PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Shogun Tokugawa Jepang melakukan
politik isolasi. Orang Jepang yakin bahwa mereka mampu menjadai negara
yang kuat meskipun tidak terbuka bagi negara luar. Menutup diri dan
mengusahakan sendiri segala kbutuhan negri Jepang menjadi solusi
pemerintah Jepang saat itu, karena menurut mereka orang Jepang mampu
memenuhi segala kebutuhan merekaa sendiri.
Kurang lebih 250 tahun Jepang menutup diri dari pengaruh luar.
Dalam pelaksanaan politik isolasi itu Jepang mengalami kemajuan yang
pesat, perekonomian berkembang, unsusr-unsur budaya Jepang juga
berkembang dengan sangat pesat.
Kemajuan yang dilaami Jepang pada masa politik isolasi ini bertahan
cukup lama, namun bagaimanpun juga orang-orang Jepang benar-benar
tertutup di lingkungan Jepang sendiri, sehingga mereka tidak menyadari
bahwa dunia luar juga berkembang jauh lebih di depan dengan berbagai
aspek kehidupan yang serba modern.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan perekonomian Jepang sebelum Perang
Dunia II?
2. Bagaimana pengaruh perkembangan perekonomian Jepang terhadap
keterlibatan dalam Perang Dunia II?
C. Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan perekonomian Jepang sebelum PD II
dan untuk mengetahui pengaruh perkembangan perekonomian Jepang
terhadap PD I
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
www.wikipedia.com
2
, Sejarah Jepang, hlm 4
3
Ibid, hlm 4
2
Masa Meiji (1868-1912) merupakan salah satu priode yang paling
istimewa dalam sejarah bangsa-bangsa. Di bawah pimpinan Kaisar Meiji,
Jepang bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa dasawarsa
mencapai apa yang diinginkan dimana di Barat memerlukan waktu
berabad-abad lamanya. Hal yang dicapai tersebut adalah pembentukan
suatu bangsa yang modern yang memiliki perindustrian modern, lembaga-
lembaga politik modern, dan pola masyarakat yang modern. Golongan-
golongan lama yang selamaa masa feodal membuat masyarakat terbagi
dihapuskan. Seluruh negri terjun dengan semangat dan antusiasme ke
dalam studi dan pengambilaihan peradaban barat modern. Golongan-
golongan lama yang selama masa feodal membuat masyarakat terbagi
dihapuskan. Seluruh negri terjun dengan semangat dan antusiasme ke
dalam studi dan pengambilalihan peradaban barat modern.4
4
Ibid, hlm 4
3
menerapkan sistem moneter, sistem pajak yang memungkinkan
berkembangnya kapitalis atau kaum pemodal.
Bersamaan dengan itu usaha-usaha yang dilakukkan untuk
memodernisasi ekonomi diciptakan suatu sistem perbankan modern,
dan sistem moneter diubah dengan yen sebagai satuannya, berharga
kira-kira setengah dolar Amerika. Menara-menara api dibangun dan
fasilitas pelabuhan ditingkatkan. Seluruh wilayah dihubungkan dengan
jaringan telegraf. Produksi sutera ditingkatkan dengan penggulungan
sutera secara mekanis.5 Jelas terlihat bagaimana pemerintah Jepang
berusaha keras memodernisasi Jepang termasuk bidang ekonomi yang
menjadi penyeanggah pemerintahan. Membangun barbagai fasilitas
pendukung perekonomian dan mengembangkan berbagai industri
modern merupakan keberhasilan awal yang dialami Jepang setelah
sempat mengalami keterpurukan ekonomi pada masa keruntuhan
Tokugawa.
Selain itu, pemerintah Meiji juga mendatangkan tenaga-tenaga
ahli dan mengimpor mesin-mesin pabrik untuk ditiru, sehingga Jepang
mampu membangun dan memodernisasikan industrinya.
