n
2011
Faktor –faktor
yang mempengaruhi
persalinan
A. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks yang
progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi
Herlina )
3
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
Dalam persalinan dapat dikatakan berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3
P dapat bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P kemungkinan terdapat penyimpangan
atau kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi
persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan yang
memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3 P disebut Persalinan Distocia.
Passage adalah jalan lahir dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan
otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Janin harus berhasil menyusuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative
kaku.oleh karena itu ukuran dan bentu panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar
Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
4. kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalamala hal ini bidan sempit
5. ukuran distansia cristarum( ±28 cm-30 cm), sumber (ilmu kebidanan sarwono
prawirohardjo)
prawirohardjo)
8. ukuran conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari
9. .ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul jarak antara
10. diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14 cm,
Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan hambatan
persalinan apabila :
3.panggul miring,
Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macamacam jaringan, untuk dapat dilalui bayi
dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah meregang, apabila
terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot ini akan mudah ruptur.
Dengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses persalinan apakah dapat
berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang
antara kepala dan jalan lahir dalam bentuk disproporsi sefalo pelvic. Sebagai kriteria
Kepala janin belum turun pada minggu ke-36 yang disebabkan janin terlalu besar,
Pada multipara kemungkinan kesempitan panggul dapat diduga riwayat persalinan yang
a. Pelvis terdiri dari empat bagian : dua tulang inominata, sacrum, dan koksigis. Setiap
tulang inominata memiliki tiga bagian : pubis, iskium, dan ilium. Tulang ileum adalah
bagian posterior dan bagian atas tulang inominata. Kedua ilia membentuk pelvis palsu ,
6
bersama, dengan sacrum menjadi pananda tulang yang penting dari insisura sakroiliaka.
Iskium adalah bagian medial dan bawah tuber iskiadikum, dan dinding sisi pelvis. Pubis
adalah bagian anterior tulang inominata. Dua tulang pubis saling bergabung satu sama lain
di bagian depan simfisis pubis dan sudut-sudut inferior dari ramus desenden membentuk
Sakrum dan koksigis membentuk bagian posterior pelvis. Sakrum dibentuk dari
penyatuan lima vertebra sakral, termasuk penanda tulang yang penting pada
dibentuk dari penyatuan empat (kadang tiga atau lima) vertebra rudimenter, biasanya
sakroiliaka) merupakan sendi-sendi amfiartrodial, yang terdiri dari jaringan tulang rawan
1) . Pelvis mayor diatas dermakasi ini dan pelvis minor dibawahnya. Pelvis mayor
(palsu) adalah bagian diatas pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan
persalinan.
2) Pelvis minor (sejati) membentuk jalur tulang yang dilalui janin untuk dilahirkan
7
Gambar letak pelvis mayor dan minor
a) Bagian superior : promontorium sakrum, linea terminalis, batas atas tulang pubis.
d) Bagian lateral : insisura sakroiliaka dan ligamen serta permukaan dalam tulang
iskium.
e) Bagian anterior : foramen obturatum dan permukaan posterior simfisis pubis, tulang-
Pelvis minor (sejati) memiliki tiga bidang yang secara obstetrik bermakna : pintu atas
panggul, pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul. Untuk masing-masing bidang ada enam
diameter secara teoretis. Namun, tidak semua diameter digunakan dalam pengukuran atau
8
mendiskusikan masing-masing bidang atau dalam pembahasan mengenai tipe pelvis. Bidang
sagital (anterior dan posterior) mengukur jarak dari titik tengah diameter transversa ke titik-titik
Adalah batas dari pinguul kecil yang berbentuk oval dan di bentuk oleh
promontoriumkorpus vetebra sakral 1, linea innominata (terminalis )an pinggir atas simfisis .
jarak dari pinggir atas simpisi ke promontorium lebih kurang 11 cm Pada wanita hidup
conyugatavera tidak dapat diukur langsung tapi dapat diperhitungkan dari konjugata
2. Diameter transversa :jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kuarang
12,5-13cm
3. Diamater oblikua adalah garis yang di tarik dari artikulasio sakro –iliaka ketitik
1,4
innominata .sepanjang lebih kurang 13 cm
9
Selain itu ,pintu atas panggul (pintu superior) pintu masuk atas ke pelvis minor.
dibagian lateral, dan bagian atas dengan simfisis pubis dan ramus horizontal tulang pubis
dibagian anterior.
