Anda di halaman 1dari 120

Bab 6

PENERAPAN PERJANJIAN
PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
(P3B) DAN PEMBAHASANNYA

P3B INDONESIA DENGAN NEGARA JEPANG

Dalam Bab ini, akan dibahas salah satu contoh P3B beserta
pembahasannya. Contoh yang dibahas dalam P3B kali ini adalah Indonesia
dengan negara Jepang.

Pasal 1

ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN


Persetujuan ini berlaku terhadap orang-orang dan badan-badan yang
merupakan penduduk salah satu atau kedua negara yang terikat persetujuan.

Pasal 2

PAJAK-PAJAK YANG DICAKUP DALAM PERSETUJUAN INI


1. Pajak-pajak yang tunduk dalam persetujuan ini adalah :
268 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

a. di Jepang :
· Pajak Pendapatan (the income tax)
· Pajak Perseroan (the corporation tax)
selanjutnya disebut “Pajak Jepang”.
b. di Indonesia
· Pajak Pendapatan (the income tax)
· Pajak Perseroan, termasuk setiap pajak yang dipungut pada
sumbernya, pembayaran di muka atau pembayaran terlebih dahulu
terhadap pajak-pajak tersebut diatas
· Pajak atas bunga, dividen, royalty
selanjutnya disebut “Pajak Indonesia”.
2. Persetujuan ini berlaku pula terhadap semua pajak yang serupa atau pada
hakekatnya sama yang dikenakan setelah tanggal penandatanganan.
Persetujuan ini sebagai tambahan terhadap ataupun sebagai pengganti dari
pajak-pajak tersebut pada ayat 1. Pejabat-pejabat yang berwenang dari
negara yang terikat persetujuan ini akan memberitahukan satu sama lain
setiap perubahan yang telah diadakan dalam perundang-undangan pajak
masing-masing dalam jangka waktu yang layak setelah terjadinya
perubahan-perubahan tersebut.

Pasal 3

PENGERTIAN-PENGERTIAN UMUM

1. Kecuali jika hubungan kalimat harus diartikan lain, maka yang dimaksud
dalam persetujuan ini dengan :
a. Istilah ”Indonesia” meliputi wilayah RI seperti dirumuskan di dalam
undang-undangnya dan bagian-bagian dari landas kontinen dan lautan
sekitarnya yang berbatasan, dimana RI mempunyai kedaulatan, hak-
hak kedaulatan atau hak-hak lainnya sesuai dengan hukum
internasional;
b. Istilah ”Jepang”, jika dipergunakan dalam pengertian ilmu bumi,
berarti seluruh wilayah Jepang, termasuk wilayah laut, dimana
perundang-undangan pajak Jepang berlaku, dan seluruh wilayah di luar
wilayah laut, termasuk dasar laut dan lapisan tanah sebelah bawah
dimana Jepang mempunyai hak hukum sesuai dengan hukum
Perpajakan Internasional di Indonesia 269

internasional dan dimana perundang-undangan pajak Jepang yang


berlaku;
c. Istilah "suatu negara yang terikat persetujuan" dan "suatu negara
lainnya yang terikat persetujuan” berati Indonesia atau Jepang,
menurut hubungan kalimatnya;
d. Istilah "pajak" berarti pajak Indonesia atau pajak Jepang, menurut
hubungan kalimatnya;
e. Istilah "orang/badan" meliputi orang pribadi, perseroan dan setiap
gabungan dari orang-orang dan/atau badan-badan;
f. Istilah "perseroan" berarti setiap badan hukum atau setiap kesatuan
yang untuk tujuan perpajakan diperlakukan sebagai badan hukum;
g. Istilah "perusahaan dari suatu negara yang terikat persetujuan" dan
"perusahaan dari negara lainnya yang terikat persetujuan" berarti
berturut-turut suatu perusahaan yang dijalankan oleh penduduk suatu
negara yang terikat persetujuan dan suatu perusahaan yang dijalankan
oleh penduduk dari negara lainnya yang terikat persetujuan;
h. Istilah "warga negara" berarti semua orang pribadi yang memiliki
kewarganegaraan dari salah satu negara dan semua badan hukum yang
didirikan atau diatur menurut Undang-undang negara itu dan semua
perkumpulan yang untuk tujuan perpajakan dari negara itu dianggap
sebagai badan hukum yang didirikan atau diatur menurut undang-
undang dari negara tersebut;
i. Istilah "lalu lintas internasional" berarti setiap pengangkutan oleh kapal
laut atau pesawat udara yang dilakukan oleh perusahaan suatu negara,
kecuali jika kapal laut atau pesawat udara tersebut semata-mata
dioperasikan antara tempat-tempat di negara lainnya;
j. Istilah "pejabat yang berwenang" sehubungan dengan persetujuan ini
berarti Menteri Keuangan dari masing-masing negara atau wakilnya
yang sah;
2. Untuk penerapan persetujuan ini oleh suatu negara, istilah-istilah yang
tidak dirumuskan, kecuali dari hubungan kalimatnya harus diartikan lain,
akan mempunyai arti menurut menurut perundang-undangan negara itu
menyangkut pajak-pajak yang berlaku dalam persetujuan ini.
Catatan : Untuk selanjutnya dalam terjemahan ini, suatu negara yang
terikat persetujuan disingkat ”suatu negara” dan suatu negara lainnya yang
terikat persetujuan ”disingkat” suatu negara lainnya”.
Pasal 4
270 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

PENDUDUK

1. Untuk kepentingan persetujuan ini, istilah "penduduk suatu Negara Pihak


pada Persetujuan" berarti setiap orang dan badan, yang menurut
perundang-undangan negara tersebut dapat dikenakan pajak berdasarkan
tempat tinggal, tempat kediaman, kantor pusat atau kantor besar, tempat
ketatalaksanaan atau patokan lainnya yang serupa;
2. Jika berdasarkan ketentuan ayat 1, seseorang atau suatu badan merupakan
penduduk dari kedua negara, maka untuk tujuan persetujuan ini pejabat
yang berwenang dari masing-masing negara, berdasarkan permufakatan
kedua belah pihak akan menentukan tempat kedudukan seseorang atau
badan tersebut.

Pasal 5

BENTUK USAHA TETAP

1. Untuk tujuan persetujuan ini, istilah "pendirian tetap" berarti suatu tempat
usaha tertentu dimana seluruh atau sebagian usaha suatu perusahaan
dijalankan.
2. Istilah " pendirian tetap " terutama meliputi :
a. Suatu tempat ketatalaksanaan / kedudukan manajemen;
b. Suatu cabang;
c. Suatu kantor;
d. Suatu pabrik;
e. Suatu tempat kerja;
f. Suatu pertanian atau perkebunan;
g. Suatu pertambangan, suatu sumur minyak atau gas, suatu tempat
penggalian atau tempat lainnya untuk pengambilan sumber kekayaan
alam.
3. Suatu lokasi bangunan atau tempat pekerjaan konstruksi, atau proyek
instalasi merupakan suatu pendirian tetap jika kegiatannya berlangsung
lebih dari enam bulan.
4. Istilah "pendirian tetap" tidak dianggap termasuk :
a. Penggunaan fasilitas-fasilitas semata-mata dengan maksud untuk
menyimpan atau memamerkan barang-barang atau barang dagangan
milik perusahaan;
Perpajakan Internasional di Indonesia 271

b. Pengurusan suatu persediaan barang-barang atau barang dagangan


milik perusahaan semata-mata dengan maksud untuk disimpan atau
dipamerkan;
c. Pengurusan suatu persediaan barang-barang atau barang dagangan milik
perusahaan semata-mata dengan maksud untuk diolah oleh perusahaan
lain;
d. Pengurusan suatu tempat tertentu semata-mata dengan maksud untuk
pembelian barang-barang atau barang dagangan atau untuk
mengumpulkan keterangan bagi keperluan perusahaan;
e. Pengurusan suatu tempat tertentu semata-mata dengan maksud untuk
tujuan periklanan, untuk memberikan keterangan-keterangan, untuk
penelitian ilmiah atau kegiatan-kegiatan serupa yang berifat persiapan
atau penunjang bagi perusahaan;
f. Pengurusan suatu tempat usaha tertentu semata-mata dengan maksud
untuk setiap kegiatan-kegiatan gabungan dari yang disebut dalam sub-
ayat (a) sampai (e), asal saja keseluruhan kegiatan di tempat usaha
tertentu itu bersifat persiapan atau penunjang.
5. Perusahaan dari suatu negara akan dianggap mempunyai pendirian tetap di
negara lainnya apabila perusahaan tersebut memberikan jasa konsultan
atau jasa pengawasan sehubungan dengan pendirian bangunan, kontruksi
atau proyek instalasi melalui pekerja-pekerja atau pegawai lainnya kecuali
agen yang berdiri sendiri dimana ketentuan ayat 8 berlaku dimana
kegiatan-kegiatan itu berlangsung ( untuk dua atau lebih proyek yang sama
atau yang berhubungan) dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan dalam
suatu tahun pajak.
Namun apabila pemberian jasa-jasa tersebut dilakukan sebagai akibat
adanya perjanjian antara kedua negara menyangkut kerjasama ekonomi
atau teknik, maka perusahaan tersebut tidak dianggap mempunyai
pendirian tetap di negara lain tersebut.
6. Orang atau badan di suatu negara (kecuali agen yang berdiri sendiri,
dimana ketentuan ayat 8 berlaku) yang bertindak untuk kepentingan suatu
perusahaan dari negara lain, maka perusahaan itu akan dianggap memiliki
pendirian tetap di negara itu sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk perusahaan tersebut, apabila :
b. Orang atau badan untuk memiliki kuasa untuk menutup kontrak atas
nama perusahaan dan biasa menjalankan kuasa itu di negara tersebut
kecuali bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan terbatas pada yang
disebut dalam ayat 4, atau
272 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

b. Orang atau badan itu mengurus di negara tersebut persediaan barang-


barang atau barang dagangan kepunyaan perusahaan, dimana ia secara
teratur memenuhi pesanan-pesanan atas nama perusahaan dimaksud.
7. Perusahaan asuransi di salah satu negara akan dianggap mempunyai
pendirian tetap di negara lainnya apabila perusahaan tersebut memungut
premi atau menanggung resiko yang terjadi di negara itu melalui seorang
pegawai atau perwakilan yang bukan merupakan agen yang berdiri sendiri
dalam arti menurut ayat 8.
8. Suatu perusahaan di suatu Negara Pihak pada Persetujuan tidak akan
dianggap mempunyai suatu pendirian tetap di negara lain hanya karena
menjalankan usaha di negara pihak lain tersebut melalui makelar,
komisioner umum, atau agen lainnya yang berdiri sendiri, sepanjang
mereka bertindak dalam rangka usahanya yang lazim.
9. Kenyataan bahwa badan yang berkedudukan di suatu negara menguasai
atau dikuasai badan yang berkedudukan di negara lain, atau menjalankan
usaha di negara lain itu (baik melalui suatu pendirian tetap atau tidak),
tidak dengan sendirinya bahwa salah satu dari badan itu merupakan suatu
pendirian tetap dari yang lainnya.

Pasal 6

PENGHASILAN DARI HARTA TAK GERAK

1. Penghasilan yang diperoleh seorang penduduk dari suatu negara yang


berasal dari harta tak gerak dapat dikenakan pajak di negara dimana harta
itu berada.
2. Istilah "harta tak gerak" akan mempunyai arti sesuai dengan perundang-
undangan Negara Pihak pada Persetujuan dimana harta yang bersangkutan
berada. Istilah tersebut meliputi juga benda-benda ikutan dari harta tak
gerak, ternak dan peralatan yang dipergunakan dalam usaha pertanian dan
perhutanan, hak-hak terhadap mana berlaku ketentuan-ketentuan dalam
hukum umum mengenai pemilikan atas lahan, hak memungut hasil atas
harta tak gerak, serta hak terhadap macam-macam pembayaran-
pembayaran atau pembayaran-pembayaran yang ditetapkan sebagai alasan
atau pekerjaan atau hak mengerjakan penggalian-penggalian tambang,
sumber-sumber dan sumber-sumber daya alam lainnya, kapal-kapal,
perahu-perahu dan pesawat udara tidak akan dianggap sebagai harta tak
gerak.
Perpajakan Internasional di Indonesia 273

3. Ketentuan-ketentuan pada ayat 1 akan berlaku juga terhadap penghasilan


yang diperoleh dari penggunaan secara langsung, dari penyewaan, atau
setiap bentuk penggunaan lainnya dari harta tak gerak.
4. Ketentuan-ketentuan dalam ayat-ayat 1 dan 3 berlaku juga terhadap
penghasilan dari harta tak gerak suatu perusahaan dan terhadap
penghasilan dari harta tak gerak yang digunakan untuk pelaksanaan jasa-
jasa profesi.

Pasal 7

LABA USAHA

1. Laba perusahaan dari Negara Pihak pada Persetujuan hanya akan


dikenakan pajak di negara itu kecuali jika perusahaan itu menjalankan
usaha di Negara Pihak lainnya pada Persetujuan, melalui suatu bentuk
usaha tetap yang berkedudukan disitu. Apabila perusahaan tersebut
menjalankan usahanya sebagaimana dimaksud diatas, maka laba
perusahaan itu dapat dikenakan pajak di negara lainnya tetapi hanya atas
bagian laba yang berasal dari bentuk usaha tetap tersebut.
2. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan ayat 3, jika suatu perusahaan
dari suatu Negara Pihak pada Persetujuan menjalankan usaha di setiap
negara melalui suatu bentuk usaha tetap yang berkedudukan disitu, maka
yang akan diperhitungkan sebagai laba bentuk usaha tetap itu oleh masing-
masing ngara ialah laba yang diperolehnya seandainya bentuk usaha tetap
tersebut merupakan suatu perusahaan yang terpisah dan berdiri sendiri,
yang melakukan kegiatan-kegiatan yang sama atau serupa, dan
mengadakan hubungan yang sepenuhnya bebas dengan perusahaan yang
memiliki bentuk usaha tetap itu.
3. Dalam menentukan besarnya laba suatu bentuk usaha tetap, dapat
dikurangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan usaha dari
bentuk usaha tetap itu termasuk biaya-biaya pimpinan dan biaya-biaya
administrasi umum baik yang dikeluarkan di ngara di mana bentuk usaha
tetap itu berkedudukan maupun tempat lainnya.
4. Selama menjadi kebiasaan di suatu negara untuk menetapkan laba yang
diperkirakan diperoleh suatu bentuk usaha tetap berdasarkan suatu
pembagian laba dari keseluruhan laba perusahaan terhadap pelbagai
bagiannya, ketentuan-ketentuan dalam ayat 2 tidak akan menutup
kemungkinan bagi perusahaan di negara itu untuk menetapkan laba yang
dikenakan pajak atas suatu pembagian laba seperti itu yang mungkin
274 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

merupakan kebiasaan, bagaimanapun cara penghitungan pembagian yang


dianut, akan menjadikan hasilnya sesuai dengan azas-azas yang
terkandung dalam pasal ini.
5. Tidak akan dianggap ada laba yang diperoleh oleh suatu bentuk usaha
tetap hanya berdasarkan pembelian semata-mata oleh bentuk usaha tetap
dari barang-barang atau barang dagangan untuk perusahaan induknya.
6. Demi penerapan ayat-ayat terdahulu besarnya laba bentuk usaha tetap
harus ditentukan dengan cara yang sama dari tahun ke tahun, kecuali jika
terdapat alasan yang kuat dan cukup untuk melakukan penyimpangan.
7. Jika dalam jumlah laba termasuk bagian-bagian penghasilan yang diatur
secara tersendiri pada pasal-pasal lain dalam persetujuan ini, maka
ketentuan pasal-pasal tersebut tidak akan terpengaruh oleh ketentuan-
ketentuan pasal ini.

Pasal 8

PERKAPALAN DAN PENGANGKUTAN UDARA

1. Laba yang berasal dari pengoperasian kapal laut atau pesawat udara dalam
jalur lalu lintas internasional oleh perusahaan dari suatu negara, hanya
akan dikenakan pajak di negara itu.
2. Ketentuan-ketentuan ayat 1 pasal ini akan berlaku pula terhadap laba yang
diperoleh dari penyertaan dalam suatu gabungan perusahaan, suatu usaha
bersama atau suatu keagenan usaha internasional, tetapi hanya sebesar
keuntungan yang seimbang dengan penyertaan dalam usaha kerjasama itu.

Pasal 9

PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN


ISTIMEWA

Apabila :
b. Suatu perusahaan dari suatu Negara Pihak pada Persetujuan baik secara
langsung maupun tidak langsung turut serta dalam manajemen,
Perpajakan Internasional di Indonesia 275

pengawasan atau modal suatu perusahaan di Negara Pihak lainnya pada


Persetujuan, atau
b. Orang atau badan yang sama baik secara langsung maupun tidak langsung
turut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan
dari salah satu negara, dan dalam suatu perusahaan negara lainnya.
dan dalam kedua hal itu antara kedua perusahaan dimaksud dalam hubungan
dagangnya atau hubungan keuangannya diadakan atau diterapkan syarat-syarat
yang menyimpang dari yang lazimnya berlaku antara perusahaan-perusahaan
yang sama sekali bebas satu sama lain, maka setiap laba yang seharusnya
diterima oleh salah satu perusahaan, namun tidak diterimanya karena adanya
syarat-syarat tersebut, dapat ditambahkan pada laba perusahaan itu dan
dikenakan pajak.

Pasal 10

DIVIDEN

1. Dividen yang dibayarkan oleh suatu perseroan yang berkedudukan di suatu


Negara Pihak pada Persetujuan kepada penduduk Negara Pihak lainnya
pada Persetujuan dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut.
2. Namun demikian dividen itu dapat juga dikenakan pajak di Negara Pihak
pada Persetujuan di mana perseroan yang membayarkan dividen tersebut
berkedudukan dan sesuai dengan perundang-undangan negara tersebut,
akan tetapi apabila penerima dividen adalah pemilik saham yang
menikmati dividen itu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi :
a. 10 persen dari jumlah kotor dividen, jika penerima dividen adalah
suatu badan yang selama 12 bulan pada masa akhir pembukuan dimana
pembagian keuntungan dilakukan, memiliki sekurang-kurangnya 25%
modal dari badan yang membayarkan dividen;
b. 15 persen dari jumlah kotor dividen dalam hal lainnya.
3. Istilah "dividen" sebagaimana digunakan dalam pasal ini berarti
penghasilan dari saham-saham, atau hak-hak lainnya yang bukan
merupakan surat-surat hutang, namun turut serta dalam pembagian laba,
demikian halnya penghasilan dari hak-hak perseroan lainnya yang dalam
hal pengenaan pajaknya diperlakukan sama sebagai penghasilan dari
saham-saham menurut undang-undang perpajakan negara dimana
perseroan yang melakukan pembayaran berkedudukan.
4. Ketentuan-ketentuan ayat 1 dan 2 tidak akan berlaku apabila pemilik
saham yang menikmati dividen, yang merupakan penduduk suatu Negara
276 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Pihak pada Persetujuan, melakukan kegiatan usaha di Negara Pihak


lainnya pada Persetujuan, dimana perseroan yang membayarkan dividen
berkedudukan, melalui suatu bentuk usaha tetap, atau menjalankan
pekerjaan bebas dengan suatu tempat tertentu dan pemilikan saham-saham
atas mana dividen itu dibayarkan, mempunyai hubungan yang efektif
dengan bentuk usaha tetap atau tempat tertentu itu. Dalam hal
demikian berlaku ketentuan-ketentuan Pasal 7 atau Pasal 14, tergantung
pada masalahnya.
5. Apabila suatu perseroan yang berkedudukan di suatu Negara Pihak pada
Persetujuan memperoleh laba atau penghasilan dari Negara Pihak lainnya
pada Persetujuan, Negara lain tersebut tidak boleh mengenakan pajak
apapun juga atas dividen yang dibayarkan oleh perseroan itu, kecuali
apabila dividen itu dibayarkan kepada penduduk di Negara lain itu atau
apabila penguasaan saham-saham yang menghasilkan dividen itu
mempunyai hubungan yang efektif dengan bentuk usaha tetap atau tempat
tertentu yang berada di Negara lain tersebut, juga tidak boleh mengenakan
pajak atas laba yang tidak dibagikan sekalipun dividen-dividen yang
dibayarkan atau laba yang tidak dibagikan itu terdiri dari seluruhnya atau
sebagian dari laba atau penghasilan yang berasal dari Negara lain itu.

Pasal 11

BUNGA

1. Bunga yang berasal dari suatu Negara Pihak pada Persetujuan dan
dibayarkan kepada penduduk Negara Pihak lainnya pada Persetujuan dapat
dikenakan pajak di Negara lain tersebut.
2. Namun demikian, bunga tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara
Pihak pada Persetujuan tempat bunga itu berasal, dan sesuai dengan
perundang-undangan Negara tersebut, akan tetapi apabila penerima bunga
adalah pemberi pinjaman yang menikmati bunga itu, maka pajak yang
dikenakan tidak akan melebihi 10 persen dari jumlah kotor bunga.
3. Walaupun ada ketentuan-ketentuan ayat 2, bunga yang berasal dari suatu
Negara yang diterima oleh Pemerintah Negara Pihak lainnya pada
Persetujuan termasuk pemerintah daerah dan lokal, Bank Sentral atau
setiap lembaga keuangan milik pemerintah dari Negara Pihak lain
pemerintah daerahnya, atau yang diterima oleh setiap penduduk Negara
sehubungan dengan surat-surat hutang yang dijamin atau secara tidak
langsung dibiayai oleh pemerintah negara lainnya itu termasuk Pemerintah
Perpajakan Internasional di Indonesia 277

Daerah dan lokal, bank sentral, atau lembaga keuangan milik pemerintah,
akan dibebaskan dari Pengenaan pajak oleh negara tersebut terdahulu.

Pasal 12

ROYALTY

1. Royalti yang berasal dari Negara Pihak pada Persetujuan dan dibayarkan
kepada penduduk dari suatu Negara Pihak lainnya pada Persetujuan dapat
dikenakan pajak di Negara lain tersebut.
2. Namun demikian royalti tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara
Pihak pada Persetujuan dimana royalti itu berasal sesuai dengan
perundang-undangan Negara itu, tetapi apabila penerima royalti adalah
pemilik royalti yang menikmatinya, maka pajak yang dikenakan tidak akan
melebihi 10 % dari jumlah total kotor royalti.
3. Istilah "royalti" sebagaimana digunakan dalam Pasal ini berarti segala jenis
pembayaran yang diterima sebagai balas jasa atas penggunaan, hak
menggunakan setiap hak cipta Kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah,
termasuk film-film sinematografi dan film-film atau pita-pita untuk siaran
radio, televisi, paten, merk dagang, desain atau model, rencana, rumus
rahasia atau cara pengolahan, atau hak menggunakan perlengkapan-
perlengkapan industri, perdagangan atau pengetahuan, atau untuk
keterangan mengenai pengalaman di bidang industri, perdagangan atau
ilmu pengetahuan.
4. Ketentuan-ketentuan ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku, apabila pihak si
penerima royalti, yang merupakan penduduk suatu Negara Pihak pada
Persetujuan menjalankan usaha di Negara Pihak lainnya pada Persetujuan
dimana royalti itu berasal, melalui suatu bentuk usaha tetap yang berada
disana, atau melakukan suatu pekerjaan bebas di Negara lainnya itu
melalui suatu tempat tertentu, dan hak atau milik sehubungan dengan mana
royalti itu dibayarkan, mempunyai hubungan yang efektif dengan bentuk
usaha tetap atau tempat tertentu itu. Dalam hal demikian, melihat pada
masalahnya, berlaku ketentuan Pasal 7 atau Pasal 14.
5. Royalti dapat dianggap berasal dari Negara Pihak pada Persetujuan apabila
pembayarnya adalah Negara itu sendiri, pemerintah daerah, atau penduduk
dari Negara tersebut. Namun demikian, apabila orang atau badan yang
membayarkan royalti, tanpa memandang apakah ia penduduk suatu Negara
Pihak pada Persetujuan atau bukan, memiliki bentuk usaha tetap atau
tempat tertentu di suatu Negara Pihak pada Persetujuan dimana kewajiban
278 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

membayar itu timbul, dan pembayaran tersebut menjadi beban bentuk


usaha tetap atau tempat tertentu tersebut, maka royalti itu dianggap berasal
dari Negara dimana bentuk usaha tetap atau tempat tertentu itu berada.
6. Jika karena alasan adanya hubungan istimewa antara pembayar dengan
pemilik hak yang menikmati atau antara kedua-duanya dengan pihak
ketiga, maka jumlah royalti dengan memperhatikan penggunaan, hak dan
keterangan untuk mana royalty itu dibayar melebihi dari jumlah yang
seharusnya disepakati oleh pembayar dan pemilik hak seandainya tidak
ada hubungan istimewa semacam itu, maka ketentuan-ketentuan pasal ini
hanya akan berlaku terhadap jumlah yang disebut terakhir. Dalam hal
demikian, jumlah kelebihan pembayaran tersebut akan tetap dikenakan
pajak sesuai dengan perundang-undangan masing-masing Negara Pihak
pada Persetujuan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan lainnya
dalam Persetujuan ini.

