Anda di halaman 1dari 31

Tahu

n
2011
Faktor –faktor
yang mempengaruhi
persalinan
A. PENGERTIAN PERSALINAN

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi

oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan

progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.

a. Pendapat para ahli mengenai persalinan

Definisi persalinan menurut Prof. Dr. I. B. Gde Manuaba, DSOG adalah

proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat

hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan

( penolong ) atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).

Menurut Pramita Herlina Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang

memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks yang

progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi

sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik. ( Pramita

Herlina )

3
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

Dalam persalinan dapat dikatakan berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3

P dapat bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P kemungkinan terdapat penyimpangan

atau kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi

persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan yang

memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3 P disebut Persalinan Distocia.

Faktor-faktor tersebut adalah :

1. PASSAGE (JALAN LAHIR)

Jalan lahir : Jalan lahir tulang atau jalan lahir lunak

Passage adalah jalan lahir dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,

vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan

otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam

proses persalinan. Janin harus berhasil menyusuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative

kaku.oleh karena itu ukuran dan bentu panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

a. Uraian Dari Passage (Jalan Lahir)

 Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar

panggul, serviks dan vagina.

 Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir

tersebut harus normal 4


 Rongga-rongga panggul yang normal adalah :

1. pintu atas panggul hampir berbentuk bundar,

2. sacrum lebar dan melengkung,

3. promontorium tidak menonjol ke depan,

4. kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalamala hal ini bidan sempit

5. ukuran distansia cristarum( ±28 cm-30 cm), sumber (ilmu kebidanan sarwono

prawirohardjo)

6. ukuran distansia spinarum(±24-26 cm) sumber (ilmu kebidanan sarwono

prawirohardjo)

7. sudut arcus pubis cukup luas (90-100),

8. ukuran conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari

bawah simpisis ke promontorium) ialah 10-11 cm,

9. .ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul jarak antara

linea terminalis ) 12-14 cm,

10. diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14 cm,

11. pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.

 Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan hambatan

persalinan apabila :

1.panggul sempit seluruhnya,

2.panggul sempit sebagian,

3.panggul miring,

4.panggul seperti corong, 5


5.ada tumor dalam panggul

 Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macamacam jaringan, untuk dapat dilalui bayi

dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah meregang, apabila

terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot ini akan mudah ruptur.

Dengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses persalinan apakah dapat

berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang

perlu mendapat perhatian bidan didaerah pedesaan adalah kemungkinan ketidakseimbangan

antara kepala dan jalan lahir dalam bentuk disproporsi sefalo pelvic. Sebagai kriteria

kemungkinan tersebut terutama pada primigravida dapat diduga bila dijumpai :

 Kepala janin belum turun pada minggu ke-36 yang disebabkan janin terlalu besar,

kesempitan panggul, terdapat lilitan tali pusat dan terdapat hidrosefalus.

 Kelainan letak : letak lintang, letak sungsang

 Pada multipara kemungkinan kesempitan panggul dapat diduga riwayat persalinan yang

buruk dan persalinan dengan tindakan operasi .

B.Uraian Anatomi Jalan Lahir Terdiri Atas :

1. Bagian keras tulang – tulang panggul ( rangka panggul )

a. Pelvis terdiri dari empat bagian : dua tulang inominata, sacrum, dan koksigis. Setiap

tulang inominata memiliki tiga bagian : pubis, iskium, dan ilium. Tulang ileum adalah

bagian posterior dan bagian atas tulang inominata. Kedua ilia membentuk pelvis palsu ,

6
bersama, dengan sacrum menjadi pananda tulang yang penting dari insisura sakroiliaka.

Iskium adalah bagian medial dan bawah tuber iskiadikum, dan dinding sisi pelvis. Pubis

adalah bagian anterior tulang inominata. Dua tulang pubis saling bergabung satu sama lain

di bagian depan simfisis pubis dan sudut-sudut inferior dari ramus desenden membentuk

penanda tulang yang penting arkus pubis.

