Anda di halaman 1dari 22

RESUME TEORI AKUNTANSI

NATURE AND SCOPE OF ACCOUNTING

Disusun Oleh :

Ida Nur Safitri 041711535012

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Prodi S1 Akuntansi
PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
 Pengertian Akuntansi
AICPA (American Institute of Certified Public Accountans) pada tahun 1941,
mendefinisikan akuntansi sebagai :
“seni mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta menafsirkan hasil-
hasilnya.”
Dari definisi ini ada 3 aspek penting yaitu :
1) Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi.
2) Akuntansi memproses transaksi keuangan dengan cara yang mempunyai pola
tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) dan mengunakan satuan uang
sebagai alat pengukur.
3) Akuntansi tidak sekadar proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan
belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasil dari prosesproses
tersebut.
Definisi menurut American Accounting Association (AAA) tahun 1966, adalah sebagai
berikut :“proses mengenali , mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi
untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi
yang bersangkutan.”
Definisi ini mengandung dua pengertian:
1) Kegiatan Akuntansi, bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari
identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
2) Kegunaan Akuntansi, bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi
diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai
kesatuan usaha yang bersangkutan.
Definisi lain dinyatakan oleh Accounting Principles Board (APB) tahun 1970:
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya menyajikan informasi kuantitatif
tentang lembaga-lembaga ekonomi, terutama yang bersifat keuangan, yang bertujuan
agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis.”
 Logika Akuntansi Double-Entry
Elemen yang terkandung dalam persamaan ini ada 3 yaitu aset, modal dan
hutang. Akun aset yang disebut aktiva sedangkan akun hutang dan modal disebut
pasiva. Jumlah dari aktiva pasiva terbebut harus sama atau balance. Persamaan ini
berarti kekayaan berasal dari 2 sumber yaitu modal yang dimiliki pemilik saham dan
hutang yang diberikan pihak kreditur. Persamaan ini bisa dibilang sudah cukup untuk
menyajikan seluruh kekayaan perusahaan yang bersumber dari modal dan hutang atau
ekuitas dan liabilitas.
1) Classificational View
Pandangan tradisional double-entry merupakan sistem dua classificational
dengan fokus pada total aset. Persamaan akuntansi merangkum posisi
classificational, yaitu :
Aset = Kewajiban + Modal
Sisi kiri persamaan menunjukkan fitur dari total aset, dan sisi kanan
menunjukkan fitur ekuitas. Dengan kata lain, dalam pencatatan double-entry, kita
melihat satu objek, total aset, dalam dua karakteristik
2) Causal View
Causal double-entry memperlakukan kenaikan penurunan total aset dari
transaksi sebagai hubungan sebab dan akibat. Dualitas berhubungan dengan
asosiasi sebab-akibat ini. Di sisi lain, dualitas dalam pendekatan classificational
menunjukkan dua klasifikasi dan kenaikan dan penurunan total aset merupakan
masalah yang terpisah.
3) Significance of Double-Entry
Kontribusi signifikan double-entry lebih dibanding single-entry adalah bahwa
status keuangan saat ini dari suatu perusahaan sepenuhnya dicatat oleh peristiwa
masa lalu. Pada tanggal tertentu, aset dan kewajiban menggambarkan posisi
sekarang dari suatu perusahaan, dan rekening modal, termasuk pendapatan, dapat
dilihat sebagai ringkasan dari peristiwa masa lalu.
 Keuntungan dari Sistem Double-Entry
1) Kesalahan cepat dideteksi
2) Menampilkan status keuangan pada perusahaan terkini
3) Akuntabilitas
 Authoritative Bodies
1) Securities and Exchange Commision
Badan otoritatif yang paling kuat adalah Securities and Exchange Commision,
dan badan pengawas independen dari pemerintah federal yang telah dibuat oleh
Securities Act of 1934 untuk membantu mengatur pasar surat berharga. Ini memiliki
yurisdiksi atas semua perusahaan yang menerbitkan surat berharga ke publik atau yang
sahamnya terdaftar di bursa saham. SEC terdiri dari 5 anggota yang ditunjuk oleh
presiden dari Amerika Serikat dengan persetujuan dari senat.
Tujuan dari SEC, sehubungan dengan laporan akuntansi, adalah untuk
pengungkapan penuh dan adil untuk investor. DI tahun 1983, di ASR No 4, itu
menyatakan bahwa laporan keuangan yang diajukan dengan Commisions yang
didasarkan pada praktek akuntansi yang memiliki "dukungan otoritatif substansial",
jika laporan keuangan akan dianggap menyesatkan. Dukungan otoritatif substansial
jangka belum pernah secara resmi ditetapkan, namun SEC berhak untuk menentukan
praktek apa memiliki jenis dukungan.
2) Other Groups
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), merupakan
organisasi internasional CPA, telah lama menjadi kekuatan berpengaruh dalam
akuntansi. Setelah FASB didirikan pada tahun 1972 sebagai organisasi independen, dua
komite-komite yang dibentuk dalam AICPA untuk memainkan peran dalam perumusan
standar. American Accounting Associations (AAA), terutama terdiri dari pendidik
akuntansi. Hal ini telah mempengaruhi perkembangan standar akuntansi melalui
penelitian dan publikasi. National Association of Accountants (NAA) terdiri terutama
dari akuntan industri. penelitian dalam biaya dan akuntansi manajerial.
3) Kanada
Badan akuntansi yang paling berpengaruh di Kanada adalah Canadian Institute of
Chartered Accountants (CICA). Akuntansi publik dilisensikan oleh masing-masing
goverenment provinsi dan dalam kebanyakan kasus dibatasi untuk akuntan yang
“chartered”.