Pasal 13

KEUNTUNGAN DARI PEMINDAHTANGANAN HARTA

1. Keuntungan yang diperoleh penduduk suatu Negara Pihak pada


Persetujuan dari pemindahtanganan harta tak gerak, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dan terletak di Negara Pihak lainnya pada
Persetujuan, dapat dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya tersebut.
2. Keuntungan dari pemindahtanganan dari lainnya yang bukan harta tak
gerak, yang merupakan bagian kekayaan suatu bentuk usaha tetap untuk
pemindahtanganan harta lainnya dari suatu tempat tertentu untuk maksud
melakukan pekerjaan bebas, termasuk keuntungan dari pemindahtanganan
bentuk usaha tetap itu (tersendiri atau beserta keseluruhan perusahaan)
atau pemindahtanganan tempat tertentu, dapat dikenakan pajak di Negara
Pihak lainnya tersebut.
3. Keuntungan yang diterima oleh penduduk suatu negara dari
pemindahtanganan kapal-kapal dan pesawat udara yang dioperasikan
dalam jalur lalu lintas internasional atau dan pemindahtangan harta yang
bukan harta tak gerak yang ada hubungannya dengan pengoperasian kapal-
kapal dan pesawat udara, hanya akan dikenakan pajak di Negara tersebut.
4. Keuntungan dari pemindahtanganan harta lainnya, kecuali yang disebut
pada ayat-ayat terdahulu, hanya akan dikenakan pajak di Negara dimana
orang/badan yang memindahkan merupakan penduduk / berkedudukan.
Perpajakan Internasional di Indonesia 279

Pasal 14

PEKERJAAN BEBAS

1. Penghasilan yang diperoleh penduduk dari suatu Negara Pihak pada


Persetujuan sehubungan dengan jasa-jasa profesional atau pekerjaan bebas
lainnya hanya akan dikenakan pajak di Negara itu kecuali ia mempunyai
suatu tempat tertentu yang tersedia secara teratur dipergunakan untuk
menjalankan pekerjaan di Negara Pihak lainnya pada Persetujuan itu atau
ia berada di Negara Pihak lainnya itu selama suatu masa atau masa-masa
yang tidak melebihi 183 hari dalam suatu tahun takwim, Apabila ia
mempunyai tempat tertentu atau berada di Negara Pihak lainnya seperti
tersebut di atas, maka penghasilan tersebut dapat dikenakan pajak di
Negara Pihak lainnya itu tetapi hanya bagian penghasilan yang dianggap
berasal dari tempat tertentu itu atau pendapatan yang diterima selama masa
ia berada di negara lain tersebut.
2. Istilah "jasa-jasa profesional" terutama meliputi kegiatan-kegiatan di
bidang ilmu pengetahuan, Kesusastraan, kesenian, pendidikan atau
pengajaran yang dilakukan secara independen, demikian juga pekerjaan-
pekerjaan bebas yang dilakukan oleh para dokter, ahli hukum, ahli teknik,
arsitek, dokter gigi dan akuntansi.

Pasal 15

PEKERJAAN DALAM HUBUNGAN KERJA

1. Tunduk pada ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Pasal 16, 18, 19, 20
dan 21, gaji, upah, dan imbalan sejenis lainnya yang diperoleh penduduk
suatu Negara Pihak pada Persetujuan karena suatu hubungan kerja hanya
dikenakan pajak di Negara itu, kecuali jika pekerjaan tersebut dilakukan di
Negara Pihak lainnya pada Persetujuan. Dalam hal demikian, maka
imbalan yang diterima dari pekerjaan dimaksud dapat dikenakan pajak di
Negara Pihak lainnya itu.
2. Menyimpang dari ketentuan-ketentuan pada ayat 1, maka imbalan yang
diperoleh seorang penduduk suatu Negara Pihak pada Persetujuan karena
pekerjaan yang dilakukan di Negara Pihak lainnya pada Persetujuan, hanya
akan dikenakan pajak di Negara Pihak yang disebut pertama, apabila :
280 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

a. Penerima imbalan berada di Negara Pihak lainnya itu dalam suatu


masa atau masa-masa yang jumlahnya tidak melebihi 183 hari dalam
tahun takwim bersangkutan; dan
b. Imbalan dibayarkan oleh, atau atas nama pemberi kerja bukan
merupakan penduduk Negara Pihak lainnya; dan
c. Imbalan tidak menjadi beban bentuk usaha tetap atau tempat tetap yang
dimiliki oleh pemberi kerja di Negara Pihak lainnya tersebut.
3. Menyimpang dari ketentuan-ketentuan sebelumnya dalam Pasal ini,
imbalan diperoleh karena pekerjaan yang dilakukan di atas kapal laut atau
pesawat udara yang dioperasikan dalam jalur lalu lintas internasional oleh
perusahaan dari Negara Pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan
pajak di Negara Pihak tersebut.

Pasal 16

IMBALAN PARA DIREKTUR

Imbalan para direktur dan pembayaran-pembayaran serupa yang


diperoleh penduduk Negara Pihak pada Persetujuan dalam kedudukannya
sebagai anggota dewan direktur suatu perseroan atau setiap badan lain yang
serupa dari perusahaan yang berkedudukan di suatu Negara Pihak lainnya pada
Persetujuan dapat dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya tersebut.

Pasal 17

PARA ARTIS DAN ATLIT

1. Menyimpang dari ketentuan-ketentuan Pasal 14 dan 15, penghasilan yang


diperoleh penduduk suatu Negara Pihak pada Persetujuan sebagai artis
seperti artis teater, film, radio atau televisi dan pemain musik atau sebagai
olahragawan, dari kegiatan-kegiatan perseorangan mereka yang dilakukan
di Negara Pihak lainnya pada Persetujuan dapat dikenakan pajak di Negara
Pihak lainnya tersebut.
Bagaimanapun pendapatan itu dibebaskan dari pajak di Negara Pihak pada
Persetujuan tempat dilakukannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang yang merupakan penduduk negara lain, berdasarkan suatu
program khusus pertukaran kebudayaan yang dimufakati oleh pemerintah
kedua negara.
Perpajakan Internasional di Indonesia 281

2. Apabila penghasilan sehubungan dengan kegiatan-kegiatan perseorangan


yang dilakukan oleh artis atau atlit tersebut diterima bukan oleh artis atau
atlit itu sendiri tetapi oleh orang atau badan lain, menyimpang dari
ketentuan-ketentuan Pasal 7, 14 dan 15, maka penghasilan tersebut dapat
dikenakan pajak di Negara Pihak pada Persetujuan dimana kegiatan-
kegiatan seniman atau olahragawan itu dilakukan.
Bagaimanapun pendapatan itu dibebaskan dari pajak di Negara Pihak pada
Persetujuan apabila kegiatan-kegiatan yang dilakukan seseorang yang
merupakan penduduk negara lain berdasarkan suatu program khusus
pertukaran kebudayaan yang dimufakati oleh pemerintah kedua negara dan
jatuh kepada orang lain yang merupakan penduduk dari negara lainnya itu.

Pasal 18

PENSIUN DAN TUNJANGAN HARI TUA

Tunduk pada ketentuan-ketentuan ayat 2 Pasal 19, pensiun dan imbalan


sejenis lainnya yang dibayarkan kepada penduduk suatu Negara Pihak pada
Persetujuan akibat suatu hubungan kerja masa lalu, hanya akan dikenakan
pajak di Negara itu.

Pasal 19

JABATAN DALAM PEMERINTAHAN

1. a. Imbalan, selain dari pensiun, yang dibayarkan oleh Negara Pihak pada
Persetujuan, pemerintah daerah atau lokal kepada seseorang
sehubungan dengan jasa-jasa yang diberikan kepada Negara atau
pemerintah daerah/lokal itu, dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
pemerintah, hanya akan dikenakan pajak di Negara Pihak itu.
b. Namun demikian, imbalan tersebut hanya akan dikenakan pajak di
Negara Pihak lainnya pada Persetujuan apabila jasa-jasa tersebut
diberikan di Negara Pihak lainnya itu dari pemberi jasa adalah
penduduk Negara itu yang merupakan kewarganegaraan Negara lain
itu atau tidak menjadi penduduk Negara lain itu semata-mata hanya
untuk maksud memberikan jasa-jasa tersebut.
2. a. Setiap pensiun yang dibayarkan oleh, atau dari dana yang dibentuk
oleh suatu Negara Pihak pada Persetujuan atau pemerintah daerahnya
282 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

kepada seseorang sehubungan dengan jasa-jasa yang diberikannya


hanya akan dikenakan pajak di Negara itu.
b. Namun demikian, pensiun tersebut hanya akan dikenakan pajak di
Negara Pihak lainnya pada Persetujuan bilamana orang tersebut adalah
penduduk, dan berkewarganegaraan dari Negara lainnya tersebut.
3. Ketentuan-ketentuan dalam Pasal-pasal 15, 16 dan 18 akan berlaku
terhadap pendapatan dan pensiun dari jasa-jasa yang diberikan sehubungan
dengan usaha yang dijalankan oleh suatu Negara Pihak pada Persetujuan
atau pemerintah daerah/lokal.

Pasal 20

GURU dan PENELITI

Seorang guru besar atau guru yang mengunjungi untuk sementara ke


suatu Negara Pihak pada Persetujuan jangka waktu yang tidak melebihi dari 2
tahun dengan maksud untuk mengajar, atau melakukan riset di suatu
universitas, akademi, sekolah, atau lembaga pendidikan yang diakui
pemerintah, dan yang sebelum kunjungan itu dia adalah penduduk Negara
Pihak lainnya pada Persetujuan, hanya akan dikenakan pajak di negara lainnya
itu atas balas jasa yang diperolehnya dari mengajar dan melakukan riset itu.

Pasal 21

PELAJAR ATAU BEA SISWA

1. Seseorang yang merupakan penduduk suatu negara sebelum melakukan


kunjungan ke negara lainnya dan untuk sementara berada di negara lain itu
semata-mata :
a. Sebagai seorang mahasiswa atau pelajar pada suatu universitas,
akademi, sekolah, atau lembaga pendidikan lainnya yang diakui
pemerintah di negara lain terrsebut.
b. Sebagai seorang yang menerima bantuan, tunjangan atau hadiah dari
pemerintah, organisasi-organisasi keagamaan, sosial, ilmu
pengetahuan, Kesusastraan atau pendidikan, dengan tujuan pokok
untuk belajar atau melakukan riset, atau
c. Sebagai seorang yang sedang belajar di perusahaan, akan dibebaskan
pajak di negara itu, untuk suatu jangka waktu yang tidak melebihi 5
Perpajakan Internasional di Indonesia 283

tahun pajak terhitung dari tanggal kedatangannya yang pertama di


negara lain tersebut, atau pendapatan yang diperoleh dari :
i) Pengiriman uang dari luar negeri untuk keperluan maksud
hidupnya, pendidikan,pelajaran, riset atau latihan;
ii) Bantuan, tunjangan atau hadiah;
iii) Pemberian jasa perseorangan di negara lainnya itu yang dibayar
oleh majikan yang merupakan penduduk dari negara yang disebut
pertama; dan
iv) Pemberian jasa perorangan negara lainnya itu selain pendapatan
yang disebut dalam sub ayat iii) tidak melebihi jumlah 600.000 yen
apabila negara lainnya itu Jepang atau 900.000 rupiah apabila
negara lainnya itu Indonesia, selama satu tahun takwim.
2. Seseorang yang merupakan penduduk suatu negara sebelum melakukan
kunjungan ke negara lainnya dan untuk sementara berada di negara lain itu
selama suatu jangka waktu yang tidak melebihi 12 bulan sebagai pegawai
dari, atau dalam ikatan kerja dengan suatu perusahaan dari negara yang
disebut pertama, atau suatu organisasi pada ayat 1 b), semata-mata untuk
mendapatkan pengalaman teknik, keahlian atau usaha, akan dibebaskan
dari pengenaan pajak di negara lainnya itu atas pendapatan selama jangka
waktu tersebut diatas untuk jasa-jasa yang langsung diberikannya untuk
mendapatkan pengalaman itu, jika jumlah seluruhnya yang diterima dari
luar negeri oleh orang tersebut dan yang dibayarkan di negara lainnya itu
tidak melebihi jumlah 1.800 yen apabila negara lainnya itu Jepang atau
2.700.000 rupiah apabila negara lainnya itu Indonesia, selama satu tahun
takwim.
3. Seseorang yang merupakan penduduk suatu negara sebelum melakukan
kunjungan ke negara lainnya dan untuk sementara berada di negara lain itu
selama suatu jangka waktu yang tidak melebihi 12 bulan berdasarkan
rencana pemerintah negara lainnya itu, semata-mata dengan maksud untuk
belajar, riset, atau latihan, akan dibebaskan dari pengenaan pajak di negara
lainnya itu atas pendapatan dari jasa-jasa yang langsung diberikannya
sehubungan dengan maksud tersebut diatas.
4. Walaupun ada ketentuan-ketentuan ayat 1, 2, dan 3, dimana seseorang
memenuhi persyaratan untuk pembebasan pajak sehubungan dengan
jangka waktu berdasarkan dua atau semua ayat-ayat itu, namun ia hanya
mempunyai hak pembebasan berdasarkan satu ayat saja yang dapat ia
pilih.
284 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

5. Untuk tujuan-tujuan dari pasal ini, istilah pemerintah akan dianggap


termasuk setiap pemerintah daerah/lokal dari suatu negara.

Pasal 22

PENGHASILAN LAINNYA

1. Jenis-jenis penghasilan lainnya tidak disebutkan dalam pasal-pasal


terdahulu dalam persetujuan ini yang diperoleh penduduk suatu Negara
Pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan pajak di Negara tersebut.
2. Ketentuan ayat-ayat 1 tidak akan berlaku terhadap pendapatan yang
berasal dari harta tak gerak seperti dirumuskan dalam pasal 6 ayat 2, jika
penerima pendapatan itu merupakan penduduk dari negara, menjalankan
perusahaan dengan suatu BUT di negara lain, atau melakukan pekerjaan
bebas dengan suatu tempat tertentu di negara lain, dan hak atau kekayaan
sehubungan dengan mana pendapatan itu dibayar mempunyai hubungan
efektif dengan pendirian tetap atau tempat tertentu itu.
Dalam hal demikian, melihat pada masalahnya berlaku ketentuan-
ketentuan Pasal 7 atau Pasal 14.

Pasal 23

METODE PENGHAPUSAN PAJAK BERGANDA

1. Tunduk kepada perundang-undangan Jepang mengenai kelonggaran


sebagai suatu pengurangan terhadap pajak di Jepang, yaitu pajak yang
dibayar di negara lain di luar Jepang.
a. Jika penduduk Jepang memperoleh pendapatan dari Indonesia dan
pendapatan itu dikenakan pajak di Indonesia sesuai dengan ketentuan-
ketentuan persetujuan ini, maka jumlah pajak yang dibayar atas
pendapatan itu akan diperhitungkan dengan pajak terutang yang
dikenakan di Jepang terhadap penduduk itu. Namun jumlah kredit itu
tidak boleh melebihi jumlah pajak yang dikenakan di Jepang atas
bagian pendapatan itu.
b. Jika pendapatan itu berupa dividen yang dibayarkan oleh suatu badan
yang berkedudukan di Indonesia kepada suatu badan yang
berkedudukan di jepang dan yang memiliki tidak kurang dari 25% dari
hak suara dari badan yang membayar dividen atau dari seluruh saham
Perpajakan Internasional di Indonesia 285

yang dikeluarkan oleh badan itu maka pajak dibayar di Indonesia oleh
badan yang memberikan dividen itu akan diperhitungkan.
2. a. Untuk tujuan ayat 1 a) pajak yang dikenakan di Indonesia akan selalu
dianggap telah dibayar menurut tarif 10 persen terhadap dividen seperti
yang diatur menurut pasal 11 ayat 2 dan royalti seperti yang diatur
menurut pasal 12 ayat 2 dan dengan tarif 15 persen terhadap dividen
seperti yang diatur menurut pasal 10 ayat 2 b) jika :
i. dividen bunga atau royalty itu dibayarkan oleh suatu badan yang
berkedudukan di Indonesia dan yang pada saat pembayaran
mengambil bagian dalam penanaman modal berdasar Undang-
Undang no 1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing seperti
telah dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang no 11 tahun
1970 dan sepanjang belum ada perubahan sejak tanggal
penandatangan persetujuan ini atau perubahan tersebut tidak berarti
sehingga tidak mempengaruhi ciri umumnya;
ii. dividen, bunga atau royalty yang menurut perpajakan Indonesia
dibebaskan atau diberi kelonggaran berdasarkan ketentuan Pasal
16 ayat 3 Undang-undang No.1 tahun 1967 setelah di rubah, seperti
disebut pada i) diatas; atau
iii. dividen, bunga atau royalty yang menurut perpajakan Indonesia
dibebaskan atau diberi kelonggaran berdasarkan fasilitas- fasilitas
pajak lainnya yang ditujukan untuk memajukan perkembangan
ekonomi Indonesia yang mungkin ditetapkan dalam perundang-
undangan Indonesia sesudah tanggal penandatanganan persetujuan
itu, dan yang dapat dimufakati oleh pemerintah kedua negara.
b. Untuk tujuan-tujuan ayat 1 b) istilah pajak yang dibayar di Indonesia
akan dianggap termasuk jumlah pajak di Indonesia yang seharusnya
telah dibayar seandainya pajak Indonesia itu tidak dibebaskan atau
diberi kelonggaran berdasarkan :
i. ketentuan- ketentuan pasal 16 ayat 1, 2, dan 3 Undang-undang no.1
tahun 1967 setelah dirubah, seperti disebut pada sub ayat a i);
ii. ketentuan- ketentuan pasal 15 ayat 4 d Undang-undang no.1 tahun
1967 setelah dirubah, seperti disebut pada sub ayat a i); atau
iii. Setiap fasilitas pajak lainnya yang ditujukan untuk memajukan
perkembangan ekonomi Indonesia yang mungkin ditetapkan dalam
perundang-undangan Indonesia sesudah tanggal penandatanganan
persetujuan ini, dan yang dapat dimufakati oleh pemerintah kedua
negara.
286 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

2. Di Indonesia, pajak berganda akan dihindarkan sebagai berikut :


a. Indonesia, ketika mengenakan pajak kepada penduduknya dapat
menggabungkan dalam penghasilan kena pajak, bagian-bagian dari
penghasilan yang dikenakan pajak di Jepang menurut ketentuan-
ketentuan dalam persetujuan ini;
b. Jika penduduk Indonesia memperoleh pendapatan dari Jepang dan
pendapatan itu dikenakan pajak di Jepang menurut ketentuan-
ketentuan dalam persetujuan ini, jumlah pajak yang dibayar di Jepang
atas pendapatan itu akan diperkenankan diperhitungkan dengan pajak
terutang yang dikenakan terhadap penduduk itu.
Bagaimanapun jumlah pajak yang diperhitungkan itu tidak boleh melebihi
jumlah pajak yang dikenakan di Indonesia atas bagian pendapatan itu.

Pasal 24

NON DISKRIMINASI

1. Warganegara dari suatu Negara Pihak pada Persetujuan tidak akan


dikenakan pajak atau kewajiban apapun sehubungan dengan pengenaan
pajak di Negara Pihak lainnya pada Persetujuan, yang berlainan atau lebih
memberatkan daripada pengenaan pajak dan kewajiban-kewajiban pihak,
yang dikenakan atau dapat dikenakan terhadap warga negara dari Negara
Pihak lainnya dalam keadaan yang sama.
2. Pengenaan pajak atas bentuk usaha tetap yang dimiliki oleh perusahaan
suatu Negara Pihak pada Persetujuan di Negara Pihak lainnya pada
Persetujuan, tidak akan dilakukan dengan cara yang kurang
menguntungkan dibandingkan dengan pengenaan pajak atas perusahaan-
perusahaan yang menjalankan kegiatan-kegiatan yang sama di negara
Pihak lainnya itu.
Ketentuan ini tidak dapat ditafsirkan sebagai mewajibkan suatu Negara
Pihak pada Persetujuan untuk memberikan kepada penduduk dari Negara
Pihak lainnya pada Persetujuan suatu potongan pribadi, keringanan-
keringanan dan pengurangan-pengurangan untuk kepentingan pengenaan
pajak yang berdasarkan status sipil atau tanggung jawab keluarga seperti
yang diberikan kepada penduduk sendiri.
3. Kecuali ketentuan-ketentuan Pasal 9, Pasal 11 ayat 8, atau Pasal 12 ayat 6
berlaku bunga, royalti dan pengeluaran-pengeluaran yang dibayarkan oleh
perusahaan Negara Pihak pada Persetujuan terhadap penduduk Negara
Pihak lainnya pada Persetujuan untuk maksud pengenaan pajak
Perpajakan Internasional di Indonesia 287

penghasilan dari suatu perusahaan, akan dapat dikurangi dalam kondisi


yang sama sebagaimana jika telah dibayarkan kepada penduduk Negara
Pihak yang telah disebutkan pertama.
4. Perusahaan suatu Negara Pihak pada Persetujuan, yang modalnya sebagian
atau seluruhnya dimiliki atau dikuasai baik langsung atau tidak langsung
oleh penduduk suatu Negara Pihak lainnya pada Persetujuan, tidak akan
dikenakan pajak atau kewajiban ataupun yang berkaitan dengan pengenaan
pajak di Negara Pihak yang disebut pertama yang berlainan atau lebih
memberatkan daripada pengenaan pajak dan kewajiban-kewajiban
dimaksud yang dikenakan atau dapat dikenakan terhadap perusahaan-
perusahaan lainnya yang serupa di Negara Pihak yang disebut pertama.
5. Mekipun ada ketentuan- ketentuan pada ayat terdahulu, Indonesia dapat
membatasi warganegaranya yang menikmati fasilitas pajak yang diberikan
berdasarkan :
a. Undang-Undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri, sepanjang belum dirubah sejak tanggal penandatanganan
persetujuan ini, atau perubahan tersebut tidak berarti sehingga tidak
mempengaruhi ciri umumnya; atau
b. Undang-undang lainnya yang akan diumumkan oleh Indonesia
mengenai program pengembangan ekonomi dan mengenai hal itu
pemerintah kedua negara dapat mengadakan pemufakatan bahwa
ketentuan- ketentuan dari ayat terdahulu tidak berlaku.
6. Dalam pasal ini, istilah "pengenaan pajak” berarti pengenaan pajak-pajak
sebagaimana diatur oleh Persetujuan ini.

Pasal 25

TATA CARA PERSETUJUAN BERSAMA

1. Apabila seseorang atau suatu badan menganggap bahwa tindakan-tindakan


pejabat-pejabat yang berwenang di salah satu atau ke dua Negara Pihak
pada Persetujuan mengakibatkan atau akan mengakibatkan pengenaan
pajak yang tidak sesuai dengan Persetujuan ini, maka terlepas dari cara-
cara penyelesaian yang diatur oleh perundang-undangan nasional dari
masing-masing Negara Pihak, maka ia dapat mengajukan masalahnya
kepada pejabat yang berwenang di Negara Pihaknya dimana ia
berkedudukan. Masalah tersebut harus diajukan dalam waktu tiga tahun
sejak pemberitahuan pertama dari tindakan yang mengakibatkan
288 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

pengenaan pajak yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan


persetujuan ini.
2. Pejabat yang berwenang akan berusaha, apabila keberatan yang diajukan
kepadanya itu beralasan dan apabila ia tidak dapat mencapai suatu
penyelesaian yang memuaskan akan berusaha menyelesaikan masalah itu
melalui Persetujuan bersama dengan pejabat yang berwenang dari Negara
Pihak lainnya pada Persetujuan dengan maksud untuk menghindarkan
pengenaan pajak yang tidak sesuai dengan persetujuan ini. Meskipun
terdapat pembatasan waktu dalam Undang-Undang Nasional negara
masing-masing, setiap pemufakatan yang telah dicapai harus dilaksanakan.
3. Pejabat-pejabat yang berwenang dari kedua Negara Pihak pada Persetujuan
akan berusaha untuk menyelesaikan melalui suatu Persetujuan bersama
atas setiap kesulitan atau keragu-raguan yang timbul dalam penafsiran atau
penerapan Persetujuan ini. Mereka dapat juga berkonsultasi bersama untuk
mencegah pengenaan pajak berganda dalam hal tidak diatur dalam
Persetujuan.
4. Pejabat-pejabat yang berwenang dari ke dua Negara dari Pihak pada
Persetujuan dapat berhubungan langsung satu sama lain untuk mencapai
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat-ayat sebelumnya.

Pasal 26

PERTUKARAN INFORMASI

1. Pejabat-pejabat yang berwenang dari kedua Negara Pihak pada Persetujuan


akan melakukan tukar-menukar informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini atau untuk
melaksanakan undang-undang nasional masing-masing Negara Pihak pada
Persetujuan mengenai pajak-pajak yang dicakup dalam Persetujuan,
sepanjang pengenaan pajak menurut undang-undang Negara yang
bersangkutan tidak bertentangan dengan persetujuan ini, khususnya untuk
mencegah terjadinya penggelapan atau penyelundupan pajak.
Setiap informasi yang dipertukarkan akan dirahasiakan dan tidak akan
diungkapkan kepada orang atau badan lain atau pejabat-pejabat selain dari
mereka yang (termasuk pengadilan) yang berkepentingan dalam penetapan
atau penagihan pajak, atau penentuan banding, dan orang atau badan yang
bersangkutan dengan keterangan itu.
2. Ketentuan-ketentuan ayat 1 tidak boleh ditafsirkan sedemikian rupa
sehingga membebankan suatu negara kewajiban :
Perpajakan Internasional di Indonesia 289

(a) melaksanakan tindakan administratif yang bertentangan dengan


perundang-undangan dan praktek administrasi yang berlaku di
Negara Pihak itu atau di Negara Pihak lain pada Persetujuan;
(b) memberikan informasi yang tidak mungkin diperoleh berdasarkan
perundang-undangan atau dalam praktek administrasi yang lazim di
Negara Pihak tersebut atau di Negara Pihak lainnya pada
Persetujuan;
(c) memberikan informasi yang mengungkapkan setiap rahasia dibidang
perdagangan, usaha, industri, perniagaan atau keahlian atau tata cara
perdagangan atau informasi lainnya yang pengungkapannya
bertentangan dengan kebijaksanaan umum.

Pasal 27

Tidak ada sesuatupun dalam persetujuan ini akan ditafsirkan untuk


menghalangi pemerintah kedua negara membuat pengaturan yang khusus di
bidang perpajakan seperti pembebasan pajak sehubungan dengan kerjasama
ekonomi atau kerjasama teknik antara kedua negara.

