PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sama seperti makhluk hidup lainnya, mikroorganisme dalam hidupnya
juga mengalami metabolisme karena metabolisme merupakan salah satu ciri
yang dilakukan oleh makhluk hidup. Metabolisme sebenarnya bukan istilah
asing, maksudnya sudah banyak masyarakat awam yang telah mendengar
tentang metabolisme. Meskipun mungkin sebagian dari mereka tidak
mengetahui betul definisi tentang metabolisme, yang jelas istilah ini menjadi
kata yang tidak asing bagi telinga mereka. Kehidupan makhluk hidup,
termasuk mikroorganisme tidak luput dari sebuah proses dalam kehidupannya.
Proses itulah yang secara sederhana boleh diartikan sebagai metabolisme.
Ada beberapa pengertian tentang metabolisme. Semua pengerian
sebenarnya mengarah pada satu tujuan, yakni proses. Bahwa metabolisme
adalah sebuah rangkaian reaksi bersifat kimia yang terjadi dalam tubuh
makhluk hidup. Reaksi ini terjadi sebagai modal/sumber makhluk hidup untuk
mempertahankan kehidupannya.
Metabolisme sangatlah berkaitan erat dengan kerja enzim sebagai
substansi yang ada dalam sel yang jumlahnya amat kecil dan mampu
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan proses-
proses seluler dan kehidupan. Semua aktivitas metabolisme prosesnya
dikatalisis oleh enzim. Jadi kehidupan tidak akan terjadi tanpa adanya enzim
dalam tubuh mahluk hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi metabolism?
2. Apakah jenis dari mikroorganisme?
3. Bagaimana metabolism mikrobial?
4. Bagaimana proses transformasi biologi secara aerob?
5. Bagaimana mekanisme penguraian secara aerob?
6. Bagaimana reaksi dekomposisi secara aerob?
7. Bagimana transformasi biologi secara anaerob?
8. Bagimana mekanisme penguraian secara anaerob?
9. Bagimana reaksi dekomposi secara anaerob?
10. Bagaimana proses fermentasi itu?
11. Bagaiman produksi H2S itu?
C. Tujuan
Adapaun tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk :
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi metabolism.
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis mikroorganisme.
3. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang metabolisme microbial.
4. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang transformasi biologi
secara aerob.
5. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang mekanisme penguraian
secara aerob.
6. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang reaksi dekomposisi
secara aerob.
7. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang transformasi biologi
secara anaerob.
8. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang mekanisme penguraian
secara anaerob.
9. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang reaksi dekomposi secara
anaerob.
10. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang proses fermentasi.
11. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang produksi H2S.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam
organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel.
Tiga tujuan utama metabolisme yaitu:
1. Konversi makanan menjadi energi untuk menjalankan proses seluler.
2. Konversi makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun protein, lipid,
asam nukleat dan beberapa karbohidrat.
3. Pembuangan limbah nitrogen. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim ini
memungkinkan organisme untuk tumbuh dan berkembang biak,
mempertahankan strukturnya, dan merespons lingkungannya.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik:
1. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik, seperti
pemecahan glukosa menjadi piruvat oleh respirasi seluler;
2. Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai (sintesis) senyawa organik
seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukelat dari molekul-molekul
tertentu.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk
dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu
senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh
enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter
dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah
substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi
guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada
jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada
suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu
cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler).
Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang
dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga
termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.Ilmu yang
mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di
bidang ini disebut mikrobiolog.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota,
protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak
membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak
yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang
dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang
dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan
mampu memperbanyak diri secara mitosis.
Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel
makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian
dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ.
Sementara, sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses
kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan
bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
C. Metabolisme Mikroba
Metabolisme mikroba adalah cara mikroba memperoleh energi dan
nutrisi (misalnya karbon) yang dibutuhkannya untuk hidup dan bereproduksi.
Mikroba menggunakan berbagai jenis strategi metabolisme dan spesies
seringkali dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan karakteristik
metabolisme. Sifat-sifat metabolisme spesifik mikroba adalah faktor utama
dalam menentukan ceruk ekologi mikroba itu, dan sering memungkinkan
mikroba itu berguna dalam proses industri atau bertanggung jawab atas siklus
biogeokimia.
