Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Shogun Tokugawa Jepang melakukan
politik isolasi. Orang Jepang yakin bahwa mereka mampu menjadai negara
yang kuat meskipun tidak terbuka bagi negara luar. Menutup diri dan
mengusahakan sendiri segala kbutuhan negri Jepang menjadi solusi
pemerintah Jepang saat itu, karena menurut mereka orang Jepang mampu
memenuhi segala kebutuhan merekaa sendiri.
Kurang lebih 250 tahun Jepang menutup diri dari pengaruh luar.
Dalam pelaksanaan politik isolasi itu Jepang mengalami kemajuan yang
pesat, perekonomian berkembang, unsusr-unsur budaya Jepang juga
berkembang dengan sangat pesat.
Kemajuan yang dilaami Jepang pada masa politik isolasi ini bertahan
cukup lama, namun bagaimanpun juga orang-orang Jepang benar-benar
tertutup di lingkungan Jepang sendiri, sehingga mereka tidak menyadari
bahwa dunia luar juga berkembang jauh lebih di depan dengan berbagai
aspek kehidupan yang serba modern.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan perekonomian Jepang sebelum Perang
Dunia II?
2. Bagaimana pengaruh perkembangan perekonomian Jepang terhadap
keterlibatan dalam Perang Dunia II?

C. Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan perekonomian Jepang sebelum PD II
dan untuk mengetahui pengaruh perkembangan perekonomian Jepang
terhadap PD I

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Perekonomian Jepang Sebelum Perang Dunia II

Jepang telah menerapkan politik isolasi dalam waktu yang cukup


lama, namun politik yang berjalan baik pada tahap awal ini akhirnya mulai
sulit untuk dijalankan oleh pemerintah Jepang. Kesenjangan sosial dan
ketidaksadaran Jepang akan kemajuan bangsa barat terutama dalam bidang
industri telah menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan politik isolasi.
Jepang mengalami ketertinggalan dari bangsa barat, sehingga Jepang terus
didesak oleh bangsa barat untuk membuka diri dan menjalin kerjasama.

Pada tanggal 31 maret 1854 pemerintah Tokugawa menandatangani


perjanjian dengan Amerika di Kanagawa.1 Tentu saja hal tersebut
membuat keadaan Jepang menjadi semakin kacau, karena banyaknya
pemberontakan dari rakyar Jepang yang tidak menginginkan perjanjian
tersebut ditandatangani oleh pemerintahan Tokugawa, terutama pihak
kekaisaran karena perjanjian itu belum mendapat ijin dari kaisar.

Selama kira-kira satu dasawarsa terjadi kekacauan besar, sampai


sistem feodal keshogunan Tokugawa runtuh pada tahun 1867 dan
kedaulatan dikembalikan sepenuhnya kepada kaisar dalam Restorasi Meiji
tahun 1868.2 Pada masa inilah Jepang bergerak memodernisasi diri dalam
segala bidang, yang dikenal dengan Restorasi Meiji, dimana Jepang
membangun sistem pemerintahan, ekonomi bahkan budaya dengan
mencontoh negara-negara Barat.3 Kesadaran Jepang akan ketertinggalan
mereka terhdap dunia Barat menjakan mereka lebih peka dan semakin
terbuka dengan segera melakukan restorasi.

1
www.wikipedia.com
2
, Sejarah Jepang, hlm 4
3
Ibid, hlm 4

2
Masa Meiji (1868-1912) merupakan salah satu priode yang paling
istimewa dalam sejarah bangsa-bangsa. Di bawah pimpinan Kaisar Meiji,
Jepang bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa dasawarsa
mencapai apa yang diinginkan dimana di Barat memerlukan waktu
berabad-abad lamanya. Hal yang dicapai tersebut adalah pembentukan
suatu bangsa yang modern yang memiliki perindustrian modern, lembaga-
lembaga politik modern, dan pola masyarakat yang modern. Golongan-
golongan lama yang selamaa masa feodal membuat masyarakat terbagi
dihapuskan. Seluruh negri terjun dengan semangat dan antusiasme ke
dalam studi dan pengambilaihan peradaban barat modern. Golongan-
golongan lama yang selama masa feodal membuat masyarakat terbagi
dihapuskan. Seluruh negri terjun dengan semangat dan antusiasme ke
dalam studi dan pengambilalihan peradaban barat modern.4

1. Perekonomian pada masa Tokugawa


Pada masa Tokugawa masih sangat terbatas dan hanya bersifat
perdagangan antar daerah melalui laut pedalaman dan hanya berkisar
pada beras dan tekstil. Ini dipengaruhi oleh sikap samurai yang
memandang rendah kepada perdagangan dan segala hal yang
bersangkutan dengan uang. Selain itu, pemerintah, Tokugawa juga
melarang untuk mengadakan hubungan dengan luar negri.