Pasal 28

Tidak ada sesuatupun dalam persetujuan ini akan mempengaruhi hak-


hak khusus di bidang fiskal dari para anggota misi diplomatik atau pegawai-
pegawai konsuler berdasarkan ketentuan-ketentuan umum hukum
internasional atau berdasarkan ketentuan-ketentuan persetujuan yang khusus.

Pasal 29

BERLAKUNYA PERSETUJUAN

1. Persetujuan ini akan diratifikasi dan instrumen ratifikasi ini akan


dipertukarkan di Jakarta secepat mungkin.
2. Persetujuan ini akan sah berlaku pada hari ke-30 setelah tanggal pertukaran
instrumen ratifikasi dan akan diterapkan pada kedua negara, terhadap
pendapatan yang diterima selama suatu tahun pajak yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari tahun takwim berikutnya sesudah persetujuan ini
sah berlaku.
290 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Pasal 30

BERAKHIRNYA PERSETUJUAN

Persetujuan ini akan tetap berlaku tanpa batas waktu, salah satu dari
kedua negara dapat, pada tanggal atau sebelum tanggal 30 (tiga puluh) bulan
Juni setiap tahun takwim berikutnya setelah jangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung tanggal berlakunya, mengirimkan surat pemberitahuan tertulis
mengenai penghentian persetujuan kepada negara lainnya melalui saluran
diplomatik.

Dalam hal demikian, Persetujuan ini akan tidak berlaku lagi bagi kedua
negara sehubungan dengan pendapatan yang diperoleh selama tahun pajak
yang dimulai atau setelah 1 Januari tahun takwim berikutnya setelah
pemberitahuan ini. Dengan kesaksian para penandatangan dibawah ini yang
telah diberi surat kuasa sah untuk ini oleh masing-masing pemerintahnya telah
menandatangani persetujuan ini.
DIBUAT dalam rangkap dua di Tokyo pada tanggal 3 Maret 1982, dalam
bahasa Inggris.

PEMBAHASAN P3B INDONESIA DENGAN NEGARA JEPANG

Pasal 1

Menyangkut pajak-pajak atas pendapatan yang lain, untuk tahun yang


dapat dikenakan pajak yang mulai pada atau setelah 1 Januari tahun berikutnya
di mana Persetujuan ini berakhir.

Pasal 2

Pajak-pajak yang terikat P3B hanya Pajak Penghasilan atau yang serupa
atau pada hakekatnya sama, P3B tidak terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), karena PPN dikenakan atas penyerahan barang / jasa di dalam daerah
pabean (wilayah Indonesia yang didalamnya berlaku UU tentang kepabeanan).
Apabila terdapat perubahan atau tambahan persetujuan, maka negara
yang terikat perjanjian harus saling memberitahukan dalam jangka waktu
tertentu untuk memberlakukan ketentuan dalam perjanjian.
Perpajakan Internasional di Indonesia 291

Pasal 3

Istilah pada pasal 3 hanya mengikat terhadap kedua negara yang terikat
perjanjian, keterikatan tersebut menyangkut seseorang atau badan usaha yang
bertempat tinggal, tempat kediaman atau memiliki kantor pusat.

Pasal 4

Semua orang atau badan yang negaranya mengadakan persetujuan, maka


secara otomatis terikat perjanjian tersebut, namun jika terdapat kedudukan
pusat atau tempat tinggal kedua negara, maka berdasarkan kesepakatan kedua
negara seseorang atau badan tersebut dapat ditentukan kedudukannya.

Pasal 5

Bentuk Usaha Tetap (BUT), pada dasarnya hanya merupakan cabang


yang berkedudukan di Indonesia, namun tidak didirikan di Indonesia, oleh
karena itu sahamnya dimiliki 100% oleh pusat usaha dimana negara tersebut
berada. BUT merupakan tempat manajemen, bengkel, pabrik, lahan, kantor
yang berfungsi mengikuti ketentuan pusatnya di negara dimana perusahaan
tersebut didirikan, sehingga jika hanya usahanya melalui makelar, agen atau
komisioner, maka tidak dianggap sebagai BUT.

Pasal 6

Harta tak gerak misalnya bangunan dan benda-benda yang


melengkapinya, ternak, peralatan pertanian dan perhutanan, tanah, penggalian
tambang, sumber-sumber kekayaan alam. Sedangkan kapal atau pesawat udara
tidak dikatagorikan sebagai Harta Tak Gerak. Pemajakannya dikenakan pada
dimana Harta Tak Gerak tersebut berada. (Full Right to Tax).

Pasal 7

Laba usaha pada dasarnya dikenakan pada negara dimana perusahaan


tersebut didirikan atau domisili, namun jika ada cabang berupa BUT di
wilayah negara lainnya, maka hanya laba BUT tersebut yang dikenakan di
negara lainnya tersebut. (Limited Right to Tax).
292 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Laba tersebut dapat dikurangkan biaya-biaya manajemen dan biaya


administrasi umum, dalam hal ini kita hatus melihat Pasal 5 UU PPh dan Kep-
DJP No.62/PJ./1995.
Tidak ada laba atau rugi, jika BUT membeli barang atau persedian untuk
perusahaan induknya.

Pasal 8

Laba atas pesawat udara dan kapal laut dalam jalur lalu lintas
internasional, dikenakan pajak di negara di mana perusahaan kapal laut atau
pesawat itu berdiri atau domisili. Dengan demikian jika terdapat kapal luar
negeri namun membuat usaha pelayaran di dalam negeri, tetap dikenakan
pajak di Indonesia. Perlu ditegaskan yang tidak dikenakan pajak adalah laba
usaha kapal atau pesawat bukan with holding tax.
Laba tersebut termasuk jika pemilik kapal dari suatu negara mengadakan
joint atau saham dari sebuah perusahaan kapal atau pesawat dalam jalur
internasional.

Pasal 9

Jika terdapat laba akibat penyertaan modal, manajemen, pengawasan


baik langsung atau tidak langsung, maka dapat dikenakan pajak di negara
dimana diperoleh laba akibat penyertaan perusahaan tersebut.

Pasal 10

Dividen dikenakan pajak pada negara dimana penerima dividen tersebut


berada, namun dapat juga dikenakan with holding tax sebagai berikut :
a. 10% dari penghasilan bruto, dengan syarat :
i. selama 12 bulan; dan
ii. saham yang dimiliki sekurang-kurangnya 25% modal dari badan
yang membayarkan dividen.
b. 15% dari penghasilan bruto jika kedua syarat tersebut tidak dipenuhi.
Laba atas BUT tetap dikenakan di negara dimana BUT tersebut didirikan
dan dilakukan pemotongan PPh Pasal 26 bilamana dibayarkan atau ditransfer
ke luar negeri.
Perpajakan Internasional di Indonesia 293

Pasal 11

Pendapatan bunga dikenakan pajak pada negara domisili, namun bunga


tersebut juga dapat dikenakan with holding tax pada negara yang membayar
bunga sebesar 10% x Penghasilan bruto.
Withholding tax tidak berlaku manakala bunga tersebut diterima oleh :
a. Pemerintah negara yang menerima bunga;
b. bank sentral;
c. lembaga keuangan milik pemerintah.
atau penduduk negara sehubungan dengan surat-surat hutang yang dijamin
atau secara tidak langsung dibiayai oleh Pemerintah, bank sentral, lembaga
keuangan milik pemerintah yang memberi pinjaman.

Pasal 12

Royalti dikenakan pajak di negara domisili, namun dapat juga dikenakan


pajak di negara dimana perusahaan membayar royalti tersebut, sebesar 10%
dari penghasilan bruto. With Holding tax tidak berlaku apabila pemilik royalti
menjalankan BUT atau pekerjaan bebas, dan memiliki hubungan efektif.
Dalam hal terjadi hubungan istimewa, maka pengenaan pajak dihitung dari
jumlah yang seharusnya disepakati oleh pembayar dan penerima seandainya
tidak ada hubungan istimewa.

Pasal 13

Keuntungan laba harta tak gerak dan harta gerak sbb :


1. Jika harta tak gerak dan laba pemindahtanganan BUT atau laba
pemindahtanganan harta untuk pekerjaan bebas, maka dikenakan pajak di
negara harta tersebut berada.
2. Jika kapal atau pesawat dan harta yang ada hubungannya dengan
pengoperasian kapal atau pesawat jalur lalu lintas internasional dikenakan
pajak di negara domisili atau pemilik kapal atau pesawat.
Selain dari hal tersebut diatas, maka laba harta dikenakan di tempat negara
yang memindahkan atau berkedudukan.
294 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Pasal 14

Penghasilan dari pekerjaan bebas atau profesi dikenakan pajak pada


negara yang penduduknya memperoleh penghasilan. Kecuali apabila ia
mempunyai suatu usaha tetap, atau penduduk tersebut menjalankan usaha di
negara lainnya lebih dari 183 hari maka akan dikenakan pajak di negara
lainnya.

Pasal 15

Penghasilan dari pekerjaan dikenakan di negara domisili, kecuali


pekerjaan tersebut dilakukan di negara lain, maka dikenakan pajak di negara
lain. With holding tax dikenakan terhadap pekerja yang memperoleh
penghasilan kurang dari 183 hari dalam suatu tahun takwim, apabila yang
melakukan pembayaran adalah pemberi kerja dari negara sumber atau
dibebankan sebagai biaya dalam BUT-nya. Namun untuk pekerja kapal atau
pesawat dalam jalur lalu lintas internasional, pemajakannya dikenakan di
negara domisili.

Pasal 16

Imbalan / gaji untuk direktur dikenakan pajak di negara lainnya atau


dalam hal ini di negara mana mereka memperoleh penghasilan, dengan
demikian azas pengenaan pajaknya adalah sumber penghasilan.

Pasal 17

Untuk entertainer, maka pemajakannya dikenakan pada negara tempat


dimana dilakukannya kegiatan hiburan. Pembebasan dilakukan jika dalam
rangka program khusus pertukaran budaya yang disepakati oleh pemerintah
kedua negara.

Pasal 18

Untuk pensiunan penghasilan yang diterima dari negara lainnya,


dikenakan pajak di negara lainnya.

Pasal 19
Perpajakan Internasional di Indonesia 295

Imbalan yang berasal dari pemerintah, dikenakan pajak di negara yang


memberikan imbalan, dengan syarat dalam rangka pelaksanaan tugas
pemerintah. Namun akan dikenakan pajak di negara lainnya apabila jasa
tersebut diberikan di negara lainnya oleh penduduk yang berkewarganegaraan
lainnya dan tidak menjadi penduduk hanya untuk jasa-jasa tersebut.

Pasal 20

Seorang peneliti atau pengajar yang semata-mata mengajar atau


melakukan riset untuk universitas, akademi, sekolah, dan lembaga pendidikan
yang diakui pemerintah negara lainnya tidak dikenakan pajak di negara tempat
ia bekerja, sepanjang penghasilan mereka meneliti atau mengajar dan masih
dalam jangka waktu 2 tahun. Jika mereka memperoleh penghasilan lainnya,
maka penghasilan lainnya tersebut dikenakan pajak di tempat mereka bekerja.

Pasal 21

Pelajar atau penerima bea siswa yang semata-mata memperoleh


penghasilan dari pengiriman uang dari luar negeri, maka pemajakannya tidak
dikenakan di negara lainnya, sepanjang :
1. Mahasiswa atau pelajar;
2. Penerima bantuan atau tunjangan dari pemerintah;
3. Belajar di perusahaan di negara lainnya tidak melebihi 5 tahun, dengan
syarat penghasilan yang diterima tidak melebihi Rp.900.000 di Indonesia
dalam tahun takwim;
4. Ikatan kerja dengan suatu perusahaan tidak melebihi 12 bulan, untuk
mendapatkan pengalaman di bidang teknik, keahlian, dengan syarat
penghasilan yang diterima tidak melebihi Rp.2.700.000 di Indonesia dalam
tahun takwim;
5. Belajar, riset, atau latihan tidak melebihi 12 bulan berdasarkan rencana
pemerintah.

Pasal 22

Pendapatan lain-lain yang tidak diatur dalam tax treaty dikenakan pajak
di negara domisili.
296 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Pasal 23

Apabila seorang penduduk Indonesia memperoleh penghasilan dari


Jepang sesuai dengan ketentuan Persetujuan ini, dapat dikreditkan terhadap
pajak di Negara Indonesia melalui mekanisme pasal 24 UU PPh, namun
jumlah kredit itu tidak boleh melebihi bagian pajak penghasilan terhutang di
Indonesia.

Pasal 24

Apabila seorang penduduk Indonesia, baik perorangan atau badan


dikenakan pajak di negara Jepang, maka pemajakan tersebut harus
dibandingkan bila penduduk Jepang dikenakan di Indonesia, sesuai prinsip
kesetaraan negara, maka tidak boleh memberatkan sebelah pihak.

Pasal 25

Jika ada permasalahan dalam penerapan perjanjian ini, maka pejabat-


pejabat yang berwenang, melalui konsultasi akan menetapkan prosedur-
prosedur, syarat-syarat, cara-cara dan teknik-teknik yang sesuai untuk
merealisir prosedur persetujuan bersama, setiap keputusan yang dimufakati
wajib dilaksanakan kedua negara.

Pasal 26

Pertukaran informasi diperlukan guna menghindari terjadinya


pengelakan pajak atas penghasilan yang diterima oleh salah satu penduduk
yang terkait dalam P3B.
Informasi ini bersifat rahasia, dan dapat diungkapkan dalam hal :
penetapan atau penagihan pajak, atau penentuan banding, Informasi yang
diberikan setiap rahasia dibidang perdagangan, usaha, industri, perniagaan
atau keahlian atau tata cara perdagangan atau informasi lainnya yang tidak
bertentangan dengan kebijaksanaan umum.

Pasal 27

Persetujuan ini bukan berarti membebaskan pajak antar kedua negara


atau bukan untuk menghalangi kebijakan perundangan-undangan perpajakan
Perpajakan Internasional di Indonesia 297

di Indonesia. Namun karena hukum internasional lebih tinggi kedudukannya,


maka dengan berlakunya Perjanjian ini berarti Undang-undang perpajakan di
Indonesia tidak berlaku, jika dalam perjanjian ini diatur.

Pasal 28

Persetujuan ini tidak mengatur tentang pembebasan pajak bagi


perwakilan diplomatik atau konsuler atau pegawai dibawah naungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Organisasi Internasional, karena sesuai
konvensi Wina, setiap anggota tersebut dibebaskan perpajakannya.

Pasal 29

Berlakunya Perjanjian ini setelah adanya pemberitahuan atau pertukaran


instrumen ratifikasi antar kedua negara.

Pasal 30

Berakhirnya perjanjian pada prinsipnya sepanjang tidak ada


permasalahan maka akan berlaku tanpa batas waktu, namun jika salah satu
negara ingin mengakhiri perjanjian ini, maka salah satu negara harus
memberitahukan sebelum 30 Juni tahun takwim berikutnya setelah jangka
waktu 3 tahun tanggal berlakunya pengiriman surat pemberitahuan tertulis.

ANALISA KELAYAKAN PEMBERLAKUAN P3B INDONESIA DENGAN


NEGARA JEPANG SEBAGAI CONTOH MODEL

Pasal 1

Sejak diberlakukannya perubahan terhadap Undang-undang Pajak


Penghasilan sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 17 tahun 2000,
Negara Indonesia tidak mengenal istilah pajak perseroan, yang dikenal adalah
pajak pendapatan dari laba usaha atau pajak penghasilan yang dilakukan
melalui mekanisme pemotongan atau pemungutan.

Pasal 5
298 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Dalam Model P3B Indonesia, sudah memasukkan unsur gudang sebagai


BUT, meskipun dalam Model UN dan OECD tidak mengaturnya. Model
Indonesia lebih mengedepankan azas sumber penghasilan, dan guna
menghindari pemajakan di negara sumber. Kadang kala aparatur Ditjen Pajak
sulit membedakan antara pabrik, kantor, bengkel atau gudang. Oleh karena itu
sebaiknya dalam pembuatan P3B dimasukkan unsur gudang sebagai salah satu
bentuk BUT. Meskipun dalam Model UN dan OECD tidak mengenal istilah
pertanian dan perkebunan sebagai sebuah BUT, namun pada kenyataannya
dalam model Indonesia dan Jepang telah mengenakan pertanian dan
perkebunan sebagai salah satu bentuk BUT.

Perusahaan dari suatu negara akan dianggap mempunyai pendirian tetap


di negara lainnya apabila perusahaan tersebut memberikan jasa konsultan atau
jasa pengawasan sehubungan dengan pendirian bangunan, kontruksi atau
proyek instalasi melalui pekerja-pekerja atau pegawai lainnya kecuali agen
yang berdiri sendiri dimana ketentuan ayat 8 berlaku dimana kegiatan-kegiatan
itu berlangsung ( untuk dua atau lebih proyek yang sama atau yang
berhubungan) dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan dalam suatu tahun pajak.

P3B Indonesia dengan negara Jepang, hanya mengatur tentang jasa


konsultan atau jasa pengawasan sehubungan dengan pendirian bangunan,
kontruksi atau proyek instalasi, dan tidak mengatur tentang jasa-jasa lainnya
yang dilakukan di Indonesia untuk ditetapkan sebagai BUT. Untuk itu
hendaknya pengertian BUT terhadap jasa harus di perluas.

Kegiatan-kegiatan itu berlangsung (untuk dua atau lebih proyek yang


sama atau yang berhubungan) dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan dalam
suatu tahun pajak.

Time test untuk BUT, hendaknya lebih diperpendek agar pemajakannya


dapat dikenakan di Indonesia, dan batasannya sebaiknya bukan dalam suatu
tahun pajak, agar tidak menimbulkan persepsi lain. Menurut Undang-undang
PPh batasan Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh
orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12
bulan; lainnya dianggap BUT, hal ini tidak melihat tahun pajak.

Pasal 8
Perpajakan Internasional di Indonesia 299

Laba yang berasal dari pengoperasian kapal laut atau pesawat udara
dalam jalur lalu lintas internasional oleh perusahaan dari suatu negara, hanya
akan dikenakan pajak di Negara itu.
Sesuai Pasal 15 Undang-undang PPh, Indonesia akan mengenakan pajak
atas pembayaran carter kapal atau pesawat yang dibayar ke Subjek Pajak Luar
Negeri (SPLN), dengan tarif efektif 2,64% dari penghasilan bruto. Dengan
demikian harus ada pengaturan kusus tentang jalur lalu lintas internasional,
misalnya kapal tersebut akan digunakan untuk mengangkut barang dari Medan
ke Surabaya, dari Surabaya ke Singapura, apakah jalur dari Medan ke
Surabaya dapat dianggap bagian dari lalu lintas internasional.

Ketentuan-ketentuan ayat 1 pasal ini akan berlaku pula terhadap laba


yang diperoleh dari penyertaan dalam suatu gabungan perusahaan, suatu usaha
bersama atau suatu keagenan usaha internasional, tetapi hanya sebesar
keuntungan yang seimbang dengan penyertaan dalam usaha kerjasama itu.

Laba dari penyertaan usaha bersama atau keagenan internasional tidak


akan dikenakan pajak di negara domisili, hal ini perlu diatur lebih lanjut
tentang bentuk usaha bersama dan agen tersebut, apakah berdiri bebas atau
hanya sebagai agen tunggal, apakah dapat mengadakan kontrak atau tidak. Jika
terbukti sebagai agen tunggal maka dapat dianggap sebagai BUT di Indonesia.

Pasal 10

Pengenaan Pajak Dividen, hendaknya dikaitkan dengan fasilitas pajak


yang diberikan di negara Indonesia, seperti Pengembangan Kawasan Timur
melalui KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu)

Pasal 11

Walaupun ada ketentuan-ketentuan ayat 2, bunga yang berasal dari suatu


Negara yang diterima oleh Pemerintah Negara Pihak lainnya pada Persetujuan
termasuk Pemerintah Daerah dan lokal, Bank Sentral atau setiap lembaga
keuangan milik pemerintah dari Negara Pihak lain pemerintah daerahnya, atau
yang diterima oleh setiap penduduk Negara sehubungan dengan surat-surat
hutang yang dijamin atau secara tidak langsung dibiayai oleh pemerintah
negara lainnya itu termasuk Pemerintah Daerah dan lokal, bank sentral, atau
300 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

lembaga keuangan milik pemerintah, akan dibebaskan dari Pengenaan pajak


oleh negara tersebut terdahulu.

Pembebasan pajak atas bunga meliputi langsung maupun tidak langsung


pemilik aslinya, yang terpenting jika dibayar ke pemerintah negara lainnya,
maka dibebaskan pengenaan pajaknya. Sebaiknya kalimat secara tidak
langsung diubah menjadi yang dibiayai langsung oleh pemerintah Negara
lainnya dibebaskan dari pengenaan pajak, sehingga tidak ada celah
menghindari pemajakan dari Negara sumber.

Pasal 14

Penghasilan yang diperoleh penduduk dari suatu Negara Pihak pada


Persetujuan sehubungan dengan jasa-jasa profesional atau pekerjaan bebas
lainnya hanya akan dikenakan pajak di Negara itu kecuali ia mempunyai suatu
tempat tertentu yang tersedia secara teratur dipergunakan untuk menjalankan
pekerjaan di Negara Pihak lainnya pada Persetujuan itu atau ia berada di
Negara Pihak lainnya itu selama suatu masa atau masa-masa yang tidak
melebihi 183 hari dalam suatu tahun takwim, Apabila ia mempunyai
tempat tertentu atau berada di Negara Pihak lainnya seperti tersebut di atas,
maka penghasilan tersebut dapat dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya itu
tetapi hanya bagian penghasilan yang dianggap berasal dari tempat tertentu itu
atau pendapatan yang diterima selama masa ia berada di negara lain tersebut.

Waktu time test sebaiknya disesuaikan dengan Undang-undang PPh


Pasal 2, orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Jadi waktu time test sebaiknya batasannya bukan suatu tahun takwim,
namun menjadi 12 bulan.

Pasal 15

Kelemahan Pasal 15 pada dasarnya sama dengan Pasal 14 dalam


pembahasannya.
Perpajakan Internasional di Indonesia 301

IMPLIKASI PENERAPAN P3B INDONESIA DENGAN NEGARA


JEPANG

Dengan diberlakukannya P3B Indonesia dengan Negara Jepang, maka :


1. Seluruh penduduk Indonesia dan Penduduk Jepang secara pribadi atau
memiliki badan usaha atas nama mereka, harus tunduk dan mengikuti
aturan perpajakan yang tercantum dalam P3B.
2. Atas penghasilan laba usaha dari perusahaan domisili, dikenakan pajak di
negara tersebut, kecuali jika ia mendirikan usaha berbentuk BUT.
3. Indonesia dapat melakukan pemajakan atas dividen, bunga, royalti, dan
gaji atau imbalan lainnya sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang
dibayarkan dari negara sumber.
4. Usaha-usaha penduduk asing di negara Indonesia dapat dilakukan dengan
penyertaan modal berupa joint operation, merger, akuisisi, dan modal
ventura, atau dengan menanamkan investasi di negara Indonesia dengan
bentuk Penanaman Modal Asing.

Sebagai Pembanding dalam pembuatan P3B atau Perjanjian ini, maka


penulis membandingkan dengan negara Amerika Serikat yang dibuat 23
Desember 1996.

CONTOH P3B INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT SEBAGAI


CONTOH MODEL

CONVENTION BETWEEN PERJANJIAN ANTARA


THE GOVERNMENT OF THE PEMERINTAH REPUBLIK
REPUBLIC OF INDONESIA INDONESIA
AND THE GOVERNMENT OF
THE UNITED STATES OF DAN PEMERINTAH AMERIKA
302 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

AMERICA SERIKAT
FOR THE AVOIDANCE OF
DOUBLE TAXATION UNTUK PENGHINDARAN
AND PAJAK BERGANDA
THE PREVENTION OF FISCAL DAN
EVASION PENCEGAHAN PENGELAKAN
WITH RESPECT TO PAJAK
TAXES ON INCOME YANG BERKENAAN DENGAN
PAJAK ATAS PENGHASILAN

The Government of the Republic Pemerintah Republik Indonesia


of Indonesia and the Government dan Pemerintah Amerika Serikat,
of the United States of America, berhasrat untuk mengadakan suatu
desiring to conclude a convention perjanjian untuk penghindaran
for the avoidance of double pajak berganda dan pencegahan
taxation of income and the pengelakan pajak yang berkenaan
prevention of fiscal evasion, have dengan pajak atas penghasilan,
agreed as follows: telah menyetujui sebagai berikut :
Perpajakan Internasional di Indonesia 303

Article 1 Pasal 1
PERSONAL SCOPE ORANG DAN BADAN YANG
DICAKUP DALAM
PERJANJIAN
This Convention is applicable
to persons who are resident of one Perjanjian ini berlaku terhadap
or both of the Contracting orang dan badan yang menjadi
penduduk salah satu atau kedua
Negara Pihak pada Perjanjian.
Article 2 Pasal 2
TAXES COVERED PAJAK-PAJAK YANG
DICAKUP DALAM
(1) The existing taxes which are PERJANJIAN
the subject of this Convention
are: (1) Perjanjian ini diterapkan
terhadap pajak-pajak yang
berlaku sekarang ini, yaitu:
(a) In the case of Indonesia, (a) Dalam hal Indonesia,
the income tax (pajak pajak penghasilan yang
penghasilan 1984) and dikenakan berdasarkan
to the extent provided in Undang-Undang Pajak
such income tax, the Penghasilan Tahun
company tax (pajak 1984, Pajak Perseroan
perseroan 1925), and the Tahun 1925, dan Pajak
tax on interest, atas Bunga, Dividen,
dividends, and royalties dan Royalti Tahun 1970.
(pajak atas bunga,
dividen, dan royalty
1970).

