Anda di halaman 1dari 13

Minggu, 29 September 2019 - 23:27

Akuratnews.com

88 Kronologis Lengkap Sejarah Brutalnya PKI di Indonesia

Penulis : Hugeng Widodo

Editor : Redaksi

Jakarta, Akuratnews.com - Sejarah perkembangan brutalnya komunis di Indonesia adalah bagian kelam
bangsa ini. Melalui Partai Komunis Indonesia (PKI), sejarah gelap berdarah-darahnya rakyat dan TNI
menjadi saksi hitam berbahayanya aliran komunisme.

Melansir data yang dikirim dari Ginanjar Kartasasmita tentang PKI ini cukup membuat kita tercengang,
generasi millenial harus paham dan mengerti sejarah bangsanya. "JASMERAH" (Jangan sekali-kali
melupakan/meninggalkan sejarah).

Berikut data kronologis melengkapi tulisan tentang PKI Tahun 1945, 1965 s/d 1998, sebagai berikut:

A. KRONOLOGIS

1. Tanggal 8 Oktober 1945: Gerakan Bawah Tanah PKI membentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia) dan
AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia).

2. Medio Oktober 1945: AMRI Slawi pimpinan Sakirman dan AMRI Talang pimpinan Kutil meneror,
menangkap, dan membunuh sejumlah Pejabat Pemerintah di Tegal.

3. Tanggal 17 Oktober 1945: Tokoh Komunis Banten Ce’ Mamat yg terpilih sebagai Ketua KNI (Komite
Nasional Indonesia) membentuk DPRS (Dewan Pemerintahan Rakyat Serang) dan merebut pemerintahan
Keresidenan Banten melalui teror dengan kekuatan massanya.

4. Tanggal 18 Oktober 1945: Badan Direktorium Dewan Pusat yg dipimpin Tokoh Komunis Tangerang,
Ahmad Khoirun, membentuk laskar yang diberi nama Ubel-Ubel dan mengambil alih kekuasaan
pemerintahan Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara.
5. Tanggal 21 Oktober 1945: PKI dibangun kembali secara terbuka.

6. Tanggal 4 November 1945: API dan AMRI menyerbu Kantor Pemda Tegal dan Markas TKR, tapi gagal.
Lalu membentuk Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah untuk merebut kekuasaan di Keresidenan
Pekalongan yg meliputi Brebes, Tegal, dan Pemalang.

7. Tanggal 9 Desember 1945: PKI Banten pimpinan Ce’ Mamat menculik dan membunuh Bupati Lebak R.
Hardiwinangun di Jembatan Sungai Cimancak.

8. Tanggal 12 Desember 1945: Ubel-Ubel Mauk yang dinamakan Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman
membunuh Tokoh Nasional Otto Iskandar Dinata.

9. Tanggal 12 Februari 1946: PKI Cirebon di bawah pimpinan Mr.Yoesoef dan Mr.Soeprapto membentuk
Laskar Merah merebut kekuasaan Kota Cirebon dan melucuti TRI.

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

88 kronologisDN AiditG30S/PKIkekejaman PKIMH LukmanMusoNyotoPengkhianatan Komunis

Penulis : Hugeng Widodo

Editor : Redaksi

10. Tanggal 14 Februari 1946: TRI merebut kembali Kota Cirebon dari PKI.

11. Tanggal 3 - 9 Maret 1946: PKI Langkat – Sumatera di bawah pimpinan Usman Parinduri dan Marwan
dengan gerakan massa atas nama revolusi sosial menyerbu Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung
Pura, membunuh Sultan bersama keluarganya, dan menjarah harta kekayaannya.

12. Tahun 1947: Kader PKI Amir Syarifuddin Harahap berhasil jadi PM Republik Indonesia dan
membentuk kabinet.
13. Tanggal 17 Januari 1948: PM Amir Syarifuddin Harahap menggelar Perjanjian Renville dengan
Belanda.

14. Tanggal 23 Januari 1948: Presiden Soekarno membubarkan Kabinet PM Amir Syarifuddin Harahap
dan menunjuk Wapres M Hatta untuk membentuk Kabinet baru.

15. Bulan Januari 1948: PKI membentuk FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang dipimpin oleh Amir
Syarifuddin untuk beroposisi terhadap Kabinet Hatta.

16. Tanggal 29 Mei 1948: M. Hatta melakukan ReRa (Reorganisasi dan Rasionalisasi) terhadap TNI dan
PNS untuk dibersihkan dari unsur-unsur PKI.

17. Bulan Mei 1948: Muso pulang kembali dari Moskow – Rusia setelah 12 (dua belas) tahun tinggal
disana.

18. Tanggal 23 Juni – 18 Juli 1948: PKI Klaten melalui SARBUPRI (Serikat Buruh Perkebunan Republik
Indonesia) melakukan pemogokan massal untuk merongrong Pemerintah RI.