 Teori Akuntansi\
Teori akuntansi adalah sistem deduktif yang rumit yang terdiri dari tiga tingkat
yang berbeda dari laporan penurunan umum.

Postulates
Pengertian
Tujuan dari Akuntansi

Prinsciples (Standars)

Prosedur
Level pertama, yang paling atas, terdiri dari pernyataan umum. Perntayaan
umum tersebut terdiri dari yang pertama, postulat atau asumsi dasar. Contohnya adalah
asumsi “going concern”. Pengertian juga menduduki level pertama. Contohnya yaitu
biaya, nilai, aset, hutang, pendapatan, dan beban. Lalu tujuan dari akuntansi juga
termasuk jajaran level pertama. Pada level kedua terdiri prinsip dan standard akuntansi.
contohnya adalah prinsip biaya historis dan pengakuan pendapatan dan prinsip-prinsip
matchinf. Tingkat level yang terakhir terdiri dari pernyataan pada prosedur khusus
akuntansi, seperti penyusutan garis lurus dalam penilaian persediaan LIFO. Dalam
akuntansi, kita sering membuat perbedaan antara prosedur dan teori. Seperti yang kita
lihat pada struktur teori umum akuntansi, kita melihat bahwa hal tersebut meliputi baik
alasan dan prosedur. Mereka membentuk keseluruhan yang terpadu. Seorang akuntan
yang akrab hanya dengan dimensi praktis hanya memiliki pengetahuan yang dangkal
akuntansi dan bukan aplikasi praktis “nitty-gritty” hampir tidak dapat disebut seorang
akuntan.
FASB dalam kerangka konseptualnya mengacu pada tujuan, karakteristik
laporan keuangan secara kualitatif (seperti relevansi dan reliabilitas), dan komponen
dasar dari akuntansi. Tujuan dan karakteristik kualitatif dapat dipandang sebagai tujuan
akuntansi, sedangkan komponen dasar akuntansi menjadi suatu definisi umum yang
mendasar. FASB pun menerangkan terkait metode pengukuran setiap elemen yang ada
pada laporan keuangan. Dalam akuntansi, kita sering membuat perbedaan antara
prosedur dan teorinya. Seperti yang dapat dilihat pada struktur umum teori-teori
akuntansi, dikatakan bahwa teori itu mencakup baik rasionalitas dan proseduralnya.
Kedua hal itu membentuk suatu integrasi. Untuk memperoleh pemahaman yang baik
dalam praktik akuntansi, perlunya mengetahui terkait konsep rasionalitas dan prosedur
praktisnya. Oleh sebab di akuntansi, kita tidak bisa membuktikan secara logis atas
metode yang telah given berdasarkan prinsip tertentu, yang mana telah diturunkan dari
pernyataan pertama ( first-levelstatement ), adanya ketidaksetujuan tentang di tingkat
mana suatu pernyataan berada. Contohnya manakah yang perlu adanya “ going concern
“ antara postulat ataukah suatu prinsip?. Perlunya mengaitkan terhadap setiap
pemahaman umum dan intuisi personal terhadap akuntansi untuk bisa menerangkan
bagaimana adanya perbedaan kedua hal itu.
 Fungsi Teori Akuntansi
Vernon Kam (1986) menyatakan bahwa fungsi teori akuntansi adalah sebagai berikut
ini:
1) Menjadi pegangan untuk lembaga penyusunan standar akuntansi didalam
menyusun standartnya
2) Memberi kerangka rujukan dalam menyelesaikan permasalahan akuntansi dalam
hal tidak terdapat standar resmi
3) Menentukan batas didalam hal melaksanakan judgment didalam penyusunan
sebuah laporan keuangan
4) Meningkatkan keyakinan dan pemahaman pengguna laporan keuangan terhadap
informasi yang terdapat pada laporan keuangan
5) Meningkatkan mutu kualitas laporan keuangan yang bisa diperbandingkan
kehandalannya
 Need For Theory
Sejak APB dan FASB menerbitkan suatu aturan yang disepakati, timbul suatu
paksaan yang besar dalam pemilihan suatu metode. Namun, praktik akuntansi dengan
metode tertentu dapat diperbolehkan secara kenyataannya, karena adanya sejumlah
prosedur alternatif yang diizinkan. Adapun hal tersebut dinyatakan dalam laporan
khusus AICPA dalam komite NYSE yang mana disampaikan bahwa suatu alternatif
yang lebih praktis adalah memberikan kebebasan pada suatu perusahaan untuk memilih
metode yang diinginkan dalam suatu kerangka batasan yang luas. Doktrin yang
membolehkan setiap perusahaan memilih metodenya secara khusus selanjutnya
menjadi suatu pertimbangan yang diinginkan. Kebebasan ini menjadi suatu sumber
adanya “ kebingungan “ di beberapa pihak. AICPA mencoba menerapkan suatu aturan
dengan menerbitkan sejumlah resolusi, namun tak semuanya berhasil. Alasannya
adalah resolusi yang diterbitkan hanya menjadi suatu “ distillation of practice “ yang
didukung komite ad hoc dibanding dengan suatu prinsip yang memang disusun oleh
susunan prinsip dasar yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi. APB mengakui hal ini
ketika mendeklarasikan prinsip akuntansi yang diterima umum bersifat konvensional (
secara umum diterima berdasarkan suatu persetujuan ) alih-alih adanya turunan secara
formal dari susunan postulat atau konsep dasar. Prinsip itu dikembangkan dari basis
pengalaman, alasan tertentu, tingkat penggunaan, dan keperluan praktis saja.