(b) In the case of the United (b) Dalam hal Amerika


States, the income taxes Serikat, pajak
imposed by the Internal penghasilan yang
Revenue Code (but dikenakan berdasarkan
excluding the Internal Revenue Code
accumulated earnings (undang-undang pajak
tax, the personal holding Amerika Serikat) namun
304 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

company tax, and social tidak termasuk the


security taxes). accumulated earnings
tax (sanksi perpajakan
atas penumpukan laba),
the personal holding
company tax (pajak
yang dikenakan terhadap
perusahaan yang lebih
dari 50% (lima puluh
persen) nilai sahamnya
dimiliki oleh lima atau
kurang dari lima orang
pribadi), dan social
security taxes (pajak
yang digunakan untuk
membiayai jaminan
sosial).
(2) The Convention shall also (2) Perjanjian ini berlaku pula
apply to any identical or terhadap pajak-pajak yang
substantially similar taxes serupa atau yang pada
which are subsequently dasarnya sama yang
imposed in addition to, or in diberlakukan kemudian
place of, the existing taxes. sebagai tambahan terhadap,
atau sebagai pengganti dari,
pajak-pajak yang berlaku
sekarang ini.
Article 3 Pasal 3
GENERAL DEFINITIONS PENGERTIAN UMUM

(1) For purposes of this (1) Kecuali jika dari hubungan


Convention only, unless the kalimatnya harus diartikan
context otherwise requires: lain, untuk kepentingan
Perjanjian ini :
(a) The term “Indonesia” (a) Istilah “Indonesia”
comprises the territory meliputi wilayah
of the Republic of Republik Indonesia dan
Indonesia and the perairan di sekitarnya di
adjacent seas over which mana Republik
Perpajakan Internasional di Indonesia 305

the Republic of Indonesia memiliki


Indonesia has kedaulatan, hak-hak
sovereignty, sovereign kedaulatan, atau
rights, or jurisdictions in yurisdiksi (kewenangan
accordance with the untuk mengatur) sesuai
provisions of the 1982 dengan ketentuan-
United Nations ketentuan Konvensi
Convention on the Law Hukum Laut
of the Sea. Perserikatan Bangsa-
Bangsa Tahun 1982
(United Nations
Convention on the Law
of the Sea).
(b) The term “United (b) Istilah “Amerika
States” means the Serikat,” jika digunakan
United States of dalam pengertian
America. When used in geografis, meliputi
a geographical sense, the wilayah negara-negara
term “United States” bagiannya, Distrik
means the states thereof, Columbia, dan setiap
the District of Columbia, wilayah daratan dan
and those parts of the lautan di mana Amerika
continental shelf and Serikat memiliki
adjacent seas over which kedaulatan, hak-hak
the United States has kedaulatan, atau hak-hak
sovereignty, sovereign lain sesuai dengan
rights, or other rights in hukum internasional.
accordance with
international law.

(c) The term “one of the (c) Istilah “Negara Pihak


Contracting States” or pada Perjanjian” dan
“the other Contracting “Negara Pihak lainnya
State” means Indonesia pada Perjanjian” berarti
or the United States, as Indonesia atau Amerika
the context requires. Serikat, tergantung dari
hubungan kalimatnya.
(d) The term “person” (d) Istilah “orang/badan”
306 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

includes an individual, a mencakup orang pribadi,


partnership, a company, persekutuan
an estate, a trust, or any (partnership),
body of persons. perusahaan, warisan
yang belum terbagi
(estate), perwalian
(trust), atau kumpulan-
kumpulan lain dari
orang-orang dan/atau
badan-badan.
(e) The term “company” (e) Istilah “perusahaan”
means any body berarti setiap badan
corporate or any entity hukum atau lembaga
which is treated as a lainnya yang untuk
body corporate for tax tujuan perpajakan
purposes. diperlakukan sebagai
badan hukum.
(f) The term “competent (f) Istilah “pejabat yang
authority” means: berwenang” berarti :
(i) In the case of (i) Dalam hal
Indonesia, the Indonesia, Menteri
Minister of Keuangan atau
Finance or his wakilnya yang sah,
authorized dan
representative, and

(ii) In the case of the (ii) Dalam hal


United States, the Amerika Serikat,
Secretary of the Menteri Keuangan
Treasury or his atau wakilnya yang
authorized sah.
representative.

(g) The term “Indonesian (g) Istilah “Pajak Indonesia”


Tax” means tax imposed berarti pajak yang
by Indonesia to which dikenakan oleh
this Convention applies Pemerintah Indonesia di
Perpajakan Internasional di Indonesia 307

by virtue of Article 2 mana Perjanjian ini


(Taxes Covered) and the dapat diterapkan
term “United States sebagaimana dimaksud
Tax” means tax imposed dalam Pasal 2 dan istilah
by the United States to “Pajak Amerika Serikat”
which this Convention berarti pajak yang
applies by virtue of dikenakan oleh
Article 2 (Taxes Pemerintah Amerika
Covered). Serikat di mana
Perjanjian ini dapat
diterapkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
(h) The term “international (h) Istilah “jalur
traffic” means any internasional” berarti
transport by a ship or setiap pengangkutan
aircraft, except where dengan kapal laut atau
such transport is solely pesawat udara, kecuali
between places in the jika kapal laut atau
other Contracting State. pesawat udara tersebut
semata-mata
dioperasikan di antara
tempat-tempat di Negara
Pihak lainnya pada
Perjanjian.
(2) Any other term used in this (2) Istilah-istilah lain yang tidak
Convention and not defined in didefinisikan namun
this Convention shall, unless digunakan dalam Perjanjian
the context otherwise requires, ini, kecuali jika dari hubungan
have the meaning which it has kalimatnya harus diartikan
under the laws of the lain, mempunyai arti yang
Contracting State whose tax is sesuai dengan perundang-
being determined. undangan Negara Pihak pada
Notwithstanding the Perjanjian yang akan
preceding sentence, if the menetapkan pajak.
meaning of such a term under Menyimpang dari ketentuan
the laws of one of the tersebut, jika arti dari suatu
Contracting States is different istilah menurut perundang-
from the meaning of the term undangan salah satu Negara
under the laws of the other Pihak pada Perjanjian berbeda
308 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Contracting State, or if the dengan arti menurut


meaning of such a term is not perundang-undangan Negara
readily determinable under the Pihak lainnya pada Perjanjian,
laws of one of the Contracting atau jika arti dari suatu istilah
States, the competent tersebut tidak dapat segera
authorities of the Contracting ditentukan menurut
States may, in order to prevent perundang-undangan salah
double taxation or to further satu Negara Pihak pada
any other purpose of this Perjanjian, maka pejabat-
Convention, establish a pejabat yang berwenang dari
common meaning of the term kedua Negara Pihak pada
for the purposes of the Perjanjian tersebut, untuk
Convention. mencegah pengenaan pajak
berganda atau untuk tujuan
lain dari Perjanjian ini, dapat
menetapkan arti umum dari
suatu istilah tersebut untuk
kepentingan Perjanjian ini.
Article 4 Pasal 4
FISCAL RESIDENCE TEMPAT KEDUDUKAN

(1) In this Convention, the term (1) Dalam Perjanjian ini, istilah
“resident of a Contracting “penduduk suatu Negara
State” means any person who Pihak pada Perjanjian” berarti
under the laws of that State is setiap orang/badan, yang
liable to tax therein by reason menurut perundang-undangan
of his domicile, residence, Negara tersebut, dapat
place of incorporation, place dikenakan pajak di Negara
of management, or any other tersebut berdasarkan domisili,
criterion of a similar nature. tempat kediaman, tempat
For purposes of United States pendirian, tempat kedudukan
tax, in the case of a manajemen, atau dasar
partnership, estate, or trust, lainnya yang sifatnya serupa.
the term applies only to the Untuk kepentingan perpajakan
extent that the income derived Amerika Serikat, dalam hal
by such person is subject to partnership, estate, atau trust,
United States tax as the istilah “penduduk suatu
income of a resident, either in Negara Pihak pada
its hands or in the hands of its Perjanjian” ini hanya berlaku
Perpajakan Internasional di Indonesia 309

partners or beneficiaries. sepanjang penghasilan yang


diperoleh partnership, estate,
atau trust tersebut dapat
dikenakan pajak Amerika
Serikat sebagaimana
penghasilan yang diperoleh
penduduk, baik penghasilan
tersebut ada di tangannya
maupun penghasilan tersebut
ada di tangan pihak lain
(partners atau beneficiaries).
(2) Where by reason of the (2) Jika berdasarkan ketentuan-
provisions of paragraph (1) an ketentuan dalam ayat (1)
individual is a resident of both orang pribadi menjadi
Contracting States: penduduk di kedua Negara
Pihak pada Perjanjian, maka :
(a) he shall be deemed to be (a) ia akan dianggap sebagai
a resident of that penduduk Negara Pihak
Contracting State in pada Perjanjian di mana
which he maintains his ia mempunyai tempat
permanent home. If he tinggal tetap. Apabila ia
has a permanent home in mempunyai tempat
both Contracting States tinggal tetap di kedua
or in neither of the Negara Pihak pada
Contracting States, he Perjanjian atau sama
shall be deemed to be a sekali tidak mempunyai
resident of that tempat tinggal tetap di
Contracting State with salah satu Negara
which his personal and tersebut, ia akan
economic relations are dianggap sebagai
closest (center of vital penduduk Negara Pihak
interests); pada Perjanjian di mana
ia mempunyai
hubungan-hubungan
pribadi dan ekonomi
yang lebih erat (tempat
yang menjadi pusat
perhatiannya);
310 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

(b) if the Contracting State (b) jika Negara Pihak pada


in which he has his Perjanjian yang menjadi
center of vital interests pusat perhatiannya tidak
cannot be determined, dapat ditentukan, ia akan
he shall be deemed to be dianggap sebagai
a resident of that penduduk Negara Pihak
Contracting State in pada Perjanjian di mana
which he has a habitual ia mempunyai tempat
abode; yang biasa ia gunakan
untuk berdiam;
(c) if he has a habitual (c) jika ia mempunyai
abode in both tempat kebiasaan
Contracting States or in berdiam di kedua
neither of the Negara Pihak pada
Contracting States, he Perjanjian atau sama
shall be deemed to be a sekali tidak
resident of the mempunyainya di salah
Contracting State of satu Negara tersebut, ia
which he is a citizen; akan dianggap sebagai
and penduduk Negara Pihak
pada Perjanjian di mana
ia menjadi warga
negara; dan
(d) if he is a citizen of both (d) jika ia menjadi warga
Contracting States or of negara dari kedua
neither Contracting Negara Pihak pada
State, the competent Perjanjian atau sama
authorities of the sekali tidak menjadi
Contracting States shall warga negara salah satu
settle the question by Negara tersebut, maka
mutual agreement. pejabat-pejabat yang
berwenang dari Negara
Pihak pada Perjanjian
akan menyelesaikan
masalahnya berdasarkan
persetujuan bersama.
For purposes of this Untuk kepentingan ayat ini,
paragraph, a permanent home tempat tinggal tetap adalah
Perpajakan Internasional di Indonesia 311

is the place where an tempat di mana orang pribadi


individual dwells with his menetap bersama keluarganya.
family.
(3) An individual who is deemed (3) Orang pribadi yang dianggap
to be a resident of one of the sebagai penduduk salah satu
Contracting States and not a Negara Pihak pada Perjanjian
resident of the other dan bukan sebagai penduduk
Contracting State by reason of Negara Pihak lainnya pada
the provisions of paragraph Perjanjian berdasarkan
(2) shall be deemed to be a ketentuan-ketentuan ayat (2)
resident only of the first hanya akan dianggap sebagai
mentioned Contracting State penduduk Negara yang
for all purposes of this disebutkan pertama untuk
Convention, including Article keperluan Perjanjian ini,
28 (General Rules of termasuk Pasal 28
Taxation). (Ketentuan-Ketentuan Umum
Perpajakan).
(4) Where by reason of the (4) Apabila berdasarkan
provisions of paragraph (1) a ketentuan-ketentuan ayat (1)
company is a resident of both suatu perusahaan menjadi
Contracting States, then it penduduk pada kedua Negara
shall be deemed to be a Pihak pada Perjanjian, maka
resident of the State in which perusahaan tersebut akan
it is organized or dianggap sebagai penduduk
incorporated. Negara di mana perusahaan
tersebut dikelola atau
didirikan.
312 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Article 5 Pasal 5
PERMANENT BENTUK USAHA TETAP
ESTABLISHMENT
(1) Untuk kepentingan Perjanjian
(1) For the purpose of this ini, istilah “bentuk usaha
Convention, the term tetap” berarti suatu tempat
“permanent establishment” usaha tetap di mana seluruh
means a fixed place of atau sebagian usaha penduduk
business through which the salah satu Negara Pihak pada
business of a resident of one Perjanjian dijalankan.
of the Contracting States is
wholly or partly carried on.

(2) The term “permanent (2) Istilah “bentuk usaha tetap”


establishment” includes but is meliputi namun tidak terbatas
not limited to: pada :

(a) a place of management; (a) suatu tempat kedudukan


(b) a branch; manajemen;
(c) an office; (b) suatu cabang;
(d) a factory; (c) suatu kantor;
(e) a workshop; (d) suatu pabrik;
(f) a farm or plantation; (e) suatu bengkel;
(g) a warehouse; (f) suatu pertanian atau
perkebunan;
(g) suatu gudang;
(h) a mine, oil or gas well, (h) suatu tambang, sumur
quarry, or other place of minyak atau gas, tempat
extraction of natural penggalian, atau tempat
resources; pengambilan sumber
daya alam lainnya;
(i) a building site or (i) suatu bangunan atau
construction or assembly konstruksi atau
or installation project, or perakitan atau proyek
supervisory activities in instalasi, atau kegiatan
connection therewith, or pengawasan yang
Perpajakan Internasional di Indonesia 313

an installation or drilling berhubungan


rig or ship used for the dengannya, atau suatu
exploration or instalasi atau anjungan
exploitation of' natural pengeboran atau kapal
resources, which exists yang digunakan untuk
or continues for more eksplorasi atau untuk
than 120 days; eksploitasi sumber daya
alam, yang ada atau
berlangsung untuk suatu
masa lebih dari 120
(seratus dua puluh) hari;
(j) the furnishing of (j) pemberian jasa-jasa,
services, including termasuk jasa konsultasi,
consultancy services, melalui pegawai atau
through employees or orang lain untuk tujuan
other personnel engaged tersebut, namun hanya
for such purposes, but jika kegiatan-kegiatan
only where activities of tersebut berlangsung
that nature continue (for (untuk proyek yang
the same or connected sama atau yang
project) for more than berhubungan) lebih dari
120 days within any 120 (seratus dua puluh)
consecutive 12-month hari dalam jangka waktu
period, provided that a 12 (dua belas) bulan,
permanent establishment sepanjang tidak terdapat
shall not exist in any suatu bentuk usaha tetap
taxable year in which pada tahun pajak di
such services are mana jasa-jasa tersebut
rendered in that State for dilakukan di Negara
a period or periods tersebut untuk suatu
aggregating less than 30 masa atau masa-masa
days in that taxable year. yang keseluruhannya
kurang dari 30 (tiga
puluh) hari pada tahun
pajak itu.
(3) Notwithstanding paragraphs (3) Menyimpang dari ketentuan-
(1) and (2), a permanent ketentuan ayat (1) dan (2),
establishment shall not be suatu bentuk usaha tetap tidak
deemed to exist by reason of dianggap ada sehubungan
314 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

one or more of the following: dengan hal-hal berikut :

(a) the use of facilities (a) penggunaan fasilitas-


solely for the purpose of fasilitas semata-mata
storage or display of dengan maksud untuk
goods or merchandise menyimpan atau
belonging to the memamerkan barang-
resident; barang atau barang
dagangan milik
penduduk ;
(b) the maintenance of a (b) pengurusan suatu
stock of goods or persediaan barang-
merchandise belonging barang atau barang
to the resident solely for dagangan milik
the purpose of storage or penduduk semata-mata
display; dengan maksud untuk
disimpan atau
dipamerkan;
(c) the maintenance of a (c) pengurusan suatu
stock of goods or persediaan barang-
merchandise belonging barang atau barang
to the resident solely for dagangan milik
the purpose of penduduk semata-mata
processing by another dengan maksud untuk
person; diolah oleh pihak lain;

(d) the maintenance of a (d) pengurusan suatu tempat


fixed place of business usaha tetap semata-mata
solely for the purpose of dengan maksud untuk
purchasing goods or melakukan pembelian
merchandise, or for barang-barang atau
collecting information, barang dagangan, atau
for the resident; or untuk mengumpulkan
informasi, bagi
keperluan penduduk;
(e) the maintenance of a (e) pengurusan suatu tempat
fixed place of business usaha tetap semata-mata
solely for the purpose of untuk tujuan periklanan,
Perpajakan Internasional di Indonesia 315

advertising, for the penyediaan informasi,


supply of information, riset ilmiah, atau untuk
for scientific research, or kegiatan-kegiatan serupa
for similar activities yang bersifat sebagai
which have a kegiatan persiapan atau
preparatory or auxiliary kegiatan penunjang, bagi
character, for the keperluan penduduk.
resident.

(4) A person acting in one of the (4) Orang/badan yang bertindak


Contracting States on behalf di salah satu Negara Pihak
of a resident of the other pada Perjanjian atas nama
Contracting State, other than penduduk Negara Pihak
an agent of an independent lainnya pada Perjanjian, selain
status to whom paragraph (5) agen yang mempunyai
applies, shall be deemed to be kedudukan bebas di mana ayat
a permanent establishment in (5) berlaku, akan dianggap
the first-mentioned sebagai suatu bentuk usaha
Contracting State if such tetap di Negara yang disebut
person: pertama jika orang/badan
tersebut:
(a) has and habitually (a) di Negara yang
exercises in the first- disebutkan pertama,
mentioned Contracting mempunyai dan biasa
State, an authority to menjalankan wewenang
conclude contracts on untuk menutup kontrak-
behalf of that resident, kontrak atas nama
unless the activities of penduduk tersebut,
such person are limited kecuali kegiatan tersebut
to those mentioned in hanya terbatas pada hal
paragraph (3) which, if yang dimaksud dalam
exercised through a ayat (3) yang, jika
fixed place of business, dilakukan melalui suatu
would not make this tempat usaha tetap, tidak
fixed place of business a akan membuat tempat
permanent establishment usaha tetap tersebut
under the provisions of menjadi suatu bentuk
that paragraph; or usaha tetap berdasarkan
ketentuan-ketentuan
316 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

dalam ayat tersebut; atau


(b) has no such authority, (b) di Negara yang disebut
but habitually maintains pertama, tidak memiliki
in the first mentioned wewenang semacam itu,
State a stock of goods or namun biasa mengurus
merchandise belonging suatu persediaan barang-
to the resident from barang atau barang
which he regularly fills dagangan milik
orders or makes penduduk tersebut di
deliveries on behalf of mana ia secara teratur
that resident and memenuhi pesanan-
additional activities pesanan atau melakukan
conducted in that State pengiriman atas nama
on behalf of the resident penduduk tersebut dan
have contributed to the kegiatan-kegiatan
sale of such goods or tambahan yang
merchandise. dilakukan di Negara
tersebut atas nama
penduduk tersebut telah
memberikan kontribusi
terhadap penjualan
barang-barang atau
barang dagangan tadi.
(5) A resident of one of the (5) Penduduk salah satu Negara
Contracting States shall not be Pihak pada Perjanjian tidak
deemed to have a permanent akan dianggap mempunyai
establishment in the other suatu bentuk usaha tetap di
Contracting State merely Negara Pihak lainnya pada
because such resident carries Perjanjian hanya semata-mata
on business in that other karena penduduk tersebut
Contracting State through a menjalankan usaha di Negara
broker, general commission Pihak lainnya pada Perjanjian
agent, or any other agent of an melalui makelar, komisioner
independent status, where umum, atau agen lainnya yang
such broker or agent is acting mempunyai kedudukan bebas,
in the ordinary course of his di mana makelar atau agen
business. tersebut bertindak sesuai
dengan kelaziman dalam
usahanya.
Perpajakan Internasional di Indonesia 317

(6) The fact that a company (6) Bahwa suatu perusahaan yang
which is a resident of a merupakan penduduk suatu
Contracting State controls or Negara Pihak pada Perjanjian
is controlled by a company menguasai atau dikuasai oleh
which is a resident of the perusahaan yang merupakan
other Contracting State or penduduk Negara Pihak
which carries on business in lainnya pada Perjanjian atau
that other State (whether menjalankan usaha di Negara
through a permanent Pihak lainnya tersebut (baik
establishment or otherwise) melalui suatu bentuk usaha
shall not of itself constitute tetap maupun dengan suatu
either company a permanent cara lain), tidak dengan
establishment of the other. sendirinya mengakibatkan
salah satu dari perusahaan
tersebut merupakan bentuk
usaha tetap dari perusahaan
lainnya.
(7) An insurance company which (7) Perusahaan asuransi yang
is a resident of one of the merupakan penduduk salah
Contracting States, shall, satu Negara Pihak pada
except with regard to Perjanjian, selain yang
reinsurance, be considered as berkenaan dengan reasuransi,
having a permanent akan dianggap mempunyai
establishment in the other suatu bentuk usaha tetap di
Contracting State if, through a Negara Pihak lainnya pada
person other than one Perjanjian jika perusahaan
described in paragraph (5), tersebut memungut premi atau
such company receives menanggung risiko di wilayah
premiums from or insures Negara Pihak lainnya tersebut
risks in the territory of that melalui orang/badan selain
other Contracting State. yang dijelaskan dalam ayat
(5).
Article 6 Pasal 6
INCOME FROM IMMOVABLE PENGHASILAN DARI HARTA
(REAL) PROPERTY TIDAK BERGERAK

(1) Income from immovable (1) Penghasilan dari harta tidak


property, including income in bergerak, termasuk
penghasilan yang diperoleh
318 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

respect of the operation of dari pertambangan, sumur-


mines, oil or gas wells, sumur minyak atau gas,
quarries, or other natural penggalian, atau sumber daya
resources and gains derived alam lainnya dan laba yang
from the sale, exchange, or diperoleh dari penjualan,
other disposition of such pertukaran, atau bentuk lain
property or of the right giving pengalihan harta tidak
rise to such income, may be bergerak tersebut atau hak
taxed by the Contracting State yang menimbulkan
in which such immovable penghasilan tadi, dapat
property, mines, oil or gas dikenakan pajak oleh Negara
wells, quarries, or other Pihak pada Perjanjian di mana
natural resources are situated. harta tidak bergerak,
For purposes of this pertambangan, sumur-sumur
Convention, interest on minyak atau gas, penggalian,
indebtedness secured by atau sumber daya alam
immovable property or lainnya terletak. Untuk
secured by a right giving rise kepentingan Perjanjian ini,
to income in respect of the bunga atas utang yang dijamin
operation of mines, quarries, oleh harta tidak bergerak atau
or other natural resources oleh hak yang menimbulkan
shall not be regarded as penghasilan yang
income from immovable berhubungan dengan kegiatan
property. pertambangan, penggalian,
atau sumber daya alam
lainnya tidak akan dianggap
sebagai penghasilan dari harta
tidak bergerak.
(2) Paragraph (1) shall apply to (2) Ketentuan-ketentuan dalam
income derived from the ayat (1) berlaku terhadap
usufruct, direct use, letting, or penghasilan yang diperoleh
use in any other form of dari hak pemanfaatan
immovable property. (usufruct), penggunaan secara
langsung, penyewaan, atau
bentuk lain penggunaan harta
tidak bergerak.
(3) The provisions of paragraphs (3) Ketentuan-ketentuan dalam
(1) and (2) shall also apply to ayat (1) dan (2) berlaku pula
the income from immovable terhadap penghasilan dari
Perpajakan Internasional di Indonesia 319

property of an enterprise and harta tidak bergerak suatu


to income from immovable perusahaan dan terhadap
property used for the penghasilan dari harta tidak
performance of independent bergerak yang dipergunakan
personal services. untuk menjalankan pekerjaan
bebas.
Article 7 Pasal 7
SOURCE OF INCOME SUMBER PENGHASILAN