19. Tanggal 11 Agustus 1948: Muso memimpin FDR / PKI dan merekonstruksi Politbiro PKI, termasuk DN
Aidit, MH Lukman, dan Nyoto.

20. Tanggal 13 Agustus 1948: Muso yg bertemu Presiden Soekarno diminta untuk memperkuat
Perjuangan Revolusi. Namun dijawab bahwa dia pulang untuk menertibkan keadaan, yaitu untuk
membangun dan memajukan FDR / PKI.

21. Tanggal 19 Agustus 1948: PKI Surakarta membuat KERUSUHAN membakar pameran HUT RI ke-3 di
Sriwedari – Surakarta, Jawa Tengah.
22. Tanggal 26 – 27 Agustus 1948: Konferensi PKI

23. Tanggal 31 Agustus 1948: FDR dibubarkan, lalu Partai Buruh dan Partai Sosialis berfusi ke PKI.

24. Tanggal 5 September 1948: Muso dan PKI-nya menyerukan RI agar berkiblat ke UNI SOVIET.

25. Tanggal 10 September 1948: Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo dan dua perwira polisi dicegat
massa PKI di Kedunggalar – Ngawi dan dibunuh, serta jenazahnya dibuang di dalam hutan.

26. Medio September 1948: Dr. Moewardi yang bertugas di Rumah Sakit Solo dan sering menentang PKI
diculik dan dibunuh oleh PKI, begitu juga Kol. Marhadi diculik dan dibunuh oleh PKI di Madiun, kini
namanya jadi nama Monumen di alun-alun Kota Madiun.

27. Tanggal 13 September 1948: Bentrok antara TNI pro pemerintah dengan unsur TNI pro PKI di Solo.

28. Tanggal 17 September 1948: PKI menculik para Kyai Pesantren Takeran di Magetan. KH Sulaiman
Zuhdi Affandi digelandang secara keji oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian Desa
Koco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108 (seratus delapan)
kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu, ratusan orang ditangkap dan dibantai PKI di Pabrik
Gula Gorang Gareng.

29. Tanggal 18 September 1948: Kolonel Djokosujono dan Sumarsono mendeklarasikan NEGARA
REPUBLIK SOVIET INDONESIA dengan Muso sebagai Presiden dan Amir Syarifuddin Harahap sebagai
Perdana Menteri.

30. Tanggal 19 September 1948: Soekarno menyerukan rakyat Indonesia untuk memilih Muso atau
Soekarno – Hatta. Akhirnya, pecah perang di Madiun: Divisi I Siliwangi pimpinan Kol. Soengkono
menyerang PKI dari Timur dan Divisi II pimpinan Kol. Gatot Soebroto menyerang PKI dari Barat
31. Tanggal 19 September 1948: PKI merebut Madiun, lalu menguasai Magetan, Ponorogo, Pacitan,
Trenggalek, Ngawi, Purwantoro, Sukoharjo, Wonogiri, Purwodadi, Kudus, Pati, Blora, Rembang, dan
Cepu, serta kota-kota lainnya.

32. Tanggal 20 September 1948: PKI Madiun menangkap 20 orang polisi dan menyiksa serta
membantainya.

33. Tanggal 21 September 1948: PKI Blitar menculik dan menyembelih Bupati Blora Mr.Iskandar dan
Camat Margorojo – Pati Oetoro, bersama tiga orang lainnya, yaitu Dr.Susanto, Abu Umar, dan Gunandar,
lalu jenazahnya dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng Desa Kedungringin Kecamatan Tujungan
Kabupaten Blora.

34. Tanggal 18 – 21 September 1948: PKI menciptakan 2 (dua) Ladang Pembantaian / Killing Fields dan 7
(tujuh) Sumur Neraka di MAGETAN untuk membuang semua jenazah korban yang mereka siksa dan
bantai:

a. Ladang Pembantaian Pabrik Gula Gorang Gareng di Desa Geni Langit.

b. Ladang Pembantaian Alas Tuwa di Desa Geni Langit.

c. Sumur Neraka Desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Magetan.

d. Sumur Neraka Desa Soco I Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.

e. Sumur Neraka Desa Soco II Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.

f. Sumur Neraka Desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo Kabupaten Magetan.


g. Sumur Neraka Desa Pojok Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan.

h. Sumur Neraka Desa Bogem Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan

35. Tanggal 30 September 1948: Panglima Besar Jenderal Sudirman mengumumkan bahwa tentara
Pemerintah RI berhasil merebut dan menguasai kembali Madiun. Namun Tentara PKI yg lari dari Madiun
memasuki Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Dungus dan membantai semua tawanan yang
terdiri dari TNI, Polisi, Pejabat Pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Ulama, serta Santri.