 Sakrum dan koksigis membentuk bagian posterior pelvis. Sakrum dibentuk dari

penyatuan lima vertebra sakral, termasuk penanda tulang yang penting pada

promontorium sakrum, dan menggabungkan koksigis pada simfisis sakrokoksigea. Os koksigis

dibentuk dari penyatuan empat (kadang tiga atau lima) vertebra rudimenter, biasanya

dapat digerakkan, dan os koksigis merupakan penanda tulang yang penting.

 Simfisis sakrokoksigea, simfisis pubis, dan dua sinkrondois sakroiliaka (artikulasi

sakroiliaka) merupakan sendi-sendi amfiartrodial, yang terdiri dari jaringan tulang rawan

(kartilago) dan ligamen yang menggabungkan tulang-tulang pelvis.

a. Pelvis dibagi oleh linea terminalis menjadi beberapa :

1) . Pelvis mayor diatas dermakasi ini dan pelvis minor dibawahnya. Pelvis mayor

(palsu) adalah bagian diatas pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan

persalinan.

2) Pelvis minor (sejati) membentuk jalur tulang yang dilalui janin untuk dilahirkan

pervagina. Oleh karena itu, kontruksi, bidang, dan diameternya merupakan

unsur-unsur obstetrik yang paling penting.

7
Gambar letak pelvis mayor dan minor

 Pelvis minor mempunyai lima batasan :

 a) Bagian superior : promontorium sakrum, linea terminalis, batas atas tulang pubis.

 b) Bagian inferior : batas inferior tuber iskiadikum dan ujung koksigis.

 c) Bagian posterior : permukaan anterior sakrum dan koksigis.

 d) Bagian lateral : insisura sakroiliaka dan ligamen serta permukaan dalam tulang

iskium.

 e) Bagian anterior : foramen obturatum dan permukaan posterior simfisis pubis, tulang-

tulang pubis, dan ramus asenden tulang-tulang iskium.

Pelvis minor (sejati) memiliki tiga bidang yang secara obstetrik bermakna : pintu atas

panggul, pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul. Untuk masing-masing bidang ada enam

diameter secara teoretis. Namun, tidak semua diameter digunakan dalam pengukuran atau

8
mendiskusikan masing-masing bidang atau dalam pembahasan mengenai tipe pelvis. Bidang

sagital (anterior dan posterior) mengukur jarak dari titik tengah diameter transversa ke titik-titik

yang digunakan untuk mengukur diameter anteroposterior.

1.Pintu Atas Panggul

Adalah batas dari pinguul kecil yang berbentuk oval dan di bentuk oleh

promontoriumkorpus vetebra sakral 1, linea innominata (terminalis )an pinggir atas simfisis .

 Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP :

1. Diamater anteroposterior –kongjungata vera :ukuran muka belakang yaitu panjang

jarak dari pinggir atas simpisi ke promontorium lebih kurang 11 cm Pada wanita hidup

conyugatavera tidak dapat diukur langsung tapi dapat diperhitungkan dari konjugata

diagonalis dari promotorium ke pinggir bawah sympisis CV = CD – (1,5 cm – 2 cm).

2. Diameter transversa :jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kuarang

12,5-13cm

3. Diamater oblikua adalah garis yang di tarik dari artikulasio sakro –iliaka ketitik

persekutuan antara diameter transversa ke kongjugta vera dan di teruskan ke linea

1,4
innominata .sepanjang lebih kurang 13 cm

9

Gambar Pintu Atas Panggul

Selain itu ,pintu atas panggul (pintu superior) pintu masuk atas ke pelvis minor.

Batasan-batasan pintu dibagian posterior adalah promontorium sakrum, linea terminalis

dibagian lateral, dan bagian atas dengan simfisis pubis dan ramus horizontal tulang pubis

dibagian anterior.