For purposes of this Convention: Untuk kepentingan Perjanjian


ini :
(1) Dividends paid by a resident (1) Dividen yang dibayarkan oleh
of a Contracting State shall be penduduk suatu Negara Pihak
treated as income from pada Perjanjian dianggap
sources within that State. sebagai penghasilan yang
bersumber di Negara tersebut.
(2) Interest shall be treated as (2) Bunga akan dianggap sebagai
income from sources within a penghasilan yang bersumber
Contracting State only if paid di suatu Negara Pihak pada
by such Contracting State, a Perjanjian hanya apabila yang
political subdivision or a local membayarkan bunga tersebut
authority thereof, or by a adalah Negara itu sendiri,
resident of that Contracting bagian ketatanegaraannya,
State. Notwithstanding the pemerintah daerahnya, atau
preceding sentence, if the penduduk Negara Pihak pada
person paying the interest Perjanjian tersebut. Namun
(whether or not such person is demikian, apabila
a resident of one of the orang/badan yang membayar
Contracting States) has a bunga tersebut (tanpa
permanent establishment in memandang apakah
one of the Contracting States orang/badan tersebut
and such interest is borne by merupakan penduduk Negara
such permanent Pihak pada Perjanjian atau
establishment, such interest tidak) memiliki suatu bentuk
shall be deemed to be from usaha tetap di salah satu
sources within the Contracting Negara Pihak pada Perjanjian
State in which the permanent dan bunga yang dibayarkan
menjadi beban bentuk usaha
320 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

establishment is situated. tetap tersebut, maka bunga


tersebut akan dianggap
bersumber di Negara Pihak
pada Perjanjian di mana
bentuk usaha tetap tersebut
berada.
(3) Royalties described in (3) Royalti, sebagaimana
paragraph (3) of Article 13 dijelaskan dalam Pasal 13
(Royalties) for the use of, or (Royalti) ayat (3), sehubungan
the right to use, property or dengan penggunaan, atau hak
rights described in such untuk menggunakan, barang
paragraph within a atau hak-hak sebagaimana
Contracting State shall be disebutkan dalam ayat tadi
treated as income from yang berada di suatu Negara
sources within such Pihak pada Perjanjian akan
Contracting State. diperlakukan sebagai
penghasilan yang bersumber
di Negara Pihak pada
Perjanjian tersebut.
(4) Income from immovable (4) Penghasilan dari harta tidak
property including income in bergerak, termasuk
respect of the operation of penghasilan dari kegiatan
mines, oil wells, quarries, or pertambangan, sumur minyak,
other natural resources penggalian, atau sumber daya
(including gains derived from alam lainnya (termasuk
the sale of such property or keuntungan yang diperoleh
the right giving rise to such dari penjualan harta tidak
income) shall be treated as bergerak atau hak yang
income from sources within a menimbulkan penghasilan
Contracting State only if such tersebut), akan diperlakukan
property is situated in that sebagai penghasilan yang
Contracting State. bersumber di suatu Negara
Pihak pada Perjanjian hanya
jika harta tidak bergerak
tersebut terletak di Negara
Pihak pada Perjanjian
tersebut.
(5) Income from the rental of (5) Penghasilan dari penyewaan
tangible personal (movable) harta gerak berwujud, selain
Perpajakan Internasional di Indonesia 321

property, other than ships or kapal atau pesawat udara atau


aircraft or containers used in peti kemas yang digunakan
international traffic, shall be dalam jalur internasional,
treated as income from akan dianggap sebagai
sources within a Contracting penghasilan yang bersumber
State only if such property is di suatu Negara Pihak pada
situated in that Contracting Perjanjian hanya jika harta
State. gerak berwujud tersebut
terletak di Negara Pihak pada
Perjanjian tersebut.
(6) Income received by an (6) Penghasilan yang diterima
individual for his performance oleh orang pribadi karena
of labor or personal services, pekerjaan atau pemberian
whether as an employee or in jasa-jasa pribadi yang
an independent capacity, shall dilakukannya, baik itu sebagai
be treated as income from pegawai atau pekerja bebas,
sources within a Contracting akan diperlakukan sebagai
State only to the extent that penghasilan yang bersumber
such services are performed in di suatu Negara Pihak pada
that Contracting State. Income Perjanjian hanya sepanjang
from personal services jasa-jasa tersebut dilakukan di
performed aboard ships or Negara Pihak pada Perjanjian
aircraft operated by a resident tersebut. Penghasilan dari
of one of the Contracting jasa-jasa pribadi yang
States in international traffic dilakukan diatas kapal atau
shall be treated as income pesawat udara yang
from sources within that dioperasikan oleh penduduk
Contracting State if rendered salah satu Negara Pihak pada
by a member of the regular Perjanjian dalam jalur
complement of the ship or internasional akan
aircraft. For purposes of this diperlakukan sebagai
paragraph, income from labor penghasilan yang bersumber
or personal services includes di Negara Pihak pada
pensions (as defined in Perjanjian tersebut jika jasa-
paragraph (4) of Article 21 jasa tersebut dilakukan oleh
(Private Pensions and anggota dari awak kapal atau
Annuities)) paid in respect of awak pesawat udara tersebut.
such services. Untuk kepentingan ayat ini,
Notwithstanding the penghasilan dari pekerjaan
preceding provisions of this atau jasa-jasa pribadi
322 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

paragraph, remuneration mencakup pensiun


described in Article 22 (Social [sebagaimana dijelaskan
Security Payments) shall be dalam Pasal 21 (Pensiun
treated as income from Swasta dan Pembayaran
sources within a Contracting Berkala) ayat (4)] yang
State only if paid by or from dibayarkan sehubungan
the public funds of that dengan pekerjaan atau jasa-
Contracting State or a political jasa tersebut. Menyimpang
subdivision or local authority dari ketentuan-ketentuan
thereof. sebelumnya dari ayat ini,
imbalan sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 22
(Pembayaran Jaminan Sosial)
akan diperlakukan sebagai
penghasilan yang bersumber
di suatu Negara Pihak pada
Perjanjian hanya jika imbalan
tersebut dibayarkan oleh atau
dari dana-dana publik dari
Negara tersebut atau bagian
ketatanegaraannya atau
pemerintah daerahnya.

(7) Income from the sale, (7) Penghasilan dari penjualan,


exchange, or other disposition pertukaran, atau bentuk lain
of property described in pengalihan harta sebagaimana
paragraph (1) (a) or (b) of dijelaskan dalam Pasal 14
Article 14 (Capital Gains) (Keuntungan dari Pengalihan
shall be treated as income Harta) ayat (1) (a) atau (b)
from sources within Indonesia akan diperlakukan sebagai
or the United States, as the penghasilan yang bersumber
case may be. di Indonesia atau Amerika
Serikat, tergantung pada
masalahnya.
(8) Notwithstanding paragraphs (8) Menyimpang dari ayat (1)
(1) through (6), business sampai (6), laba usaha yang
profits which are attributable diterima oleh penduduk salah
to a permanent establishment satu Negara Pihak pada
which the recipient, a resident Perjanjian dari bentuk usaha
Perpajakan Internasional di Indonesia 323

of one of the Contracting tetap yang dimilikinya di


States, has in the other Negara Pihak lainnya pada
Contracting State, including Perjanjian, termasuk
income derived from penghasilan yang diperoleh
immovable property and dari harta tidak bergerak dan
natural resources and sumber daya alam dan
dividends, interest, royalties dividen, bunga, royalti
(as defined in paragraph (3) of [sebagaimana dijelaskan
Article 13 (Royalties), and dalam Pasal 13 (Royalti) ayat
capital gains, shall be treated (3)], dan keuntungan dari
as income from sources within pengalihan harta, akan
that other Contracting State, dianggap sebagai penghasilan
but only if the property or yang bersumber di Negara
rights giving rise to such Pihak lainnya pada Perjanjian,
income, dividends, interest, namun hanya jika harta atau
royalties, or capital gains are hak yang menimbulkan
effectively connected with penghasilan, dividen, bunga,
such permanent royalti, atau keuntungan dari
establishment. pengalihan harta tersebut
mempunyai hubungan efektif
dengan bentuk usaha tetap
tersebut.

(9) The source of any item of (9) Sumber dari suatu


income to which paragraphs penghasilan yang tidak dapat
(1) through (8) are not ditentukan berdasarkan ayat
applicable shall be determined (1) sampai (8) akan ditentukan
by each of the Contracting oleh masing-masing Negara
States in accordance with its Pihak pada Perjanjian sesuai
own law. Notwithstanding the dengan perundang-
preceding sentence, if the undangannya. Menyimpang
source of any item of income dari kalimat sebelumnya, jika
under the laws of one sumber penghasilan menurut
Contracting State is different perundang-undangan salah
from the source of such item satu Negara Pihak pada
of income under the laws of Perjanjian berbeda dari
the other Contracting State or sumber penghasilan menurut
if the source of such income is perundang-undangan Negara
not readily determinable Pihak lainnya pada Perjanjian
under the laws of one of the atau jika sumber penghasilan
324 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Contracting States, the tersebut tidak dapat segera


competent authorities of the ditentukan menurut
Contracting States may, in perundang-undangan salah
order to prevent double satu Negara Pihak pada
taxation or further any other Perjanjian, maka pejabat-
purpose of this Convention, pejabat yang berwenang dari
establish a common source of kedua Negara Pihak pada
the item of income for Perjanjian, untuk mencegah
purposes of this Convention. pengenaan pajak berganda
atau untuk tujuan lain dari
Perjanjian ini, dapat
menetapkan sumber yang
lazim dari suatu penghasilan
untuk kepentingan Perjanjian
ini.
Perpajakan Internasional di Indonesia 325

Article 8 Pasal 8
BUSINESS PROFITS LABA USAHA

(1) Business profits of a resident (1) Laba usaha penduduk salah


of one of the Contracting satu Negara Pihak pada
States shall be exempt from Perjanjian akan dikecualikan
tax by the other Contracting dari pengenaan pajak oleh
State unless such resident Negara Pihak lainnya pada
carries on business in that Perjanjian kecuali jika
other Contracting State penduduk tersebut
through a permanent menjalankan usaha di Negara
establishment situated therein. Pihak lainnya pada Perjanjian
If such resident carries on tersebut melalui suatu bentuk
business as aforesaid, tax may usaha tetap. Jika penduduk
be imposed by that other tersebut menjalankan
Contracting State on the usahanya sebagaimana
business profits of such dimaksud di atas, maka atas
resident but only on so much laba usaha penduduk tersebut
of such profits as are dapat dikenakan pajak oleh
attributable to the permanent Negara Pihak lainnya tetapi
establishment or are derived hanya atas bagian laba usaha
from sources within such yang berasal dari bentuk
other Contracting State from usaha tetap tersebut atau atas
sales of goods or merchandise bagian laba usaha yang
of the same kind as those sold, bersumber di Negara Pihak
or from other business lainnya dari penjualan barang-
transactions of the same kinds barang atau barang dagangan
as those effected, through the yang jenisnya sama dengan
permanent establishment. yang dijual melalui bentuk
usaha tetap atau atas bagian
laba yang berasal dari
transaksi-transaksi usaha
lainnya yang sama jenisnya
dengan yang dilakukan
melalui bentuk usaha tetap.

(2) Where a resident of one of the (2) Jika penduduk salah satu
Contracting States carries on Negara Pihak pada Perjanjian
business in the other menjalankan usaha di Negara
326 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Contracting State through a Pihak lainnya pada Perjanjian


permanent establishment melalui suatu bentuk usaha
situated therein, there shall in tetap, maka yang akan
each Contracting State be diperhitungkan sebagai laba
attributed to the permanent usaha bentuk usaha tetap
establishment the business tersebut oleh masing-masing
profits which would be Negara Pihak pada Perjanjian
attributable to such permanent ialah laba usaha yang akan
establishment if such diperolehnya bila bentuk
permanent establishment were usaha tetap tersebut
an independent entity engaged merupakan suatu perusahaan
in the same or similar tersendiri yang melakukan
activities under the same or kegiatan-kegiatan yang sama
similar conditions and dealing atau serupa dalam keadaan
wholly independently with the yang sama atau serupa dan
resident of which it is a mengadakan hubungan yang
permanent establishment. sepenuhnya bebas dengan
penduduk yang memiliki
bentuk usaha tetap tersebut.

(3) In the determination of the (3) Dalam menentukan besarnya


business profits of a laba usaha suatu bentuk usaha
permanent establishment, tetap, dapat dikurangkan
there shall be allowed as biaya-biaya yang berkaitan
deduction expenses which are dengan laba usaha tersebut,
reasonably connected with termasuk biaya-biaya
such profits, including pimpinan dan administrasi
executive and general umum, baik yang dikeluarkan
administrative expenses, di Negara Pihak pada
whether incurred in the Perjanjian di mana bentuk
Contracting State in which the usaha tetap tersebut berada
permanent establishment is maupun yang dikeluarkan di
situated or elsewhere. tempat lain. Namun demikian,
However, no such deduction tidak diperkenankan untuk
shall be allowed in respect of dikurangkan biaya-biaya, jika
amounts, if any, paid ada, yang dibayarkan (selain
(otherwise than towards penggantian biaya-biaya yang
reimbursement of actual benar-benar terjadi) oleh
expenses) by the permanent bentuk usaha tetap kepada
establishment to the head kantor pusatnya atau kantor-
Perpajakan Internasional di Indonesia 327

office of the enterprise or any kantor lain milik kantor


of its other offices, by way of pusatnya, dalam bentuk
royalties, fees, or other similar royalti, ongkos, atau
payments in return for the use pembayaran serupa lainnya
of patents or other rights, or sehubungan dengan
by way of commission for penggunaan paten atau hak-
specific services performed or hak lain, atau dalam bentuk
for management, or by way of komisi untuk jasa-jasa tertentu
interest on moneys lent to the atau untuk manajemen, atau
permanent establishment. dalam bentuk bunga atas uang
Likewise, no account shall be yang dipinjamkan kepada
taken, in the determination of bentuk usaha tetap tersebut.
the profits of a permanent Sebaliknya, tidak perlu
establishment, for amounts diperhitungkan dalam
charged (otherwise than penentuan laba bentuk usaha
towards reimbursement of tetap, jumlah yang ditagihkan
actual expenses), by the (selain penggantian biaya-
permanent establishment to biaya yang benar-benar
the head office of the terjadi) oleh bentuk usaha
enterprise or any of its other tetap kepada kantor pusatnya
offices, by way of royalties, atau kantor-kantor lain milik
fees, or other similar kantor pusatnya, dalam bentuk
payments in return for the use royalti, ongkos, atau
of patents or other rights, or pembayaran serupa lainnya
by way of commission for sehubungan dengan
specific services performed or penggunaan paten atau hak-
for management, or by way of hak lain, atau dalam bentuk
interest on moneys lent to the komisi untuk jasa-jasa tertentu
head office of the enterprise or atau untuk manajemen, atau
any of its other offices. dalam bentuk bunga atas uang
yang dipinjamkan kepada
kantor pusatnya atau kantor-
kantor lain milik kantor
pusatnya.

(4) No profits shall be attributed (4) Bentuk usaha tetap milik


to a permanent establishment penduduk salah satu Negara
of a resident of one of the Pihak pada Perjanjian yang
Contracting States in the other berada di Negara Pihak
Contracting State merely by lainnya pada Perjanjian tidak
328 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

reason of the purchase of akan dianggap memperoleh


goods or merchandise by that laba hanya karena kegiatan
permanent establishment, or pembelian barang-barang atau
by the resident of which it is a barang dagangan yang
permanent establishment, for dilakukan oleh bentuk usaha
the account of that resident. tetap tersebut, atau oleh
penduduk yang merupakan
bentuk usaha tetap, untuk
kepentingan penduduk
tersebut.
(5) Where business profits (5) Jika laba usaha mencakup
include items of income jenis-jenis penghasilan yang
which are dealt with diatur tersendiri pada pasal-
separately in other articles of pasal lain dari Perjanjian ini,
this Convention, the maka ketentuan-ketentuan
provisions of those articles dalam pasal-pasal tersebut,
shall, except as otherwise kecuali apabila pada pasal-
provided therein, supersede pasal tersebut ditentukan lain,
the provisions of this Article. akan menggantikan ketentuan-
ketentuan dalam Pasal ini.

Article 9 Pasal 9
SHIPPING AND AIR PELAYARAN DAN
TRANSPORT PENERBANGAN

(1) Notwithstanding Article 8 (1) Menyimpang dari Pasal 8


(Business Profits), a resident (Laba Usaha), penduduk suatu
of a Contracting State shall be Negara Pihak pada Perjanjian
exempt from taxation by the akan dikecualikan oleh
other Contracting State with Negara Pihak lainnya pada
respect to income derived by Perjanjian dari pengenaan
that resident from the pajak yang berkenaan dengan
operation of ships or aircraft penghasilan yang diperoleh
in international traffic. penduduk tersebut dari
pengoperasian kapal laut atau
pesawat udara dalam jalur lalu
lintas internasional.
(2) For the purposes of paragraph (2) Untuk kepentingan ayat (1),
Perpajakan Internasional di Indonesia 329

(1), income from the penghasilan dari


operation of ships or aircraft pengoperasian kapal laut atau
in international traffic pesawat udara dalam jalur lalu
includes: lintas internasional mencakup
:
(a) income from the rental (a) penghasilan dari
of ships or aircraft in penyewaan kapal laut
international traffic on a atau pesawat udara atas
full basis; dasar full basis dalam
jalur lalu lintas
internasional;
(b) income from the rental (b) penghasilan dari
of aircraft on a bareboat penyewaan pesawat
basis if the aircraft is udara atas dasar
operated in international bareboat basis jika
traffic; pesawat udara tersebut
dioperasikan dalam jalur
lalu lintas internasional;
(c) income from the rental (c) penghasilan dari
of ships on a bareboat penyewaan kapal laut
basis if the ship is tanpa awak jika kapal
operated in international tersebut dioperasikan
traffic and the lessee is dalam jalur lalu lintas
not a resident of the internasional dan
other Contracting State penyewanya bukan
or a permanent penduduk Negara Pihak
establishment in that lainnya pada Perjanjian
other State; and atau bentuk usaha tetap
di Negara Pihak lainnya
tersebut; dan

(d) income from the use or (d) penghasilan dari


maintenance of penggunaan atau
containers (and related penyelenggaraan peti
equipment for the kemas (dan peralatan
transport of containers) yang terkait dengan
used in international pengangkutan peti
traffic if such income is kemas) yang digunakan
330 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

incidental to the income dalam jalur lalu lintas


described in paragraph internasional jika
1. penghasilan tersebut
berhubungan dengan
penghasilan yang
dijelaskan dalam ayat
(1).

(3) Notwithstanding Article 14 (3) Menyimpang dari Pasal 14


(Capital Gains), gains derived (Keuntungan dari Pengalihan
by a resident of a Contracting Harta), keuntungan yang
State from the alienation of diperoleh penduduk suatu
ships or aircraft operated in Negara Pihak pada Perjanjian
international traffic or dari pengalihan kapal laut atau
containers (and related pesawat udara yang
equipment for the transport of dioperasikan dalam jalur lalu
containers) used in lintas internasional atau peti
international traffic shall be kemas (dan peralatan yang
taxable only in that State. terkait dengan pengangkutan
peti kemas) yang digunakan
dalam jalur lalu lintas
internasional hanya akan
dikenakan pajak di Negara
tersebut.
Perpajakan Internasional di Indonesia 331

Article 10 Pasal 10
RELATED PERSONS ORANG/BADAN YANG
MEMILIKI
HUBUNGAN ISTIMEWA
(1) Where a resident of one of the
Contracting States and any (1) Apabila antara penduduk
other person are related and salah satu Negara Pihak
where such related persons pada Perjanjian dan
make arrangements or impose orang/badan lainnya terdapat
conditions between hubungan istimewa dan
themselves which are
apabila pihak-pihak yang
different from those which
would be made between
memiliki hubungan
independent persons, any istimewa tersebut membuat
income, deductions, credits, or pengaturan atau menerapkan
allowances which would, but kondisi-kondisi tertentu di
for those arrangements or antara mereka sendiri yang
conditions, have been taken berbeda dengan pengaturan
into account in computing the atau kondisi-kondisi yang
income (or loss) of, or the tax dibuat oleh pihak-pihak
payable by, one of such yang mempunyai kedudukan
persons, may be taken into bebas, maka atas
account in computing the penghasilan, pengurangan,
amount of the income subject
pengkreditan, atau
to tax and the taxes payable
by such persons.
pencadangan yang
didasarkan pada pengaturan
atau kondisi-kondisi
tersebut, yang telah
diperhitungkan dalam
menentukan penghasilan
(atau kerugian) atau pajak
yang terutang oleh
orang/badan yang memiliki
hubungan istimewa tersebut,
dapat dihitung kembali
untuk menentukan
penghasilan kena pajak dan
332 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

pajak yang terutang oleh


orang/badan yang memiliki
hubungan istimewa tersebut.
(2) A person is related to another (2) Orang/badan dianggap
person if either person memiliki hubungan istimewa
participates directly or dengan orang/badan lainnya
indirectly in the management, jika salah satu orang/badan
control, or capital of the other, tersebut secara langsung
or if any third person or maupun tidak langsung turut
persons participates directly berpartisipasi dalam
or indirectly in the manajemen, pengendalian,
management, control, or atau permodalan orang/badan
capital of both. For this lainnya, atau jika terdapat
purpose, the term “control” pihak ketiga yang turut
includes any kind of control, berpartisipasi secara langsung
whether or not legally maupun tidak langsung dalam
enforceable, and however manajemen, pengendalian,
exercised or exercisable. atau permodalan dari kedua
orang/badan tersebut. Untuk
kepentingan ini, istilah
“pengendalian” mencakup
semua jenis pengendalian,
berdasarkan hukum atau tidak,
dan bagaimanapun cara
pelaksanaannya.

(3) Where a Contracting State (3) Apabila suatu Negara Pihak


includes in the profits of a pada Perjanjian
resident of that State, and mencantumkan laba penduduk
taxes accordingly, profits on Negara tersebut, dan
which a resident of the other mengenakan pajaknya,
Contracting State has been padahal atas laba tersebut
charged to tax in that other penduduk Negara Pihak
State, and the profits so lainnya pada Perjanjian telah
included are profits which dikenakan pajak di Negara
would have accrued to the Pihak lainnya tersebut, dan
resident of the first-mentioned laba yang dicantumkan tadi
State if the conditions made adalah laba yang memang
between the two residents had seharusnya diperoleh
Perpajakan Internasional di Indonesia 333

been those which would have penduduk Negara yang


been made between disebutkan pertama
independent persons, then that seandainya kondisi-kondisi
other State shall make an yang dibuat oleh kedua
appropriate adjustment to the penduduk tersebut sama
amount of the tax charged dengan kondisi-kondisi yang
therein on those profits. In dibuat oleh pihak-pihak yang
determining such adjustment, mempunyai kedudukan bebas,
due regard shall be paid to the maka Negara Pihak lainnya
other provisions of this tersebut akan membuat
Convention and the competent penyesuaian seperlunya
authorities of the Contracting terhadap jumlah pajak yang
States shall if necessary telah dikenakan terhadap laba
consult each other. tersebut. Dalam melakukan
penyesuaian tersebut,
ketentuan-ketentuan lain dari
Perjanjian ini tetap harus
diperhatikan dan bila perlu
pejabat- pejabat yang
berwenang dari kedua Negara
Pihak pada Perjanjian dapat
saling berkonsultasi.

Article 11 Pasal 11
DIVIDENDS DIVIDEN

(1) Dividends derived from (1) Dividen yang bersumber di


sources within one of the salah satu Negara Pihak pada
Contracting States by a Perjanjian yang diperoleh
resident of the other penduduk Negara Pihak
Contracting State may be lainnya pada Perjanjian dapat
taxed by both Contracting dikenakan pajak oleh kedua
States. Negara Pihak pada Perjanjian.

(2) However, if the beneficial (2) Namun demikian, apabila


owner of the dividends is a penerima dividen adalah
334 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

resident of the other pemilik saham yang


Contracting State, the tax menikmati dividen itu adalah
charged by the first- penduduk Negara Pihak
mentioned State may not lainnya pada Perjanjian, maka
exceed 15 percent of the gross pajak yang dikenakan oleh
amount of the dividends Negara yang disebutkan
actually distributed. pertama tersebut tidak boleh
melebihi 15% (lima belas
persen) dari jumlah bruto
dividen yang benar-benar
didistribusikan.
(3) Paragraph (2) shall not apply (3) Ayat (2) tidak berlaku apabila
if the recipient of the penerima dividen, yang
dividends, being a resident of merupakan penduduk salah
one of the Contracting States, satu Negara Pihak pada
has a permanent establishment Perjanjian, mempunyai suatu
or fixed base in the other bentuk usaha tetap atau
Contracting State and the tempat tetap di Negara Pihak
shares with respect to which lainnya pada Perjanjian dan
the dividends are paid are saham yang menghasilkan
effectively connected with dividen tersebut mempunyai
such permanent establishment hubungan efektif dengan
or fixed base. In such a case bentuk usaha tetap atau
the provisions of Article 8 tempat tetap tersebut. Dalam
(Business Profits) or Article hal demikian, ketentuan-
15 (Independent Personal ketentuan dalam Pasal 8 (Laba
Services) shall apply. Usaha) atau Pasal 15
(Pekerjaan Bebas) akan
berlaku.
(4) Where a company which is a (4) Apabila suatu perusahaan
resident of a Contracting State yang merupakan penduduk
has a permanent establishment suatu Negara Pihak pada
in the other Contracting State, Perjanjian memiliki suatu
that other State may impose bentuk usaha tetap di Negara
an additional tax in Pihak lainnya pada Perjanjian,
accordance with its law on the Negara Pihak lainnya tersebut
profits attributable to the dapat mengenakan pajak
permanent establishment tambahan sesuai dengan
(after deducting therefrom the perundang-undangannya atas
Perpajakan Internasional di Indonesia 335

company tax and other taxes laba bentuk usaha tetap


on income imposed thereon in tersebut (setelah dikurangi
that other State) and on dengan pajak perseroan dan
interest payments allocable to pajak-pajak penghasilan
the permanent establishment, lainnya yang dikenakan oleh
but the additional tax so Negara Pihak lainnya
charged shall not exceed 15 tersebut) dan atas pembayaran
percent. bunga oleh bentuk usaha tetap
tersebut, namun besarnya
pajak tambahan tersebut tidak
akan melebihi 15% (lima
belas persen).
(5) The rate of tax referred to in (5) Tarif pajak yang diatur dalam
paragraph (4) of this Article ayat (4) dari Pasal ini tidak
shall not affect the rate of any akan mempengaruhi tarif
such additional tax contained pajak tambahan yang terdapat
in any production sharing dalam kontrak bagi hasil dan
contracts and contracts of kontrak karya (atau kontrak-
work (or any other similar kontrak serupa lainnya) yang
contracts) relating to oil and berkenaan dengan minyak dan
gas or other mineral products gas bumi atau produk mineral
negotiated by the Government lainnya yang diperundingkan
of Indonesia, its oleh Pemerintah Republik
instrumentality, its relevant Indonesia, perwakilannya,
state oil company, or any perusahaan minyak negara,
other entity thereof with a atau lembaga-lembaga lain
person who is a resident of the yang ada di dalamnya dengan
United States. orang/badan yang merupakan
penduduk Amerika Serikat.
336 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Article 12 Pasal 12
INTEREST BUNGA

(1) Interest derived from sources (1) Bunga yang bersumber di


within one of the Contracting salah satu Negara Pihak pada
States by a resident of the Perjanjian yang diperoleh
other Contracting State may penduduk Negara Pihak
be taxed by both Contracting lainnya pada Perjanjian dapat
States. dikenakan pajak oleh kedua
Negara Pihak pada Perjanjian.