2. Perekonomian setelah masa Restorasi Meiji


Dengan dilaksanakannya Restorasi Meiji maka, perekonomian
Jepang memperoleh kesempatan yang baik untuk mulai berkembang
dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan. Pembaharuan yang
paling utama adalah penghapusan sistem feodal yang diterapkan oleh
Tokugawa, sehingga terbukalah peluang untuk rakyat Jepang terhadap
pendidikan yang meniru sistem pendidikan dunia Barat, selain dengan

4
Ibid, hlm 4

3
menerapkan sistem moneter, sistem pajak yang memungkinkan
berkembangnya kapitalis atau kaum pemodal.
Bersamaan dengan itu usaha-usaha yang dilakukkan untuk
memodernisasi ekonomi diciptakan suatu sistem perbankan modern,
dan sistem moneter diubah dengan yen sebagai satuannya, berharga
kira-kira setengah dolar Amerika. Menara-menara api dibangun dan
fasilitas pelabuhan ditingkatkan. Seluruh wilayah dihubungkan dengan
jaringan telegraf. Produksi sutera ditingkatkan dengan penggulungan
sutera secara mekanis.5 Jelas terlihat bagaimana pemerintah Jepang
berusaha keras memodernisasi Jepang termasuk bidang ekonomi yang
menjadi penyeanggah pemerintahan. Membangun barbagai fasilitas
pendukung perekonomian dan mengembangkan berbagai industri
modern merupakan keberhasilan awal yang dialami Jepang setelah
sempat mengalami keterpurukan ekonomi pada masa keruntuhan
Tokugawa.
Selain itu, pemerintah Meiji juga mendatangkan tenaga-tenaga
ahli dan mengimpor mesin-mesin pabrik untuk ditiru, sehingga Jepang
mampu membangun dan memodernisasikan industrinya.
Sebagai bukti perkembangan ekonomi tersebut, bisa kita lihat
pada perkembangan yang terjadi di sektor industri, contohnya industri
tekstil katun. Pada medio 1880-an benang tenun pintalan mesin masih
merupakan bagian kecil dari konsumsi total. Kemudian dengan segera
didirikan pabrik-pabrik pemintalan yang besar. Hal ini mendorong
lenyapnya pemintalan dengan tenaga manusia yang tergeser oleh
pemintalan dengan menggunakan tenaga mesin. Akibat dari hal ini
adalah menguatnya produksi tekstil dengan kokoh dan berhasil menjadi
komoditi ekspor.6 Keberhasilan satu industri di Jepang seolah-olah
menjadi rantai bagi perkembangan industri yang lainnya. Dengan

5
Edwin O. Reischauer. Manusia Jepang, Jakarta, Sinar Harapan, 1982. hlm 102
6
Subakti. Y. R, Diktat Sejarah Jepang Dari Masa Shogunat-Pasca Perang Dunia II, Yogyakarta,
FKIP USD, 2006. hlm. 57

4
demikian ekonomi Jepang menjadi sangat cepat mengalami
perkembangan.
Menurut Yoshihara yang dikutip oleh Subakti menjelaskan
bahwa perkembangan yang juga terjadi dalam industri lain yakni
didirikannya beberapa pabrik gula modern dan kemudian diikuti
langkah-langkah peningkatan produksi tebu. Peningktan industri ini
diikuti juga oleh peningkatan industri baja, khususnya dalam bidang
perkapalan yang mencapai puncaknya pada tahun 1910 dimana Jepang
telah memiliki kemampuan memnuat hampir semua kapal perang dan
kapal-kapal untuk tujuan sipil.
Pada tahap permulaan industrialisasi, pabrik-pabrik yang
memproduksi besi dan baja, galangan-galangan kapal dan mesin-mesin
presisi, dimiliki langsung oleh pemerintah. Namun sejak awal 1880-an
pemerintah mendorong pihak swasta untuk bergerak dalam industri
berat, seraya memberikan subsidi, mengadakan rpoteksi untuk
menghadapi saingan dari luar, serta tindakan-tindakan tidak langsung
lainnya.7 Bidang perindustrian juga memunculkan golongan kapitalis
yang akhirnya mendapatkan suatu kedudukan monopoli dalam
perusahaan-perusahaan perbankan, perindustrian, dan perdagangan.
Kelompok ini menjadi kelompok elite dalam sistem ekonomi Jepang
yang disebut dengan Zaibatsu.8 Dari perkembangan ekonomi yang
dialami Jepang tentu membawa dampak bagi timbulnya kaum-kaum
elite dalam sistem ekonomi, dimana mereka memang terampil dalam
pengelolaan ekonomi internasional dan industri-industri besar, geja ini
sama saja dengan gejala yang dialami negara-negara modern Eropa
yang terlebih dahulu menjadi negara maju dengan ekonomi modern.