Ada tiga diameter anteroposterior pintu atas panggul :

 1) Konjugata vera : konjugata asli pintu atas panggul, membentang dari bagian tengah

promontorium sakrum hingga pertengahan batas atas simfisis pubis,; ukuran normal

konjugata vera adalah 11 cm atau lebih.

 2) Konjugata obstetrik pintu atas panggul : membentang dari bagian tengah promontorium

sakrum hingga bagian tengah simfisis pubis pada permukaan dalamnya berjarak

beberapa milimeter dibawah batas atas. Ukuran minimum diameter ini sebelum pelvis

dianggap berkontraksi adalah 10 cm . diameter ini adalah diameter antero-posterior

terpendek karena simfisis pubis sedikit lebih tebal pada titik ini dibandingkan batas diatas

atau dibawahnya.

10
 3) Diagonal konjugata pintu atas panggul : terbentang dari bagian tengah promontorium

sakrum hingga kebagian tengah tepi inferior (bagian bawah) simfisis pubis. Konjugata

diagonal merupakan satu-satunya diameter pintu atas panggul yang dapat diukur secara

klinis. Ukuran klinis yang normal minimal 11.5 cm.

Gambar Ruang Panggul

Diameter oblik pintu atas panggul mengukur jarak antara sinkondrosis

sakroiliaka pada satu sisi pelvis dan eminensia iliopektinea pada sisi pelvis yang

berlawanan. Sinkondrosis sakroiliaka pada pelvis kiri atau kanan menentukan apakah

diameter tersebut adalah diameter oblik kanan atau diameter oblik kiri.sebagai contoh,

jika diameter membentangdari sinkondrosis sakroiliaka kanan sampai eminensia

iliopektinea, merupakan diameter oblik kanan. Diameter oblik kanan memiliki ukuran

rata-rata masing-masing sedikit kurang dari 13 (12,75).

11
2.Pintu Tengah Panggul

. Bidang tengah pelvis adalah bidang dengan dimensi terkecil. Diameter transversa

mengukur jarak antara spina iskiadikum. Disebut doiameter interspinosa, biasanya berukuran

sekitar 10 cm. Ukuran ini penting, karena merupakan diameter terkecil pelvis yang harus di lalui

janin untuk mengakomodasi dirinya. Apabila spina isdiadikum menonjol atau tajam atau

dinding-dinding bagian sisinya saling berkumpul (konvergen) sehingga spina iskiadikum

menonjol sampai melewati ruang rongga pelvis, interspionsa tidak bisa diukur dan adekuatan

pelvis untuk kelahiran per vagina bayi dengan ukuran rata-rata sangat dipertanyakan.

Pengerutan bidang-pertengahan sangat sering diasosiasikan dengan pintu atas panggul

berkontraksi.

 Diameter anteroposterior membentang dari pertengahan batas inferior simfisis pubis

melalui bagian tengah diameter transversa sampai ke titik pada sakrum yang ditunjuk

oleh sudut ini. Diameter ini normalnya berukuran minimum 11,5 cm. Diameter sagitalis

posterior pada bidang-tengah biasanya 4,5 cm (minimal).

 Pengukuran diameter bidang-tengah tidak mungkin di lakukan. Namun, keadekuatannya

dapat di perkirakan dengan memerhatikan apakah spina iskiadikum menonjol atau

melebihi batas bukan tumpul, dinding-dinding sisinya konvergen bukan lurus, sakrum

datar atau dangkal bukan dalam, dan pintu atas panggul berkontraksi (mengerut) bukan

pengukuran dalam batas normal. 12


3. Pintu Bawah Panggul

Pintu bawah panggul bukan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang

sama ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadikum kiri kanan. Segitiga depan

dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arcus pubis. Segitiga belakang adalah ujung os

sacrum, sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri kanan.

Pada pintu bawah panggul ditentukan ada 3 ukuran :

 1) Ukuran muka belakang dari pinggir bawah sympisis menuju ujung tulang

kelangkang (ujung sacrum) 11,5 cm.

 2) Ukuran melintang ukuran antara tulang ischidicum kiri kanan sebelah dalam 10 cm.