(2) The rate of tax imposed by (2) Tarif pajak yang dikenakan
one of the Contracting States oleh salah satu Negara Pihak
on interest derived from pada Perjanjian atas bunga
sources within that yang bersumber di Negara
Contracting State and Pihak pada Perjanjian tersebut
beneficially owned by a dan dimiliki oleh pemberi
resident of the other pinjaman yang menikmati
Contracting State shall not bunga yang merupakan
exceed 15 percent of the gross penduduk Negara Pihak
amount of such interest. lainnya pada Perjanjian tidak
akan melebihi 15% (lima
belas persen) dari jumlah
bruto bunga tersebut.

(3) Notwithstanding paragraphs (3) Menyimpang dari ayat (1) dan


(1) and (2), interest derived (2), bunga yang bersumber di
from sources within one of the salah satu Negara Pihak pada
Contracting States by the Perjanjian yang diperoleh
other Contracting State or any Negara Pihak lainnya pada
agency or instrumentality of Perjanjian atau perantara atau
that other State not subject to perwakilan dari Negara Pihak
tax by that State on its income lainnya tersebut yang bukan
shall be exempt from tax in merupakan subjek dari
the first-mentioned State. pengenaan pajak penghasilan
di Negara Pihak lainnya
tersebut akan dikecualikan
dari pajak di Negara yang
Perpajakan Internasional di Indonesia 337

disebutkan pertama.
(4) Paragraph (2) shall not apply (4) Ayat (2) tidak berlaku jika
if the recipient of the interest, penerima bunga, yang
being a resident of one of the merupakan penduduk salah
Contracting States, has a satu Negara Pihak pada
permanent establishment or Perjanjian, mempunyai suatu
fixed base in the other bentuk usaha tetap atau
Contracting State and the tempat tetap di Negara Pihak
indebtedness giving rise to the lainnya pada Perjanjian dan
interest is effectively piutang yang menghasilkan
connected with such bunga tersebut mempunyai
permanent establishment or hubungan efektif dengan
fixed base. In such a case the bentuk usaha tetap atau
provisions of Article 8 tempat tetap tersebut. Dalam
(Business Profits) or Article hal demikian, ketentuan-
15 (Independent Personal ketentuan dalam Pasal 8 (Laba
Services) shall apply. Usaha) atau Pasal 15
(Pekerjaan Bebas) akan
berlaku.
(5) Where any amount designated (5) Jika jumlah bunga yang
as interest paid to any related dibayarkan kepada
person exceeds an amount orang/badan yang mempunyai
which would have been paid hubungan istimewa melebihi
to an unrelated person, the jumlah bunga seandainya
provisions of this Article shall dibayarkan kepada
apply only to so much of the orang/badan yang tidak
interest as would have been mempunyai hubungan
paid to an unrelated person. In istimewa, ketentuan-ketentuan
such a case the excess dalam Pasal ini akan berlaku
payment may be taxed by hanya atas jumlah bunga
each Contracting State seandainya tidak dipengaruhi
according to its own law, oleh hubungan istimewa.
including the provisions of Dalam hal demikian, jumlah
this Convention where kelebihan pembayaran
applicable. tersebut dapat dikenakan
pajak oleh masing-masing
Negara Pihak pada Perjanjian
sesuai dengan perundang-
undangannya, termasuk
338 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian ini.
(6) The term “interest” as used in (6) Istilah “bunga” yang
this Convention means digunakan dalam Perjanjian
income from bonds, ini berarti penghasilan dari
debentures, Government obligasi, surat utang, surat
securities, notes, or other berharga pemerintah, atau
evidences of indebtedness, bukti-bukti utang lainnya,
whether or not secured by a baik yang dijamin dengan
mortgage or other security and hipotik atau surat berharga
whether or not carrying a right lainnya maupun tidak dan
to participate in profits, and baik yang mempunyai hak
debt-claims of every kind, as atas pembagian laba maupun
well as all other income tidak, dan segala bentuk
which, under the taxation law tagihan utang, serta semua
of the Contracting State in bentuk penghasilan yang
which the income has its menurut perundang-undangan
source, is assimilated to pajak Negara Pihak pada
income from money lent. Perjanjian di mana
penghasilan tersebut
bersumber dapat
dipersamakan dengan
penghasilan yang diperoleh
dari uang yang dipinjamkan.
Article 13 Pasal 13
ROYALTIES ROYALTI

(1) Royalties derived from (1) Royalti yang bersumber di


sources within one of the salah satu Negara Pihak pada
Contracting States by a Perjanjian yang diperoleh
resident of the other penduduk Negara Pihak
Contracting State may be lainnya pada Perjanjian dapat
taxed by both Contracting dikenakan pajak oleh kedua
States. Negara tersebut.

(2) The rate of tax imposed by a (2) Tarif pajak yang dikenakan
Contracting State on royalties oleh suatu Negara Pihak pada
derived from sources within Perjanjian atas royalti yang
Perpajakan Internasional di Indonesia 339

that Contracting State and bersumber di Negara Pihak


beneficially owned by a pada Perjanjian tersebut dan
resident of the other dimiliki oleh pihak yang
Contracting State shall not menikmati royalti tersebut
exceed 15 percent of the gross yang merupakan penduduk
amount of royalties described Negara Pihak lainnya pada
in paragraph 3 (a) and 10 Perjanjian tidak akan melebihi
percent of the gross amount of 15% (lima belas persen) dari
royalties described in jumlah bruto royalti yang
paragraph 3 (b). dijelaskan dalam ayat 3 (a)
dan 10% (sepuluh persen) dari
jumlah bruto royalti yang
dijelaskan dalam ayat 3 (b).
(3) (a) The term “royalties” as (3) (a) Istilah “royalti” yang
used in this Article digunakan dalam Pasal ini
means payments of any berarti segala bentuk
kind made as pembayaran yang dibuat
consideration for the use sehubungan dengan
of, or the right to use,
penggunaan, atau hak untuk
copyrights of literary,
artistic, or scientific
menggunakan, hak cipta atas
works (including karya sastra, kesenian, atau
copyrights of motion karya ilmiah (termasuk hak
pictures and films, tapes, cipta atas gambar bergerak,
or other means of film, pita rekaman, atau alat
reproduction used for reproduksi lainnya yang
radio or television digunakan untuk penyiaran
broadcasting), patents, radio atau televisi), paten,
designs, models, plans, desain, model, rencana,
secret processes or formula atau proses rahasia,
formulas, trademarks, or merek dagang, atau
for information
informasi mengenai
concerning industrial,
commercial, or scientific pengalaman di bidang
experience. It also industri, perniagaan, atau
includes gains derived ilmu pengetahuan. Royalti
from the sale, exchange, juga mencakup keuntungan
or other dispositions of yang diperoleh dari
any such property or penjualan, pertukaran, atau
rights to the extent that bentuk lain pengalihan harta
340 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

the amounts realized on tidak berwujud atau hak-hak


such sale, exchange or tersebut sepanjang jumlah
other disposition for yang direalisasi dari
consideration are penjualan, pertukaran, atau
contingent on the bentuk pengalihan lainnya
productivity, use, or
tersebut bergantung kepada
disposition of such
property or rights.
produktivitas, penggunaan,
atau pengalihan harta tidak
berwujud atau hak-hak
tersebut.
(b) The term “royalties” as (b) Istilah “royalti” yang
used in this Article also digunakan dalam Pasal
includes payments by a ini juga mencakup
resident of one of the pembayaran-
Contracting States for pembayaran oleh
the use of, or the right to penduduk salah satu
use, industrial, Negara Pihak pada
commercial or scientific Perjanjian sehubungan
equipment, but not dengan penggunaan,
including ships, aircraft, atau hak untuk
or containers the income menggunakan,
from which is exempt perlengkapan industri,
from tax by the other perdagangan, atau ilmu
Contracting State under pengetahuan, namun
Article 9 (Shipping and tidak termasuk kapal,
Air Transport). pesawat udara, atau
petikemas yang
penghasilan darinya
dikecualikan dari pajak
oleh Negara Pihak
lainnya pada Perjanjian
berdasarkan Pasal 9
(Pelayaran dan
Penerbangan).
(4) Paragraph (2) shall not apply (4) Ayat (2) tidak berlaku apabila
if the recipient of the royalty, penerima royalti, yang
being a resident of one of the merupakan penduduk salah
Contracting States, has in the satu Negara Pihak pada
Perpajakan Internasional di Indonesia 341

other Contracting State a Perjanjian, mempunyai suatu


permanent establishment or bentuk usaha tetap atau
fixed base and the property or tempat tetap di Negara Pihak
rights giving rise to the lainnya pada Perjanjian dan
royalty is effectively harta atau hak-hak yang
connected with such menghasilkan royalti tersebut
permanent establishment. In mempunyai hubungan efektif
such a case the provisions of dengan bentuk usaha tetap
Article 8 (Business Profits) or atau tempat tetap tersebut.
Article 15 (Independent Dalam hal demikian,
Personal Services) shall apply. ketentuan-ketentuan dalam
Pasal 8 (Laba Usaha) atau
Pasal 15 (Pekerjaan Bebas)
akan berlaku.
(5) Where any amount designated (5) Jika jumlah royalti yang
as a royalty paid to any related dibayarkan kepada
person exceeds an amount orang/badan yang mempunyai
which would have been paid hubungan istimewa melebihi
to an unrelated person, the jumlah royalti seandainya
provisions of this Article shall dibayarkan kepada
apply only to so much of the orang/badan yang tidak
royalty as would have been mempunyai hubungan
paid to an unrelated person. In istimewa, ketentuan-ketentuan
such a case the excess dalam Pasal ini akan berlaku
payment may be taxed by hanya atas jumlah royalti
each Contracting State seandainya tidak dipengaruhi
according to its own law, oleh hubungan istimewa.
including the provisions of Dalam hal demikian, jumlah
this Convention where kelebihan pembayaran
applicable. tersebut dapat dikenakan
pajak oleh masing-masing
Negara Pihak pada Perjanjian
sesuai dengan perundang-
undangannya, termasuk
ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian ini.

Pasal 14
Article 14 KEUNTUNGAN DARI
342 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

CAPITAL GAINS PENGALIHAN HARTA

(1) Gains derived by a resident of (1) Keuntungan yang diperoleh


a Contracting State from the penduduk suatu Negara Pihak
alienation of property pada Perjanjian dari
described in Article 6 (Income pengalihan harta yang
from Immovable (Real) dijelaskan dalam Pasal 6
Property) and situated in the (Penghasilan dari Harta Tidak
other Contracting State may bergerak) dan yang terletak di
be taxed in that other State. Negara Pihak lainnya pada
The term “property described Perjanjian dapat dikenakan
in Article 6 (Income from pajak di Negara Pihak lainnya
Immovable (Real) Property) tersebut. Istilah “harta yang
situated within the other dijelaskan dalam Pasal 6
Contracting State” includes: (Penghasilan dari Harta Tidak
bergerak) dan yang terletak di
Negara Pihak lainnya pada
Perjanjian” mencakup :
(a) Where Indonesia is the (a) Dalam hal Indonesia
other Contracting State, adalah Negara Pihak
an interest in real lainnya pada Perjanjian,
property situated in suatu penyertaan dalam
Indonesia; and harta tidak bergerak
yang terletak di
Indonesia; dan
(b) Where the United States (b) Dalam hal Amerika
is the other Contracting Serikat adalah Negara
State, a United States Pihak lainnya pada
real property interest. Perjanjian, suatu
penyertaan dalam harta
tidak bergerak Amerika
Serikat.
(2) A resident of one of the (2) Penduduk salah satu Negara
Contracting States shall be Pihak pada Perjanjian akan
exempt from tax by the other dikecualikan dari pengenaan
Contracting State on gains pajak oleh Negara Pihak
derived from the sale, lainnya pada Perjanjian atas
exchange, or other disposition keuntungan yang diperoleh
Perpajakan Internasional di Indonesia 343

of capital assets other than dari penjualan, pertukaran,


assets described in paragraph atau bentuk lain pengalihan
(1) unless: capital assets selain harta-
harta yang dijelaskan dalam
ayat (1) kecuali:
(a) The recipient of the gain (a) Penerima keuntungan
has a permanent dari pengalihan harta
establishment or fixed tersebut memiliki suatu
base in the other bentuk usaha tetap atau
Contracting State and tempat tetap di Negara
the property, giving rise Pihak lainnya pada
to the gain is effectively Perjanjian dan harta
connected with such yang menghasilkan
permanent establishment keuntungan tersebut
or fixed base, in which mempunyai hubungan
case the provisions of efektif dengan bentuk
Article 8 (Business usaha tetap atau tempat
Profits) or Article 15 tetap tersebut, yang
(Independent Personal dalam hal ini ketentuan-
Services) shall apply; or ketentuan dalam Pasal 8
(Laba Usaha) atau Pasal
15 (Pekerjaan Bebas)
akan berlaku; atau
(b) The recipient of the gain (b) Penerima keuntungan
is an individual and is dari pengalihan harta
present in the other tersebut adalah orang
Contracting State for a pribadi yang berada di
period or periods Negara Pihak lainnya
aggregating 120 days or pada Perjanjian untuk
more during the taxable suatu masa atau masa-
year. masa yang
keseluruhannya
berjumlah 120 (seratus
dua puluh) hari atau
lebih selama tahun
pajak.
(3) Notwithstanding paragraph (3) Menyimpang dari ayat (2),
(2), gains derived by a keuntungan yang diperoleh
resident of a Contracting State penduduk suatu Negara Pihak
344 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

from the deemed alienation of pada Perjanjian dari


assets described in paragraph pengalihan harta-harta yang
(2) (i) of Article 5 (Permanent dijelaskan dalam Pasal 5
Establishment) and used for (Bentuk Usaha Tetap) ayat (2)
the exploration for or (i) dan digunakan untuk
exploitation of oil and gas eksplorasi atau eksploitasi
resources shall be taxable only sumber daya minyak dan gas
in that State. bumi hanya akan dikenakan
pajak di Negara tersebut.
Article 15 Pasal 15
INDEPENDENT PERSONAL PEKERJAAN BEBAS
SERVICES
(1) Penghasilan yang diperoleh
(1) Income derived by a resident penduduk suatu Negara Pihak
of a Contracting State in pada Perjanjian sehubungan
respect of professional dengan jasa-jasa profesional
services or other activities of atau pekerjaan bebas lainnya
an independent character shall hanya akan dikenakan pajak
be taxable only in that State di Negara tersebut kecuali
except in the following dalam keadaan-keadaan
circumstances, when such berikut, yaitu ketika
income may also be taxed in penghasilan tersebut dapat
the other Contracting State: juga dikenakan pajak di
Negara Pihak lainnya pada
Perjanjian:

(a) If he has a fixed base (a) Jika penduduk tersebut


regularly available to mempunyai suatu
him in the other tempat tetap di Negara
Contracting State for the Pihak lainnya pada
purpose of performing Perjanjian yang tersedia
his activities; in that secara teratur baginya
case, only so much of untuk menjalankan
the income as is kegiatan-kegiatannya;
attributable to that fixed dalam hal demikian,
base may be taxed in hanya atas penghasilan
that other Contracting yang berhubungan
State; or dengan tempat tetap
Perpajakan Internasional di Indonesia 345

tersebut yang dapat


dikenakan pajak di
Negara Pihak lainnya
pada Perjanjian tersebut;
atau
(b) If his stay in the other (b) Jika penduduk tersebut
Contracting State is for a berada di Negara Pihak
period or periods lainnya pada Perjanjian
amounting to or untuk suatu masa atau
exceeding in the masa-masa yang
aggregate 120 days in keseluruhannya
any consecutive 12- berjumlah 120 (seratus
month period; in that dua puluh) hari atau
case, only so much of lebih dalam suatu masa
the income as is derived 12 (dua belas) bulan
from his activities yang berurutan; dalam
performed in that other hal ini, hanya atas
State may be taxed in penghasilan yang
that other State. diperoleh dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan
di Negara Pihak lainnya
tersebut yang dapat
dikenakan pajak di
Negara Pihak lainnya
tersebut.
(2) The term “professional (2) Istilah “jasa-jasa profesional”
services” includes especially terutama meliputi kegiatan-
independent scientific, kegiatan bebas di bidang ilmu
literary, artistic, educational, pengetahuan, Kesusastraan,
or teaching activities as well kesenian, kependidikan, atau
as the independent activities pengajaran serta pekerjaan-
of physicians, lawyers, pekerjaan bebas yang
engineers, architects, dentists, dilakukan oleh para dokter,
and accountants. pengacara, insinyur, arsitek,
dokter gigi, dan akuntan.
346 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Article 16 Pasal 16
DEPENDENT PERSONAL PEKERJAAN DALAM
SERVICES HUBUNGAN KERJA

(1) Wages, salaries, and similar (1) Upah, gaji, dan imbalan
remuneration derived by an serupa yang diperoleh orang
individual who is a resident of pribadi penduduk salah satu
one of the Contracting States Negara Pihak pada
from labor or personal Perjanjian dari pekerjaannya
services performed as an
atau dari jasa-jasa pribadi
employee, including income
from services performed by an
yang dilakukannya dalam
officer of a corporation or kedudukannya sebagai
company, may be taxed by pegawai, termasuk
that Contracting State. Except penghasilan dari jasa-jasa
as provided by paragraph (2), yang dilakukan oleh
such remuneration derived pegawai suatu badan hukum
from sources within the other atau perusahaan, dapat
Contracting State may also be dikenakan pajak oleh
taxed by that other Negara tersebut. Kecuali
Contracting State. sebagaimana diatur dalam
ayat (2), upah, gaji, dan
imbalan serupa yang
bersumber di Negara Pihak
lainnya pada Perjanjian
dapat juga dikenakan pajak
di Negara Pihak lainnya
pada Perjanjian tersebut.
(2) Remuneration described in (2) Imbalan sebagaimana
paragraph (1) derived by an dijelaskan dalam ayat (1) yang
individual who is a resident of diperoleh orang pribadi
one of the Contracting States penduduk salah satu Negara
shall be exempt from tax by Pihak pada Perjanjian akan
the other Contracting State if: dikecualikan dari pengenaan
pajak oleh Negara Pihak
lainnya pada Perjanjian jika:
(a) he is present in that (a) orang tersebut berada di
other Contracting State Negara Pihak lainnya
Perpajakan Internasional di Indonesia 347

for a period or periods pada Perjanjian untuk


aggregating less than suatu masa atau masa-
120 days in any masa yang
consecutive 12-month keseluruhannya
period; and berjumlah kurang dari
120 (seratus dua puluh)
hari dalam suatu masa
12 (dua belas) bulan
yang berurutan; dan
(b) the remuneration is paid (b) imbalan tersebut
by or on behalf on an dibayarkan oleh, atau
employer who is not a atas nama, pemberi kerja
resident of the other yang bukan merupakan
State; and penduduk Negara Pihak
lainnya tersebut, dan
(c) the remuneration is not (c) imbalan tersebut tidak
borne as such or menjadi beban bagi, atau
reimbursed by a diganti pembayarannya
permanent establishment oleh, suatu bentuk usaha
which the employer has tetap yang dimiliki oleh
in that other Contracting pemberi kerja di Negara
State. Pihak lainnya tersebut.

(3) Notwithstanding paragraph (3) Menyimpang dari ayat (2),


(2), remuneration derived by imbalan yang diperoleh orang
an individual from the pribadi karena pekerjaan atau
performance of labor or pemberian jasa-jasa pribadi
personal services as an yang dilakukannya sebagai
employee aboard ships or pegawai pada kapal laut atau
aircraft operated by a resident pesawat udara yang
of one of the Contracting dioperasikan oleh penduduk
States in international traffic salah satu Negara Pihak pada
shall be exempt from tax by Perjanjian dalam jalur lalu
the other Contracting State if lintas internasional akan
such individual is a member dikecualikan dari pengenaan
of the regular complement of pajak oleh Negara Pihak
the ship or aircraft. lainnya pada Perjanjian jika
orang pribadi tersebut adalah
348 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

awak kapal atau pesawat


udara tersebut.
Article 17 Pasal 17
ARTISTES AND ATHLETES ARTIS DAN ATLET

(1) Notwithstanding Article 15 (1) Menyimpang dari ketentuan-


(Independent Personal ketentuan dalam Pasal 15
Services) and 16 (Dependent (Pekerjaan Bebas) dan 16
Personal Services), income (Pekerjaan dalam Hubungan
derived by public entertainers, Kerja), penghasilan yang
such as theatre, motion diperoleh para penghibur,
picture, radio, or television seperti para artis teater,
artistes, and musicians, and by gambar bergerak, radio, atau
athletes, from their personal televisi, dan musisi, serta
activities as such may be atlet, dari kegiatan-
taxed in the Contracting State kegiatannya sebagai artis dan
in which those activities are atlet, dapat dikenakan pajak di
exercised if the gross amount Negara Pihak pada Perjanjian
of such remuneration, di mana kegiatan-kegiatan
including expenses tersebut dilakukan jika jumlah
reimbursed to him or borne on bruto imbalannya, termasuk
his behalf, exceeds in the biaya-biaya yang diganti
aggregate 2,000 United States pembayarannya atau yang
dollars or its equivalent in dibuat atas namanya, secara
Indonesian rupiahs in any keseluruhan melebihi US$
consecutive 12-month period. 2,000 (dua ribu dolar Amerika
Serikat) atau setaranya dalam
rupiah dalam suatu masa 12
(dua belas) bulan yang
berurutan.

(2) Where income in respect of (2) Apabila penghasilan yang


personal activities exercised berkenaan dengan kegiatan-
by an entertainer or an athlete kegiatan yang dilakukan oleh
in his capacity as such accrues artis atau atlet tidak diterima
not to the entertainer or oleh artis atau atlet itu sendiri
athlete himself but is diverted tetapi oleh orang/badan lain,
to another person, that income maka penghasilan tersebut,
Perpajakan Internasional di Indonesia 349

may, notwithstanding the menyimpang dari ketentuan-


provisions of Article 8 ketentuan yang diatur dalam
(Business Profits) and 15 Pasal 8 (Laba Usaha) dan 15
(Independent Personal (Pekerjaan Bebas), dapat
Services), be taxed in the dikenakan pajak di Negara
Contracting State in which the Pihak pada Perjanjian di mana
activities of the entertainer or kegiatan-kegiatan artis atau
athlete are exercised. atlet tersebut dilakukan.

(3) The provisions of paragraphs (3) Ketentuan-ketentuan dalam


1 and 2 shall not apply to ayat (1) dan (2) tidak berlaku
remuneration or profits terhadap imbalan atau laba
derived from activities yang diperoleh dari kegiatan-
exercised in a Contracting kegiatan yang dilakukan di
State if the visit to that State is suatu Negara Pihak pada
substantially supported of Perjanjian jika kunjungan ke
specialized by the other Negara tersebut dibiayai oleh
Contracting State and is Negara Pihak lainnya pada
certified by the competent Perjanjian dan dinyatakan
authority of the sending State memenuhi syarat, oleh pejabat
to qualify under this yang berwenang dari Negara
provision. pengirim, berdasarkan
ketentuan dalam pasal ini.
350 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Article 18 Pasal 18
GOVERNMENT SERVICE PEGAWAI PEMERINTAH

(1) (a) Remuneration, other (1) (a) Imbalan, selain pensiun,


than a pension, paid by a yang dibayarkan oleh
Contracting State or a suatu Negara Pihak pada
political subdivision or a Perjanjian atau bagian
local authority thereof to ketatanegaraannya atau
any individual in respect pemerintah daerahnya
to services rendered to kepada orang pribadi
that State or political sehubungan dengan
subdivision or local jasa-jasa yang diberikan
authority thereof shall be kepada Negara tersebut
taxable only in that atau bagian
State. ketatanegaraannya atau
pemerintah daerahnya
hanya akan dikenakan
pajak di Negara tersebut.

(b) However, such (b) Namun demikian,


remuneration shall be imbalan tersebut hanya
taxable only in the other akan dikenakan pajak di
Contracting State if the Negara Pihak lainnya
services are rendered in pada Perjanjian jika
that State and the jasa-jasa tersebut
recipient is a resident of diberikan di Negara
that State who: Pihak lainnya tersebut
dan penerimanya adalah
penduduk Negara Pihak
lainnya tersebut yang:
(i) is a national of that (i) merupakan warga
State; or negara dari negara
itu; atau
(ii) did not become a (ii) tidak menjadi
resident of that penduduk negara
State solely for the itu semata-mata
purpose of dengan tujuan
performing the untuk memberikan
Perpajakan Internasional di Indonesia 351

services. jasa-jasa tersebut.

