ISOLASI SOSIAL
Oleh:
Kelompok 1
Gede Dipta Dhiatmika (17.321.2663)
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Sentuhan, perhatian, kehangatan, dari keluarga yang menyebabkan
individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan klien tidak
adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
b. Komunikasi dalam keluarga
Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan
anggota keluarga : sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga
yang tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak boleh). Situasi ini
membuat klien enggan berkomunikasi dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Dikota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan hidup,
sehingga tidak ada waktu bersosialisasi, situasi ini mendukung
perilaku menarik diri.
2. Faktor Presipitasi
a. Stressor sosiokultur
Menurunnya stabilitas unit keluarga. Berpisah dengan orang yang
berarti dalam kehidupannya, missal karena dirawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasi. Sehingga memunculkan
stress.
C. Rentang respon
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Haloperidol (HPD)
1. Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan, menilai realitas dalam fungsi
internal serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
2. Mekanisme kerja
Obat anti psikosi dalam memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinoptik neuron di otak khususnya system limbik dan
system ekstra piramidal.
3. Efek samping
Sedasi gangguan otonomik, gangguan endokrin.
4. Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, dan kelainan jantung.
b. Trihexipenidyl (THP)
1. Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca encephalitis dan
idiopatik
2. Mekanisme kerja
Sinergis dengan kinidine, obat anti depresi dan anti kolinergik
lainnya.
3. Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,
binggung, takikardi, retensi urine.
4. Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap trihexipenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
c. Risperidone
1. Indikasi
Untuk skizofreniaakut dan kronik, keadaan psikotik lain dengan
gejala (halusinasi, delusi, curiga, gangguan emosi) atau
mengurangi gejala afektif berhubungan dengan skizofrenia.
2. Efek samping
Insomnia, agitasi, cemas, sakit kepala, somnolen, lelah, takikardi.
3. Kontra indikasi
Hipotensi, penyakit ginjal, lanjut usia, Parkinson, epilepsi.
2. Terapi somatis
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi
fisik klien. Walaupun yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien,
tetapi target terapi adalah perlakuan klien. Jenis terapi somatik adalah
meliputi pengikatan, ECT, isolasi, dan fototerapi.
a. Pengikatan
Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien yang bertujuan untuk
melindungi cedera fisik pada klien sendiri atau orang lain.
b. Terapi Kejang Listrik/Elektro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang
(Grandmal) dengan mengalirkan arus listrik kekuatan rendah (2-3
joule) melalui electrode yang ditempelkan di bebrapa titik pada
pelipis kiri/kanan (lobus frontalis) klien.
c. Isolasi
Isolasi adalah bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di
ruangan tersendiri untuk mengendalikan perilakunya dan melindungi
klien, orang lain, dan lingkungan dari bahaya potensial yang
mungkin terjadi.
d. Fototerapi
Fototerapi adalah terapi yang diberikan dengan memaparkan klien
pada sinar terang 5-10 x lebih terang daripada sinar ruangan dengan
posisi klien duduk, mata terbuka, pada jarak 1,5 meter di depan klien
diletakkan lampu setinggi mata.
3. Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Tetapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku adaptif. Jenis-jenis terapi modalitas antara
lain:
a. Aktifitas Kelompok
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah suatu bentuk terapi yang
didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Fokus terapi
aktifitas kelompok adalah membuat sadar diri (self-awereness),
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau
ketiganya.
b. Terapi keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi
perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) klien. Perawat
membantu keluarga agar mampu melakukan lima tugas kesehatan
yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan
kesehatan, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sehat,
menciptakan lingkungan yang sehat, dan menggunakan sumber yang
ada dalam masyarakat.
c. Terapi Rehabilitasi
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi
modalitas lain atau berdiri sendiri, seperti Terapi okupasi, rekreasi,
gerak, dan musik.
d. Terapi Psikodrama
Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman
klien dalam suatu drama. Drama ini memberi kesempatan pada klien
untuk menyadari perasaan, pikiran, dan perilakunya yang
mempengaruhi orang lain.
e. Terapi Lingkungan
Terapi lingkunagan adalah suatu tindakan penyembuhan penderita
dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada di
lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Upaya
terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan multidisipliner.
F. Pohon Masalah
diskusi. terhadap
kemampuan
klien
mengungkapk
an
perasaannya.
TUK 4 : 4. Setelah …x 4.1 Observasi
Klien dapat interaksi, klien perilaku klien
melaksanakan dapat melaksanakan saat
hubungan sosial hubungan sosial berhubungan
secara bertahap. secara bertahap sosial.
dengan : 4.2 Beri motivasi
Perawat. dan bantu
Klien lain. klien untuk
Kelompok. berkenalan /
berkomunikas
i dengan :
Perawat
lain.
Klien
lain.
Kelompo
k.
4.3 Libatkan klien
dalam Terapi
Aktivitas
Kelompok
Sosialisasi.
4.4 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi.
4.5 Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan
sesuai dengan
jadwal yang
telah dibuat.
4.6 Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulannya
melalui
aktivitas yang
dilaksanakan.
TUK 5 : 5. Setelah …x 5.1 Diskusikan
Klien mampu interaksi klien dengan klien
menjelaskan dapat menjelaskan tentang
perasaannya perasaannya perasaannya
setelah setelah setelah
berhubungan berhubungan berhubungan
sosial. sosial dengan : sosial dengan
Orang lain. :
Kelompok. Orang
lain.
Kelompo
k.
5.2 Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapk
an
perasaannya.
diri. klien
pertemuan, perilaku
L. Evaluasi
S : - Pasien mengatakan merasa lebih baikan setelah dapat megungkapkan
Masalahnya
- Pasien mengatakan dapat berkenalan dengan orang lain
- Pasien mengatakan sudah memiliki teman
O : - Pasien mengungkapakan masalahanya
- Pasien dapat berkenalan dengan orang lain
- Kontak mata (+)
- Pasien mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Jadwal kegiatan pasien terisi
A : Tujuan Teratasi
P : Pertahankan kondisi klien
DAFTAR PUSTAKA
Anna, Budi Keliat. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Rasmun. 2009. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto.
Stuart, GW. 2010. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.