36. Tanggal 4 Oktober 1948: PKI membantai sedikitnya 212 tawanan di ruangan bekas Laboratorium dan
gudang dinamit di Tirtomulyo Kabupaten Wonogiri – Jawa Tengah.

37. Tanggal 30 Oktober 1948: Para pimpinan Pemberontakan PKI di Madiun ditangkap dan dihukum mati,
adalah Muso, Amir Syarifuddin, Suripno, Djokosujono, Maruto Darusman, Sajogo, dan lainnya.

38. Tanggal 31 Oktober 1948: Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo.
Sedang MH Lukman dan Nyoto pergi ke pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).

39. Akhir November 1948: Seluruh pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan seluruh
daerah yang semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain: Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi,
Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.

40. Tanggal 19 Desember 1948: Agresi Militer Belanda II ke Yogyakarta.

41. Tahun 1949: PKI tetap tidak dilarang; sehingga tahun 1949 dilakukan rekonstruksi PKI, dan tetap
tumbuh berkembang hingga tahun 1965.
42. Awal Januari 1950: Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari
berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan pembongkaran
7 (tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi para korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108
kerangka mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21
kerangka mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para korban berasal dari berbagai kalangan Ulama
dan Umara serta Tokoh Masyarakat.

43. Tahun 1950: PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.

44. Tanggal 6 Agustus 1951: Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan
merampas semua senjata api yang ada.

45. Tahun 1951: Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yang sepenuhnya
mendukung Presiden Soekarno; sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari
pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.

46. Tahun 1955: PKI ikut Pemilu pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah
MASYUMI, PNI dan NU.

63. Awal Tahun 1965: PKI dengan 3 juta anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan
RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain: SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia),
Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat), dan HSI
(Himpunan Sardjana Indonesia).

64. Tanggal 14 Mei 1965: Tiga sayap organisasi PKI yaitu PR, BTI, dan GERWANI merebut perkebunan
negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta
membunuh Pelda Sodjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.

65. Bulan Juli 1965: PKI menggelar pelatihan militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim
dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur TNI Angkatan Udara.

66. Tanggal 21 September 1965: Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291
th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi
PKI.

67. Tanggal 30 September 1965 pagi: Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di
Jakarta.
68. Tanggal 30 September 1965 malam: Terjadi Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan
September Tiga Puluh):

a. PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke
dalam sumur di LUBANG BUAYA – Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen
MT Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan, dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.

b. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.

c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah
kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.

d. PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma
Suryani Nasution, yg berusaha menjadi perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka
tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.

e. G30S / PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yg membentuk tiga kelompok gugus tugas
penculikan, yaitu: Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor
Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.

f. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai
angkatan, antara lain: - Angkatan Darat: Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo, dan
Kolonel Infantri A. Latief - Angkatan Laut: Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi, dan
Komodor Laut Soenardi - Angakatan Udara: Men / Pangau Laksdya Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru
Atmodjo, dan Mayor Udara Sujono - Kepolisian: Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan
AKBP Anwas Tanuamidjaja.

69. Tanggal 1 Oktober 1965: PKI di Yogyakarta juga membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan
Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yg telah
mengambil alih kekuasaan.

70. Tanggal 2 Oktober 1965: Soeharto mnegambil alih kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI
gagal, dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.

71. Tanggal 6 Oktober 1965: Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta
berusaha melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat
Nyoto pun langsung ditangkap.

72. Tanggal 13 Oktober 1965: Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.

73. Tanggal 18 Oktober 1965: PKI menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo)
Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda
Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka
diracuni, setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI dan jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun
Cemetuk Desa / Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang
Pemuda Anshor yg dibantai, dan ada beberapa pemuda yg selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi
saksi mata peristiwa. Peristiwa tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara
swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

74. Tanggal 19 Oktober 1965: Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.

75. Tanggal 11 November 1965: PNI dan PKI bentrok di Bali.

76. Tanggal 22 November 1965: DN Aidit ditangkap dan diadili serta dihukum mati. 77. Bulan Desember
1965: Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.

78. Tanggal 13 Februari 1966: Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam
pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan, ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang
pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”

79. Tanggal 11 Maret 1966: Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yg
memberi wewenang penuh kepada Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.

80. Tanggal 12 Maret 1966: Soeharto melarang secara resmi PKI.

81. Bulan April 1966: Soeharto melarang Serikat Buruh pro PKI yaitu SOBSI.

82. Tanggal 5 Juli 1966: Terbit TAP MPRS No.XXV th.1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS RI Jenderal
TNI AH Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme,
dan Leninisme.
83. Bulan Desember 1966: Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun
kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1967.