(2) Any pension paid by, or out of (2) Pensiun yang dibayarkan oleh,
funds created by, a atau berasal dari dana yang
Contracting State or a political dibentuk oleh, suatu Negara
subdivision or a local Pihak pada Perjanjian atau
authority thereof to any bagian ketatanegaraannya atau
individual in respect of pemerintah daerahnya kepada
services rendered to that State orang pribadi sehubungan
or political subdivision or dengan jasa-jasa yang
local authority thereof shall be diberikan kepada Negara
taxable only in that State. tersebut atau bagian
ketatanegaraannya atau
pemerintah daerahnya hanya
akan dikenakan pajak di
Negara tersebut.
(3) The provisions of Articles 15 (3) Ketentuan-ketentuan dalam
(Independent Personal Pasal 15 (Pekerjaan Bebas),
Services), 16 (Dependent 16 (Pekerjaan dalam
Personal Services), and 21 Hubungan Kerja), dan 21
(Private Pensions and (Pensiun Swasta dan
Annuities) shall apply to Pembayaran Berkala) berlaku
remuneration or pensions in terhadap imbalan atau pensiun
respect of services rendered in yang berkenaan dengan jasa-
connection with any trade or jasa yang diberikan
business carried on by a sehubungan dengan
Contracting State or a political perdagangan atau usaha yang
subdivision or a local dilakukan oleh suatu Negara
authority thereof. Pihak pada Perjanjian atau
bagian ketatanegaraannya atau
pemerintah daerahnya.
352 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Article 19 Pasal 19
STUDENTS AND TRAINEES SISWA DAN PEMAGANG

(1) (a) An individual who is a (1) (a) Orang pribadi yang


resident of a Contracting sesaat sebelum
State immediately melakukan kunjungan
before making a visit to ke Negara Pihak lainnya
the other Contracting pada Perjanjian
State and is temporarily merupakan penduduk
present in the other State suatu Negara Pihak pada
solely: Perjanjian dan untuk
sementara berada di
Negara Pihak lainnya
tersebut semata-mata:

(i) as a student at a (i) sebagai pelajar


recognized pada universitas,
university, college, akademi, sekolah,
school, or other atau lembaga
similar recognized pendidikan serupa
educational lainnya yang
institution in that diakui di Negara
other State, or Pihak lainnya
tersebut; atau
(ii) as a recipient of a (ii) sebagai penerima
grant, allowance, bea siswa,
or award for the penghargaan, atau
primary purpose of hadiah dari
study, research, or Pemerintah salah
training from the satu Negara Pihak
Government of pada Perjanjian
either State or yang diberikan
from a scientific, oleh Pemerintah
educational, salah satu Negara
religious, or Pihak pada
charitable Perjanjian yang
organization, or tujuan utamanya
under a technical adalah untuk
Perpajakan Internasional di Indonesia 353

assistance program belajar, penelitian,


entered into by the atau pelatihan; atau
Government of dari organisasi
either State; yang bergerak di
bidang ilmu
pengetahuan,
kependidikan,
keagamaan, atau
sosial, atau dari
program bantuan
teknis yang
diberikan oleh
pemerintah.
shall be exempt from tax akan dikecualikan dari
in that other State for a pengenaan pajak di
period not exceeding Negara Pihak lainnya
five years from his date tersebut untuk suatu
of arrival in that other masa yang tidak
State on amounts melebihi 5 (lima) tahun
described in sejak tanggal
subparagraph (b). kedatangannya di
Negara Pihak lainnya
tersebut atas jumlah
yang dijelaskan dalam
sub ayat (b).

(b) The amounts referred to (b) Jumlah yang dimaksud


in subparagraph (a) are: alam sub ayat (a) adalah:

(i) all remittances (i) seluruh


from abroad for penerimaan dari
the purposes of his luar negeri untuk
maintenance, biaya hidup,
education, study, pendidikan,
research, or belajar, penelitian,
training; atau pelatihan;

(ii) the amount of such (ii) jumlah dari bea


354 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

grant, allowance, siswa,


or award; and penghargaan, atau
hadiah; dan
(iii) any remuneration (iii) setiap imbalan
not exceeding two yang tidak
thousand United melebihi US$
States dollars or its 2,000 (dua ribu
equivalent in dolar Amerika
Indonesian rupiahs Serikat) atau
per year in respect setaranya dalam
of services in that rupiah setiap
other State, tahunnya
provided the sehubungan
services are dengan jasa-jasa
performed in yang diberikan di
connection with Negara Pihak
his study, research, lainnya tersebut,
or training, or are sepanjang jasa-jasa
necessary for the yang diberikan
purposes of his tersebut terkait
maintenance. dengan kegiatan
belajar, penelitian,
atau pelatihan, atau
yang diperlukan
untuk biaya
hidupnya.
(2) An individual who is a (2) Orang pribadi yang sesaat
resident of a Contracting State sebelum melakukan
immediately before making a kunjungan ke Negara Pihak
visit to the other Contracting lainnya pada Perjanjian
State and is temporarily merupakan penduduk suatu
present in the other State Negara Pihak pada Perjanjian
solely as a business or dan untuk sementara berada di
technical apprentice shall be Negara Pihak lainnya tersebut
exempt from tax in that other semata-mata sebagai
State for a period not pemagang di bidang bisnis
exceeding twelve consecutive maupun teknik akan
months on his income from dikecualikan dari pengenaan
personal services in an pajak di Negara Pihak lainnya
Perpajakan Internasional di Indonesia 355

aggregate amount not in tersebut untuk suatu masa


excess of 7,500 United States yang tidak melebihi dua belas
dollars or its equivalent in bulan yang berurutan atas
Indonesian rupiahs. penghasilannya dari jasa-jasa
pribadi yang secara
keseluruhannya berjumlah
tidak melebihi US$ 7,500
(tujuh ribu lima ratus dolar
Amerika Serikat) atau
setaranya dalam rupiah.

Article 20 Pasal 20
TEACHERS AND GURU DAN PENELITI
RESEARCHERS

(1) An individual who is a (1) Orang pribadi yang sesaat


resident of a Contracting State sebelum melakukan
immediately before making a kunjungan ke Negara Pihak
visit to the other Contracting lainnya pada Perjanjian
State, and who, at the merupakan penduduk suatu
invitation of a university, Negara Pihak pada Perjanjian
college, school, or other dan yang, atas undangan dari
similar educational institution, universitas, akademi, sekolah,
visits that other State solely atau lembaga pendidikan
for the purpose of teaching or serupa lainnya, mengunjungi
research or both at such Negara Pihak lainnya tersebut
educational institution shall be semata-mata untuk tujuan
exempt from tax in that other mengajar dan/atau melakukan
State on any remuneration for penelitian pada lembaga
such teaching or research for a pendidikan tadi akan
period not exceeding two dikecualikan dari pengenaan
years from his date of arrival pajak di Negara Pihak lainnya
in that other State. An tersebut atas imbalan dari
individual shall be entitled to kegiatan mengajar atau
the benefits of this paragraph penelitiannya tersebut untuk
only once. suatu masa yang tidak
melebihi 2 (dua) tahun sejak
kedatangannya di Negara
Pihak lainnya tersebut. Orang
356 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

pribadi berhak menikmati


manfaat dari ketentuan ini
hanya satu kali.
(2) This Article shall not apply to (2) Pasal ini tidak berlaku untuk
income from research if such penghasilan dari kegiatan
research is undertaken penelitian jika penelitian
primarily for the private tersebut dilaksanakan
benefit of a specific person or terutama untuk kepentingan
persons. orang/badan tertentu saja.

Article 21 Pasal 21
PRIVATE PENSIONS AND PENSIUN SWASTA DAN
ANNUITIES PEMBAYARAN BERKALA

(1) Kecuali sebagaimana diatur


(1) Except as provided in Article dalam Pasal 18 (Pegawai
18 (Government Service), Pemerintah), pensiun dan
pension and other similar imbalan serupa lainnya
remuneration in consideration sehubungan dengan pekerjaan
of past employment derived di masa lampau yang
from sources within one of the bersumber di salah satu
Contracting States by a Negara Pihak pada Perjanjian
resident of the other yang diperoleh penduduk
Contracting State may be Negara Pihak lainnya pada
taxed by both Contracting Perjanjian dapat dikenakan
States. If the beneficial owner pajak oleh kedua Negara
of pensions and other similar Pihak pada Perjanjian
remuneration is a resident of tersebut. Jika pemilik manfaat
the other Contracting State, dari pensiun dan imbalan
the tax so charged may not serupa lainnya tersebut
exceed 15 percent of the gross merupakan penduduk Negara
amount thereof. Pihak lainnya pada Perjanjian,
besarnya pajak yang
dikenakan tidak boleh
melebihi 15% (lima belas
persen) dari jumlah brutonya.

(2) Annuities paid to an (2) Pembayaran berkala yang


Perpajakan Internasional di Indonesia 357

individual who is a resident of dibayarkan kepada orang


one of the Contracting States pribadi penduduk salah satu
shall be taxable only in that Negara Pihak pada Perjanjian
Contracting State. hanya akan dikenakan pajak
di Negara tersebut.

(3) Alimony and child support (3) Pembayaran alimony


payments made by an (tunjangan kepada mantan
individual who is a resident of isteri/suami) dan child support
one of the Contracting States (tunjangan untuk keperluan
to an individual who is a pemeliharaan anak) yang
resident of the other dilakukan oleh orang pribadi
Contracting State shall be penduduk salah satu Negara
exempt from tax in that other Pihak pada Perjanjian kepada
Contracting State. orang pribadi penduduk
Negara Pihak lainnya pada
Perjanjian akan dikecualikan
dari pengenaan pajak di
Negara Pihak lainnya tersebut.
(4) The term “Pensions and other (4) Istilah “pensiun dan imbalan
similar remuneration”, as used serupa lainnya”, sebagaimana
in this Article, means digunakan dalam Pasal ini,
payments made by reason of berarti pembayaran yang
retirement or death in dibuat sehubungan dengan
consideration for services masa pensiun atau kematian
rendered, or by way of sebagai balasan atas jasa-jasa
compensation for injuries yang telah diberikan, atau
received in connection with pembayaran ganti rugi atas
past employment. kecelakaan yang berhubungan
dengan pekerjaan di masa
lampau.
5) The term “annuities”, as used (5) Istilah “pembayaran berkala”,
in this Article, means a stated sebagaimana digunakan dalam
sum paid periodically at stated Pasal ini, berarti suatu jumlah
times during life, or during a tertentu yang dibayarkan
specified number of years, secara berkala pada waktu
under an obligation to make tertentu selama hidup, atau
the payments in return for selama jangka waktu tertentu,
adequate and full berdasarkan suatu kewajiban
358 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

consideration (other than untuk melakukan pembayaran


services rendered). yang merupakan pengganti
nafkah yang layak dan utuh
(selain dari pemberian jasa-
jasa).
(6) The term “alimony”, as used (6) Istilah “alimony”,
in this Article, means periodic sebagaimana digunakan dalam
payments made pursuant to a Pasal ini, berarti pembayaran
decree of divorce, separate berkala yang dilakukan dalam
maintenance agreement, or rangka mentaati keputusan
support or separation perceraian, perjanjian
agreement. pemberian nafkah, atau
perjanjian berpisah atau
pemeliharaan anak.
Perpajakan Internasional di Indonesia 359

Article 22 Pasal 22
SOCIAL SECURITY PEMBAYARAN JAMINAN
PAYMENTS SOSIAL

Social security payments and Pembayaran jaminan sosial


similar benefits paid out of public dan kenikmatan-kenikmatan
funds by one of the Contracting serupa yang berasal dari dana
States to an individual who is a publik oleh salah satu Negara
resident of the other Contracting Pihak pada Perjanjian kepada
State or a citizen of the United orang pribadi penduduk Negara
States shall be taxable only in the Pihak lainnya pada Perjanjian atau
first-mentioned Contracting State. warga negara Amerika Serikat
This article shall not apply to hanya akan dikenakan pajak di
payments described in Article 18 Negara yang disebutkan pertama.
(Government Service). Pasal ini tidak berlaku atas
pembayaran-pembayaran yang
dijelaskan dalam Pasal 18
(Pegawai Pemerintah).

Article 23 Pasal 23
RELIEF FROM DOUBLE PENGHINDARAN PAJAK
TAXATION BERGANDA

Double taxation of income Pengenaan pajak berganda


shall be avoided in the following atas penghasilan akan dihindarkan
manner: dengan cara-cara sebagai berikut:

(1) In accordance with the (1) Sesuai dengan ketentuan-


provisions and subject to the ketentuan dan tunduk pada
limitations of the law of the batas-batas perundang-
United States, as in force from undangan Amerika Serikat,
time to time, the United States yang berlaku dari waktu ke
shall allow to a citizen or waktu, Pemerintah Amerika
resident of the United States Serikat akan mengizinkan
as a credit against the United warga negara atau
States tax the appropriate penduduknya untuk
amount of Indonesian tax. mengkreditkan pajak
360 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Such appropriate amount shall Indonesia dalam jumlah yang


be based upon the amount of sepadan terhadap pajak
tax paid to Indonesia, but the Amerika Serikat. Besarnya
credit shall not exceed the kredit pajak tersebut
limitations provided by didasarkan pada jumlah pajak
United States law for the yang dibayarkan kepada
taxable year. For the purpose Indonesia, namun kredit pajak
of applying the United States tersebut tidak melebihi
credit in relation to taxes paid batasan yang ditetapkan oleh
to Indonesia, the rules set perundang-undangan Amerika
forth in Article 7 (Source of Serikat untuk tahun pajak
Income) shall be applied to yang bersangkutan. Untuk
determine the source of keperluan penerapan
income, subject to such source pengkreditan terhadap pajak
rules in domestic law as apply Amerika Serikat yang
solely for the purposes of berhubungan dengan pajak
limiting the foreign tax credit. yang dibayarkan kepada
Indonesia, ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam
Pasal 7 (Sumber Penghasilan)
akan diterapkan untuk
menentukan sumber
penghasilan, namun tetap
tunduk pada aturan-aturan
tentang sumber penghasilan
yang ada dalam perundang-
undangan domestik yang
diterapkan semata-mata untuk
membatasi kredit pajak luar
negeri.
(2) In accordance with the (2) Sesuai dengan ketentuan-
provisions and subject to the ketentuan dan tunduk pada batas-
limitations of the law of batas perundang-undangan
Indonesia, as in force from Indonesia, yang berlaku dari waktu
time to time, Indonesia shall ke waktu, Pemerintah Indonesia
allow to a resident of akan mengizinkan penduduknya
Indonesia as a credit against untuk mengkreditkan dalam
Indonesian tax the appropriate jumlah sepadan pajak penghasilan
amount of income taxes paid yang dibayarkan kepada Amerika
to the United States. Such Serikat terhadap pajak Indonesia.
Perpajakan Internasional di Indonesia 361

appropriate amount shall be Besarnya kredit pajak tersebut


based upon the amount of tax didasarkan pada jumlah pajak
paid to the United States but yang dibayarkan kepada Amerika
shall not exceed the Serikat namun tidak melebihi
limitations provided by batasan yang ditetapkan oleh
Indonesian law for the taxable perundang-undangan Indonesia
year. For the purpose of untuk tahun pajak yang
applying the Indonesian credit bersangkutan. Untuk keperluan
in relation to taxes paid to the penerapan pengkreditan terhadap
United States, the rules set pajak Indonesia yang berhubungan
forth in Article 7 (Source of dengan pajak yang dibayarkan
Income) shall be applied to kepada Amerika Serikat,
determine the source of ketentuan-ketentuan yang diatur
income. dalam Pasal 7 (Sumber
Penghasilan) akan diterapkan
untuk menentukan sumber
penghasilan.
362 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Article 24 Pasal 24
NON-DISCRIMINATION NON-DISKRIMINASI

(1) A citizen of one of the (1) Warga negara salah satu


Contracting States who is a Negara Pihak pada Perjanjian
resident of the other yang merupakan penduduk
Contracting State shall not be Negara Pihak lainnya pada
subjected in that other Perjanjian tidak akan
Contracting State to more dikenakan di Negara Pihak
burdensome taxes or lainnya tersebut pajak atau
connected requirements than a persyaratan-persyaratan
citizen of that other terkait yang lebih
Contracting State who is a memberatkan dibanding
resident thereof under the dengan yang dikenakan
same conditions or terhadap warga negara dari
circumstances. Negara Pihak lainnya pada
Perjanjian yang juga
merupakan penduduk Negara
Pihak lainnya tersebut dalam
kondisi dan keadaan yang
sama.

(2) Except as provided in (2) Kecuali sebagaimana diatur


paragraph 4 of Article 11 dalam Pasal 11 (Dividen) ayat
(Dividends), a permanent (4), suatu bentuk usaha tetap
establishment which a yang dimiliki oleh penduduk
resident of one of the salah satu Negara Pihak pada
Contracting States has in the Perjanjian di Negara Pihak
other Contracting State shall lainnya pada Perjanjian tidak
not be subject in that other akan dikenakan di Negara
Contracting State to more Pihak lainnya tersebut pajak
burdensome taxes or atau persyaratan-persyaratan
connected requirements than a terkait yang lebih
resident of that other memberatkan dibanding
Contracting State carrying on dengan yang dikenakan
the same activities. This terhadap penduduk Negara
paragraph shall not be Pihak lainnya tersebut yang
construed as obliging a melakukan kegiatan yang
Contracting State to grant to sama. Ayat ini tidak boleh
Perpajakan Internasional di Indonesia 363

individual residents of the ditafsirkan sebagai


other Contracting State any mewajibkan suatu Negara
personal allowances, reliefs, Pihak pada Perjanjian untuk
or deductions for taxation memberikan kepada penduduk
purposes on account of civil Negara Pihak lainnya pada
status or family Perjanjian suatu kelonggaran,
responsibilities which it grants keringanan, atau pengurangan
to its own individual dalam pengenaan pajak yang
residents. didasarkan pada status
kependudukan atau tanggung
jawab keluarga seperti yang
diberikan kepada
penduduknya sendiri.
(3) A corporation of one of the (3) Suatu badan hukum dari salah
Contracting States, the capital satu Negara Pihak pada
of which is wholly or partly Perjanjian, yang sebagian atau
owned or controlled by one or seluruh modalnya dimiliki
more residents of the other atau dikuasai oleh penduduk
Contracting State, shall not be Negara Pihak lainnya pada
subjected in the first- Perjanjian, tidak akan
mentioned Contracting State dikenakan di Negara yang
to any taxation or any disebut pertama pajak atau
requirement connected persyaratan-persyaratan
therewith which is other or terkait yang berbeda atau
more burdensome than the lebih memberatkan dibanding
taxation and connected dengan pajak atau
requirements to which a persyaratan-persyaratan
corporation of the first- terkait yang dikenakan
mentioned Contracting State terhadap badan hukum dari
carrying on the same Negara yang disebut pertama,
activities, the capital of which yang sebagian atau seluruh
is wholly owned or controlled modalnya dimiliki atau
by one or more residents of dikuasai oleh penduduk
the first-mentioned Negara yang disebut pertama,
Contracting State, is or may yang melakukan kegiatan
be subjected. yang sama.
(4) Except where the provisions (4) Kecuali di mana berlaku
of paragraph 1 of Article 10 ketentuan-ketentuan dalam
(Related Persons), paragraph Pasal 10 (Orang/Badan yang
364 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

5 of Article 12 (Interest), or Memiliki Hubungan


paragraph 5 of Article 13 Istimewa) ayat (1), Pasal 12
(Royalties) apply, interest, (Bunga) ayat (5), atau Pasal
royalties, and other 13 (Royalti) ayat (5), bunga,
disbursements paid by a royalti, dan pengeluaran lain
resident of a Contracting State yang dibayarkan oleh
to a resident of the other penduduk suatu Negara Pihak
Contracting State shall, for the pada Perjanjian kepada
purposes of determining the penduduk Negara Pihak
taxable profits of the first- lainnya pada Perjanjian, untuk
mentioned resident, be menentukan laba yang dapat
deductible under the same dikenakan pajak dari
conditions (including rules penduduk Negara yang
governing the allowable debt disebutkan pertama, dapat
to equity ratio) as if they had dikurangkan berdasarkan
been paid to a resident of the kondisi yang sama (termasuk
first-mentioned State. peraturan yang mengatur
Similarly, any debts of a besarnya rasio utang terhadap
resident of a Contracting State modal yang diizinkan)
to a resident of the other seandainya pengeluaran-
Contracting State shall, for the pengeluaran tersebut
purpose of determining the dibayarkan kepada penduduk
taxable capital of the first- Negara yang disebutkan
mentioned resident, be pertama. Demikian pula,
deductible under the same utang-utang penduduk Negara
conditions (including rules Pihak pada Perjanjian kepada
governing the allowable debt penduduk Negara Pihak
to equity ratio) as if they had lainnya pada Perjanjian, untuk
been contracted to a resident menentukan modal yang dapat
of the first-mentioned State. dikenakan pajak dari
penduduk Negara yang
disebutkan pertama, dapat
dikurangkan berdasarkan
kondisi yang sama (termasuk
peraturan yang mengatur
besarnya rasio utang terhadap
modal yang diizinkan)
seandainya utang-utang
tersebut diberikan kepada
penduduk Negara yang
Perpajakan Internasional di Indonesia 365

disebutkan pertama.
(5) For the purposes of this (5) Untuk kepentingan Pasal ini,
Article, the Convention shall menyimpang dari ketentuan-
apply, notwithstanding the ketentuan dalam Pasal 2
provisions of Article 2 (Taxes (Pajak-Pajak yang Dicakup
Covered), to taxes of every dalam Perjanjian), Perjanjian
kind imposed by a akan berlaku terhadap setiap
Contracting State. jenis pajak yang dikenakan
oleh Negara Pihak pada
Perjanjian.

Article 25 Pasal 25
MUTUAL AGREEMENT TATA CARA PERSETUJUAN
PROCEDURE BERSAMA

(1) Where a resident of a (1) Apabila penduduk suatu


Contracting State considers Negara Pihak pada Perjanjian
that the actions of one or both menganggap bahwa tindakan-
of the Contracting States tindakan salah satu Negara
result or will result for him in Pihak pada Perjanjian atau
taxation not in accordance kedua-duanya mengakibatkan
with this Convention, he may, atau akan mengakibatkan
notwithstanding the remedies pengenaan pajak yang tidak
provided by the national laws sesuai dengan Perjanjian ini,
of those States, present his maka penduduk tersebut,
case to the competent menyimpang dari cara-cara
authority of the Contracting penyelesaian yang diatur oleh
State of which he is a resident perundang-undangan nasional
or, if his case comes under dari masing-masing Negara
paragraph 1 of Article 24 tersebut, dapat mengajukan
(Non-discrimination), to that masalahnya kepada pejabat
of the Contracting State of yang berwenang dari Negara
which he is a national. The Pihak pada Perjanjian di mana
case must be presented within ia menjadi penduduk atau,
three years of the first jika masalah tersebut diatur
notification of that action. dalam Pasal 24 (Non-
Where a combination of diskriminasi) ayat (1), kepada
decisions or actions taken in pejabat yang berwenang dari
Negara Pihak pada Perjanjian
366 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

both Contracting States results di mana ia menjadi warga


in taxation not in accordance negara. Masalah tersebut
with the provisions of the harus diajukan dalam jangka
Convention, the three years waktu 3 (tiga) tahun sejak
begins to run only from the adanya pemberitahuan
first notification of the most pertama tentang tindakan
recent action or decision. yang mengakibatkan
pengenaan pajak yang tidak
sesuai dengan Perjanjian
tersebut. Apabila keputusan-
keputusan atau tindakan-
tindakan yang diambil oleh
kedua Negara Pihak pada
Perjanjian menghasilkan
pengenaan pajak yang tidak
sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Perjanjian,
masa 3 (tiga) tahun dimulai
sejak pemberitahuan pertama
tentang tindakan atau
keputusan terkini.

(2) The competent authority shall (2) Jika ada pengajuan keberatan
endeavor, if the objection kepada pejabat yang
appears to it to be justified berwenang dan jika pejabat
and if it is not itself able to yang berwenang itu sendiri
arrive at an appropriate tidak dapat menemukan
solution, to resolve the case penyelesaian yang tepat, maka
by mutual agreement with the pejabat yang berwenang
competent authority of the tersebut akan berusaha untuk
other Contracting State, with a menyelesaikan masalah
view to the avoidance of tersebut melalui persetujuan
taxation not in accordance bersama dengan pejabat yang
with the Convention. Any berwenang dari Negara Pihak
agreement reached shall be lainnya pada Perjanjian.
implemented notwithstanding Persetujuan yang dicapai akan
any time limits or other diimplementasikan tanpa
procedural limitations in the memandang batasan waktu
domestic law of the atau batasan prosedural
lainnya yang ada pada
Perpajakan Internasional di Indonesia 367

Contracting States. perundang-undangan


domestik kedua Negara Pihak
pada Perjanjian.

(3) The competent authorities of (3) Pejabat-pejabat yang


the Contracting States shall berwenang dari kedua Negara
endeavor to resolve by mutual Pihak pada Perjanjian, melalui
agreement any difficulties persetujuan bersama, akan
arising as to the application of berusaha untuk menyelesaikan
the Convention. They may kesulitan-kesulitan yang
also consult together for the timbul dalam penerapan
elimination of double taxation Perjanjian ini. Pejabat-pejabat
in cases not provided for in yang berwenang tersebut
the Convention. dapat juga berunding bersama
untuk mencegah pengenaan
pajak berganda dalam
masalah-masalah yang tidak
diatur dalam Perjanjian.

(4) The competent authorities of (4) Pejabat-pejabat yang


the Contracting States may berwenang dari kedua Negara
communicate with each other Pihak pada Perjanjian dapat
directly for the purpose of berkomunikasi satu sama lain
reaching an agreement in the secara langsung guna
sense of this Article. When it mencapai suatu persetujuan
seems advisable for the sebagaimana dimaksud dalam
purpose of reaching Pasal ini. Apabila dipandang
agreement, the competent perlu, demi mencapai
authorities may meet together persetujuan, pejabat-pejabat
for an oral exchange of yang berwenang dapat
opinions. mengadakan pertemuan untuk
saling tukar pendapat secara
lisan.

