Suatu laporan yang menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan
disebut laporan sumber-sumber dan pengguaan dana.
Dalam laporan sumber – sumber dan penggunaan modal kerja tidak tercantum di dalamnya
sumber – sumber dari penggunaan dana yang berasal dari unsur – unsur modal kerja sendiri,
karena perubahan – perubahan yang hanya menyangkut unsur – unsur aktiva lancar dan utang
lancar saja – kedua accounts tersebut disebut “ current accounts” – tidak mengakibatkan
perubahan modal kerja (neto)
MATERI II
1. Perusahaan “Steady” mempunyai data neraca untuk tahun 2004 dan tahun 2005
sebagai berikut :
Selama tahun 2005 perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan neto sesudah pajak
sebesar Rp. 3.000.000,00 dan dibayarkan sebagai Cash Deviden sebesar Rp.
1.400.000,00.
pengertian kas
2. Dari bagian keuangan PT. HIKMAH di Tasikmalaya yang dijadikan objek penelitian
Dalam tahun 2004 dan tahun 2005 PT. HIKMAH menghasilkan EBIT (laba sebelum
bunga dan pajak) masing-masing Rp. 9.000.000,00 dan Rp. 7.560.000,00 dan EAT
(laba setelah pajak) masing-masing Rp. 3.900.000,00 dan Rp. 3.180.000,00 dan
dibayar untuk cash deviden masing-masing Rp. 1.560.000,00 dan Rp. 1.272.000,00
Ditanyakan :
a. Berapa besarnya modal kerja tahun 2004 dan 2005 berdasarkan konsep kualitatif
Perusahaan Steady
Laporan Perubahan Neraca 31 desember 2004 – 31 Desember 2005
( dalam ribuan rupiah )
Perubahan
Keterangan 31-12-2004 31-12-2005
D C
Aktiva
Kas Rp. 1.200 Rp. 1.400 Rp. 200
Efek Rp. 1.400 Rp. 1.000 Rp. 400
Piutang Rp. 2.400 Rp. 2.000 Rp. 400
Barang Rp. 4.400 Rp. 5.200 Rp. 800
Mesin Rp. 8.000 Rp. 10.000 Rp. 2.000
Akumulasi depresiasi Rp. (800) Rp. (1.200) Rp. 400
Bangunan Rp. 8.000 Rp. 8.000
Akumulasi depresiasi Rp. (1.200) Rp. (1.800) Rp. 600
Tanah Rp. 4.600 Rp. 7.400 Rp. 2.800
Jumlah aktiva Rp. 28.000 Rp. 32.000
6
Perubahan
Keterangan 31-12-2004 31-12-2005
D C
Utang dan modal
sendiri
Utang perniagaan Rp. 3.000 Rp. 2.000 Rp. 1.000
Utang wesel Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 400
10% Obligasi Rp. 9.000 Rp. 12.000 Rp. 3.000
Modal saham Rp. 10.000 Rp. 10.000
Surplus modal Rp. 2.000 Rp. 2.000
Laba ditahan Rp. 2.000 Rp. 3.600 Rp. 1.600
Jumlah utang dan Rp. 28.000 Rp. 32.000
modal sendiri
Jumlah Rp. 6.800 Rp. 6.800
Selama tahun 2005 perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan neto sesudah pajak sebesar
Rp. 3.000.000 dan dibayarkan sebagai cash dividend sebesar Rp. 1.400.000.
Perusahaan “Steady”
Laporan sumber-sumber dan penggunaan kas
31 Desember 2004 – 31 Desember 2005
(dalam ribuan rupiah)
Sumber-sumber Penggunaan
dana berasal dari operasi keuntungan neto Cash dividen Rp. 1.400
Rp. 3.000
Depresiasi Rp. 1.000 Bertambahnya mesin Rp. 2.000
Berkurangnya efek Rp. 400 Bertambahnya tanah Rp. 2.800
Berkurangnya piutang Rp. 400 Bertambahnya barang Rp. 800
Bertambahnya utang wesel Rp. 400 Berkurangnya utang perniagaan Rp. 1.000
Bertambahnya obligasi Rp. 3.000 Bertambahnya kas Rp. 200
Rp. 8.200 Rp. 8.200
7
b.Berikan Rekomendasi tentang kebijakan permodalan ditinjau dari segi norma likuiditas
a. Penambahan tanah
b. Penambahan mesin
c. Pembayaran cash dividend
a. Keuntungan neto
b. Depresiasi
c. Utang jangka panjang (obligasi)
Cash dividend
Rp. 1.400.000
Rp. 1.200.000
Dari obligasi
obligasi
Sisa obligasi Rp. 3.000.000
Rp. 1.800.000
Tanah
Rp. 2.800.000
Rp. 1.200.000
Dari obligasi
Sisa obligasi
Rp. 1.800.000
Mesin
Rp. 2.000.000
Depresiasi
Rp. 200.000
Dari keuntungan neto dibayarkan sebagai cash dividend sebesar Rp. 1.400.000 dan masih ada
sisa keuntungan neto sebesar Rp. 1.600.000 (yaitu Rp. 3 juta minus Rp. Rp. 1.400.000). Sisa
keuntungan tersebut merupakan modal sendiri adalah dana yang paling tepat untuk
membiayai pembelian tanah tersebut, tetapi ternyata dananya tidak cukup, karena tambahan
tanah meliputi jumlah Rp. 2,8 juta.