Beberapa mikroba heterotrofik (lebih tepatnya chemoorgano-
heterotrofik), menggunakan senyawa organik sebagai sumber karbon dan
energi. Mikroba heterotrofik hidup dari nutrisi yang mereka peroleh dari
inang yang hidup (sebagai komensal atau parasit ) atau ditemukan dalam
bahan organik mati dari semua jenis (saprofag). Metabolisme mikroba adalah
kontribusi utama untuk pembusukan tubuh semua organisme setelah
kematian. Banyak mikroorganisme eukariotik heterotrofik oleh predasi atau
parasitisme , sifat-sifatnya juga ditemukan pada beberapa bakteri seperti
Bdellovibrio (parasit intraseluler bakteri lain, menyebabkan kematian
korbannya) dan Myxobacteria seperti Myxococcus (predator bakteri lain yang
dibunuh dan diiris dengan cara bekerja sama) segerombolan banyak sel
tunggal Myxobacteria. Kebanyakan bakteri patogen dapat dilihat sebagai
parasit heterotrofik manusia atau spesies eukariotik lainnya yang mereka
pengaruhi. Mikroba heterotrofik sangat berlimpah di alam dan bertanggung
jawab atas pemecahan polimer organik besar seperti selulosa , kitin atau
lignin yang umumnya tidak dapat dicerna oleh hewan yang lebih besar.
Secara umum, pemecahan polimer besar menjadi karbon dioksida (
mineralisasi) membutuhkan beberapa organisme yang berbeda, dengan satu
memecah polimer menjadi monomer penyusunnya, satu dapat menggunakan
monomer dan mengeluarkan senyawa limbah yang lebih sederhana sebagai
produk sampingan, dan orang dapat menggunakan limbah yang dibuang. Ada
banyak variasi pada tema ini, karena berbagai organisme dapat mendegradasi
berbagai polimer dan mengeluarkan berbagai produk limbah. Beberapa
organisme bahkan dapat mendegradasi lebih banyak senyawa bandel seperti
senyawa minyak bumi atau pestisida, menjadikannya berguna dalam
bioremediasi .
Secara biokimia, metabolisme heterotrofik prokariotik jauh lebih
fleksibel dari pada organisme eukariotik, meskipun banyak prokariota berbagi
model metabolisme paling dasar dengan eukariota, misalnya menggunakan
glikolisis (juga disebut jalur EMP) untuk metabolisme gula dan siklus asam
sitrat untuk mendegradasi asetat, menghasilkan energi dalam bentuk ATP dan
mengurangi daya dalam bentuk NADH atau kuinol. Jalur-jalur dasar ini
dilestarikan dengan baik karena mereka juga terlibat dalam biosintesis dari
banyak blok bangunan yang dikonservasi yang diperlukan untuk
pertumbuhan sel (kadang-kadang dalam arah yang terbalik). Namun, banyak
bakteri dan archaea memanfaatkan jalur metabolisme alternatif selain
glikolisis dan siklus asam sitrat. Contoh yang dipelajari dengan baik adalah
metabolisme gula melalui jalur keto-deoksi-fosfoglukonat (juga disebut jalur
ED) di Pseudomonas . Selain itu, ada alternatif ketiga jalur gula-katabolik
yang digunakan oleh beberapa bakteri, jalur pentosa fosfat . Keragaman
metabolisme dan kemampuan prokariota untuk menggunakan berbagai
macam senyawa organik muncul dari sejarah evolusi yang jauh lebih dalam
dan keanekaragaman prokariota, dibandingkan dengan eukariota. Juga patut
dicatat bahwa mitokondria , organel intraseluler kecil yang terikat membran
yang merupakan tempat metabolisme energi eukariotik, muncul dari
endosimbiosis bakteri yang terkait dengan Rickettsia intraseluler yang
diwajibkan, dan juga pada Rhizobium atau Agrobacterium yang terkait
dengan tanaman. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa semua
eukariota mitrokondria berbagi sifat metabolik dengan Proteobacteria ini.
Kebanyakan mikroba bernafas (menggunakan rantai transpor elektron),
meskipun oksigen bukan satu-satunya akseptor elektron terminal yang dapat
digunakan.