Pasal 26
Article 26
PERTUKARAN INFORMASI
EXCHANGE OF
INFORMATION
(1) Pejabat-pejabat yang
368 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

berwenang dari kedua Negara


(1) The competent authorities of Pihak pada Perjanjian akan
the Contracting States shall melakukan pertukaran
exchange such information as informasi yang diperlukan
is necessary for carrying out untuk melaksanakan
the provisions of this ketentuan-ketentuan dalam
Convention or of the domestic Perjanjian ini atau untuk
laws of the Contracting States melaksanakan ketentuan-
concerning taxes covered by ketentuan dalam perundang-
the Convention insofar as the undangan domestik kedua
taxation thereunder is not Negara tersebut yang
contrary to the Convention. berkenaan dengan pajak-pajak
The exchange of information yang dicakup dalam
is not restricted by Article 1 Perjanjian ini sepanjang
(Personal Scope). Any pengenaan pajak menurut
information received by a perundang-undangan Negara
Contracting State shall be yang bersangkutan tidak
treated as secret in the same bertentangan dengan
manner as information Perjanjian ini. Pertukaran
obtained under the domestic informasi tidak dibatasi oleh
laws of that State and shall be ketentuan-ketentuan dalam
disclosed only to Persons or Pasal 1 (Orang dan Badan
authorities (including courts yang Dicakup dalam
and administrative bodies) Perjanjian). Setiap informasi
involved in the assessment, yang diterima oleh suatu
collection or administration Negara Pihak pada Perjanjian
of, the enforcement or harus dijaga kerahasiaannya
prosecution in respect of, or seperti halnya informasi yang
the determination of appeals diperoleh berdasarkan
in relation to the taxes perundang-undangan
covered by the Convention. domestik Negara tersebut dan
Such persons or authorities hanya akan diungkapkan
shall use the information only kepada pihak-pihak atau
for such purposes. They may instansi-instansi yang
disclose the information in berwenang (termasuk
public court proceedings or in pengadilan dan badan-badan
judicial decisions. administratif) yang terlibat
dalam penaksiran, penagihan,
pengadministrasian,
penegakan hukum,
Perpajakan Internasional di Indonesia 369

penuntutan, atau penentuan


permohonan banding yang
berkenaan dengan pajak-pajak
yang dicakup oleh Perjanjian
ini. Pihak-pihak atau instansi-
instansi yang berwenang
tersebut hanya boleh
menggunakan informasi tadi
untuk tujuan-tujuan tersebut
di atas. Mereka boleh
mengungkapkan informasi
tadi dalam proses pengadilan
atau dalam pembuatan
keputusan pengadilan.

(2) In no case shall the provisions (2) Ketentuan-ketentuan dalam


of paragraph 1 be construed ayat (1) sama sekali tidak
so as to impose on a dapat ditafsirkan sedemikian
Contracting State the rupa sehingga membebani
obligation: suatu Negara Pihak pada
Perjanjian suatu kewajiban
untuk:
(a) to carry out (a) melaksanakan tindakan-
administrative measures tindakan administratif
at variance with the laws yang menyimpang dari
and administrative perundang-undangan
practice of that or of the atau praktik
other Contracting State; administratif yang
berlaku di Negara
tersebut atau di Negara
Pihak lainnya pada
Perjanjian;
(b) to supply information (b) memberikan informasi
which is not obtainable yang tidak mungkin
under the laws or in the diperoleh berdasarkan
normal course of the perundang-undangan
administration of that or atau dalam praktik
of the other Contracting administratif yang lazim
di Negara tersebut atau
370 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

State; di Negara Pihak lainnya


pada Perjanjian;
(c) to supply information (c) memberikan informasi
which would disclose yang mengungkapkan
any trade, business, rahasia di bidang
industrial, commercial, perdagangan, usaha,
or professional secret or industri, perniagaan,
trade process, or atau keahlian atau yang
information the mengungkapkan proses
disclosure of which perdagangan, atau
would be contrary to informasi lainnya yang
public policy. pengungkapannya akan
bertentangan dengan
kebijaksanaan umum.
(3) If information is requested by (3) Jika informasi diminta oleh
a Contracting State in suatu Negara Pihak pada
accordance with this Article, Perjanjian berdasarkan Pasal
the other Contracting State ini, Negara Pihak lainnya
shall obtain the information to pada Perjanjian akan
which the request relates in mencarikan informasi yang
the same manner and to the berhubungan dengan
same extent as if the tax of the permintaan tersebut dengan
first-mentioned State were the cara yang sama dan dalam
tax of that other State and taraf yang sama apabila pajak
were being imposed by that Negara yang disebutkan
other State. If specifically, pertama adalah pajak Negara
requested by the competent Pihak lainnya dan dikenakan
authority of a Contracting oleh Negara Pihak lainnya
State, the competent authority tersebut. Jika secara spesifik
of the other Contracting State diminta oleh pejabat yang
shall provide information berwenang dari suatu Negara
under this Article in the form Pihak pada Perjanjian, pejabat
of depositions of witnesses yang berwenang dari Negara
and authenticated copies of Pihak lainnya pada Perjanjian
unedited original documents akan menyediakan informasi
(including books, papers, berdasarkan Pasal ini dalam
statements, records, accounts, bentuk penjelasan dari para
and writings), to the same saksi dan salinan otentik dari
extent such depositions and dokumen asli yang belum
Perpajakan Internasional di Indonesia 371

documents can be obtained diedit (termasuk buku, paper,


under the laws and laporan, catatan, rekening, dan
administrative practices of karya tulis lainnya), dalam
that other State with respect to taraf yang sama dengan
its own taxes. penjelasan dan dokumen yang
dapat diperoleh berdasarkan
perundang-undangan dan
praktik administratif dari
Negara Pihak lainnya tersebut
yang berkenaan dengan
perpajakannya sendiri.
(4) The exchange of information (4) Pertukaran informasi akan
shall be either on a routine dilakukan baik secara rutin
basis or on request with maupun atas dasar permintaan
reference to particular cases. dengan menunjuk hal-hal
The competent authorities of khusus. Pejabat-pejabat yang
the Contracting States may berwenang dari kedua Negara
agree on the list of Pihak pada Perjanjian dapat
information which shall be membuat persetujuan tentang
furnished on a routine basis. daftar informasi yang akan
diberikan secara rutin.

(5) The competent authorities of (5) Para pejabat yang berwenang


the Contracting States shall dari kedua Negara Pihak pada
notify each other of the Perjanjian akan saling
publication by their respective memberitahukan publikasi
Contracting States of any dari Negara masing-masing
material concerning the yang berkenaan dengan
application of this penerapan Perjanjian ini, baik
Convention, whether in the dalam bentuk undang-undang,
form of legislation, peraturan pemerintah,
regulations, rulings, or keputusan pemerintah, atau
judicial decisions by keputusan pengadilan dengan
transmitting in the ensuing mengirimkannya dalam tahun
calendar year the texts of any takwim di mana publikasi
such materials adopted in the tersebut diberlakukan.
course of any given calendar
year.
372 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

(6) For the purpose of this (6) Untuk kepentingan Pasal ini,
Article, the Convention shall menyimpang dari ketentuan-
apply, notwithstanding the ketentuan dalam Pasal 2
provisions of Article 2 (Taxes (Pajak-Pajak yang Dicakup
Covered), to taxes of every dalam Perjanjian), Perjanjian
kind imposed by a akan berlaku terhadap setiap
Contracting State. jenis pajak yang dikenakan
oleh suatu Negara Pihak pada
Perjanjian.
Article 27
DIPLOMATIC AND Pasal 27
CONSULAR OFFICERS PEJABAT-PEJABAT
DIPLOMATIK DAN
KONSULER
Nothing in this Convention Perjanjian ini tidak akan
shall affect the fiscal privileges of mempengaruhi hak-hak istimewa
diplomatic and consular officials di bidang fiskal dari anggota-
under the general rules of anggota misi diplomatik dan
international law or under the konsuler berdasarkan peraturan
provisions of special agreements. umum dari hukum internasional
maupun berdasarkan ketentuan-
ketentuan dalam suatu persetujuan
khusus.
Perpajakan Internasional di Indonesia 373

Article 28 Pasal 28
GENERAL RULES OF KETENTUAN-KETENTUAN
TAXATION UMUM PERPAJAKAN

(1) A resident of one of the (1) Penduduk salah satu Negara


Contracting States may be Pihak pada Perjanjian dapat
taxed by the other Contracting dikenakan pajak oleh Negara
State on any income from Pihak lainnya pada Perjanjian
sources within that other atas penghasilan yang
Contracting State and only on bersumber di Negara Pihak
such income, subject to any lainnya pada Perjanjian
limitations set forth in this tersebut dan hanya atas
Convention. For this purpose, penghasilan tersebut, namun
the rules set forth in Article 7 tetap tunduk pada batasan-
(Source of Income) shall be batasan yang diatur dalam
applied to determine the Perjanjian ini. Untuk
source of income. kepentingan ini, ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam
Pasal 7 (Sumber Penghasilan)
akan diterapkan untuk
menentukan sumber
penghasilan.

(2) The provisions of this (2) Ketentuan-ketentuan dalam


Convention shall not be Perjanjian ini tidak dapat
construed to restrict in any ditafsirkan sebagai
manner any exclusion, pembatasan dalam bentuk
exemption, deduction, credit, apapun terhadap setiap
or other allowance new or pengecualian, pembebasan,
hereafter accorded: pengurangan, pengkreditan,
atau kemudahan lainnya yang
diberikan saat ini atau
kemudian:
(a) by the laws of one of the (a) oleh perundang-
Contracting States in the undangan salah satu
determination of the tax Negara Pihak pada
imposed by that Perjanjian dalam
Contracting State, or menentukan pajak yang
374 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

dikenakan oleh Negara


Pihak pada Perjanjian
tersebut, atau
(b) by any other agreement (b) oleh persetujuan lain
between the Contracting antara kedua Negara
States. Pihak pada Perjanjian
tersebut.
(3) Notwithstanding any (3) Menyimpang dari setiap
provisions of this Convention, ketentuan dalam Perjanjian
except paragraph (4), a ini, kecuali ayat (4), suatu
Contracting State may tax a Negara Pihak pada Perjanjian
citizen or resident of that dapat mengenakan pajak
Contracting State as if this terhadap warga negara atau
Convention had not come into penduduk Negara Pihak pada
effect. For this purposes, the Perjanjian tersebut seolah-
term “citizen” shall include a olah Perjanjian ini tidak ada
former citizen whose loss of pengaruhnya. Untuk
citizenship had as one of the kepentingan ini, istilah “warga
principal purposes the negara” mencakup mantan
avoidance of tax but only for a warga negara yang kehilangan
period of ten years following kewarganegaraannya dengan
such lose. salah satu tujuan utamanya
untuk penghindaran pajak
tetapi hanya untuk masa 10
(sepuluh) tahun setelah
hilangnya kewarganegaraan
tersebut.
(4) The provisions of paragraph (4) Ketentuan-ketentuan dalam
(3) shall not affect: ayat (3) tidak akan
mempengaruhi:

(a) the benefits conferred by (a) manfaat-manfaat yang


a Contracting State diberikan oleh suatu
under paragraph (3) of Negara Pihak pada
Article 10 (Related Perjanjian berdasarkan
Persons), paragraph (3) Pasal 10 (Orang/Badan
of Article 21 (Private yang Memiliki
Pensions and Annuities), Hubungan Istimewa)
Perpajakan Internasional di Indonesia 375

Articles 22 (Social ayat (3), Pasal 21


Security Payments), 23 (Pensiun Swasta dan
(Relief from Double Pembayaran Berkala)
Taxation), 24 (Non- ayat (3), Pasal 22
discrimination), and 25 (Pembayaran Jaminan
(Mutual Agreement Sosial), Pasal 23
Procedure); and (Penghindaran Pajak
Berganda), Pasal 24
(Non-diskriminasi), dan
Pasal 25 (Tata Cara
Persetujuan Bersama);
dan

(b) the benefits conferred by (b) manfaat-manfaat yang


a Contracting State diberikan oleh suatu
under Articles 18 Negara Pihak pada
(Government Service), Perjanjian berdasarkan
19 (Students and Pasal 18 (Pegawai
Trainees), 20 (Teachers Pemerintah), Pasal 19
and Researchers), and (Pelajar dan Pemagang),
27 (Diplomatic and Pasal 20 (Guru dan
Consular Officers), upon Peneliti), dan Pasal 27
individuals who are (Pejabat-Pejabat
neither citizens of, nor Diplomatik dan
have immigrant status in Konsuler) kepada orang
that Contracting State. pribadi yang bukan
warga negara maupun
memiliki status imigran
di Negara Pihak pada
Perjanjian tersebut.
(5) The competent authorities of (5) Pejabat-pejabat yang
the Contracting States may berwenang dari kedua Negara
each prescribe regulations Pihak pada Perjanjian dapat
necessary to carry out the membuat peraturan-peraturan
provisions of this Convention. yang diperlukan untuk
melaksanakan ketentuan-
ketentuan dari Perjanjian ini.
(6) Except as provided in (6) Kecuali sebagaimana diatur
paragraph 7, a person (other dalam ayat (7), orang/badan
376 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

than an individual) which is a (selain orang pribadi) yang


resident of a Contracting State merupakan penduduk suatu
shall not be entitled under this Negara Pihak pada Perjanjian
Convention to relief from tidak berhak, berdasarkan
taxation in the other Perjanjian ini, untuk
Contracting State unless: dibebaskan dari perpajakan di
Negara Pihak lainnya pada
Perjanjian kecuali:
(a) more than 50 percent of (a) lebih dari 50% dari
the beneficial interest in kepemilikan
such person (or in the orang/badan tersebut
case of a company, more [atau dalam hal
than 50 percent of the perusahaan, lebih dari
number of shares of 50% dari jumlah lembar
each class of the tiap-tiap kelompok
company's shares) is saham perusahaan]
owned directly or dimiliki secara langsung
indirectly by any atau tidak langsung oleh
combination of one or suatu kombinasi dari
more of: satu atau lebih:

(i) individuals who (i) orang pribadi


are residents of the penduduk Amerika
United States; Serikat;

(ii) citizens of the (ii) warga negara


United States; Amerika Serikat;

(iii) individuals who (iii) orang pribadi


are residents of penduduk
Indonesia; Indonesia;

(iv) companies as (iv) perusahaan-


described in perusahaan
paragraph (7) (a); sebagaimana
and dijelaskan dalam
ayat (7) (a); dan
Perpajakan Internasional di Indonesia 377

(v) the Contracting (v) Negara-negara


States; and Pihak pada
Perjanjian; dan
(b) the income of such (b) penghasilan orang/badan
person is not used in tersebut tidak digunakan
substantial part, directly dalam jumlah yang
or indirectly, to meet berarti, langsung atau
liabilities (including tidak langsung, untuk
liabilities for interest or membayar utang
royalties) to persons (termasuk utang bunga
other than those atau utang royalti)
enumerated in kepada orang/badan
subparagraphs (a) (i) selain yang dirinci
through (v). dalam sub-ayat (a) (i)
sampai (v).
(7) The provisions of paragraph (7) Ketentuan-ketentuan dalam
(6) shall not apply if: ayat 6 tidak akan berlaku jika:

(a) the person is a company (a) orang/badan tersebut


in whose principal class adalah suatu perusahaan
of shares there is di mana kelompok
substantial and regular utama sahamnya
trading on a recognizes diperdagangkan secara
stock exchange; or reguler dalam jumlah
yang berarti di suatu
bursa efek yang diakui;
atau
(b) the establishment, (b) pendirian, perolehan,
acquisition, and dan pengelolaan dari
maintenance of such orang/badan tersebut
person and the conduct serta tujuan utama dari
of its operations did not pelaksanaan kegiatan
have as a principal orang/badan tersebut
purpose the purpose of tidak dimaksudkan
obtaining benefits under untuk memperoleh
the Convention. manfaat-manfaat dari
Perjanjian ini.
378 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

(8) For the purposes of paragraph (8) Untuk kepentingan ayat (7)
(7) (a), the term “a recognized (a), istilah “bursa efek yang
stock exchange” means: diakui” berarti:

(a) the NASDAQ System (a) Sistem NASDAQ yang


owned by the National dimiliki oleh the
Association of Securities National Association of
Dealers, Inc., and any Securities Dealers, Inc.,
stock exchange dan setiap bursa efek
registered with the yang terdaftar pada the
Securities and Exchange Security and Exchange
Commission as a Commission sebagai
national securities suatu bursa sekuritas
exchange for the nasional sebagaimana
purposes of the dimaksud dalam the
Securities Exchange Act Securities Exchange Act
of 1934; and of 1934; dan

(b) the Jakarta stock (b) Bursa Efek Jakarta; dan


exchange; and

(c) any other stock (c) bursa efek lainnya yang


exchange agreed upon disepakati bersama oleh
by the competent para pejabat yang
authorities of the berwenang dari kedua
Contracting States. Negara Pihak pada
Perjanjian.
Perpajakan Internasional di Indonesia 379

Article 29 Pasal 29
ASSISTANCE IN COLLECTION BANTUAN PENAGIHAN

(1) Each of the Contracting States (1) Masing-masing Negara Pihak


shall endeavor to collect on pada Perjanjian, atas nama
behalf of the other Negara Pihak lainnya pada
Contracting State such taxes Perjanjian, akan berusaha
imposed by that other untuk melakukan penagihan
Contracting State such taxes pajak-pajak yang dikenakan
imposed by that other oleh Negara Pihak lainnya
Contracting State as will tersebut dan akan memastikan
ensure that any exemption or bahwa setiap pengecualian
reduced rate of tax granted atau pengurangan tarif pajak
under this Convention by that yang diberikan berdasarkan
other Contracting State shall Perjanjian ini oleh Negara
not be enjoyed by persons not Pihak lainnya pada Perjanjian
entitled to such benefits. The tidak akan dinikmati oleh
competent authorities of the orang/badan yang tidak
Contracting States may berhak atas manfaat-manfaat
consult together for the tersebut. Para pejabat yang
purpose of giving effect to berwenang dari kedua Negara
this Article. Pihak pada Perjanjian dapat
berunding dalam rangka
memberlakukan Pasal ini.

(2) In no case shall this Article be (2) Pasal ini sama sekali tidak
construed so as to impose dapat ditafsirkan sedemikian
upon a Contracting State the rupa sehingga membebani
obligation to carry out suatu Negara Pihak pada
administrative measures at Perjanjian suatu kewajiban
variance with the regulations untuk melaksanakan tindakan-
and practices of either tindakan administratif yang
Contracting State or which menyimpang dari peraturan-
would be contrary to the first- peraturan dan praktik-praktik
mentioned Contracting State dari salah satu Negara Pihak
sovereignty, security, or pada Perjanjian atau akan
public policy. bertentangan dengan
kedaulatan, keamanan, atau
kebijaksanaan publik dari
380 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Negara Pihak pada Perjanjian


yang disebutkan pertama.

Article 30 Pasal 30
ENTRY INTO FORCE BERLAKUNYA PERJANJIAN

This Convention shall be Perjanjian ini mengharuskan


subject to ratification and adanya ratifikasi (pengesahan) dan
instruments of ratification shall be instrumen ratifikasi tersebut akan
exchanged at Washington as soon dipertukarkan di Washington
as possible. It shall enter into sesegera mungkin. Perjanjian ini
force one month after the date of akan mulai berlaku satu bulan
exchange of the instruments of setelah tanggal pertukaran
ratification. The provisions shall instrumen ratifikasi. Ketentuan-
for the first time have effect with ketentuan dalam Perjanjian ini
respect to taxes withheld at source untuk pertama kali akan mulai
in accordance with Articles 11 berlaku, terhadap pajak-pajak yang
(Dividends), 12 (Interest), and 13 dipungut di Negara sumbernya
(Royalties), for amount paid or sesuai dengan Pasal 11 (Dividen),
credited on or after the first day of Pasal 12 (Bunga) dan 13 (Royalti),
the second month next following atas jumlah yang dibayarkan atau
the date on which the Convention dikreditkan pada atau setelah hari
enters into force, and with respect pertama dari bulan kedua setelah
to other taxes for calendar years hari mulai berlakunya Perjanjian,
or taxable years beginning on or dan terhadap pajak-pajak lainnya
after January 1 of the year in dalam tahun takwim atau tahun
which this Convention enters into pajak, pada atau setelah 1 Januari
force. pada tahun di mana Perjanjian ini
mulai berlaku.
Perpajakan Internasional di Indonesia 381

Article 31 Pasal 31
TERMINATION BERAKHIRNYA PERJANJIAN

This Convention shall remain Perjanjian ini akan tetap


in force until terminated by one of berlaku sampai diakhiri oleh salah
the Contracting States. Either satu Negara Pihak pada Perjanjian.
Contracting State may terminate Salah satu Negara Pihak pada
the Convention at any time after 5 Perjanjian dapat mengakhiri
years from the date on which the Perjanjian sewaktu-waktu setelah
Convention enters into force masa 5 (lima) tahun sejak tanggal
provided that at least 6 months Perjanjian mulai berlaku sepanjang
prior notice of termination has dalam waktu paling lambat 6
been given through diplomatic (enam) bulan sebelumnya
channels. In such event, the memberitahukan rencana
Convention shall cease to have penghentian tersebut melalui
force and effect as respects income saluran-saluran diplomatik. Dalam
at calendar years or taxable years hal demikian, Perjanjian akan
beginning (or, in the case of taxes tidak berlaku lagi dan tidak
payable at the source, payment mempunyai pengaruh lagi
made) on or after January 1 next terhadap penghasilan pada tahun
following the expiration of the 6 takwim atau tahun pajak yang
month period. dimulai pada atau setelah 1 Januari
yang datang setelah berakhirnya
masa 6 (enam) bulan.

DONE at Jakarta, in duplicate, in DIBUAT di Jakarta, dalam


the English language, this eleventh rangkap dua, dalam bahasa
day of July 1988. Inggris, tanggal 11 Juli 1988.

For the Government of For the Untuk Pemerintah


Government of Untuk Pemerintah
the Republic of Indonesia; the Republik Indonesia
United States of America; Amerika Serikat

Ad Article 5, paragraph 3 Ad Pasal 5 ayat (3)


382 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

It is agreed that for purposes of Disetujui bahwa, untuk


this paragraph the term kepentingan ayat ini, istilah
“permanent establishment” shall “bentuk usaha tetap” dianggap
not deemed to include the use of tidak mencakup penggunaan
facilities or the maintenance of a fasilitas atau pengurusan
stock of goods or merchandise
persediaan barang-barang atau
belonging to the enterprise for the
purpose of occasional delivery of
barang dagangan milik
such goods or merchandise. perusahaan yang ditujukan
untuk melakukan kegiatan
pengiriman yang sifatnya
sesekali saja atas barang-barang
atau barang dagangan tersebut.

Ad Article 11, paragraph 4 Ad Pasal 11 ayat (4)

It is agreed that the tax on Disetujui bahwa pengenaan pajak


interest payments permitted by this atas pembayaran bunga yang
paragraph will apply, in the case of diperbolehkan berdasarkan ayat
the United States, to the excess, if ini, dalam hal Amerika Serikat,
any, of interest deducted in akan berlaku terhadap kelebihan,
determining the profits of the jika ada, biaya bunga yang
permanent establishment over the digunakan dalam menentukan laba
actual payment of interest by the suatu bentuk usaha tetap
permanent establishment. A dibandingkan dengan biaya bunga
permanent establishment may yang benar-benar dibayarkan oleh
deduct an allocable portion of the bentuk usaha tetap tersebut. Suatu
interest expense of the home bentuk usaha tetap dapat
office. Where that deduction mengurangkan sebagian biaya
exceeds the amount of interest bunga kantor pusat yang
actually paid by the permanent dialokasikan ke bentuk usaha tetap
establishment, the excess tersebut. Apabila pengurangan
deduction is treated as if it were biaya bunga tersebut melebihi
remitted to the home office subject jumlah bunga yang benar-benar
to the additional tax under this dibayarkan oleh bentuk usaha
paragraph. tetap tersebut, kelebihan
pengurangan tersebut diperlakukan
Perpajakan Internasional di Indonesia 383

sebagai pengiriman uang kepada


kantor pusat sehingga dapat
dikenakan pajak tambahan
berdasarkan ayat ini.
DONE at Jakarta, in duplicate, in DIBUAT di Jakarta, dalam
the English language this eleventh rangkap dua, dalam bahasa
day of July 1988. Inggris, tanggal 11 Juli 1988

PROTOCOL PROTOKOL

At the moment of signing the Pada saat penandatanganan


Convention for the Avoidance of Perjanjian untuk Penghindaran
Double Taxation and the Pajak Berganda dan Pencegahan
Prevention of Fiscal Evasion, the Pengelakan Pajak, yang
undersigned have agreed upon the bertandatangan di bawah ini telah
following understandings: bersepakat atas hal-hal berikut:

It is agreed that the provisions Disetujui bahwa ketentuan-


of this Convention do not ketentuan Perjanjian ini tidak
prejudice the legal rights of mendahului hak-hak hukum
residents of a Contracting State penduduk suatu Negara Pihak
concerning the taxation by the pada Perjanjian yang berkenaan
other Contracting State of income dengan pengenaan pajak oleh
from the operation of ships or Negara Pihak lainnya pada
aircraft in international traffic with Perjanjian atas penghasilan dari
respect to taxable years beginning pengoperasian kapal atau pesawat
before January 1 of the year in udara dalam jalur lalu lintas
which this Convention enters into internasional pada tahun-tahun
force. pajak yang dimulai sebelum 1
Januari dari tahun di mana
Perjanjian ini berlaku.

RANGKUMAN

1. Setiap perjanjian P3B terdapat aspek kelemahan maupun kelebihan bagi


negara Indonesia, hal ini dikarenakan dalam pembuatannya terdapat
384 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

kepentingan kedua belah pihak dan Indonesia tidak dapat memaksakan


kehendaknya.
2. Perjanjian P3B, untuk masing-masing negara dipastikan berbeda-beda,
karena keinginan negara masing-masing juga berbeda-beda, perjanjian
dapat dilaksanakan jika telah disepakati bersama.
Perpajakan Internasional di Indonesia 385

LATIHAN SOAL
1. Apakah Perjanjian perpajakan dengan Jepang banyak kelemahannya ?
sebutkan kelemahannya ?
2. Apakah Perjanjian perpajakan dengan Amerika banyak kelemahannya ?
sebutkan kelemahannya ?
3. Apakah setiap perjanjian, negara Indonesia pasti selalu mengalah demi
kesepakatan ?
386 Bab 6 Penerapan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pembahasannya

Anda mungkin juga menyukai