Anda di halaman 1dari 2

PUTRI IBU

Karya : Putu Wijaya

MONOLOG INI BISA DIMAINKAN OLEH SATU ATAU DUA PEMAIN, DI DUA ATAU
SATU SET
1
DEPAN PINTU
PUTRI IBU PULANG, TETAPI DI DEPAN PINTU TERTEGUN, TAKUT MASUK
Ibu, ini aku. Putrimu yang kabur lima tahun lalu. Dibawa makelar dengan janji palsu.
Diiming-imingi akan meraup uang dari dunia baru, untuk masa depan kita yang gemerlapan. Tapi
di ibu kota aku baru tahu itu semua hanya bujuk rayu. Karena terburu nafsu aku tertipu. Bukan
dolar kutumpuk di saku tapi dosa besar yang membuat malu.
Yang putih telah menjadi hitam. Yang hitam bertambah kusam. Aku teringat pesanmu yang
dalam setiap malam sebelum tidur. Untuk apa berlimpah rezeki jahanam, bila hati tak tenteram?
Tapi nyatanya kini aku terbenam jadi wanita malam.
Inilah putrimu, ibu. Pulang basah kuyup dililit sedu sedan di pintumu. Izinkan aku sebentar
sujud di telapak kakimu karena telah membuat kuyup mata, perih rasa dan gelap pikiranmu.
Ya allah, rambut di kepalamu yang kau pakai menggosok luka akibat aku waktu bocah jatuh
melangkah, telah tipis dan putih semua. Pandanganmu pun kabur. Tapi telingamu tetap ingat
suara telapak kakiku. Dan nfasku tercium. Bahkan isak tangisku kau hafal. Begitu suaraku
terdengar, wajahmu basah, kau tahu putrimu telah pulang tetapi kalah.
Ibu, kutuklah putrimu yang sesat ini. Pukul aku dengan kata-kata keras. Jangan maafkan
kesalahanku, karena aku pun sangat benci pada apa yang telah kulakukan. Tapi berikan aku
kesempatan, sedetik saja, biarkan aku menghapus air mata dukamu. Biarkan aku menemani sisa
hidupmu, walau hanya sekejap. Perkenankan aku merawat, menghibur dan mencintaimu.
Menyayangi dengan sisa kemampuanku agar tak lagi setiap malam kau hanya tersedu.
Inilah putrimu, ibu. telah pulang dari rantau yang berduri. Tetapi tubuhmu telah keburu
kaku. Bisu tak lagi dengar pengakuanku. Andaikan sehari lebih cepat, pasti masih sempat
kutangkap bisikanmu. Masih akan sempat kau ampuni dosaku. Ibu, buka sebentar saja matamu
yang terkatup itu. Lihat putrimu kembali, terbakar sesal dililit dosa. Apa guna rezeki kalau kau
tak ada. Tinggal doa. Semoga ibu tenang jauh disana. Dan aku bersumpah tobat selama-lamanya.

Anda mungkin juga menyukai