TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Mola Hidatidosa
Suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau seluruh vili
korialisnya mengalami degenerasi hidrofik berupa gelembung yang
menyerupai anggur. Mola hidatidosa (jonjotan atau gantungan) yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak
cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut
juga hamil anggur atau mata ikan (Martaadisoebrata, 2005).
Mola Hidatidosa (MH) secara histologis ditandai oleh kelainan vili
korionik yang terdiri dari proliferasi trofoblas dengan derajat bervariasi dan
edema stroma vilus. MHbiasanya terletak di rongga uterus, namun
kadang-kadang MH terletak di tuba fallopi dan bahkan ovarium.
Molahidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel trofoblas. Pada
molahidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang
sempurna, melainkan berkembang menjadi patologik. (Cunningham FG,
2010).
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus
korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan
tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus,
gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. Mola
Hidatidosa (Hamil Anggur) adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam
rahim yang terjadi pada awal kehamilan.(Wiknjosastro, 2002).
Mola hidatidosa disebut juga hamil anggur, dapat di bagi menjadi mola
hidatidosa total dan mola hidatidosa parsial. Mola hidatidosa total adalah
pada seluruh kavum uteri teriris jaringan vesikular berukuran bervariasi, tidak
terdapat fetus dan adneksanya (plasenta, tali pusat, ketuban). Mola hidatidosa
parsial hanya sebagian korion bertransformasi menjadi vesikel, dapat terdapat
atau tidak terdapat fetus. (Wan desen, 2011)
B. Anatomi Mola Hidatidosa
1. Anatomi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Klien : meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
b. Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
2. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam
berulang.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM,
jantung, hipertensi, masalah ginekologi atau urinary, penyakit
endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut
dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular
yang terdapat dalam keluarga.
d. Riwayat reproduksi
Kaji tentang menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluhan yang menyertainya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Muka dan kadang – kadang badan kelihatan pucat kekuning –
kuningan yang disebut muka mola (mola face) atau muka terlihat
pucat.
2) Bila gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.
b. Palpasi
1) Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba
lembek.
2) Tidak teraba bagian – bagian janin dan ballotemen, juga gerakan
janin.
3) Adanya fenomena harmonica: darah dan gelembung mola keluar
dan fundus uteri turun lalu naik karena terkumpulnya darah baru.
4) Adanya pembesaran kelenjar tiroid, menunjukan adanya
komplikasi tiroktoksikosis.
c. Auskultasi
1) Tidak terdengar DJJ
2) Terdengar bising dan bunyi khas
d. Periksa Dalam Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak
ada bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis
servikalis dan vagina, seerta evaluasi keadaan servik.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratutium
Kadar HCG yang jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. Pada kehamilan
biasa kadar HCG darah paling tinggi 100.000 IU/L, sedangkan pada
molahidatidosa bisa mencapai 5.000.000 IU/L.
b. USG
Akan terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin, dan seperti
sarang tawon.
c. Foto rontgen abdomen
Tidak terlihat tulang – tulang janin pada kehamilan 3 – 4 bulan.
B. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volumen cairan b.d perdarahan per vaginam
2. Nyeri akut b.d proses perjalanan penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan
yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (mual,
anoreksia, pembatasan medis).
4. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi.
C. Intervensi keperawatan
1. Dx. Keperawatan
Kekurangan volumen cairan b.d perdarahan per vaginam
2. Dx. Keperawatan
Nyeri akut b.d proses perjalanan penyakit
Definisi Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Pengalaman sensori dan 1. Mampu mengontrol 1. Lakukan pengkajian
emosional yang tidak nyeri (tahu nyeri secara
menyenangkan yang penyebab nyeri, komprehensif termasuk
muncul akibat kerusakan mampu lokasi, karakteristik,
jaringan yang aktual atau menggunakan teknik durasi, frekuensi, dan
potensial. farmakologi untuk kualitas
Batasan karakteristik : 2. Observasi reaksi
mengurangi nyeri)
a. Perubahan selera
2. Melaporkan bahwa nonverbal dari
makan
nyeri berkurang ketidaknyamanan
b. Perubahan tekanan
3. Gunakan teknik
dengan
darah
komunikasi terapeutik
c. Perubahan frekuensi menggunakan
untuk mengetahui
jantung dan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali pengalaman nyeri pasien
pernafasan
4. Bantu pasien dan
d. Perilaku distraksi nyeri( skala nyeri,
keluarga untuk mencari
(mis., berjalan intensitas, frekuensi
dan menemukan
mondar-mandir dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa dukungan
mencari orang lain,
5. Pilih dan lakukan
nyaman setelah
dan aktivitas yang
penanganan nyeri
nyeri berkurang
berulang)
(farmakologi, dan non
e. Mengekspresikan
farmakologi)
perilaku (mis.,
6. Ajarkan tentang teknik
gelisah, merengek,
non farmakologi
menangis) 7. Kolaborasi dengan
f. Sikap melindungi
dokter jika ada keluhan
area nyeri
dan tindakan nyeri tidak
g. Gangguan tidur
h. Melaporkan nyeri berhasil
8. Monitor penerimaan
secara verbal
i. Sikap melindungi pasien tentang
tubuh manajemen nyeri
D. Implementasi keperawatan
Pelaksanaan dan perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai
hasil efektif. Dalam pelaksanaan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan
harus dimiliki oleh setiap perawat supaya memberikan pelayanan yang
bermutu. Dengan demikian tujuan dapat tercapai.
