Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan

bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan

penanganan segera sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi

kesehatan seseorang. Perihal kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di

seluruh lingkungan keluarga dan masyarakat (YaslisIlyas, 2001). Berdasarkan

penelitian (Riyanti,2005), kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar

merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi

oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan

waktu penyikatan yang tepat.


Terdapat 5 metode menyikat gigi yaitu, Bass, S Stillman, Horizontal,

Vertical, dan Roll. Metode Bass dan Roll yang paling sering

direkomendasikan. Metode yang umum digunakan adalah meode horizontal,

metode roll, dan metode vertical. Menurut penelitian Haryanti, dkk. (2014)

tentang efektifitas menyikat gigi metode horizontal, vertical, dan roll

terhadap penurunan plak pada anak usia 9-11 tahun menyatakan bahwa

menyikat gigi horizontal lebih efektif menghilangkan plak (Haryanti, dkk.,

2014). Metode Horizontal yaitu dimana dilakukan dengan cara permukaan

bukal dan lingual gigi disikat dengan gerakan ke posterior dan ke anterior.

Metode horizontal terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk

anatomis permukaan oklusal. Metode ini lebih dapat masuk ke sulkus

1
interdental dibanding dengan metode lain. Metode ini cukup sederhana

sehingga dapat membersihkan plak yang terdapat di sekitar sulkus interdental

dan sekitarnya. Menurut penelitian dari Niken-Suryono (2005) menyatakan

bahwa metode menyikat gigi horizontal cocok digunakan pada anak-anak

menyikat gigi horizontal lebih efektif menurunkan plak dibandingkan dengan

metode yang lain.


Suatu derajat keasaman atau seringkali disebut (pH) adalah sesuatu yang

digunakan untuk menentukan tingkat keasaman suatu larutan. Dimana

semakin kecil nilai pH maka semakin tinggi tingkat keasaman suatu larutan,

dan dikatakan netral bila nlai pH adalah7.Saliva adalah cairan dengan

susunan yang seringkali mengalami perubahan antara lain dapat dilihat dari

derajat keasaman (pH), kandungan elektrolit dan protein didalam susunannya

dinyatakan bahwa susunan kualitatif dan kuantitatif elektrolit di dalam ludah

menentukan pH dan kapasitas bufer saliva. Efek bufer adalah sifat saliva yang

cenderung untuk selalu menjaga susanan dalam mulut agar tetap netral,

dengan cara cairan saliva cenderung mengurangi keasaman plak yang

disebabkan oleh gula (Ircham, dkk ,1993)


Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa menggosok gigi sebelum

makan dan menggosok gigi setelah makan dapat membuat perubahan pH

saliva baik yang basa, netral dan asam. Hal ini disebabkan karena adanya

berbagai gerakan mekanis yang dilakukan yaitu kecuali gerakan menyikat

gigi juga gerakan mengunyah dan berkumur dimana hal ini adalah salah satu

rangsang sekresi yang dapat mempengaruhi viskositas saliva. Beberapa faktor

yang menyebabkan terjadinya perubahan pada pH saliva antara lain rata-rata

2
kecepatan aliran saliva, mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas buffer

saliva. Selain itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan asam,

antara lain: jenis karbohidrat yang terdapat dalam diet, konsentrasi

karbohidrat dalam diet, jenis dan jumlah bakteri di dalam plak, keadaan

fisiologis bakteri tersebut dan pH di dalam plak (Putri MH,2010)


Penelitian ini dilakukan pada anak usia 12 tahun karena semua gigi

permanen di perkirakan sudah erupsi kecuali gigi molar ke 3. Menurut

WHO,umur 12 tahun di tetapkan sebagai umur pemantauan global untuk

karies (Pintauli Dan Hamada,2008). Tujuan ini adalah mengetahui perbedaan

pH saliva menggosok gigi sebelum dan sesudah mengonsumsi makanan manis

dan lengket biar tidak menyebabkan karies yang akut dengan diukur

menggunakan pH meter pada anak usia 12 tahun di SDN Bandar Lor 2 Kediri.
SDN Bandar Lor 2 Kediri merupakan tempat yang dipilih peneliti, karena

ditempat tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh metode

menggosok gigi teknik horizontal sebelum makan terhadap pH saliva pada

anak usia 12 tahun. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengaruh metode menggosok gigi teknik

horizontal sebelum makan terhadap pH saliva pada anak usia 12 tahun di SDN

Bandar Lor 2 Kediri.

B. Rumusan Masalah
Berdesarkan dari uraian di atas maka dapat di rumuskan permasalahan

sebagai berikut:
Apakah ada pengaruh metode menggosok gigi teknik horizontal sebelum

makan terhadap pH saliva pada anak usia 12 tahun di SDN Bandar Lor 2

Kediri.

3
C. Tujuan
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh metode menggosok gigi teknik

horizontal sebelum makan terhadap pH saliva pada anak usia 12 tahun di SDN

Bandar Lor 2 Kediri.


C.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan dan metode menggosok gigi

teknik horizontal sebelum makan terhadap pH saliva pada anak 12 tahun


D. Manfaat

D.1 Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan tentang kesehatan gigi dan mulut serta dapat di gunakan sebagai

dasar kajian dalam pengembangan ilmu kesehatan gigi dan mulut.

D.2 Manfaat Aplikasi

a) Memberikan informasi di bidang ilmu kedokteran gigi mengenai

pengaruh metode menggosok gigi teknik horizontal sebelum makan

terhadap pH saliva pada anak usia 12 tahun di SDN Bandar Lor 2 Kediri.

b) Sebagai gambaran hubungan bagi masyarakat mengenai pengaruh

metode menggosok gigi teknik horizontal sebelum makan terhadap pH

saliva pada anak usia 12 tahun di SDN Bandar Lor 2 Kediri.

4
5

Anda mungkin juga menyukai