 Agreement On Postulate And Principle
Sejak 1930an, baik individu dan badan otoritas telah mengusahakan untuk
membentuk suatu tatanan postulat akuntansi. Tujuannya secara eksplisit adalah
menegaskan keyakinan terkait apa yang telah diundangkan dalam komponen utama dari
teori-teori akuntansi. Pemeriksaan setiap percobaan ini mengungkapkan adanya
konsistensi pemahaman terkait asumsi dasar, yang mana terdiri dari
1) Entity
Aktivitas ekonomi telah dipimpin dan teridentifikasi lewat suatu entitas tertentu.
2) Monetary Unit
Uang digunakan sebagai satuan moneter pengukuran objek ekonomis dan setiap
kejadian
3) Exchange Prices
Data akuntansi menggunakan basis harga secara historis, masa kini, atau
pertukaran di masa mendatang
4) Continuity
Entitas dipandang memiliki masa waktu tak terbatas, kecuali adanya bukti lain
yang kontras
5) Time Period
Aktivitas ekonomi dilakukan dalam periode spesifik tertentu.
Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan
secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan
antarvariabel dengan variable lainnya dalam struktur akuntansi. Terbagi menjadi 2,
yaitu :
1) Teori Normatif (Teori Preskriptif)
Adalah teori yang dijadikan sebagai norma peraturan yang harus
diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak.
Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya
dipraktekkan.
2) Teori Positif
Adalah teori yang berkembang seiring dengan kebutuhan untuk
menjelaskan dan memprediksi realitas praktek-praktek akuntansi yang ada
di dalam masyarakat. Teori positif berusaha untuk menjelaskan fenomena
akuntansi yiang diamati berdasarkan pada alasan-alasan yang menyebabkan
terjadinya suatu peristiwa.
 Tujuan Akuntansi
Tujuannya dinyatakan dalam tiga divisi, yang akan kami gunakan sebagai
berikut: informasi untuk membuat keputusan, pengguna informasi dan, informasi yang
berguna.
1) Informasi untuk membuat keputusan
a. Gagasan bahwa data akuntansi adalah untuk pengambilan keputusan atau
tujuan evaluatif mengenai entitas tertentu diterima secara luas. Informasi
akuntansi untuk pengambilan keputusan diawali dengan fungsi
penatagunaan. Di zaman kuno, pramugara yang bertanggung jawab atas
perkebunan harus memberikan pembukuan kepada sang tuan. informasi
tentang bagaimana para manajer telah memberhentikan tanggung jawab
stewadship mereka digunakan oleh pemegang saham untuk mengevaluasi
kinerja para manajer dan perusahaan.
b. Salah satu alasan untuk penekanan ini dibawa karena perkembangan teori
keputusan. informasi untuk pengambilan keputusan, namun belum
menggantikan informasi tentang penatalayanan, melainkan yang terakhir
mencakup oleh yang pertama. namun informasi untuk pengambilan
keputusan menyiratkan lebih dari sekedar informasi tentang penatagunaan.
Pertama, calon investor dan kreditor juga termasuk sebagai pengguna.
Kedua, informasi akuntansi dilihat sebagai data masukan untuk model
prediksi pengguna.
2) Dalam pernyataan tujuan dasar akuntansi, FASB secara khusus menyebutkan
bahwa pengguna informasi akuntansi yang dilaporkan eksternal adalah calon
investor dan kreditor dan pengguna lainnya. 17 dan FASB investor adalah
pemegang keamanan dan pemegang keamanan hutang, dan barang dan jasa, dan
karyawan dengan klaim, lembaga pemberi pinjaman dan individu, dan
pengguna hutang yang memiliki kepentingan tidak langsung, seperti analis
keamanan dan penasihat, pialang, pengacara , badan pengatur dan pihak lain
yang tertarik dengan bagaimana kreditor investor faring. daftar pengguna lain
dengan yang ditawarkan oleh APB.
3) Informasi yang berguna memiliki dua karakteristik utama: relevansi dan
reliabilitas - Informasi relevan jika membuat perbedaan dalam keputusan dan
dapat diandalkan jika mewakili apa yang dimaksudkan untuk mewakili.
 A Scientific Theory
Adalah sebuah teori ilmiah adalah sistem deduktif dimana konsekuensi yang
dapat diamati secara logis mengikuti dari gabungan fakta yang teramati dengan
serangkaian hipotesis dasar sistem. Terdapat 3 (tiga) jenis hubungan dalam struktur
teori :
1) Hubungan Sintaktis (Logis)
Adalah teori yang mengacu pada aturan tata bahasa. Dilambangkan
dengan garis-garis berat yang menghubungkan keseluruhan konsep dasar.
2) Hubungan Semantis
Adalah teori yang berkaitan dengan kesesuaian sebuah kata, tanda,
atau simbol pada objek atau peristiwa. Dilambangkan dengan garis putus-
putus yang menghubungkan konsep ke objek di dunia nyata.
3) Hubungan Pragmatik
Adalah teori yang berkaitan dengan penggunaan simbol dan kata
yang dipakai pada seseorang.
 Paradigma dan Perkembangan Ilmiah
Menurut Thomas Kuhn, paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-
nilai, metode-metode, prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang dianut
oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Contoh : Historical cost, current
cost, the efficient market hypothesis, dan agency theory
 Permintaan Untuk Penelitian Akuntansi
Terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1) Information demand
Penggunaan informasi akuntansi bagi manajer, auditor, kreditur, investor
untuk ingin memahami dan memprediksi pengaruh alternatif akuntansi
terhadap kesejahteraan mereka.
2) Pedagogic demand
Karena perbedaan prosedur akuntansi, peneliti bermaksud membuat
penelitian tentang prosedur akuntansi yang tujuannya untuk memudahkan
mahasiswa dalam pembelajaran.