1) Konjugata vera : konjugata asli pintu atas panggul, membentang dari bagian tengah
promontorium sakrum hingga pertengahan batas atas simfisis pubis,; ukuran normal
2) Konjugata obstetrik pintu atas panggul : membentang dari bagian tengah promontorium
sakrum hingga bagian tengah simfisis pubis pada permukaan dalamnya berjarak
beberapa milimeter dibawah batas atas. Ukuran minimum diameter ini sebelum pelvis
terpendek karena simfisis pubis sedikit lebih tebal pada titik ini dibandingkan batas diatas
atau dibawahnya.
10
3) Diagonal konjugata pintu atas panggul : terbentang dari bagian tengah promontorium
sakrum hingga kebagian tengah tepi inferior (bagian bawah) simfisis pubis. Konjugata
diagonal merupakan satu-satunya diameter pintu atas panggul yang dapat diukur secara
sakroiliaka pada satu sisi pelvis dan eminensia iliopektinea pada sisi pelvis yang
berlawanan. Sinkondrosis sakroiliaka pada pelvis kiri atau kanan menentukan apakah
diameter tersebut adalah diameter oblik kanan atau diameter oblik kiri.sebagai contoh,
iliopektinea, merupakan diameter oblik kanan. Diameter oblik kanan memiliki ukuran
11
2.Pintu Tengah Panggul
. Bidang tengah pelvis adalah bidang dengan dimensi terkecil. Diameter transversa
mengukur jarak antara spina iskiadikum. Disebut doiameter interspinosa, biasanya berukuran
sekitar 10 cm. Ukuran ini penting, karena merupakan diameter terkecil pelvis yang harus di lalui
janin untuk mengakomodasi dirinya. Apabila spina isdiadikum menonjol atau tajam atau
menonjol sampai melewati ruang rongga pelvis, interspionsa tidak bisa diukur dan adekuatan
pelvis untuk kelahiran per vagina bayi dengan ukuran rata-rata sangat dipertanyakan.
berkontraksi.
melalui bagian tengah diameter transversa sampai ke titik pada sakrum yang ditunjuk
oleh sudut ini. Diameter ini normalnya berukuran minimum 11,5 cm. Diameter sagitalis
melebihi batas bukan tumpul, dinding-dinding sisinya konvergen bukan lurus, sakrum
datar atau dangkal bukan dalam, dan pintu atas panggul berkontraksi (mengerut) bukan
Pintu bawah panggul bukan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang
sama ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadikum kiri kanan. Segitiga depan
dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arcus pubis. Segitiga belakang adalah ujung os
1) Ukuran muka belakang dari pinggir bawah sympisis menuju ujung tulang
2) Ukuran melintang ukuran antara tulang ischidicum kiri kanan sebelah dalam 10 cm.
3) Arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800 Inklinasi
Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri
Diameter sagitalis posterior ujung tulang kelangkang (os sacrum) ke pertengahan ukuran
melintang 7, 5 cm. Inclinatio pelvis yang dimaksud yaitu miring panggul. Sudut antara
PAP dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri sudut ini 55 derajat.
Sumbu panggul jika di hubungkan titik tengah bidang di dalam panggul maka akan
mendapatkan sebuah garis yang lurus sebelah atas sampai pada satu titik sedikit di atas
spina ischiadika kemudian melengkung ke depan di daerah PBP perbedaan panjang 4,5
cm bagian depan dan 12,5 cm bagian belakang, disamping itu terdapat perubahan
13
ukuran PAP yang lebih panjang ke samping dan PBP dengan ukuran muka belakang
lebih panjang, situasi demikian seolah-olah terjadi perputaran 90 derajat dari PAP
menjadi PBP.
4. Bidang Hodge
1) Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atas simfisi dan
2) Bidang hodge 2 : ialah bidang yang sejajar dengan bidang hodge 1 terletak setinggi
setinggi spina iskiadika kanan dan kiri. Pada rujukan lain, bidang hodge 3 ini disebut
juga bidang O. Kepala yang berada diatas 1 cm disebut (-1) atau sebaliknya.
4) Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan bidang hodge 1, 2 dan 3 terletak
setinggi os koksigis.