 3) Arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800 Inklinasi

Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri

tegak dengan inlet 55-600

 Diameter sagitalis posterior ujung tulang kelangkang (os sacrum) ke pertengahan ukuran

melintang 7, 5 cm. Inclinatio pelvis yang dimaksud yaitu miring panggul. Sudut antara

PAP dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri sudut ini 55 derajat.

 Sumbu panggul jika di hubungkan titik tengah bidang di dalam panggul maka akan

mendapatkan sebuah garis yang lurus sebelah atas sampai pada satu titik sedikit di atas

spina ischiadika kemudian melengkung ke depan di daerah PBP perbedaan panjang 4,5

cm bagian depan dan 12,5 cm bagian belakang, disamping itu terdapat perubahan

13
 ukuran PAP yang lebih panjang ke samping dan PBP dengan ukuran muka belakang

lebih panjang, situasi demikian seolah-olah terjadi perputaran 90 derajat dari PAP

menjadi PBP.

Gambar Pintu Bawah Panggul Gambar PAP dan PBP

4. Bidang Hodge

Bidang-bidang hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah bagian

terrendah janin turun dalam panggul dalam persalinan.

 1) Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atas simfisi dan

promotorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.

 2) Bidang hodge 2 : ialah bidang yang sejajar dengan bidang hodge 1 terletak setinggi

bagian bawah simfisis. 14


 3) Bidang hodge 3 : ialah bidang yang sejajar dengan bidang hodge 1 dan 2 terletak

setinggi spina iskiadika kanan dan kiri. Pada rujukan lain, bidang hodge 3 ini disebut

juga bidang O. Kepala yang berada diatas 1 cm disebut (-1) atau sebaliknya.

 4) Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan bidang hodge 1, 2 dan 3 terletak

setinggi os koksigis.

 Gambar Bidang Hodge

5. Stasiun

Stasiun adalah hubungan antara bagian presentasi janin dengan garis imajiner

(bayangan) yang di tarik dari spina iskiadika ibu. Stasiun dinyatakan dalam sentimeter, yakni

di atas atau dibawah spina. Contohnya, jika bagian presentasi berada 1 cm diatas spina,

maka stasiun bagian presentasi tersebut adalah -1. Apabila bagian presentasi setinggi spina,

maka stasiunnya adalh 0.

 Akan tetapi, jika bagian presentasi 1 cm dibawah spina, maka stasiunnya adalh +1.

15
 Kelahiran akan segera berlangsung jika bagian presentasi adalah +4 sampai +5. Untuk

mendapatkan dokumentasi laju penurunan janin yang akurat selama persalinan, maka

stasiun bagian presentasi tersebut harus ditentukan saat persalinan dimulai.

6. Ukuran-ukuran panggul

Ukuran-ukuran luar panggul ini dapat digunakan bila peilvimetri radiologic tidak dapat

di lakukan.Dengan cara ini dapat di tentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran-

ukuran panggul apabila di kombinasikan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang di pakai

antara lain jangka-jangka panggul Martin, Oseander, Collin, dan Boudeloque

 Yang diukur sebagai berikut :

 1) Distansia spinarum (±24 cm-26 cm) : jarak antara kedua spina iliaka anterior

superior sinistra dan dekstra.

 2) Distansia kristarum (± 28 cm-30 cm) : jarak yang terpanjang antara dua tempat

yang simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra. Umumnya ukuran-ukuran

ini tidak penting, tetapi bila ukuran ini lebih kecil 2-3 cm dari nilai normal, dapat

di curigai panggul itu patologik.

 3) Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar) : jarak antara spina iliaka

posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka

posterior dekstra ke spina iliaka anterior superiorsinistra. Kedua ukuran ini

bersilangan. Jika panggul normal, maka kedua ukuran ini tidak banyak berbeda

akan tetapi jika panggul itu asimetik (miring), kedua ukuran jelas berbeda sekali.

