Anda di halaman 1dari 4

Diadopsi dari bahan pembelajaran kasus (P4D LANRI)

CASE-3

PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN


KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH.

A. PENDAHULUAN

Unit PelayananTerpaduPenanggulanganKemiskinanKabupatenSragen
(UPTPK) merupakan unit pelayanan yang
menyatukanlayanankemiskinansecaraterintegrasi (terpadu) di satutempat
yang selamainidilayanisecaraterpisahdiberbagai SKPD.UPTPK adalahsebuah
unit kerjadibawahkoordinasiSekretaris Daerah yang
berfungsiuntukmemberikanpelayananpenyaluranbantuanbagimasyarakatmisk
indenganpolasatupintu (one STOP service).UPTPK dipimpin oleh seorang
Kepala Unit dengan tugas mengendalikan setiap kinerja UPTPK dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekda. Kewenangan UPTPK
adalah memverifikasi dan merekomendasi warga miskin penerima
layanan/bantuan serta mengkoordinasikan SKPD terkait dalam pemberian
layanan terhadap warga miskin. UPTPK melayani 3 kebutuhan dasar yaitu
pendidikan (beasiswa pendidikan), kesehatan (jamkesda) dan sosial ekonomi
(rumah tidak layak huni atau dana santunan kematian). UPTPK didirikan
karena 40% penduduk Sragen adalah warga miskin. Disamping itu juga yang
mendorong, mengapa didirikan UPTPKadalah karena pelayanan terhadap
warga miskin masih dilakukan oleh masing masing SKPD secara
parsial/tidak terintegrasi.
Tujuan pembentukan unit ini adalah untuk memberikan pelayanan prima bagi
masyarakat miskin yang membutuhkan, sehingga bantuan yang diberikan
oleh pemerintah dapat dimanfaatkan sepenuhnya sesuai dengan harapan.
Dalam implementasi program dan pertanggungjawaban keuangan dari
kegiatan pelayanan warga miskin ini ditangani oleh SKPD teknis. Pada tahap
operasional, UPTPK melibatkan beberapa instansi terkait seperti BPS yang
menyediakan database kemiskinan, serta dinas lainnya. Beberapa hal yang
mendorong Kabupaten Sragen membentuk UPTPK, adalah
1. Adanya peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang peraturan
penanggulangan kemiskinan;
2. Adanya peraturan bupati (perbup)nomor 2 tahun 2012 tentang
pembentukan UPTPK dan Perbup nomor 24 tahun 2012 tentang
jaminan kesehatan daerah kabupaten sragen, Perbup nomor 46 tahun
2012 tentang pemberian bantuan beasiswa bagi mahasiswa perguran
tinggi dari keluarga miskin;
3. Adanya Komitmen Kepala Daerah untuk memberikan pelayanan prima
kepada warga miskin;
4. Adanya keinginan koordinasi dan harmonisasi antar stakeholder
penanggulangan kemiskinan;
5. Adanya dukungan dari dinas teknis dalam implementasi program dan
pertanggungjawaban anggaran;
6. Adanyadukunganmasyarakatpenerimalayanan

1
B. RESPON DALAM OPTIMALISASI PENANGANAN PELAYANAN
BERSIFAT MASYARAKAT LINTAS SEKTOR

Dalam rangka respon terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat,


bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi,khususnya
masyarakat miskin di wilayah kabupaten Sragen, diperlukan sebuah
kebijakan yang mengatur berbagai sektor pelayanan pemerintah untuk
bekerja secara kordinatif dan konstruktif. Bagaimana Kabupaten Sragen
membuat sebuah kebijakan, dengan membentuk sebuah organisasi
perangkat daerah (non struktural) yang diberi nama UPTPK (Unit
Pelaksana Teknis Penanggulangan Kemiskinan) Kabupaten Sragen.
Yang Tupoksinya adalah melaksanakan fungsi Kordinasi dan Sinkronisasi
(berbasis data warga miskin) dalam pelayanan kebutuhan masyarakat
miskin di Sragen,mulai dari kesehatan (Kartu sehat), Pendidikan (Bea
siswa, bantuan transport bagi anak sekolah, seragam, kordinasi BOS
dengan pihak sekolah), sampai dengan memberikan peluang
pengembangan ekonomi bagi masyarakat miskin yang berpotensi untuk
tetap survive dalam usahanya. Termasuk didalamnya adalah mengurus
bantuan bagi warga miskin yang rentan secara sosial. Faktor komitmen
Kepemimpinan adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam
mendukung suksesnya kinerja UPTPK Sragen dalam meningkatkan
inovasi pelayanan publik bagi masyarakat miskin, disamping dukungan
dari komponen – komponen ASN didalamnya yang tidakkalah pentingnya,
sikap-perilaku PNS dalam pelayanannya, akuntabilitas pengelolaannya,
etika pelayanan, dan juga adanya transparansi dan non diskriminatif
adalah seuatu bentuk etalase cerminan dalam mewujudkan tujuan
pelayanan bagi kaum miskin di Sragen