3) Justification demand
Berguna untuk memberikan argumen-argumen kepada para manager dalam
pengambilan keputusan yang lebih baik bagi perusahaan
 Pengujian Teori
Pengujian teori bertujuan untuk menilai kembali sebuah teori yang
dahulunya sudah dianggap benar dan disesuaikan dengan perkembangan zaman
sekarang.Terdapat 3 (tiga) jenis kriteria penilaian kebenaran :
1) Dogmatic basis
Menggunakan dasar dogmatis untuk menilai kebenaran, seperti percaya
pernyataan yang dibuat orang lain terutama orang yang berpengaruh.
2) Self-evident basis
Menggunakan dasar pembenaran bukti/pengujian teori dalam menilai
kebenaran.
3) Scientific basis
Menggunakan dasar pemikiran yang logis berdasarkan hasil dari proses
berkembangnya perdebatan.
 Arti Pengukuran
Pengukuran merupakan bagian dari akuntansi. Pengukuran dibuat dikareaka
data kuantitatif memberikan informasi yang lebih banyak daripada data kualitatif
dalam banyak hal.
a) Menurut Steven
Pengurkuran adaah penetapan suatu angka kepaada objek atau kejadian
berdasarkan suatu atura/ketentuan.
b) Menurut Campbell
Pengukuran adalah penetapan suatu angka yang dpat menunjukkan
kemampuan/sifat dari suatu system, dengan kebijakan dari hukum atas sifat-
sifat ini.
Pengukuran melibatkan hubungan dari system formal dan system angka,
untuk beberapa aspek objek atau peristiwa dengan menggunakan aturan semantis.
Aturan itu meliputi operasi yang dirancang untuk membuat koneksi (definisi
operasional). Pengukuran bisa dibuat karena hubungan satu satu (isomorphism)
antara ciri-ciri tertentu dari system angka, seperti yang diungkapkan dalam model
matematis, dan hubungan antara objek atau hal-hal tertentu.
Proses pengukuran ini mirip dengan pendekatan untuk perumusan dan
pengujian teori. Aturan semantic (operasi) dirancang untuk menghubungkan
symbol pernyataan untuk objek tertentu atau kejadian. Ketika aturan semantic
ditunjukkan bahwa hubungan dalam pernyataan matematis berkorelasi dengan
hubungan objek atau peristiwa maka pengukuran aspek tertentu dari objek atau
peristiwa telah dibuat.
Dalam akuntansi, kita mengukur laba dengan terlebih dahulu menetapkan
nilai untuk modal dan kemudian menghitung keuntungan sebagai perubahan modal
selama periode setelah akuntansi untuk semua peristiwa ekonomi yang
mempengaruhi kekayaan perusahaan.
 Skala
Setiap pengukuran dibuat pada sebuah skala. Skala dibuat ketika aturan
semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematis tergadap objek
atau peristiwa. Skala menunjukkan informasi apa yang angka-angka wakili,
sehingga memberikan makna pada angka. Jenis skala yang dibuat tergantung pada
aturan semantic yang digunakan. Menurut stevens, skala dapat digambarkan dalam
istilah umum sebagai nominal, interval ordinal, atau rasio.
a) Skala nominal = kode akun
Dalam skala nominal, angka yang digunakan hanya sebagai label. Skala
nominal merupakan klasifikasi, yang tidak menunjukkan pengukuran apa
yang dipertimbangkan untuk digunakan dalam penggunaan istilah yang
biasa. Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola. Sifat utama dari
angka tersebut adalah untuk mengidentifikasi pemain atau objek itu sendiri.
Dalam system akuntasi, yang paling dekat dengan skala nominal adalah
klasifikasi asset dan kewajiban dalam kelas yang berbeda.
b) Skala ordinal
Skala ordinal menunjukkan rangking pengukuran objek dari beberapa
alternatif, dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya, sesuai dengan
kemampuan/sifat yang diberikan. Skala ini diciptakan ketika sebuah operasi
peringkat objek-objek dipertanyakan berkaitan dengan sifat yang diberikan.
Sebagai contoh seorang investor memiliki 3 kemungkinan kesempatan
untuk berinvestasi sebesar uang yang akan diinvestasikan. Kemudian
mereka merangking kesempatan investasi tersebut pada urutan 1,2,dan 3
berdasarkan NPV (Net Present Value) yang akan didapat, dengan rangking
1 sebagai NPV tertinggi dan rangking 3 sebagai NPV terendah. Operasi
perhitungan NPV tersebut yang kemudian menimbulkan skala ordinal, yaitu
kumpulan angka yang mengacu pada alternative investasi tersebut.
Kelemahan dari skala ini adlah interval antar angka (1 ke 2, 2 ke 3, dst) tidak
bisa menunjukkan mengenai perbedaan kuantitas atas sifat/kemampuann
yang ditampilkan. Kelemahan lainnya adalah angka pada skala tersebut
tidak merinci “berapa banyak” atribut yang di milki objek.
c) Skala Interval
Skala interval lebih banyak memberikan nformasi daripada skala ordinal.
Tidak hanya merangking objek berdasarkan sifat yang dimilikinya, namun
jarak antar interval pada sklala itu sama (equal) dan dapat diketahui.