7
Ibid, hlm 58
8
Ibid, hlm 58

5
B. Bagaimana Pengaruh Perkembangan Perekonomian Jepang
Terhadap Keterlibatan dalam PD II

Jepang telah menjalankan Restorasi Meiji, meskipun tidak semuanya


dapat berjalan lancar namun secara umum Restorasi Meiji mengalami
keberhasilan. Walaupun mungkin pendidikan yang menyokong
keberhasilan Jepang secara fenomenal dalam zaman modern, tetapi dalam
bisnis dan industrilah keberhasilan itu paling jelas terwujud.9
Perkembangan ekonomi yang dialmi Jepang didukung oleh banyaknya
sektor industri dan perdangangan yang semakin meningkat.

Perkembangan ekonomi yang dialami Jepang bisa terlihat dari


banyaknya industrialisasi yang didirikan. Setelah diadakan industrialisasi,
terjadi kenaikan jumlah penduduk sangat cepat. Faktor demografi tersebut
menimbulkan masalah lebih besar bagi negara kepulauan yang tanahnya
tidak begitu luas, karena bagaian terbesar terdiri dari tanah gunung api
yang tidak cocok untuk pertanian.10 Industri yang juga semakin
berkembang harus mencari daerah pasaran. Jepang sendiri tidak
mempunyai bahan-bahan dasar untuk keperluan industrinya.11
Perkembangan industri telah membuat pertumbuhan penduduk bertambah
banyak di massa antarbellum itu sehinga Jepang harus mencari daerah
jajahan baru untuk menempatkan rakyatnya.

Keberhasilan restorasi yang dilakukan Tenno Meiji dalam segala


bidang mendorong Jepang untuk mewujudkan obsesinya. Setapak demi
setapak nafsu imperialisme Jepang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
meningkatnya kemajuan itu.12 Keedua faktor, yang merupakan pengaruh
dari perkembangan ekonomi yakni keinginan memperluas industrialisasi

9
Edwin O. Reischauer, op,cit. hlm. 233
10
Dasuki. A, Sejarah Jepang, Bandung, DEP. P. P. K, hlm 31
11
Ibid, hlm 31
12
Subakti. Y. R, op,cit. hlm. 59

6
dan emigrasi menjali salah satu faktor yang mempengaruhi imperilaisme
Jepang yang akhirnya berdampak pada keterlibaan dalam Perang Dunia II.

Obsesi Jepang adalah ingin menguasai kawasan Asia Timur Raya di


bawah pimpinannya.13 Ditambah perekonomian yang semakin
berkembang dengan tumbuhnya berbagai industri maka obsesi untuk
melakukan imperialisme semakin besar. Jika banyak wilayah yang
dikuasai Jepang, terutama tempat-tempat strategis maka perekonomian
akan berjalan lancar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan Jepang
untuk mewujudkan cita-citanya, ialah dengan melakukan ekspansi-
ekspansi, antara lain:

1. Perang melawan Rusia


Kesiapan untuk berperang dari pihak Jepang dan ketidak siapan
dari pihak Rusia menjadikan perang yang terjadi anata Jepang dan
Rusia ini pada tahap akhir dimenangkan oleh Jepang. Perang ini
juga diakhiri dengan sebuah perjanjian di Portsmoush yang
ditandatangani pada tanggal 5 september 1905.
2. Ekspansi ke Cina
Setelah Jepang mampu menguasai Manchuria dan Jehol pada tahun
1932, maka berusaha untuk masuk ke wilayah sebelah selatannya,
yaitu kawasan Cina, Bukti dan upaya tersebut adalah dijadikannya
Manchuria sebagai basis militer. Jepang tidak mampu menaklukan
seluruh Cina, menyebabkan Jepang berselisih dengan Amerika
Serikat, karena upaya Amerika Serikat memaksa Jepang untuk
menahan diri justru mendorong Jepang untuk melakukan agresi.14
3. Ekspansi ke arah selatan
Situasi Perang Dunia II di Eropa dianggap oleh Jepang sebagai saat
yang terbaik untuk menguasai seluruh wilayah Asia Timur Raya
dan juga dalam rangka mewujudkan obsesinya. Menurut Dasuki