C. KEDUDUKAN DAN PERAN APARATUR DALAM UPAYA


PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

Whole Of Government (WoG), adalah dimaknai sebuah upaya yang


mengatur (kebijakan),yang bertujuan untuk memfasilitasi sebuah kinerja
terkordinasi dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Dalam prakteknya integrasi program kegiatan
pelayanan tersebut tetap mengedepankan nilai-nilai, budaya, adat istiadat
masyarakat yang mendorong terwujudnya rasa memiliki dari warga
masyarakat terhadap pemerintah sebagai pemegang kebijakan (sense of
belonging). Keberhasilan penerapan WoG (Whole of Guvenrment)
sebagai instrumen kebijakan integrasi dan kordinasi program pelayanan
pemerintah adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat (publik),
yang pada ujungnya adalah dalam mewujudkan visi – misi pemerintah
pusat/daerah sebagai perwujudan janji – janji politik yang disampaikan
pada saat kampanye Pemilu/kada.Sedangkan ASN yang dalam hal ini
PNS yang tugas pokoknya adalah melaksanakan kebijakan pemerintah di
bidang pelayanan publik,adalah mempunyai arti penting dalam
terwujudnya pelayanan publik yang prima. Pegawai Negeri SIPIL (PNS),
adalah pelaku,pengambil kebijakan, maka disamping pemahaman

2
terhadap hak dan kewajiban PNS dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan, juga diperlukan integritas dalam bersikap dan
berperilaku dengan pedoman pada norma dan nilai organisasi ataupun
pemahaman terhadap nilai-nilai dasar sebagai ASN (UU nomor 5 tahun
2014). Nilai –nilai dasar ASN sebagai mana tertuang dalam UU nomor 5
Tahun 2014, disebut juga dengan ANEKA,yang diuraikan dalam tabel
berikut ini :

Tabel : Nilai-nilai dasar profesi PNS


MATA DIKLAT NILAI – NILAI DASAR
AKUNTABILITAS Tanggung jawab, jujur, kejelasan target, netral,
mendahulukan kepentingan publik, adil, transparan,
konsisten, partsipatif.
NASIONALISME Ketuhanan: religius,toleran,etos kerja, transparan,
amanah
Kemanusiaan: humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
Persatuan: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik,
gotong royong.
Kerakyatan: musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, bijaksana.
Keadilan: bersikap adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras, sederhana
ETIKA PUBLIK Jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat,
disiplin, hormat, sopan, taat pada peraturan, taat
perintah, menjaga rahasia.
KOMITMEN MUTU Efektivitas, efisiensi, inovasi, berorientasi mutu.
ANTI KORUPSI Jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, mandiri, adil, berani, peduli.

Tabel 2 : Kedudukan & Peran PNS Dalam NKRI


Mata Diklat Nilai-Nilai
Manajemen ASN HakdanKewajiban ASN
Disiplin
Merit Systemdan Reward/Punishment.
WoG Kordinasi & Sinkronisasi Program/Kegiatan
(Whole Of Keberpihakan dalam kebijakan
Government)
PelayananPublik Pedoman penyelenggaraan Pelayanan Publik
Standar Pelayanan Publik

3
D. Pertanyaan :

1. Baca Ulasan Kasus tersebut diatas dengan seksama ( 20 Menit )


2. Jelaskan apa keuntungan dan kerugian dalam sebuah kinerja
pelayanan pemerintah dengan penerapan WoG sebagai sebuah
system pelayanan prima.
3. Kalau Upaya mewujudkan “Kordinasi “ sebagai masalah yang paling
pokok dalam penerapan WoG pada organisasi pemerintah ? menurut
saudara dari Tabel Nilai – nilai dasar diatas, mana yang saudara pakai
sebagai internalisasi untuk mengatasi masalah. Jelaskan juga dengan
analisis dampaknya apabila nilai dasar tersebut tidak di gunakan
dalammenyelesaikan masalah tersebut .

Anda mungkin juga menyukai