Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PENGESAHAN

Keputusan Direktur Utama No 055A/Kep/VII/6/2015

Tentang

PANDUAN CLINICAL PATHWAY


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Disusun oleh :

(Dr. Suryono, Sp. A)


Ketua Komite Medik

Disetujui oleh :

( Dr. Umi Sjarqiah, Sp. KFR )


Autorized Person

Ditetapkan oleh :

( Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp. A )


Direktur Utama

i
KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Nomor : 055A/Kep/XVI/06/2015

Tentang

PANDUAN CLINICAL PATHWAY


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih (RSIJCP).


Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan untuk
memberikan asuhan klinis, maka rumah sakit membuat panduan klinis.
b. bahwa untuk memenuhi poin 1 di atas RS Islam Jakarta Cempaka Putih
(RSIJCP) berupaya melakukan pengelolaan klinis yang sesuai praktik yang
baik maka perlu dibuat suatu panduan.
c. bahwa untuk mencapai sebagaimana dimaksud dalam butir di atas
dipandang perlu menetapkan Panduan Clinical Pathway RSIJCP yang
ditetapkan dalam suatu Keputusan Direktur Utama.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 755/Menkes/PER/IV/2011 tentang
penyelanggaraan komite medis di rumah sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
No. HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
6. Keputusan Badan Pelaksana Harian (BPH) RSIJ No.
020/KEP/I.6.AU/D/2015 tanggal 16 Juni 2015 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
7. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 235/KEP/I.0/D/2013
tanggal 12 Desember 2013 tentang Penetapan Direksi RSIJCP masa
Jabatan 2013 – 2017.

ii
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIJCP TENTANG PANDUAN CLINICAL


PATHWAY dengan ketentuan sebagai berikut :
Pertama : Memberlakukan Panduan Clinical Pathway sebagaimana terlampir dalam
Keputusan ini.
Kedua : Panduan Clinical Pathway ini harus dijadikan acuan dalam memberikan
pelayanan di RSIJCP.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Jakarta


pada tanggal : 15 Sya’ban 1436 H.
3 Juni 2015 M.

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A.


Direktur Utama

Tembusan :
1. Anggota Direksi.
2. Ketua Panitia Akreditasi RSIJCP Versi 2012.
3. Ka. Komite Medik.
4. Ka. Komite Mutu dan Manajemen Risiko.
5. Manajer Farmasi dan Sterilisasi.

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan Panduan Clinical Pathway di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

Penyusunan Panduan ini dimaksudkan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Clinical


Pathway untuk meningkatkan keselamatan Pasien di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih.

Kami mengharapkan Panduan Clinical Pathway di Rumah Sakit ini dapat diterapkan
dengan sebaik-baiknya yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Rumah
Sakit.

Kami menyadari bahwa Panduan Clinical Pathway di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih masih mengandung kekurangan-kekurangan yang asupannya justru kami harapkan
akan datang dari para pemakai.

Demikian segala saran dan masukan yang bersifat membangun dalam meningkatkan
mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih kami terima dengan senang
hati.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................i
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIJCP..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
BAB I DEFINISI....................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP......................................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA.........................................................................................................4
BAB IV DOKUMENTASI.........................................................................................................7

v
Lampiran
Keputusan Direktur Utama RSIJCP
Nomor : 055A/Kep/VII/6/2015
Tentang : Panduan Clinical Pathway

BAB I
DEFINISI

Beberapa Pengertian dimaksud dalam panduan ini sebagai berikut :


1. Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang dilaksanakan pada pasien mulai pasien masuk
rumah sakit sampai keluar rumah sakit berdasarkan standar pelayanan kedokteran,
standar asuhan keperawatan dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang
berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur dan dalam jangka waktu tertentu
selama di rumah sakit.
Clinical pathway (CP, alur klinis) memiliki banyak sinonim, yakni care pathway, care
map, integrated care pathways, multidisciplinary pathways of care, pathways of care,
collaborative care pathways. CP dibuat untuk memberikan rincian apa yang harus
dilakukan pada kondisi klinis tertentu. CP memberikan rencana tata laksana hari demi
hari dengan standar pelayanan yang dianggap sesuai. Pelayanan dalam CP bersifat
multidisiplin sehingga semua pihak yang terlibat dalam pelayanan (dokter/dokter
gigi, perawat, fisioterapist, dan lain-lain) dapat menggunakan format yang sama.
Kelebihan format ini adalah perkembangan pasien dapat dimonitor setiap hari, baik
intervensi maupun outcome-nya. Oleh karenanya CP paling layak dibuat untuk
penyakit atau kondisi klinis yang bersifat multidisiplin dan perjalanan klinisnya dapat
diprediksi (pada setidaknya 70% kasus). Bila dalam perjalanan klinis ditemukan hal-
hal yang menyimpang, ini harus dicatat sebagai varian yang harus dinilai lebih lanjut.
2. Varian adalah penyimpangan atau pengalihan dari clinical pathway yang mungkin
mengubah outcome yang diharapkan.
3. Out Of CP adalah keadaan yang menyebabkan pasien tidak dapat mengikuti kerangka
clinical pathway secara umum. Contohnya pasien meninggal atau mengalami
perburukan . Perjalanan klinis dan outcome penyakit yang dibuat dalam CP dapat
tidak sesuai dengan harapan karena :

Panduan Clinical Pathway 1


a. memang sifat penyakit pada individu tertentu,
b. terapi tidak diberikan sesuai dengan ketentuan
c. pasien tidak mentoleransi obat, atau
d. terdapat ko-morbiditas.
Apa pun yang terjadi harus dilakukan evaluasi dan dokter memberikan intervensi
sesuai dengan keadaan pasien

Panduan Clinical Pathway 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup dalam panduan ini meliputi:


1. Ruang lingkup CP adalah penyakit/ prosedur diagnosis yang sudah mempunyai PPK
(Panduan Praktik Klinik) dan dipilih berdasarkan kriteria penyakit terbanyak, waktu
lama rawat, biaya tinggi, mempunyai variasi antara petugas pelaksana dan penyakit
tersebut bisa diprediksi.
2. Penetapan CP dibuat setiap tahun berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama.