13
Ibid. hlm 70
14
Ibid. hlm 74

7
yang dikutip oleh Subakti, kepntingan jepang untuk menduduki
wilayah-wilayah selatan, khususnya wilayah Indocina, adlah untuk
menguasai hasil padi, karet, batubara, timah dan juga untuk
menyerang Tiongkok Bebas dari jurusan selatan.

Akhirnya seluruh kawasan Indochina dikuasai Jepang. Dengan


demikian daerah yang dikuasai Jepang semakin luas. Obsesi untuk
menguasai wilayah yang lebih luas lagi menjadikan Jepang harus
berhadapan dengan Amerika. Perhitungan Jepang untuk masuk ke dalam
Perang Dunia II adalah dengan memperhitungkan posisi Inggris, Amerika
Serikat dan Rusia yang dalam keadaan lemah akibat perang di Eropa.15
Namun tindakan Jepang untuk ikut terlibat dalam PD II ini justru
menjadikan Jepang harus mengehentikan obsesinya karena akhirnya
Jepang mampu dikalahkan oleh Amerka Seriikat dengan menjatuhkan
Bom Atom di Hirosima dan Nagasaki.

15
Ibid. hlm 80

8
BAB III

KESIMPULAN

Setelah melakukan politik isolasi yang sangat lama akhirnya Jepang


mengalami permasalahan dengan politik yang dijalankannya itu. Kekacauan yang
terjadi akibat politik isolasi telah berakibat terhadap turunnya Tokugawa dari
pemerintahan dan kekuasaan sepenuhnya kembali diserahkan kepada Kaisar.
Utntuk memperbaiki permasalahan politik yang berdampak pada keterpurukan
ekonomi dalam negeri, maka kaisar melaksanakan restorsi, yang dikenal dengan
sebutan Restorasi Meiji. Dengan Restorasi Meiji tersebut pembaharuan dalam
segala bidang dilakukan termasuk bidang ekonomi. Tidak semua program bisa
berjalan baik, namun secara umum Restorasi Meiji mengalami keberhasilan
termasuk bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi ini sangat terlihat dalam
sektor perdagangan dan industri yang terus berkembang, seperti industri besi dan
baja, galangan kapal, pabrik gula, dan industri tekstil yang terus menunjukan
kemajuan.

Perkembangan ekonomi yang dialmi Jepang ditunjukan dengn pertumbuhan


industri yang semakin meningjat. Meningkatnya pertumbuhan Industri di Jepang
ternyata membawa pengaruh terhadap berkembangnya jumlah penduduk Jepang.
Jepang yang memilki wilayah kecil dan kurang subur untuk pertanian harus
mencari daerah baru untuk menempatkan penduduknya, selain itu industri yang
kian berkembang membutuhkan bahan baku dan daerah pemasaran hasil industri.
Maka jalan keluar yang Jepang pilih adalah melakukan eksapnsi ditambah Jepang
yang memang memiliki obsesi untuk menguasai Asia Raya. Namun seirng
berjalannya waktu, ekspansi terus menunjukan keberhasilnnya hingga wilayah
Indhocina menjadi kekuasaannya. Keberhasilan yang dimiliki Jepang menjadikan
Jepang semakin menginginkan daerah yang lebih luas lagi. Untuk menjalankan
obsesinya maka Jepang akirnya terlibat perang dengan Amerika Serikat, dengan
demikian Jepang telah ikut terlibat dalam Perang Dunia II.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki. A. Sejarah Jepang. Bandung: DEP. P. P. K

Edwin O. Reischauer.1982. Manusia Jepang. Jakarta: Sinar Harapan

Subakti. Y. R.2006. Diktat Sejarah Jepang Dari Masa Shogunat-Pasca Perang

Dunia II. Yogyakarta: FKIP USD

, Hendout Sejarah Jepang

Sumber Internet
www.wikipedia.co.id

10

Anda mungkin juga menyukai