E. Evaluasi
1. Nyeri berkurang
2. Dapat melakukan aktivitas secara mandiri
3. Pola tidur tidak terganggu
4. Tidak menimbulkan demam
5. Kecemasan berkurang
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama Klien : Ny. Y
Umur Klien : 25 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Jl. Raya kletek
Status Perkawinan : Kawin
Agama : islam
Suku : Jawa/indonesia
Pendidikan : SMA
Tgl MRS : 1 september 2007
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. M
Umur Suami : 28 tahun
Pekerjaan : swasta
Agama : islam
Suku : Jawa/indonesia
Hubungan dengan klien : suami klien
3. Keluhan utama
Klien Mengeluh mengalami perdarahan pervaginam dan nyeri pada
bagian abdomen sejak 6 hari lalu.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sudah mengalami perdarahan sejak 6 hari lau, saat
diperiksa keadaan vulva tampak kotor dan lembab serta adanya tanda
infeksi yang lain seperti kemerahan di perineum, dan keluar cairan
putih kekuningan serta berbau, klien tampak lemah, membran mukosa
kering, turgor kulit tidak elastis dan cubitan kulit kembali dalam 2
detik, mual dan muntah 2-4x/hari selama 6 hari. Klien juga mengeluh
nyeri perut bagian bawah dengan skala nyeri 6 dan bertambah saat
melakukan gerakan secara tiba-tiba, klien tampak meringis menahan
nyeri, wajah klien tampak pucat, perdarahan 500 cc, TD 100/90
mmHg, RR 26X/menit.
b. Riwayat kesehatan keluarga
keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan.
c. Riwayat haid
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus haid : teratur 28-30 hari
3) Keluhan selama haid : Tidak ada keluhan selama haid
5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
- TD : 100/90 mmHg - S : 36OC
- RR :120 X/Mnt, - N : 80 X/Mnt
b. Kepala dan muka
- Rambut : hitam, rapi, bersih, tidak ada ketombe,tidak rontok
- Muka : simetris, tidak ada edema
- Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
c. Leher
- Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : tidak ada pembesaran
d. Dada
- Jantung : terdapat Lup dup teratur
- Paru : tidak ada bunyi ronchi dan wheezing, suara nafas
vesikuler
- Payudara : bentuk simetris, membesar, bentuk puting susu
menonjol, tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak ada
pengeluaran, bersih
e. Abdomen
- Bentuk : uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Strie : terlihat sedikit
- Linea : terlihat linea alba
- Bising usus : 15x/mnt
- Palpasi Leopold : TFU 2 jari dibawah pusat
- DJJ : tidak terdengar denyut jantung janin
f. Genitalia
Perdarahan pervagina
- Jumlah : 500 cc,
- Warna : merah
- Konsistensi : Berdungkul
- Nyeri : Ya Bau : Ya
Flour Albus
- Jumlah : - cc
- Warna : putih kekuningan Bau : Ya
6. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium : HB : 9 gr%
b. Protein urine : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kadar Beta HCG darah : –
d. Foto toraks : tidak ada gambaran emboli udara
e. USG : tidak terlihat rangka janin, terlihat gelembung-gelembung
mola seperti buah anggur gambaran seperti sarang tawon, seperti
badai salju.
ANALISA DATA
B. Diagnosa keperawatan
1. Devisit volume cairan b.d perdarahan per vaginam
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b.d Kerusakan jaringan intrauteri
3. Resiko tinggi infeksi b.d perdarahan, vulva hygiene yang kotor dan
lembab
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mola Hidatidosa ditandai oleh kelainan vili korialis, yang terdiri dari
proliferasi trofoblastik dangan derajat yang bervariasi dan edema sroma vilus.
Mola biasanya menempati kavum uteri, tetapi kadang-kadang tumor ini
ditemukan dalam tuba falopii dan bahkan dalam ovarium. Perkembangan
penyakit trofoblastik ini amat menarik, dan ada tidaknya jaringan janin telah
digunakan untuk menggolongkannya menjadi bentuk mola yang komplet
(klasik) dan parsial (inkomplet).
Kehamilan mola hidatidosa merupakan kelainan kehamilan yang banyak
terjadi pada multipara yang berumur 35-45 tahun. Mengingat banyaknya
kasus mola hidatidosa pada wanita umur 35-45 tahun sangat diperlukan suatu
penanggulangan secara tepat dan cepat dengan penanganan tingkat
kegawatdaruratan obstetric. Observasi dini sangat diperlukan untuk
memberikan pertolongan penanganan pertama sehingga tidak memperburuk
keadaan pasien. Penerapan asuhan keperawatan sangat membantu dalam
perawatan kehamilan mola hidatidosa karena kehamilan ini memerlukan
perawatan dan pengobatan secara kontinyu sehingga keluarga perlu dilibatkan
agar mampu memberikan perawatan secara mandiri.
B. Saran
1. Saran bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa disarankan dengan adanya makalah ini dapat
meningkatkan kembali pengetahuan terkait Mola Hidatidosa dan Asuhan
Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan Mola Hidatidosa .
2. Saran bagi Perguruan Tinggi
Bagi perguruan tinggi disarankan untuk menjadikan makalah ini sebagai
bahan ajar dalam meningkatkan pengetahuan terkait materi di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F Garry, dkk. 2010. Obstetri Williams. Jakarta : EGC