Tujuan Clinical pathway dibuat untuk:


1. Sebagai panduan bagi seluruh staf rumah sakit yang terlibat dalam pemberian
pelayanan pasien.
2. Mengurangi variasi dalam pelayanan, sehingga biaya lebih mudah diprediksi.
Diharapkan dapat mengurangi biaya dengan menurunkan lenght of stay.
3. Pelayanan lebih terstandarisasi, meningkatkan kualitas pelayanan (Quality of Care).
4. Menyediakan perawatan klinis secara tepat waktu dan efektif dengan sumber daya
yang ada secara efisien
5. Secara konsisten menyediakan perawatan bermutu dengan menggunakan praktik-
praktik yang sudah terbukti.

Panduan Clinical Pathway 3


BAB III
TATA LAKSANA

1. Clinical Pathway adalah alat yang bermanfaat dalam upaya untuk memastikan
adanya integrasi dan koordinasi yang efektif dari pelayanan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien.

2. Clinical Pathway dipilih berdasarkan :


a) Kasus yang paling sering terjadi.
b) Kasus risiko tinggi.
c) Kasus yang memerlukan biaya tinggi.
d) Kasus yang memiliki banyak variasi/keragaman dalam pengelolaannya.

3. Clinical pathway juga dipilih yang relevan dengan populasi dari pasien rumah
sakit dengan cara:
a) Kasus yang dipilih berdasarkan fasilitas pelayanan yang ada di Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih.
b) Kasus yang dipilih merupakan 10 penyakit terbesar yang ada di Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih.
c) Kasus yang dipilih dapat dilayani di RSIJ Cempaka Putih sesuai dengan
tehnologi, obat-obatan dan sumber daya yang ada di RSIJ Cempaka Putih.
d) Clinical Pathway dibuat berdasarkan Panduan Praktik Klinis sesuai dengan
evidence base penyakit.
e) Dibuat SK penetapan Panduan Praktik Klinis dan clinical pathway dan
kemudian disosialisasikan ke seluruh tenaga kesehatan yang berkaitan.
f) Dilakukan evaluasi dalam bentuk evaluasi tehnis pelaksanaan setiap bulan
dan audit klinis clinical pathway setiap 3 bulan dengan tujuan mengevaluasi
mutu pelayanan dan banyaknya varian yang terjadi.
g) Panduan praktik klinis dan Clinical Pathway disusun oleh dokter-dokter
spesialis yang berkaitan dan difasilitasi oleh Komite medik RSIJ Cempaka
Putih.

Panduan Clinical Pathway 4


h) Evaluasi dilakukan setiap bulan dan kemudian dilakukan audit klinis setiap 6
bulan. Hasil evaluasi/ audit klinis clinical pathway dilaporkan pada KSM
untuk dilakukan perubahan ke arah perbaikan.

4. Dalam menerapkan clinical pathways maka peran pimpinan RS adalah:


a) Setiap tahun pimpinan menentukan paling sedikit lima area prioritas dengan
focus penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan/atau protocol
klinis.
b) Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dalam melaksanakan pedoman
praktek klinis, clinical pathways dan/atau protocol klinis dipilih kasus yang
memenuhi kriteria di poin 2.
c) Rumah sakit melaksanakan pedoman klinis dan clinical pathways atau
protocol klinis di setiap area prioritas yang ditetapkan.
d) Pimpinan klinis dapat menunjukkan bagaimana penggunaan pedoman klinis,
clinical pathways dan atau protocol klinis telah mengurangi variasi dari
proses dan hasil (outcomes).

Panduan Clinical Pathway 5


ALUR CLINICAL PATHWAY

Panduan Clinical Pathway 6


Panduan Clinical Pathway 7
CLINICAL PATHWAY
CLINICAL PATHWAY

UGD POLI KLINIK


UGD POLI KLINIK

RA-NAP RA-NAP RA-JAL


RA-NAP RA-NAP RA-JAL

EVALUASI PELAKSANAAN
EVALUASI PELAKSANAAN

AUDIT KLINIS
AUDIT KLINIS

SMF
SMF

REKOMENDASI

Panduan Clinical Pathway 8


BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang ada:


1. Form Clinical Pathway TB Paru Hemoptisis
2. Form Clinical Pathway Appendisitis Akut
3. Form Clinical Pathway Stroke Iskemik ( Stroke Non Hemorrhagic )
4. Form Clinical Pathway Eklampsia
5. Form Clinical Pathway Demam Typhoid Anak

Ditetapkan di: Jakarta


pada tanggal : 15 Sya’ban 1436 H.
3 Juni 2015 M.

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A.


Direktur Utama

Panduan Clinical Pathway 9

Anda mungkin juga menyukai