Sebagai bukti perkembangan ekonomi tersebut, bisa kita lihat
pada perkembangan yang terjadi di sektor industri, contohnya industri
tekstil katun. Pada medio 1880-an benang tenun pintalan mesin masih
merupakan bagian kecil dari konsumsi total. Kemudian dengan segera
didirikan pabrik-pabrik pemintalan yang besar. Hal ini mendorong
lenyapnya pemintalan dengan tenaga manusia yang tergeser oleh
pemintalan dengan menggunakan tenaga mesin. Akibat dari hal ini
adalah menguatnya produksi tekstil dengan kokoh dan berhasil menjadi
komoditi ekspor.6 Keberhasilan satu industri di Jepang seolah-olah
menjadi rantai bagi perkembangan industri yang lainnya. Dengan
5
Edwin O. Reischauer. Manusia Jepang, Jakarta, Sinar Harapan, 1982. hlm 102
6
Subakti. Y. R, Diktat Sejarah Jepang Dari Masa Shogunat-Pasca Perang Dunia II, Yogyakarta,
FKIP USD, 2006. hlm. 57
4
demikian ekonomi Jepang menjadi sangat cepat mengalami
perkembangan.
Menurut Yoshihara yang dikutip oleh Subakti menjelaskan
bahwa perkembangan yang juga terjadi dalam industri lain yakni
didirikannya beberapa pabrik gula modern dan kemudian diikuti
langkah-langkah peningkatan produksi tebu. Peningktan industri ini
diikuti juga oleh peningkatan industri baja, khususnya dalam bidang
perkapalan yang mencapai puncaknya pada tahun 1910 dimana Jepang
telah memiliki kemampuan memnuat hampir semua kapal perang dan
kapal-kapal untuk tujuan sipil.
Pada tahap permulaan industrialisasi, pabrik-pabrik yang
memproduksi besi dan baja, galangan-galangan kapal dan mesin-mesin
presisi, dimiliki langsung oleh pemerintah. Namun sejak awal 1880-an
pemerintah mendorong pihak swasta untuk bergerak dalam industri
berat, seraya memberikan subsidi, mengadakan rpoteksi untuk
menghadapi saingan dari luar, serta tindakan-tindakan tidak langsung
lainnya.7 Bidang perindustrian juga memunculkan golongan kapitalis
yang akhirnya mendapatkan suatu kedudukan monopoli dalam
perusahaan-perusahaan perbankan, perindustrian, dan perdagangan.
Kelompok ini menjadi kelompok elite dalam sistem ekonomi Jepang
yang disebut dengan Zaibatsu.8 Dari perkembangan ekonomi yang
dialami Jepang tentu membawa dampak bagi timbulnya kaum-kaum
elite dalam sistem ekonomi, dimana mereka memang terampil dalam
pengelolaan ekonomi internasional dan industri-industri besar, geja ini
sama saja dengan gejala yang dialami negara-negara modern Eropa
yang terlebih dahulu menjadi negara maju dengan ekonomi modern.
7
Ibid, hlm 58
8
Ibid, hlm 58
5
B. Bagaimana Pengaruh Perkembangan Perekonomian Jepang
Terhadap Keterlibatan dalam PD II
9
Edwin O. Reischauer, op,cit. hlm. 233
10
Dasuki. A, Sejarah Jepang, Bandung, DEP. P. P. K, hlm 31
11
Ibid, hlm 31
12
Subakti. Y. R, op,cit. hlm. 59
6
dan emigrasi menjali salah satu faktor yang mempengaruhi imperilaisme
Jepang yang akhirnya berdampak pada keterlibaan dalam Perang Dunia II.
13
Ibid. hlm 70
14
Ibid. hlm 74
7
yang dikutip oleh Subakti, kepntingan jepang untuk menduduki
wilayah-wilayah selatan, khususnya wilayah Indocina, adlah untuk
menguasai hasil padi, karet, batubara, timah dan juga untuk
menyerang Tiongkok Bebas dari jurusan selatan.
15
Ibid. hlm 80
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet
www.wikipedia.co.id
10