Terdapat titik nol dalam skala ini. Contohnya adalah skala
Celcius/Fahrenheit pad temperature. Interval yang sama ditandai dengan
penambahan volume yang sama dari titik nol. Temperatur yang berbeda
dibagi antara titik beku dan titik didih, dengan titik beku ditetapkan sebesar
0˚(Nol derajat). Jika temperature dari dua ruangan yang berbeda diukur
dengan thermometer Celcius dan didapat angka 22˚ dan 30˚, maka kita bisa
katakan bahwa ruangan kedua lebih panas, tetapi juga kita bisa katakana 8˚
lebih panas. Kelemahan dari skala ini adalah titik nol ditetapkan secara
sewenang-wenangnya.
d) Skala Rasio
Sebuah skala rasio adalah suatu dimana :
 Urutan rangking dari objek atau peristiwa yang berkaitan dengan
sifat yang dimiliki, diketahui.
 Interval antara objek adalah sama dan diketahui besarannya.
 Asalnya unik, titik nolnya natural. Dimana jarak antara titik nol
tersebut dengan setidaknya satu objek diketahui.
 Skala rasio ini lebih banyak menyapaikan suatu informasi yang
lengkap, meliputi ketiga informasi skala sebelumnya. Salah satu
contoh dari penerapan skala rasio adaah pada pengukuran panjang
(length). Misal ada 2 buah kayu, dimana kayu A memiliki panjagn
10 meter dan kayu B memiliki panjang 20 meter. Dari sini dapat
dikatakan bahwa kayu B 10 meter lebih panjang dari kayu A, bisa
juga dikatakan kayu B 2x(kali) lebih pajang dari kayu A. Rasio dari
angka dapat diinterpretasikann secara langsung sebagai rasio dari
kuantitas sifat yang diukur. Sehingga masuk akal jika kita
mengatakan bahwa kayu A panjangnya setaengah dari kayu B, atau
kayu B panjangnya 2x kayu A. Contoh penggunaan skala rasio pada
akuntansi adalah penggunaan dollar untuk menunjukkan cost dan
value. Misal jika asset A memiliki cost $10.000 dan asset B $20.000,
kita bisa menyatakan besarnya cost B 2x nya cost A. Titik nol terjadi,
karena 0(nol) menyatakan ketiadaan cost atau value, sama halnya
seperti 0 untuk panjang yang berarti tidak memiliki panjang.
 Jenis Pengukuran
 Menurut Campbell:
1) PENGUKURAN FUNDAMENTAL (Fundamental Measurement)
Pengukuran fundamental terjadi ketika angka-angka (pengukuran) dapat
ditetapkan pada sifat/kemampuan/objek dan tidak bergantung pada pengukuran
variabel lain. Seperti panjang, daya listrik, dan volume. Skala rasio dapat dihitung
untuk setiap sifat yang berhubungan dengan ukuran yang berbeda atas sifaat yang
telah diberikan. Interprestasi dari angka tersebut bergantung pada teori empiris yang
telah dikonfirmasi berpengaruh pada operasi pengukuran. Misalnya: pengukuran
asset dan utang menggunakan pengukuran yang sama atau bersifat additive (bisa
dijumlahkan atau dikurangkan) dengan menggunakan satuan yang sama.
2) PENGUKURAN TURUNAN (Derived Measurement)
Pengukuran turunan adalah pengukuran yang dapat ditetapkan pada suatu
objek dengan memperhatikan pengukkuran yang lainnya. Pengukuran turunan
bergantung pada pengukuran fundamental yang telah dikethui sebelmnya. Misal
pendapatan dan biaya. Biaya adalah seluruh pengorban yang dikeluarkan sampai
porduk tersebut dijual. Pendapatan adalah hasil dari penjualann yang merupakan
pengukuran untuk menunjuk seberapa banyak hasil dari produk yang telah terjual.
 Menurut Torgersen:
1) PENGUKURAN FIAT (Fiat Measurement)
Pengukuran fiat adalah jenis pengukuran pada ilmu social, termasuk
akuntansi, yaitu pengukuran yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dari
suatu observasi tanpa ada teori yang mendukung. Torgersen mengatakan bahwa
maslah utama dari pengukuran fiat adalah banyaknya cara yang mana skala dapat
dibangn, karena tidaak berdasar pada teori Contoh mudahnya adalah tanah, yang
diukur bukan luasnya sebab luas tanah tidak akan berubah, tetapi nilai RP (Rupiah)
dari tanah tersebut.
 Reliabiility And Accuracy
Keandalan dari suatu informasi yang bisa digunakan sebagai dasar. Bisa
diandalkan maka harus mengandung informasi yang benar dan akurat, namun
keakuratan sering kai tidak bisa diperoeh karena bebrapa hal(sumber kesalahan).
1) Kegiatan pengukuran yang kurang akurat
Aturan untuk menetapkan nomor untuk property tertentu biasanya terdiri dari
satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan tepat dan karenanya
dapat diinterpretasikan salah oleh orang sang pengukur. Sebagai contoh,
perhitugnan laba operassi yang melibtkan banyak –seperti- klasifikasi biaya dan
alokasi antara asset dan beban yang sering ditafsirkan berbeda oleh akuntan
yang berbeda. Alasan lainnya adalah bahwa seringkali menjadi “fit” dari operasi
matematika tidak cocok dengan baik hubungannya sebenarnya dari properti
yang akan diukur.
2) Pengukurannya Individu
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi berat sebelah atau
menerapkan/ membaca instrument tersebut dengan benar. Misalnya, jika
sepuluh orang mengukur panjang ruangan tertentu, kemungkinananya akn ada
sepuluh hasil yang berbeda yang mungkin mendekati hasil yang tepat, tetapi
akan tetap ada selisih antara satu sama lainnya. Contoh dalam akuntansi adalah
bahwa para manajer memiliki bisa tertentu untuk meningkatkan laba dan dasar
asset kemudian memberikan tekanan pada akuntan untuk membiasakan akun
tersebut.