16
 4) Distansia intertrokanterika : jarak antara kedua trokanter mayor.

 5) Konjugata eksterna (boudeloque) ± 18 cm : jarak antara bagian atas simfisis ke

prosesus spinosus lumbal 5.

 6) Distansia tuberum (± 10,5 cm) : jarak antara tuber iskii kana dan kiri.

GAMBAR JENIS –JENIS DIAMETER PANGGUL

17
7. Jenis pelvis

 1) Jenis ginekoid :panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul

hampir bulat. Panjang diameter antero-posterior kira-kira sama dengan diameter

trasversa. Jenis ini ditemukan pada 45 % perempuan.

 2) Jenis anderoid : bentuk pintu atas panggul hampitr segi tiga. Umumnya pria

mempunyai jenis seperti ini. Panjang diameter anteroposterior hampir sama

dengan diameter transversa, akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati

sakrum.dengan demikian, bagian belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan

bagian depannya menyempit ke depan. Jenis ini ditemukan pada 15 %

perempuan.

 3) Jenis antropoid : bentuk pintu atas panggul agak lonjong, seperti telur. Panjang

diameter antero-posterior lebih besar dari pada diameter transversa. Jenis ini

ditemukan pada 35% perempuan.

 4) Jenis platipelloid : sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit

pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ulkuran

muka belakang. Jenis ini di temukan pada 5 % perempuan.

18

 Gambar Jenis-Jenis Panggul

2.. Bagian Lunak Jalan Lahir

Bagian ini tersusun atas segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina, muskulus dan

ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul.

a. Permukaan belakang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat antara os sakrum dan

ilium dinamakan ligamentum sacro iliaka posterior, bagian depan dinamakan

ligamentum sacro iliaca anterior.

b. Ligamentum yang menghubungkan os sacrum dan spina ischium dinamakan

ligamentum sacro spinosum.

c. Ligamentum antara os sacrum dan os tuber ischiadikum dinamakan ligamentum sacro

tuberosum.

d. Pada bagian bawah sebagian dasr panggul. Dasr panggul/diagfragma pelvis terdiri dari

bagian otot di sebut muskulus levator ani. 19


e. Bagian membran disebut diafragma urogenital

f. Muskulus levator ani menyelubungi rektum, terdiri atas musculus pubo coccygeus,

muskulus iliococcygeus, dan muskulus ischio coocygeus.

g. Ditengah-tengah muskulus pubococcygea kanan dan kiri ada hiatus urogenitalis

merupakan celah berbentuk segitiga. Hiatus ini di batasi sekat yang menyelubungi pintu

bawah panggul sebelah depan. Pada wanita sekai ini merupakan tempat keluarnya uretra

dan vagian.

h. Fungsi diafragma pelvis adalah untuk menjaga agar genitalia interna tetap pada

tempatnya. Bila muskulus ini menurun fungsinya, maka akan terjadi prolaps atau

turunnya alat genitalia interna.

Jaringan lunak sebelum persalinan dimulai uterus terdiri dari korpus uteri dan serviks

uteri. Saat persalinan dimulai kontraksi uterus menyebabkan korpus uteri berubah menjadi dua

bagian, yakni bagian atas yang tebal dan berotot dan bagian bawah yang berotot pasif dan

berdinding tipis. Suatu cincin retraksi fisiologis memisahkan kedua segmen ini. Segmen bawah

uterussecara bertahap membesar karena mengakomodasi isi dalam rahim, sedangkan bagian atas

menebal dan kapasitas akomodasinya menurun. Kontraksi korpus uteri menyebabkan janin

tertekan kebawah, terdorong kearah serviks. Serviks kemudian menipis dan berditalasi (terbuka)

secukupnya sehingga memungkinkan bagian pertama janin turun memasuki vagina. Dasar

panggul adalah lapisan otot yang memisahkan rongga panggul dibagian atas dari ruang`

20
perineum dibawahnya. Struktur ini membantu janin berotasi kearah anterior saat menuruni jalan

lahir. Vagina kemudian mengembang, berditalasi untuk mengakomodasi sehingga

memungkinkan janin kedunia luar.