1. Tahap Glikolisis
COHNS + BAN è CO2 + H2S + NH3 + CH4 + produk lain + energi …(3)
MATAHARI
NH3 +7.62 CO2 + 2.53 H2O è C7.62 H8.06 O 2.53 N + 7.62 O2 …..(5)
J. Proses Fermentasi
Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba
untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu
lingkungan yang dikendalikan. Fermentasi merupakan bentuk penerapan atau
aplikasi tertua dari bidang bioteknologi. Pada mulanya istilah fermentasi
digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol
yang berlangsung secara anaerob.
Respirasi anaerob merupakan reaksi pemecahan karbohidrat untuk
mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Perlu Anda ketahui sel
jamur dan bakteri dapat melakukan respirasi anorganik. Demikian juga
apabila kita melakukan konstraksi otot terlalu kuat misalnya berlari-lari, maka
sel-sel jaringan otot kita juga melakukan respirasi anaerob. Pada keadaan
oksigen yang tidak mencukupi untuk respirasi maka terjadi penimbunan asam
laktat di dalam sel dan akan menimbulkan kelelahan. Proses penguraian pada
respirasi anaerob disebut fermentasi.
Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan:
• Mikroba sebagai inokulum
• Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan
optimal.
• Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi
mikroba.
Pembagian Fermentasi
(a) Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa
menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang berperan
yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau
minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
(b) Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan
atau manusia, ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu
berat. Di dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan
kelelahan. Laktat yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat
menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan diangkut oleh darah
ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat. Glukosa dipecah manjadi 2
molekul asam piruvat melalui glikolisis , membentuk 2 ATP dan 2 NADH.
Reaksi kimia:
C6H12O6 → 2CH3CH(OH)COOH + 2ATP
Secara umum, fermentasi asam laktat perlu melalui dua tahapan, antara lain:
Proses fermentasi homolactic
Pada proses ini terjadi perubahan glukosa menjadi piruvat. Lalu
terbentuklah 2 molekul asam laktat. Proses ini menggunakan enzim laktat
dehidrogenase.
Proses fermentasi heterofermentatif
Proses ini menggunakan piruvat sebagai penghasil asalam laktat, etanol
dan karbon dioksida sebagai hasil.
(c) Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan
substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang
dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
CH12O6 à 2C2H5OH à 2CH3COOH +H2O+116 kkal
Tahapan Proses Fermentasi
1. Formulasi medium yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme,
baik pada pengkayaan ataupun proses produksi
2. Sterilisasi medium, fermentor, dan perlengkapannya
3. Produksi kultur murni atau campuran yang cukup untuk menginokulasi
pada tahap produksi
4. Optimasi produksi pada tahap fermentasi produk dengan kondisi optimum
5. Ekstraksi dan purifikasi
6. Pembuangan limbah medium yang dihasilkan pada saat produksi
Mekanisme Fermentasi
Secara sederhana, pada proses fermentasi terjadi mekanisme reaksi
yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema Fermentasi
Inokulum disini adalah berupa mikroba atau mikroorganisme. Beberapa jenis
mikroorganisme yang sering dilibatkan dalam fermentasi adalah :
a. Bakteri, misalnya : Bacillus sp, Lactobacillus sp, Streptococcus sp,
Eschericia sp
b. Jamur, misalnya : Aspergilus sp, Penicilium sp
c. Khamir (yeast) : Saccharomyces sp.
Substrat, disebut juga medium untuk terjadinya fermentasi. Substrat
merupakan tempat pertumbuhan mikroorganisme/inokulum. Substrat yang
biasa digunakan adalah berbahan dasar karbon, oleh karena itu banyak
substrat berasal dari tumbuh-tumbuhan dan sedikit yang dari hewan.
Dibawah ini merupakan contoh dari substrat, yaitu :
Gula, bahan makanan yang mengandung gula ini relatif mudah
diperoleh untuk proses ini
Pati, jagung, padi, gandum
Selulosa
Limbah industri Molase (tetes tebu), mengandung 50 % gula sebagai
substrat untuk memproduksi antibiotik, asam organik, damen, dan
ampas tahu, bahkan urine ternak.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Fermentasi
Fermentasi bahan pangan merupakan hasil kegiatan beberapa
mikroorganisme. Agar proses fermentasi dapat berjalan dengan baik, tentunya
beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan dari mikroorganisme perlu pula
diperhatikan. Sehingga apabila kita berbicara mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi, tentunya tidak lepas dari kegiatan
mikroorganisme itu sendiri. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi
proses fermentasi meliputi suhu, oksigen, substrat dan air.
