tahun berturut-turut
mendapat apresiasi khusus dari Kementerian Keuangan RI.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Djajat Sudrajat mengatakan, Kemenkeu
memberikan apresiasi kepada Banyuwangi berupa plakat penghargaan khusus karena berhasil
mempertahankan opini LKPD WTP Murni dalam kurun 2013-2017. Opini WTP sendiri
merupakan hasil penilaian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai kewajaran laporan
keuangan daerah untuk mewujudkan penyelenggaraan keuangan yang akuntabel.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, opini dari BPK ini
menunjukkan pengelolaan keuangan Banyuwangi yang semakin baik dan Beliau berharap,
kinerja ini bisa dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Untuk anggaran-anggaran
program pembangunan yang besar, Pemkab Banyuwangi bahkan mengundang BPK secara
khusus untuk melakukan audit tertentu untuk memastikan tidak ada permasalahan dan
penyimpangan. Selain mampu meraih opini WTP, Banyuwangi juga mendapat apresiasi dari
BPK karena telah menerapkan laporan akuntansi berbasis akrual. Banyuwangi sudah
menerapkan laporan keuangan berbasis akrual setahun lebih cepat dari ketentuan, yaitu
2014.
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, seluruh entitas pemerintahan di
Indonesia harus menerapkan basis akrual selambat-lambatnya untuk penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2015. Sebelumnya, LKPD menggunakan basis
kas. Banyuwangi tercatat sebagai satu-satunya daerah di Jatim yang telah menerapkan
laporan berbasis aktual. Di Indonesia, yang telah menerapkan laporan model anyar yang
lebih rinci dan detil itu tak lebih dari 3 daerah.
Abdullah Azwar Anas juga mengatakan, laporan berbasis akrual pada dasarnya lebih
informatif dibandingkan sekedar informasi saldo dan keluar masuknya uang di Kas Daerah.

Anda mungkin juga menyukai