TENTANG
Mengingat
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan pasien;
4. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit DEPKES
RI Tahun 2008.
MEMUTUSKAN
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CAMATHA
SAHIDYA TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
PENANDAAN LOKASI OPERASI
KEDUA Pada semua kasus, lokasi tempat operasi harus diberi tanda, termasuk pada
sisi lateral (laterality), daerah struktur multipel (multiple structure), jari
tangan, jari kaki, lesi, atau tulang belakang
KETIGA Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Batam
Tanggal 04-07-2018
B. VERIVIKASI PERIOPERATIF
1. Sebelum dilakukan tindakan pembedahan, perlu dilakukan verifikasi lokasi, prosedur,
dan pasien dengan benar termasuk verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/ atau
implant yang dibutuhkan.
2. Verifikasi dilakukan ditempat tindakan, tepat sebelum dimulai tindakan dengan
melibatkan seluruh tim operasi agar semua pertanyaan atau kekeliruan dapat
diselesaikan.
3. Verifikasi dilaksanakan dengan “sign in” dengan penanggung jawab Dokter Spesialis
Anastesi (sebelum induksi anestesi), “time out” dengan penanggung jawab Dokter
Operator (sebelum incisi kulit) dan “sign out” dengan penanggung jawab Dokter
Operator (sebelum menutup luka).
4. Pelaksanaan verifikasi memakai formulir check-list keamanan operasi : sign in, time
out, sign out mengacu pada “Surgical Safety Checklis” yang dibuat oleh WHO tahun
2009.
5. Semua dokumen Rekam Medis, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia di
kamar bedah, diberi label dan dipampang dengan baik
Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal : 04-07-2018
Direktur RS. Camatha Sahidya