3) Alat Pengukur (instrument)
Beberapa operasi menggunakn instrument fisik, seperti penggaris,
thermometer, atau barometer yang mungkin cacat. Hal ini memungkinkan
terjadinya error bahkan jika instrument tersebut bukan alat fisik, misalnya
grafik, diagram, table, angka, dst. Contoh timbangan digital/manual, jika
instrumemntnya berbeda, hasilnya beda.
4) Lingkungan
Keadaan yang menampilkan operasi pengukuran dapat mempengaruhi hasil.
Misalnya kondisi cuaca dapat mempengaruhi instrument dan pengukur yang
lebih umum lagi kebisingan dapat mengganggu pengukur, atau dalam
akuntansi, tekanan manajemen dpat mempengaruhi keputusan akuntan. Jika
tekanan tersebut menyebabkan bias oleh akuntan, maka kesalahan tersebut tidak
disengaja dan non random. Jika tekanan tersebut menyebabkan tekanan dan
gngguan, maka sumber kesalahan bisa disebabkan karena factor lingkungan.
Kedalahan random sering disebabkan oleh factor lingkungan. Faktor lainnya
adalah lingkungan dimana perusahaan tersebut beroprasi.
5) Ketidakjelasan atribut
Apa yang akan diukur mungkin saja tidak jelas, khususnya jika mengandung
kosep yang tidak dapat diukur secara langsung. Pertama-tama, atribut tersebut
sulit dijelaskan. Pengukuran terhadap atribut tersebut hanya disimpulkan secara
tidak langsung dari berbagai tanggapan. Contohnya perhitungan 1kg butir telur
yang mana dalam 1kg ukuran telurnya berbeda-beda, ada yang besar ada yang
kecil.
6) Risiko dan ketidakpastian
Hal ini berkaitan dengan distribusi hasil pada asset yang berwujud. Sebagai
contoh, pegambilan dimasa akan datang pad asset berwujud seperti pabrik, dan
peralatan memiliki risiko tetapi asset tersebut homogeny dan harganya dapat
diamati. Bagaimanapun, asset tidak berwujud memiliki banyak masalah risiko
seperti ketidakpastian.
 Pengukuran Reliabel Dan Akurat
1) Pengukuran yang dapat diandalkan
Realible atau dapat diandalkan, merujuk pada pembuktian konsistensi operasi untuk
menciptakan baik hasil yang memuaskan atau hasil (angka-angka) itu sendiri untuk
keperlua tertentu. Dalam statistic, reliable menuntut pengukuran yang dilakuka
berulang-ulang atau direproduksi dengan demikian dapat menunjukkan
konsistensinya.Keandalan menggabungkan dua aspek yaitu, ketepatan dan
kepastian pengukuran, dan kesetiaan perwakila dan pengungkapa dalam kaitannya
dengan transaksi ekonomi dan peristiwa yang mendasarinya. Aspek pengukuran
menyangkut presisi pengukuran. Istilah presisi ini sering digunakan dalam dua
konteks. Pertama mungkin merujuk ke suatu angka. Kedua, ia dapat merujuk ke
operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan:
 Derajat perbaikan terhadap operasi atau kinerjanya.
 Hasil kesepakatan antara penggunaan operasi pengukuran berulang
sebagaimana yang diterapkan pada property yang diberikan.
2) Pengukuran yang akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat dapat dihandalkan, memberikan
hasil yang sangat tepat, namun hal tersebut belum tentu memberikan hasil yang
akurat. Konsistentsi hasil, ketelitian, dan kehandalan belum tentu menunjukkan
keakuratan.
Masalahnya adalah bahwa untuk beberapa pengukuran terdapat nilai tepat (true
value) yang tidak diketahui. Dalam hal penentuan keakuratan dalam akuntansi, kita
harus mengetahui atribut apa yang akan kita ukur untuk mencapai tujun dari
pengukuran tersebut. Tujuan dari akuntansi menyebutkan kebermanfaatan dari
sebuah informasi. Keakuratan dari pengkuran berhubungan dengan pengertian
pragmatic dari kebermanfaatan, namun akuntan tidak setuju. Bagaimanapun
pengulangan operasi pengukuran belum memastikan keakuratan hasil. Kita dapat
menghitung biaya persediaan dengan metode FIFO dan mengulang perhitungan
berkali-kali dan mendapatkan hasil yang sama, namun tidak berarti hasil tersebut
akurat.
 Profesi Akuntansi (Ca, Cpa, Cpma)
 CA (CHARTERED ACCOUNTANT)
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan sebutan Chartered Accountant
Indonesia (CA) sebagai kualifikasi akuntan profesional sesuai panduan standar
internasional. Sebutan CA dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tujuan pendirian
pendidikan akuntan; dan mempertinggi mutu pekerjaan akuntan. Kualifikasi ini juga
ditetapkan untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada profesi
akuntan; memberikan perlindungan terhadap pengguna jasa akuntan, serta
mempersiapkan akuntan Indonesia menghadapi tantangan profesi dalam perekonomian
global. Adanya kualifikasi akuntan profesional dengan sebutan CA, diharapkan dapat
menjamin dan meningkatkan mutu pekerjaan akuntan yang profesional dan memiliki
daya saing di tingkat global sehingga siap menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.
CA kini menjadi identitas personal yang bisa diinisiasikan sebagai sebuah pencapaian
penting Akuntan Profesional. CA menjadi milestone yang akan membuka peluang tak
terbatas seorang Akuntan Profesional untuk berkarya lebih lanjut.