• Suhu
Suhu sebagai salah satu faktor lingkungan terpenting yang
mempengaruhi dan menentukan macam organisme yang dominan selama
fermentasi. Beberapa hal sehubungan dengan suhu untuk setiap
mikroorganisme dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Suhu minimum, di bawah suhu itu pertumbuhan mikroorganisme tidak
terjadi lagi.
2. Suhu optimum, sebagai suhu yang memungkinkan pertumbuhan
mikroorganisme paling cepat.
3. Suhu maksimum, di atas suhu itu pertumbuhan mikroorganisme tidak
mungkin terjadi lagi.
• Oksigen
Udara atau oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik
mungkin untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba
tertentu. Setiap mikroba membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya
untuk pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi.
• Substrat
Seperti halnya makhluk lain, mikroorganisme juga membutuhkan suplai
makanan yang akan menjadi sumber energi, dan menyediakan unsur-unsur
kimia dasar untuk pertumbuhan sel. Substrat (makanan) yang dibutuhkan
oleh mikroba untuk kelangsungan hidupnya berhubungan erat dengan
komposisi kimianya. Kebutuhan mikroorganisme akan substrat juga
berbeda-beda.
Ada yang memerlukan substrat lengkap dan ada pula yang tumbuh
subur dengan substrat yang sangat sederhana. Hal itu karena beberapa
mikroorganisme ada yang memiliki sistem enzim ( katalis biologis ) yang
dapat mencerna senyawa-senyawa yang tidak dapat dilakukan oleh mikro
organisme lain. Komposisi kimia hasil pertanian yang terpenting adalah
ptotein, karbohidrat dan lemak. Pada pH 7,0 protein mudah sekali
digunakan oleh bakteri sebagai substrat. Karbohidrat seperti pektin, pati dan
lainnya merupakan substrat yang baik bagi kapang dan beberapa khamir.
• Air
Mikroorganisme tidak dapat tumbuh tanpa adanya air. Air dalam
substrat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dinyatakan
dalam istilah water activity atau aktivitas air = aw, yaitu perbandingan
antara tekanan uap dari larutan (P) dengan tekanan uap air murni (Po) pada
suhu yang sama.
Contoh Produk Hasil Fermentasi
(a) Roti
Pengertian roti adalah proses tepung terigu yang difermentasikan
dengan ragi roti (Saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa
penambahan makanan lain yang dipanggang kedalam adonan, Kemudian
ditambahkan gula, garam, susu atau susu bubuk, lemak, pengemulsi dan
bahan-bahan pelezatseperti cokelat, keju, kismis dan lain-lain.
Manfaat roti diperkaya dengan berbagai macam zat gizi, beta
karoten, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin, serta
sejumlahmineral berupa zat besi, iodium, kalsium dan sebagainya. Roti
juga diperkaya dengan asam amino tertentu untuk meningkatkan mutu
protein bagi tubuh.
(b) Tape
Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang
difermentasi. Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat,
mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong
dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi
tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah
dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai
biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat
digantung tanpa mengalami kerusakan
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara
difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces
cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
(c) Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa
menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang
berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti
atau minuman keras. Reaksi Kimia:
A. Kesimpulan
Mikroorganisme mengalami proses kimia dalam tubuhnya yang meliputi
proses anabolisme dan katabolisme. Anabolisme misalnya pada fotosintesis,
dan katabolisme contohnya respirasi. Selain itu, ada pula mikroorganisme yang
bergantung kepada reaksi oksidasi dan reduksi akan zat anorganik atau organik
sebagai sumber energi mereka, disebut mikroorganisme kemotrof.
B. Saran
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih ada kata-
kata yang salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan atau catatan
kaki. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu penulis dalam membuat
makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap agar pembaca dapat
memakluminya.