84. Tahun 1967: Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea, dan Ruslan Widjajasastra,
bersembunyi di wilayah terpencil di selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.

85. Bulan Maret 1968: Kaum Tani PKI di selatan Blitar menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga
60 (enam puluh) orang NU tewas dibunuh.

86. Pertengahan 1968: TNI menyerang Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.

87. Dari tahun 1968 s/d 1998: Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya
dilarang di seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV th.1966.

88. Dari tahun 1998 s/d 2015: Pasca Reformasi 1998 pimpinan dan anggota PKI yg dibebaskan dari
penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi
pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka merajalela melakukan aneka gerakan pemutarbalikan
fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN.

Semoga kita semua Waspada terhadap kebangkitan PKI.

*Dari berbagai sumber.

*Berita ini pernah tayang di Akuratnews.com berjudul "Inilah 88 Kronologis Lengkap Biadabnya PKI di
Indonesia" dengan sub judul "Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah".

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

88 kronologisDN AiditG30S/PKIkekejaman PKIMH LukmanMusoNyotoPengkhianatan Komunis


Penulis : Hugeng Widodo

Editor : Redaksi

Komentar

Berita Terkait

Sejarah Pengkhianatan Komunis di Indonesia

Menolak Lupa, Kisah Tragis Tewasnya Tokoh-tokoh PKI

Senin, 5 Agustus 2019 - 12:24

Baca Juga

Mencari Biang Kerok Pembantaian di Wamena

Korban Mulai Berjatuhan, Kepala Pelajar STM Bocor, Mata Bengkak

Chaos Pecah di Palmerah, Massa Demonstran Pelajar Bentrok dengan Aparat

Antisipasi Demo, Polda Metro Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta, Cek Daftarnya

Jangan Terprovokasi, Rusuh di Wamena Bukan Konflik Etnis, Kata Wagub Sumbar

‘Sidoarjo Cinta Papua’ Digelar Kadin dan Pemkab Sidoarjo

Terkini

Hakim Dikabarkan Sakit, Sidang Rawi Sangker Ditunda

Hakim Dikabarkan Sakit, Sidang Rawi Sangker Ditunda


Hukum & Kriminal Selasa, 1 Oktober 2019 - 06:37

Wartawan Sinar Pagi Babak Belur, Diduga Dihajar Oknum Aparat Kepolisian

Wartawan Sinar Pagi Babak Belur, Diduga Dihajar Oknum Aparat Kepolisian

Hukum & Kriminal Selasa, 1 Oktober 2019 - 02:08

Pos Polisi Atma Jaya Dirusak Massa Demo

Pos Polisi Atma Jaya Dirusak Massa Demo

News Selasa, 1 Oktober 2019 - 02:03

Mengenang Masa Kelam, Masyarakat Diminta Kibarkan Bendera Merah Putih

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2019

Mengenang Masa Kelam, Masyarakat Diminta Kibarkan Bendera Merah Putih

Daerah Selasa, 1 Oktober 2019 - 00:01

Jl Asia Afrika Ditutup, Kendaraan Arah Semanggi Balik Arah

Masih Ada Konsentrasi Massa di Seputaran GBK

Jl Asia Afrika Ditutup, Kendaraan Arah Semanggi Balik Arah

News Senin, 30 September 2019 - 22:31

Mencari Biang Kerok Pembantaian di Wamena

Mencari Biang Kerok Pembantaian di Wamena

Hukum & KriminalNews Senin, 30 September 2019 - 22:05

Flora Potensi Laporkan Penyalahgunaan Nota Angkutan Arang Mangrove ke Dinas KLH Aceh

Flora Potensi Laporkan Penyalahgunaan Nota Angkutan Arang Mangrove ke Dinas KLH Aceh

DaerahEkonomi Senin, 30 September 2019 - 20:19

Din Syamsuddin Desak Pemerintah Hentikan Kekerasan Mahasiswa dan Kekerasan Wawena

Din Syamsuddin Desak Pemerintah Hentikan Kekerasan Mahasiswa dan Kekerasan Wawena

News Senin, 30 September 2019 - 20:13

Polda Metro Jaya Ikut Dilempari Batu Oleh Pendemo


Polda Metro Jaya Ikut Dilempari Batu Oleh Pendemo

News Senin, 30 September 2019 - 19:21

Korban Mulai Berjatuhan, Kepala Pelajar STM Bocor, Mata Bengkak

Korban Mulai Berjatuhan, Kepala Pelajar STM Bocor, Mata Bengkak

News Senin, 30 September 2019 - 19:17

Newsroom Tentang Kami Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Disclaimer

Akuratnews.com

© Hak Cipta 2019, Akuratnews.com

PT. Akurat Media Nusantara

Anda mungkin juga menyukai