5. Stasiun
Stasiun adalah hubungan antara bagian presentasi janin dengan garis imajiner
(bayangan) yang di tarik dari spina iskiadika ibu. Stasiun dinyatakan dalam sentimeter, yakni
di atas atau dibawah spina. Contohnya, jika bagian presentasi berada 1 cm diatas spina,
maka stasiun bagian presentasi tersebut adalah -1. Apabila bagian presentasi setinggi spina,
Akan tetapi, jika bagian presentasi 1 cm dibawah spina, maka stasiunnya adalh +1.
15
Kelahiran akan segera berlangsung jika bagian presentasi adalah +4 sampai +5. Untuk
mendapatkan dokumentasi laju penurunan janin yang akurat selama persalinan, maka
6. Ukuran-ukuran panggul
Ukuran-ukuran luar panggul ini dapat digunakan bila peilvimetri radiologic tidak dapat
di lakukan.Dengan cara ini dapat di tentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran-
ukuran panggul apabila di kombinasikan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang di pakai
1) Distansia spinarum (±24 cm-26 cm) : jarak antara kedua spina iliaka anterior
2) Distansia kristarum (± 28 cm-30 cm) : jarak yang terpanjang antara dua tempat
yang simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra. Umumnya ukuran-ukuran
ini tidak penting, tetapi bila ukuran ini lebih kecil 2-3 cm dari nilai normal, dapat
3) Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar) : jarak antara spina iliaka
posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka
bersilangan. Jika panggul normal, maka kedua ukuran ini tidak banyak berbeda
akan tetapi jika panggul itu asimetik (miring), kedua ukuran jelas berbeda sekali.
16
4) Distansia intertrokanterika : jarak antara kedua trokanter mayor.
6) Distansia tuberum (± 10,5 cm) : jarak antara tuber iskii kana dan kiri.
17
7. Jenis pelvis
1) Jenis ginekoid :panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul
2) Jenis anderoid : bentuk pintu atas panggul hampitr segi tiga. Umumnya pria
dengan diameter transversa, akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati
perempuan.
3) Jenis antropoid : bentuk pintu atas panggul agak lonjong, seperti telur. Panjang
diameter antero-posterior lebih besar dari pada diameter transversa. Jenis ini
4) Jenis platipelloid : sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit
pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ulkuran
18
Bagian ini tersusun atas segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina, muskulus dan
a. Permukaan belakang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat antara os sakrum dan
tuberosum.
d. Pada bagian bawah sebagian dasr panggul. Dasr panggul/diagfragma pelvis terdiri dari
f. Muskulus levator ani menyelubungi rektum, terdiri atas musculus pubo coccygeus,
merupakan celah berbentuk segitiga. Hiatus ini di batasi sekat yang menyelubungi pintu
bawah panggul sebelah depan. Pada wanita sekai ini merupakan tempat keluarnya uretra
dan vagian.
h. Fungsi diafragma pelvis adalah untuk menjaga agar genitalia interna tetap pada
tempatnya. Bila muskulus ini menurun fungsinya, maka akan terjadi prolaps atau
Jaringan lunak sebelum persalinan dimulai uterus terdiri dari korpus uteri dan serviks
uteri. Saat persalinan dimulai kontraksi uterus menyebabkan korpus uteri berubah menjadi dua
bagian, yakni bagian atas yang tebal dan berotot dan bagian bawah yang berotot pasif dan
berdinding tipis. Suatu cincin retraksi fisiologis memisahkan kedua segmen ini. Segmen bawah
uterussecara bertahap membesar karena mengakomodasi isi dalam rahim, sedangkan bagian atas
menebal dan kapasitas akomodasinya menurun. Kontraksi korpus uteri menyebabkan janin
tertekan kebawah, terdorong kearah serviks. Serviks kemudian menipis dan berditalasi (terbuka)
secukupnya sehingga memungkinkan bagian pertama janin turun memasuki vagina. Dasar
panggul adalah lapisan otot yang memisahkan rongga panggul dibagian atas dari ruang`
20
perineum dibawahnya. Struktur ini membantu janin berotasi kearah anterior saat menuruni jalan
Bagian lunak pada jalan lahir yaitu salah stunya adalah bagian perineum yang
a) Regio analis, sebelah belakang. Spinter ani eksterna yaitu muskulus yang mengelilingi anus.