Dengan demikian kekurangan sebesar Rp. 1.200.000 dibelanjai dengan utang jangka panjang.
Sebenarnya ditinjau dari sudut likuiditas pembelian tanah dengan utang tidak dibenarkan,
karena dana yang tertanam dalam tanah tidak akan bebas.
Kalau utang jangka panjang sebagian digunakan untuk menutupi kekurangan dana untuk
membeli tanah maka sisa utang jangka panjang yang tersedia untuk membeli mesin sebesar :
Rp. 3.000.000 minus Rp. 1.200.000, tinggal sisanya sebesar Rp. 1.800.000. tambahan mesin
sebesar Rp. 2 juta dapat dibelanjai dengan utang jangka panjang (Rp. 1.800.000) dan
depresiasi (Rp. 200.000). Kebijakan perusahaan Steady membeli mesin dengan dibelanjai
terutama dengan utang jangka panjang dan depresiasi. Dapat dibenarkan ditinjau dari sudut
likuiditas.
9
Perusahaan membeli tanah dengan dibelanjai sebagian dengan modal sendiri dan sebagian
dengan utang jangka panjang. Kebijakan pembiayaan tanah dengan utang tidak dibenarkan
ditinjau dari sudut likuiditas.
c.Laporan sumber – sumber dan penggunaan dana perusahaan dalam pengertian modal kerja
Jadi terjadi penambahan modal kerja dari tahun 2004 ke tahun 2005 sebesar Rp. 800.000
11
Perusahaan Steady
Laporan sumber-sumber dan pengguanaan Modal Kerja
31 Desember 2004 – 31 Desenber 2005
(dalam ribuan rupiah)
Sumber-sumber Penggunaan
Dana berasal dari operasi keuntungan netto Cash dividend Rp. 1.400
Rp. 3.000
Rp. 3.000
Materi 2
a. Besarnya modal kerja tahun 2004 dan 2005 berdasarkan konsep kualitatif
PT. Hikmah
Modal kerja tahun 2004
(dalam riabuan rupiah)
Aktiva lancer
- Kas …………………………. Rp. 2.400
- Efek ………………………… Rp. 1.200
- Pitang ………………………. Rp. 1.800
- Persediaan …………………. Rp. 1.800
Utang lancar
PT. Hikmah
Modal kerja tahun 2005
(dalam riabuan rupiah)
Aktiva lancer
- Kas …………………………. Rp. 1.200
- Efek ………………………… Rp. 2.400
- Pitang ………………………. Rp. 800
- Persediaan …………………. Rp. 1.200
Hutang lancar
Sumber-sumber Penggunaan
dana berasal dari operasi keuntungan netto Cash dividen Rp. 1.272.000
(EAT) Rp. 3.180.000
Bertambahnya Depr. Mesin Rp. 1.200.000 Bertambahnya mesin Rp. 7.200.000
Bertambahnya Depr. bangunan Rp. 1.200.000 Bertambahnya bangunan Rp. 1.200.000
Bertambahnya saham Rp. 5.292.000 Bertambahnya tanah Rp. 3.600.000
Berkurangnya modal kerja Rp. 2.400.000
Rp. 13.272.000 Rp. 13.272.000
16
Sumber Penggunaan
c. Rekomendasi tentang kebujakan permodalan ditinjau dari segi normal likuiditas untuk
PT. Hikmah.
Dari keuntungan netto sebesar Rp. 3.180.000 dibayarkan sebagai cash dividend sebesar
Rp. 1.272.000 dan masih ada sisa keuntungan netto sebesar Rp. 1.908.000.
Sisa keuntungan tersebut ditambah dari saham sebesar Rp. 1.692.000 yang merupakan
modal sendiri adalah dana yang paling tepat untuk membiayai pembelian tanah.
Kebijakan tersebut dibenarkan ditinjau dari sudut likuiditas. Pembelian mesin
dibelanjai dari saham sebesar Rp. 3.600.000 dan depresiasi Rp. 2.400.000 dan modal
kerja Rp. 1.200.000.
Pembelian mesin yang dibelanjai dari modal kerja ditinjau dari sudut likuiditas tidak
dapat dibenarkan. Begitu pula penambahan bangunan sebesar Rp. 1.200.000 yang
dibelanjai dari modal kerja tidak dapat dibenarkan dari sudut likuiditas.