Bagian lunak pada jalan lahir yaitu salah stunya adalah bagian perineum yang

Merupakan daerah yang menutupi pintu bawah panggul, terdiri dari :

a) Regio analis, sebelah belakang. Spinter ani eksterna yaitu muskulus yang mengelilingi anus.

b) Regio urugogenitalis terdiri dari atas muskulus bolbo cavernosus, ischiocavernosus dan

trasversus perinei superficialis.

 Gambar Bagian Lunak Jalan lahir

21
C.Kelainan Passage (Jalan Lahir lunak )

Adapun kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang kaku

(pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung

(OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE

tidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit

diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada

vagina.kelainan pada jalan lahir lunak meliputi :

1. Serviks

a. Serviks yang kaku

 Terdapat pada primi tua primer atau sekunder

 Serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan atau (sikatrik)

b. Serviks gantung

 Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium uteri internum tidak terbuka

 Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri eksternum tidak terbuka

c. Edema serviks

 Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir

sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks

22
d. Serviks dupleks karena kelainan kongenital

2. Vagina

Kelainan vagina yang dapat mengganggu perjalanan persalinan :

 Vagina septum : trans vaginal septum vagina, longitudinal septum vagina

 Tumor pada vagina

3. Himen dan Perineum

Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi kekakuan

sehingga memerlukan episiotomi yang luas

2. POWER (KEKUATAN)

Power adalah kekuatan his atau kontraksi dan kekuatan mengejan ibu yang sangat

penting dalam proses persalinan.

 Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi

uterus dan tenaga meneran dari ibu

 Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya

kontraksi dan retraksi otot-otot rahim

 His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan

 Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar

kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik

23
 Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya

kontraksi

 His yang normal adalah:

1. Timbulnya Mula-Mula Perlahan Tetapi Teratur,

2. Makin Lama Bertambah Kuat Sampai Kepada Puncaknya Yang Paling Kuat

Kemudian

3. Berangsur-Angsur Menurun Menjadi Lemah

 His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses

persalinan sampai anak dilahirkan

 His yang normal mempunyai sifat :

1. Kontarksi Otot Rahim Mulai Dari Salah Satu Tanduk Rahim,

2. Kontraksi Bersifat Simetris,

3. Fundal Dominan Yaitu Menjalar Ke Seluruh Otot Rahim,

4. Kekuatannya Seperti Memeras Isi Rahim,

5. Otot Rahim Yang Berkontraksi Tidak Kembali Ke Panjang Semula Sehingga

Terjadi Retraksi Dan Pembentukan Segmen Bawah Rahim,

6. Bersifat Involunter Yaitu Tidak Dapat Diatur Oleh Parturient,

 Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam

persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu mendorong bayi

keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan

yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul

24
 Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik

 Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan

hypertonic/tetania uteri

kelainan kekuatan his dan meneran, dapat disebabkan oleh :

1). Kelainan kontraksi rahim

a. . Inertia Uteri

His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi

menjadi :

*Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah

*Inertia uteri sekunder :

 His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah

 Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah

terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah

His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan

konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.

b. Tetania uteri

His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi

otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi : 25


1.Persalinan Presipitatus

Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal :

 Terjadi persalinan tidak pada tempatnya

 Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan

 Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri

Selain itu pada Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin

dalam rahim.

c. Inkoordinasi otot rahim

Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya

kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin

dari dalam rahim.

Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :

 Faktor usia penderita relatif tua

 Pimpinan persalinan

 Karena induksi persalinan dengan oksitosin

 Rasa takut dan cemas

2). Kelainan tenaga meneran

 Kelelahan 26
 Salah dalam pimpinan meneran pada kala

3. PASSANGER

Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu pertumbuhannya normal,

adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak

normal

 Passenger terdiri dari janin dan plasenta

 Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,

karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan

letak kepala

 Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah :

1. kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun

anencephalus,

2. kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,

 kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang, letak

lintang, letak mengolak, presentasi rangkap ( kepala tangan, kepala kaki, kepala tali

pusat

Selain itu juga kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan

dan memiliki ciri sebagai berikut :

 Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih

mudah lahir 27
 Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah dan

memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam

 Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk

putaran paksi dalam

Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan mengalami kesulitan. Pada beberapa

kasus dengan anak yang besar pada ibu dengan diabetes mellitus, terjadi kemungkinan kegagalan

persalinan bahu. Persalinan bahu yang berat cukup berbahaya karena dapat terjadi asfiksia.

Persendian leher yang masih lemah dapat merusak pusat-pusat vital janin yang berakibat fatal

Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan kepala dapat mengalami kesulitan

karena persalinan kepala terbatas dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala tidak

mempunyai mekanisme moulase, yang dapat memperkecil volume tanpa merusak jaringan otak.

Dengan demikian persalinan kepala dalam letak sungsang atau versi ekstraksi letak lintang harus

dipertimbangkan agar tidak menimbulkan morbiditas yang lebih tinggi. Berbagai posisi kepala

janin dalam kondisi defleksi dengan lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang

sehingga menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling berbahaya adalah

antara kepala dan tali pusat, sehingga makin turun kepala makin terjepit tali pusat,

menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.

Proses persalinan merupakan proses mekanis yang melibatkan tiga faktor yaitu : jalan lahir,

kekuatan yang mendorong dan akhirnya janin yang didorong dalam satu mekanis tertentu dan

28
terpadu. Dari ketiga komponen tersebut hanya kekuatan (his dan mengejan) yang dapat

dimanipulasi dari luar tanpa membahayakan janin dalam proses persalinan.

Ada 2 sub faktor lain selain 3 faktor utama tadi, yakni Psikis dan Penolong.Banyak wanita

normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang

kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-

benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau

memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami

perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang

semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :

 Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

 Pengalaman bayi sebelumnya

 Kebiasaan adat

 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his

menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar

Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan

rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks

sehingga persalinan menjadi lama.

29
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang

mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan

kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

3 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan berjalan

lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah : power, passage, passanger.

Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan,

sehingga 2 faktor ini dapat disebut sebagai sub faktor yang juga mendukung proses persalinan.

30
A.KESIMPULAN

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi

oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan

progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.

3 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan

berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah : power, passage,

passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut

menentukan, sehingga 2 faktor ini dapat disebut sebagai sub faktor yang juga mendukung proses

persalinan.

B.SARAN

Dalam makala ini kami berharap kita dapat menambil pengetahun, terutama mengenai

Faktor –faktor yang mempengaruhi persalinan dalam Askeb II persalinan ini , sehingga dengan

hal ini kita sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan sistem pelayanan yang optimal

melalui Upaya atau strategi yang dapat dilakukan oleh bidan di masyarakat untuk menekan

AKI dan AKA adalah dengan memberikan perhatian dan perlakuan khusus pada ibu hamil,

bersalin , nifas dan bayi baru lahir dengan berbagai upaya dalam menciptakan kesehtan yang

optimal.

31

DAFTAR PUSTAKA
- Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG . ” Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana – untuk Pendidikan Bidan ”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998

- Sarwono Prawirohardjo, “ Ilmu Kebidanan “, PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009

- Pramita Herlina, : ” FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


JALANNYAPERSALINAN SUB TOPIK : power, passage, passanger, psykologis, penolong”

- Rita Yulifah & Tri Johan Agus Yuswanto : ” Asuhan Kebidanan Komunitas ”. Salemba
Medika, 2009

- Asri Hidayat & Mufdlilah, ” Catatan Kuliah, Konsep Kebidanan ”, Mitra Cendikia Press, 2008

Anonim. http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
persalinan/

Anda mungkin juga menyukai