IAI menyelenggarakan ujian CA dengan tujuan untuk mendapatkan Akuntan
sebagai Anggota Utama IAI yang memiliki:
1) Kualifikasi untuk menjalankan peran sebagai Akuntan Profesional yang sesuai
kompetensi utama dan kompetensi khusus CA.
2) Komitmen tinggi terhadap etika, nilai-nilai dan perilaku profesional yang tinggi;
dan
3) Keahlian profesional untuk menjalankan peran tersebut.
Ujian CA diselenggarakan berdasarkan atas prinsip-prinsip dasar, yaitu:
kompetensi, objektivitas, independen, integritas, transparan, fairness, adil, dan
bertanggung jawab.
 SEBUTAN PROFESI CA
Sertifikat CA diberikan kepada seseorang yang dinilai telah memenuhi
kualifikasi untuk menjalankan peran sebagai Akuntan Profesional sesuai kompetensi
utama dan kompetensi khusus CA.
Untuk memperoleh sebutan CA, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Lulus ujian sertifikasi CA Indonesia yang dilaksanakan oleh IAI; dan
2) Memiliki pengalaman dan/atau menjalankan praktik keprofesian di bidang
akuntansi, baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi
akuntan publik yang data di verifikasi paling sedikit 3 (tiga) tahun di bidang
akuntansi yang di peroleh dalam 7 (tujuh) tahun terakhir; dan
3) Sebagai Anggota IAI.
 SEORANG CA HARUS MEMATUHI PRINSIP DASAR PROFESI
Memegang Teguh Etika Profesi Akuntan Indonesia yang menyandang
Sebutan Chartered Accountants (CA) memegang teguh prinsip-prinsip dasar
keprofesian yang merupakan kode etik-nya, yaitu:
1) Tanggung Jawab Profesi CA harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
2) Kepentingan Publik Setiap pemegang CA berkewajiban untuk senantiasa
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
pemegang CA harus memenuhi tanggung jawabprofesionalismenya dengan
integritas setinggi mungkin.
4) Objektivitas Setiap pemegang CA harus melaksanakan jasa profesionalnya
dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
professional
5) Kerahasiaan Setiap pemegang CA harus melaksanakan jasa profesionalnya
sesuai dengan standar teknis dan standar profesionalyang relevan.
 CA DAPAT MENDUDUKI FUNGSI DAN POSISI DALAM LINGKUP:
a) Manajerial, dengan posisi sebagai Chiel Excecutive Officer (CEO), Chief
Financial Officer (CFO), Chief Operating Officer (COO), Direktur BUMN,
Direktur Operasional dan Treasury sebagai penanda tangan laporan
keuangan perusahaan.
b) Operasional, dengan posisi sebagai Business Unit Controller, FInancial
and Performance Analyst, Cost Accounting Manager, HR Manager,
Business Support Manager.
c) Management Control, dengan posisi sebagai Business Assurance
Manager, Risk Manager, Compliance Manager, Internal Auditor.
d) Accounting & Stakeholder Communications Sebagai Group Controller,
Head of Reporting, Investor Relation Manager, FInance & Accounting
Manager.
e) Sektor Publik, seorang CA memiliki kemampuan untuk menduduki posisi
sebagai pejabat yang bertanggung jawab terhadap laporan keuangan entitas
sektor publik.
f) Akademik, seorang CA memiliki kemampuan untuk menduduki posisi
sebagai dosen, pimpinan fakultas/universitas.
g) Auditor, seorang CA memiliki kemampuan untuk menduduki posisi sebagai
auditor dalam suatu entitas atau institusi.
 CPA (CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT)
CPA merupakan program pengembangan profesi bagi akuntan yang
diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sertifikasi ini ditujukan
bagi mereka yang ingin meningkatkan kompetensi dan mendapatkan izin menjadi
akuntan publik.
 JEJAK LANGKAH
Pada 7 april 1997, yakni dua puluh tahun setelah berdirinya IAI, Drs.
Theorodus M. Tuanakotta membentuk sebuah seksi akuntan public yang menjadi
wadah para akuntan public di Indonesia yang melaksanakan program-program
yang berhubungan dengan pengembangan akuntan public di Indonesia.
Lalu dalam Kongres IAI ke VII tahun 1994, anggota IAI sepakat untuk
memberikan hak otonomi kepada akuntan publik dengan mengubah Seksi
Akuntan Publik menjadi Kompartemen Akuntan Publik.
Pada 24 Mei 2007 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) resmi berdiri.
Pendirian ini diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI –
Kompartemen Akuntan Publik. Perubahan organisasi ini ditujukan agar dapat
memenuhi persyaratan International Federation of Accountans (IFAC) mengenai
profesi dan etika akuntan publik. Saat ini, IAPI merupakan associate member of
IFAC. Terbit KMK no. 443/KMK.01/2011 tentang Penetapan IAPI sebagai
Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang mengakui IAPI sebagai organisasi yang
berwenang melaksanakan Ujian Profesi Akuntan Publik, penyusunan dan
penetapan Standar Profesional dan Etika Akuntan Publik, serta
menyelenggarakan Program Pendidikan Berkelanjutan, sekaligus Reviu Mutu
Akuntan Publik.
 SEBUTAN (DESIGNATION) DAN PENERBITAN SERTIFIKAT CPA
Agar dapat memperoleh sertifikat profesi akuntan public yang mana biasa
disebut dengan CPA (Certified Public accountant) dibelakang namanya dan gelar
akademis terakhir yang disandang, maka harus memenuhi beberapa persyaratan,
yakni :
1) Lulus mata ujian sertifikasi dalam batas waktu yang telah ditentukan.
2) Memiliki pengalaman kerja yang dapat diverifikasi minimal 3 tahun
dalam bidang auditing, akuntansi dan juga pelaporan keuangan.