b) Regio urugogenitalis terdiri dari atas muskulus bolbo cavernosus, ischiocavernosus dan
21
C.Kelainan Passage (Jalan Lahir lunak )
Adapun kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang kaku
(pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung
(OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE
tidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit
diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada
1. Serviks
b. Serviks gantung
Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium uteri internum tidak terbuka
Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri eksternum tidak terbuka
c. Edema serviks
Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir
sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks
22
d. Serviks dupleks karena kelainan kongenital
2. Vagina
Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi kekakuan
2. POWER (KEKUATAN)
Power adalah kekuatan his atau kontraksi dan kekuatan mengejan ibu yang sangat
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya
Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar
23
Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya
kontraksi
2. Makin Lama Bertambah Kuat Sampai Kepada Puncaknya Yang Paling Kuat
Kemudian
His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam
persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu mendorong bayi
keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan
24
Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik
Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan
hypertonic/tetania uteri
a. . Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi
menjadi :
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan
konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
b. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi
Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal :
Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri
Selain itu pada Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin
dalam rahim.
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin
Pimpinan persalinan
Kelelahan 26
Salah dalam pimpinan meneran pada kala
3. PASSANGER
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu pertumbuhannya normal,
adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak
normal
Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,
karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan
letak kepala
anencephalus,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang, letak
lintang, letak mengolak, presentasi rangkap ( kepala tangan, kepala kaki, kepala tali
pusat
Selain itu juga kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan
Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih
mudah lahir 27
Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah dan
Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk
Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan mengalami kesulitan. Pada beberapa
kasus dengan anak yang besar pada ibu dengan diabetes mellitus, terjadi kemungkinan kegagalan
persalinan bahu. Persalinan bahu yang berat cukup berbahaya karena dapat terjadi asfiksia.
Persendian leher yang masih lemah dapat merusak pusat-pusat vital janin yang berakibat fatal
Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan kepala dapat mengalami kesulitan
karena persalinan kepala terbatas dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala tidak
mempunyai mekanisme moulase, yang dapat memperkecil volume tanpa merusak jaringan otak.
Dengan demikian persalinan kepala dalam letak sungsang atau versi ekstraksi letak lintang harus
dipertimbangkan agar tidak menimbulkan morbiditas yang lebih tinggi. Berbagai posisi kepala
janin dalam kondisi defleksi dengan lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang
sehingga menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling berbahaya adalah
antara kepala dan tali pusat, sehingga makin turun kepala makin terjepit tali pusat,
Proses persalinan merupakan proses mekanis yang melibatkan tiga faktor yaitu : jalan lahir,
kekuatan yang mendorong dan akhirnya janin yang didorong dalam satu mekanis tertentu dan
28
terpadu. Dari ketiga komponen tersebut hanya kekuatan (his dan mengejan) yang dapat
Ada 2 sub faktor lain selain 3 faktor utama tadi, yakni Psikis dan Penolong.Banyak wanita
normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang
kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami
semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
Kebiasaan adat
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan
rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks
29
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan
3 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan berjalan
lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah : power, passage, passanger.
Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan,
sehingga 2 faktor ini dapat disebut sebagai sub faktor yang juga mendukung proses persalinan.
30
A.KESIMPULAN
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
3 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan
berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah : power, passage,
passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut
menentukan, sehingga 2 faktor ini dapat disebut sebagai sub faktor yang juga mendukung proses
persalinan.
B.SARAN
Dalam makala ini kami berharap kita dapat menambil pengetahun, terutama mengenai
Faktor –faktor yang mempengaruhi persalinan dalam Askeb II persalinan ini , sehingga dengan
hal ini kita sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan sistem pelayanan yang optimal
melalui Upaya atau strategi yang dapat dilakukan oleh bidan di masyarakat untuk menekan
AKI dan AKA adalah dengan memberikan perhatian dan perlakuan khusus pada ibu hamil,
bersalin , nifas dan bayi baru lahir dengan berbagai upaya dalam menciptakan kesehtan yang
optimal.
31
DAFTAR PUSTAKA
- Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG . ” Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana – untuk Pendidikan Bidan ”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998
- Sarwono Prawirohardjo, “ Ilmu Kebidanan “, PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009
- Rita Yulifah & Tri Johan Agus Yuswanto : ” Asuhan Kebidanan Komunitas ”. Salemba
Medika, 2009
- Asri Hidayat & Mufdlilah, ” Catatan Kuliah, Konsep Kebidanan ”, Mitra Cendikia Press, 2008
Anonim. http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
persalinan/