Anda di halaman 1dari 2

C.

Argumentasi beberapa praktek praktis tarekat

1.Dzikir

Didalam tarekat ini dzikir dikenal dengan dzikir lathaif,

Dasar-dasar dari amalan ini menurut penganut tarekat ini dapat dirujuk dalam Al-qur'an dan
sunah.Sebagaimana firman Allah.

Firman Allah berikut juga menjadi dasar dari amalan tarekat naqsyabandyah

Q.S al-A'raf :205

Kandungan ayat ini disamping meliputi perintah untuk berzikir (dzikrullah) diwaktu pagi dan
petang ,untuk berzikir secara khafi (dzikir khafi) untuk dapat memberikan isyarat bahwa dzikir dapat
membersihkan hati dan kedekatan dengan Allah.

2.Robithah

Robithah secara harfiah berarti ikatan,yakni ikatan yang mengikat sesuatu dengan sesuatu yang lain
yang berhubungan dengan perhatian dan kecintaan hati orang yang melakukan rabithah dengan yang
dirabithahinya.

Ada 2 macam rabithah:

1.Rabithah yang dilarang oleh syara'

2.Rabithah yang dibolehkan oleh syara'

Seperti halnya Rabithah yang dilarang oleh syara yang berkeyakinan secara hakiki terhadap hal-hal yang
musyrik.Sedangkan rabithah yang dibolehkan seperti halnya murid terhadap guru mursyid atau
syaikhnya.Karena guru dengan murid tidak ada unsur menyembahan tetapi menghormati dan
memuliakan guru.

3.Suluk 40 hari

Suluk bukanlah sekedar untuk maksud mendapat nikmat dunia dan akhirat atau untuk memperoleh
limpahan karunia Allah semata" untuk Allah.

Tentang hari suluk bersuluk,firman Allah sbb. Q.S al-araf :132

4.Tidak makan daging

Tentang praktek tidak makan daging selama menjalankan khalwat ,para ahli tarekat mendasarkan
praktek tersebut diantaranya kepada hadis berikut:

Dari 'Aisyah bahwasanya ia berkata kepada urwah .Hai anak laki-laki saudara perempuan ku ,kita selama
waktu dua bulan lamanya sama riyadhah tidak menyalakan api dapur kemudian urwah menyahut:lantas
apa yang engkau sekalian makan dan demikian juga rasulullah ,Aisyah menjawab yang kita makan hanya
2 perkara hitam yaitu kurma dan air sumur.

Hadis ini menjadi landasan untuk tidak memakan daging selama melakukan khalwat.Pelarang ini hanya
bersifat sementara.Pelarangan ini bukan pengharaman tetapi hanya mengikuti jejak keluarga Rasulullah
SAW.

Tasawuf Dan Tarikat Dalam Islam

Tasawuf dan Tarikat Dalam Islam (I/IV)Allahumma shalli wasallim alaa hazarroosuulil 'aziim wa'ala alihi
wa ashaabihi waman tabiahumilaa yaumiddin. Ya Allah, salam dan salawat pada junjungan nabi besar
Rasulullah saw, parakeluarganya, para sahabatnya dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka sampai
akhir zaman.PendahuluanUmat Islam dalam perjalanan sejarahnya tidak pernah bebas dari perselisihan
antarsesama yangkadang-kadang memuncak sampai pada level yang sangat memprihatinkan. Banyak
sekalifaktor-faktor yang memicu kondisi semacam ini. Selain kepentingan politik dan ekonomi, salahsatu
faktor yang sangat dominan dan menghambat terciptanya kesatuan dan persatuan umat Islam dalam
suasana ukhuwah yang mesra adalah sikap tamaththu‟ (sok suci, konsekUen).tatharruf (ekstrem) dan
ta‟ashshub (fanatik), sebuah sikap yang membuat pemiliknya cenderung memutlakkan pendapat dan
pemahaman sendiri sebagai yang paling benar tanpa mencobamemahami secara bijak pendapat dan
pemahaman orang lain. Sikap ini bahkan kerapkalimelahirkan kegemaran menghakimi dan memvonis
orang lain sebagai sesat dan menyesatkan.Faktor lain yang justru menjadi pangkal dari sikap ini adalah
literatur dan informasi yang tidakmemadai sehingga menimbulkan pemahaman yang tidak utuh.Tasawuf
dan tarikat adalah korban yang paling sering dihujat sesat oleh saudara-saudara seimanyang didominasi
oleh sikap tersebut. Mereka memandang tasawuf dan tarikat sebagai sarang bid‟ah .

hal-hal yang baru yang diklaim tidak pernah diajarkan dalam Islam atau tidak pernahdilakukan dan
diperintahkan oleh Rasul Dalil utama yang sering dikemukakan mereka adalahhadis Nabi saw yang
sangat terkenal dan diriwayatkan oleh banyak imam hadis,

“Hindarilah perkara-perkara yang baru (diada-adakan), karena setiap perkara yang baru adalah bid‟ah,
dan bid‟ah adalah sesat.”

Benarkah tasawuf dan tarikat itu bid‟ah?

Mencoba menyingkap dalil-dalil naqli (al-Qur‟an dan al-Sunnah) yang mendasari keabsahan tasawuf dan
tarikat, didukung oleh pendapatdan penjelasan para ulama mengenai hal-hal terkait.Pengertian
TasawufBanyak sekali definisi tasawuf yang telah dikemukakan, dan masing-masing
berusahamenggambarkan apa yang dimaksud dengan tasawuf. Tetapi pada umumnya definisi
yangdikemukakan hanya menyentuh sebagian dari keseluruhan bangunan tasawuf yang begitu besardan
luas.

Anda mungkin juga menyukai