3) Terdaftar sebagai anggota IAPI.
4) Sanggup mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
IAPI.
5) Menandatangani surat pernyataan kesanggupan pemenuhan kewajiba
sebagai CPA di Indonesia.
6) Melampirkan fotocopy KTP yang masih berlaku, legalisir fotocopy
ijasah D4/S1/S2 Akuntansi dan legalisir fotocopy transkip nilai ijasah
D4/S1/S2 Akuntansi.

 ASEAN CPA
Merupakan seorang CPA yang dapat bekerja di dalam Negara ain di
wilayah ASEAN dengan batasan bahwa ia tidak menandatangani laporan audit
maupun laporan pemberian jasa lainnya yang memerlukan izin. Anggota IAPI
pemegang CPA, baik pemegang izin akuntan public (AP) maupun non
pemegang izin AP, dapat mengajukan untuk menjadi seorang ASEAN CPA.
Persyaratan minimum untuk memperoleh ASEAN CPA :
 lulus pendidikan akuntansi terakreditasi atau program profesional setara;
memiliki professional registration certificate;
memiliki pengalaman kerja minimum 3 tahun dalam periode 5 tahun
terakhir;
memenuhi kewajiban PPL sesuai ketentuan yang berlaku;
memperoleh surat rekomendasi tidak melakukan pelanggaran standar dan
etika profesi.
 CPMA (CERTIFIED PROFESSIONAL MANAGEMENT ACCOUNTANT)
IAMI Merupakan Asosiasi Profesi Akuntan Manajemen didirikan pada Tanggal
01 April 2008 dengan Akta Notaris Ani Adriani Sukmayantini SH. Jumlah Anggota
IAMI saat ini kurang lebih 600 orang yang terdiri dari para akuntan yang
bekerja sebagai eksekutif baik diperusahaan Negara, Pemerintah dan Swasta
IAMI menyelenggarakan kegiatan dan usaha-usaha antara lain sebagai berikut :
1) Penyelenggarakan Ujian Sertifikat Profesi Akuntansi manajemen
(CPMA)
2) Meningkatkan mutu dan kinerja pendidikan profesi berkelanjutan bagi
anggota
3) Mendorong dan memelihara pelaksanaan standar profesi dan kode etik
oleh anggota
4) Mengembangkan pengetahuan baru berkaitan dengan akuntansi
Profesi akuntan manajemen sebagai salah satu profesi penting yang
menunjang proses menghasilkan nilai tambah dalam aktivitas bisnis dituntut
memiliki kompetensi yang tinggi sehingga mampu melakukan pekerjaan sesuai
dengan standar yang ditetapkan dalam lingkungan kerja nyata (real working
environment). Untuk itu seorang akuntan manajemen dituntut memiliki
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude)
profesionalisme yang tinggi dalam bidang terkait seperti bidang akuntansi
manajemen, manajemen keuangan, bisnis dan manajemen informasi.
 ANGGOTA IAMI TERDIRI DARI :
1) Anggota Profesi adalah perseorangan yang telah memiliki sertifikat
CPMA yang diterbitkan oleh dewan CPMA baik melalui ujian
penyetaraan atau pengukuhan yang diatur dalam Mutual Recognition
Agreement dengan Asosiasi Profesi lainnya baik di dalam maupun di
luar negeri
2) Anggota Kehormatan adalah peseorangan yang telah berjasa bagi
perkembangan Akuntansi Manajemen di Indonesia.
3) Anggota Utama adalah perseorangan yang memiliki pengalaman lebih
dari 20 tahun dibidang Akuntansi Manajemen, termasuk memimpin
Perusahaan maupun entitas nirlaba.
4) Anggota Madya adalah perseorangan yang memiliki maupun belum
memiliki pengalaman kerja tetapi telah memenuhi persyaratan untuk
menempuh ujian CPMA.
5) Anggota Muda adalah mahasiswa yang sedang mengikuti studi di
Perguruan Tinggi baik di Indonesia maupun di Luar Negeri.
 PERSYARATAN KEANGGOTAAN
Anggota Perseorangan adalah:
1) Akuntan Beregister Negara
2) Sarjana / Diploma IV Akuntansi
3) Pemegang Sertifikasi Profesi Akuntan dari organisasi profesi
akuntansi di Indonesia
4) Sarjana Non Akuntansi yang bidang kerjanya berhubungan dengan
profesi Akuntansi Manajemen
5) Sarjana Akuntansi dan Pemegang Sertifikasi Profesi Akuntansi dari
luar negeri yang diakui IAMI
 HAK ANGGOTA
Setiap Anggota berhak:
1) Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
2) Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul dan atau saran serta
mengajukan pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis.
3) Kecuali anggota Muda, semua anggota mempunyai satu hak suara
untuk memilih di dalam Rapat Umum Anggota dan Rapat Umum
Anggota Luar Biasa.
4) Memperoleh kesempatan yang sama untuk mengikuti kegiatan dan
pendidikan dari organisasi.
5) Mendapatkan pembelaan dan perlindungan secara
bertanggungjawab.
6) Mengajukan banding apabila berkeberatan atas sanksi
yang dikenakan
 KEWAJIBAN ANGGOTA
Setiap Anggota berkewajiban:
1) Menjunjung tinggi nama, citra, dan kehormatan organisasi
2) Menaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, Kode Etik, Standar Profesi, serta semua ketentuan organisasi
yang berlaku
3) Bekerjasama dengan sesama anggota yang lain
4) Melaksanakan tugas yang dipercayakan organisasi
5) Memelihara dan meningkatkan kompetensi
6) Melunasi iuran dan kewajiban keuangan lainnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai