Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL

Oleh:
Kelompok 1
Gede Dipta Dhiatmika (17.321.2663)

I Wayan Gede Yudi Wigata (17.321.2672)

Ni Luh Putu Nanik Widiantari (17.321.2679)

Ni Luh Asriani (17.321.2688)

Ni Luh Dita Candra Aristya Dewi (17.321.2689)

Ni Luh Gede Devi Yulistia Dewi (17.321.2690)

Shatna Nadila Bella (17.321.2709)

STIKES WIRA MEDIKA BALI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020
A. Definisi Isolasi Sosial
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien
mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain
yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri tidak ada perhatian dan tidak
sanggup berbagi pengalaman (Balitbang dan Herman 2011).
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak.
Penarikan diri adalah suatu tindakan pelepasan diri baik dari perhatian
maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
Penarikan diri sebagai pola tingkah laku. Menarik diri merupakan hambatan
sosial yang berhubungan dengan situasi yang menyebabkan hubungan baik
antar personal tidak adekuat, terlalu halus perasaan (peka) terhadap kritikan,
penolakan dan rasa malu.

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Sentuhan, perhatian, kehangatan, dari keluarga yang menyebabkan
individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan klien tidak
adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
b. Komunikasi dalam keluarga
Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan
anggota keluarga : sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga
yang tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak boleh). Situasi ini
membuat klien enggan berkomunikasi dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Dikota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan hidup,
sehingga tidak ada waktu bersosialisasi, situasi ini mendukung
perilaku menarik diri.

2. Faktor Presipitasi
a. Stressor sosiokultur
Menurunnya stabilitas unit keluarga. Berpisah dengan orang yang
berarti dalam kehidupannya, missal karena dirawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasi. Sehingga memunculkan
stress.

C. Rentang respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Solitude - Kesepian - Manipulasi


- Otonomi - Menarik diri - Impulsif
- Kebersamaan - Ketergantungan - Narkisme
- Saling ketergantungan

1. Rentang Respon Adaptif


a. Menyendiri (Solitut)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan
seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan
dilingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah selanjutnya.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide-ide, pikiran perasaan dalam hubungan sosial.
c. Kebersamaan
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling ketergantungan
Merupakan kondisi saling tergantung antara individu dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal.
2. Rentang respon antara adaptif dan maladaptif
a. Kesepian
Merupakan kondisi klien yang sendiri tanpa teman.
b. Menarik diri
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
c. Ketergantungan
Terjadi apabila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
3. Rentang respon maladaptif
a. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan social yang terdapat pada
individu yang menganggap orang lain sebagai objek, hubungan
terpusat pada pengendalian dan individu berorientasi pada diri
sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain.
b. Impulsif
Yaitu suatu keadaan dimana klien tidak mampu merencanakan
suatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, penilaian yang
buruk dan tak dapat diandalkan.
c. Narkisme
Merupakan suatu keadaan dimana harga diri klien rapuh, secara
terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan pujian, sikap
egosentris, pencemburu dan marah jika orang tidak mendukung.

D. Tanda dan gejala


Tanda-tanda pasien mengalami isolasi sosial, diantaranya :
1. Kurang spontan, apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Menolak berhubungan
6. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari

Batasan karakteristik lainnya seperti :


1. Menyendiri dalam ruangan
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri
3. Tidak melakukan kontak mata
4. Meringkuk ditempat tidur dengan punggung menghadap ke pintu
5. Menyatakan secara verbal atau memperlihatkan ketidaknyamanan
dalam situasi-situasi sosial
6. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, keluarga, atau orang lain
7. Terkadang mendekati perawat untuk berinteraksi, namun kemudian
menolak untuk berespon terhadap penerimaan perawat terhadap dirinya

E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Haloperidol (HPD)
1. Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan, menilai realitas dalam fungsi
internal serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
2. Mekanisme kerja
Obat anti psikosi dalam memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinoptik neuron di otak khususnya system limbik dan
system ekstra piramidal.
3. Efek samping
Sedasi gangguan otonomik, gangguan endokrin.
4. Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, dan kelainan jantung.
b. Trihexipenidyl (THP)
1. Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca encephalitis dan
idiopatik
2. Mekanisme kerja
Sinergis dengan kinidine, obat anti depresi dan anti kolinergik
lainnya.
3. Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,
binggung, takikardi, retensi urine.
4. Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap trihexipenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
c. Risperidone
1. Indikasi
Untuk skizofreniaakut dan kronik, keadaan psikotik lain dengan
gejala (halusinasi, delusi, curiga, gangguan emosi) atau
mengurangi gejala afektif berhubungan dengan skizofrenia.
2. Efek samping
Insomnia, agitasi, cemas, sakit kepala, somnolen, lelah, takikardi.
3. Kontra indikasi
Hipotensi, penyakit ginjal, lanjut usia, Parkinson, epilepsi.
2. Terapi somatis
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi
fisik klien. Walaupun yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien,
tetapi target terapi adalah perlakuan klien. Jenis terapi somatik adalah
meliputi pengikatan, ECT, isolasi, dan fototerapi.
a. Pengikatan
Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien yang bertujuan untuk
melindungi cedera fisik pada klien sendiri atau orang lain.
b. Terapi Kejang Listrik/Elektro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang
(Grandmal) dengan mengalirkan arus listrik kekuatan rendah (2-3
joule) melalui electrode yang ditempelkan di bebrapa titik pada
pelipis kiri/kanan (lobus frontalis) klien.
c. Isolasi
Isolasi adalah bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di
ruangan tersendiri untuk mengendalikan perilakunya dan melindungi
klien, orang lain, dan lingkungan dari bahaya potensial yang
mungkin terjadi.
d. Fototerapi
Fototerapi adalah terapi yang diberikan dengan memaparkan klien
pada sinar terang 5-10 x lebih terang daripada sinar ruangan dengan
posisi klien duduk, mata terbuka, pada jarak 1,5 meter di depan klien
diletakkan lampu setinggi mata.

3. Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Tetapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku adaptif. Jenis-jenis terapi modalitas antara
lain:
a. Aktifitas Kelompok
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah suatu bentuk terapi yang
didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Fokus terapi
aktifitas kelompok adalah membuat sadar diri (self-awereness),
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau
ketiganya.

b. Terapi keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi
perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) klien. Perawat
membantu keluarga agar mampu melakukan lima tugas kesehatan
yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan
kesehatan, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sehat,
menciptakan lingkungan yang sehat, dan menggunakan sumber yang
ada dalam masyarakat.
c. Terapi Rehabilitasi
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi
modalitas lain atau berdiri sendiri, seperti Terapi okupasi, rekreasi,
gerak, dan musik.
d. Terapi Psikodrama
Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman
klien dalam suatu drama. Drama ini memberi kesempatan pada klien
untuk menyadari perasaan, pikiran, dan perilakunya yang
mempengaruhi orang lain.
e. Terapi Lingkungan
Terapi lingkunagan adalah suatu tindakan penyembuhan penderita
dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada di
lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Upaya
terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan multidisipliner.
F. Pohon Masalah

Risiko tinggi perubahan sensori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial : Menarik Diri Defisit Perawatan Diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Mekanisme Koping Tidak Efektif

G. Akibat yang ditimbulkan


Perilaku isolasi sosial menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca
indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau
histerik.Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi
tanpa adanya stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan
(pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi
yang paling umum adalah halusinasi pendengaran.
1. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS (masuk rumah sakit), tanggal pengkajian,
No Rumah Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga
untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau
mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan sosial budaya.
4. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga:
 Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah
Sakit saat ini?
 Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi
masalah ini?
 Bagaimana hasilnya?
5. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
 Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi,
suhu, pemapasan klien.
 Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
 Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun dan beri
tanda ✓ sesuai hasil.
 Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik
yang dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda ✓ di kotak ya

dan bila tidak beri tanda ✓ pada kotak tidak.


 Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai
dengan keluhan yang ada.
 Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
6. Psikososial
1. Genogram
 Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga
 Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi,
pengambilan keputusan dan pola asuh.
 Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
7. Konsep diri
 Citra tubuh : Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya,
bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
 Identitas diri, tanyakan tentang:
a. Status dan posisi klien sebelum dirawat.
b. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah,
tempat kerja, kelompok),
c. Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
 Peran :
a. Tugas atau peran yang diemban dalam
keluarga/kelompok/masyarakat.
b. Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran
tersebut.
 Ideal diri :
a. Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
b. Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah,
tempat keija, masyarakat)
c. Harapan klien terhadap penyakitnya
 Harga diri:
a. Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi
b. Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan
kehidupannya.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8. Hubungan sosial:
 Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam
kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta bantu an
atau sokongan.
 Tanyakan pada klen kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat.
 Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam keiompok
dimasya- rakat.
 Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
9. Spiritual:
 Nilai dan keyakinan
a. Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai
dengan norma budaya dan agama yang dianut.
b. Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
10. Kegiatan ibadah
a. Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan keiompok.
b. Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
11. Status Mental
Beri tanda ✓ pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih
dan satu:
1. Penampilan (data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat/keluarga)
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai
ujung kaki ada yang tidak rapih Misalnya: rambut acak-
acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci,
baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya: pakaian
dalam, dipakai diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan
pakaian tidak tepat (waktu, tempat, identitas,
situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain
yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
12. Pembicaraan.
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah
cepat, keras, gagap, membisu, apatis dan atau lambat.
b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke
kalimat lain yang tak ada kaitannya beri tanda ✓ pada
kotak inkoheren.
c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
13. Aktivitas motorik (data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat/keluarga)
14. Alam perasaan (data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat/keluarga)
15. Afek (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga)
16. Interaksi selama wawancara (data ini didapatkan melalui hasil
wawancara dan observasi perawat/keluarga).
17. Persepsi.
a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama
dengan pen¬ciuman.
b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat
klien ber¬halusinasi.
18. Proses pikir (data diperoleh dari observasi pada saat wawancara)
a. Sirkumstansial
pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
b. Tangensial
pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada
tuju¬an.
19. Isi pikir (data didapatkan melalui wawancara)
a. Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
meng¬hilangkannya.
b. Phobia: ketakutan yang phatologis/tidak logis terhadap
objek/situasi tertentu.
c. Hipokondria: keyakinan terhadap adanya gangguan organ
dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi: perasaan klien yang asing terhadap diri
sendiri, orang atau lingkungan.
e. Ide yang terkait: keyakinan klien terhadap kejadian yang
terjadi dilingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis: keyakinan klien tentang kemampuannya
melakukan hal- hal yang mustahil/diluar kemampuannya.
g. Waham
I. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
a. Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam
(suka/tidak suka/pantang), dan cara makan.
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan
alat makan.
2. Defekasi/berkemih
a. Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK
 Pergi ke WC, menggunakan, dan membersihkan WC.
 Membersihkan diri dan merapikan pakaian.
3. Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi dan
menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot,
dan rambut).
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
4. Berpakaian
a. Motivasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih, dan
mengenakan pakaian dan alas kaki.
b. Observasi tampilan dan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih,
dan mengenakan pakaian.
5. Istirahat dan tidur
a. Observasi dan tanyakan tentang :
 Lama dan waktu tidur siang/malam.
 Persiapan sebelum tidur : menyikat gigi, cuci kaki, dan
berdoa.
 Aktivitas sesudah tidur seperti : merapikan tempat tidur,
mandi/ mcuci muka, dan menyikat gigi.
6. Penggunaan obat :
a. Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
 Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara
pemberian.
 Reaksi obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
a. Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
 Apa, bagaimana, kapan, dan kemana perawatan lanjut.
 Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga,
teman, institusi, dan lembaga pelayanan kesehatan).
8. Aktivitas di dalam rumah
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
 Merencanakan, mengolah, dan menyajikan makanan.
 Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu,
mengepel).
 Mencuci pakaian sendiri.
 Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari.
9. Aktivitas diluar rumah
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
 Belanja untuk keperluan sehari-hari dalam melakukan
perjalanan mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan
kendaraan pribadi, kendaraan umum.
 Aktivitas lain yang dilakukan diluar rumah (bayar
listrik/telepon/air, kantor pos, dan bank).
II. Mekanisme Koping
Data didapat melalui wawancara pada klien dan keluarganya. Beri
tanda √ pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif
maupun maladaptif.
III. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien atau keluarganya.
Pada tiap masalah yang dimiliki klien diberi uraian spesifik,
singkat, dan jelas.
IV. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item
yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
V. Aspek Medik
Tuliskan diagnosa medis klien yang telah dirumuskan oleh dokter
yang merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini baik obat fisik,
psikofarmaka, dan terapi lain.
VI. Daftar Masalah Keperawatan
 Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data
sujektif dan data objektif.
 Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan.
H. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Data subyektif:
a. Pasien mengatakan malas berinteraksi
b. Pasien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya.
c. Pasien mengatakan curiga dengan orang lain.
d. Pasien mengatakan mendengar suara-suara/melihat bayangan.
e. Pasien mengatakan orang lain tidak selevel
f. Pasien mengatakan merasa tak berguna.
2. Data obyektif:
a. Pasien tampak menyendiri.
b. Pasien tampak mengurung diri.
c. Pasien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Pasien tampak mematung.
e. Pasien tampak mondar mandir tanpa arah.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri ( Prioritas )
2. Risiko tinggi perubahan sensori persepsi : halusinasi
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
J. Rencana Keperawatan
Tgl No. Dx. Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Kerusakan TUM :
Interaksi Klien dapat 1. Setelah …x 1. Bina hubungan
Sosial : berinteraksi dengan interaksi klien saling percaya
Menarik Diri. orang lain. menunjukkan dengan :
tanda-tanda percaya  Beri salam
TUK 1 : pada perawat : setiap
Klien dapat  Wajah cerah, berinteraksi.
membina tersenyum.  Perkenalkan
hubungan saling  Mau nama, nama
percaya. berkenalan. panggilan
 Ada kontak perawat, dan
mata. tujuan perawat
 Bersedia berinteraksi.
menceritakan  Tanyakan dan
perasaan. panggil nama
 Bersedia kesukaan
mengungkapka klien.
n masalahnya.  Tunjukkan
sikap empati,
jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi.
 Tanyakan
perasaan klien
dan masalah
yang dihadapi
klien.
 Buat kontrak
interaksi yang
jelas.
 Dengarkan
dengan penuh
perhatian,
ekspresi
perasaan klien.
TUK 2 : 2. Setelah …x 2.1 tanyakan pada
Klien mampu interaksi klien klien tentang :
menyebutkan dapat menyebutkan  Orang
penyebab menarik minimal satu yang
diri. penyebab menarik tinggal
diri dari : serumah /
 Diri sendiri. teman
 Orang lain. sekamar
 Lingkungan. klien.
 Orang
yang
paling
dekat
dengan
klien di
rumah / di
ruang
perawatan.
 Apa yang
membuat
klien dekat
dengan
orang
tersebut.
 Orang
yang tidak
dekat
dengan
klien
dirumah /
di ruang
perawatan.
 Apa yang
membuat
klien tidak
dekat
dengan
orang
tersebut.
 Upaya
yang sudah
dilakukan
agar dekat
dengan
orang lain.
2.2 Diskusikan
dengan klien
penyebab
menarik diri
atau tidak
mau bergaul
dengan orang
lain.
2.3 Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapk
an
perasaannya.
TUK 3 : 3. Setelah …x 3.1 Tanyakan
Klien mampu interaksi dengan pada klien
menyebutkan klien dapat tentang :
keuntungan menyebutkan  Manfaat
berhubungan sosial keuntungan hubungan
dan kerugian berhubungan sosial, sosial.
menarik diri. misalnya :  Kerugian
 Banyak teman. menarik
 Tidak kesepian. diri.
 Bisa diskusi. 3.2 Diskusikan
 Saling bersama klien
menolong. tentang
Dan kerugian manfaat
menarik diri, berhubungan
misalnya: sosial dan
 Sendiri. kerugian

 Kesepian. menarik diri.

 Tidak bisa 3.3 Beri pujian

diskusi. terhadap
kemampuan
klien
mengungkapk
an
perasaannya.
TUK 4 : 4. Setelah …x 4.1 Observasi
Klien dapat interaksi, klien perilaku klien
melaksanakan dapat melaksanakan saat
hubungan sosial hubungan sosial berhubungan
secara bertahap. secara bertahap sosial.
dengan : 4.2 Beri motivasi
 Perawat. dan bantu
 Klien lain. klien untuk
 Kelompok. berkenalan /
berkomunikas
i dengan :
 Perawat
lain.
 Klien
lain.
 Kelompo
k.
4.3 Libatkan klien
dalam Terapi
Aktivitas
Kelompok
Sosialisasi.
4.4 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi.
4.5 Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan
sesuai dengan
jadwal yang
telah dibuat.
4.6 Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulannya
melalui
aktivitas yang
dilaksanakan.
TUK 5 : 5. Setelah …x 5.1 Diskusikan
Klien mampu interaksi klien dengan klien
menjelaskan dapat menjelaskan tentang
perasaannya perasaannya perasaannya
setelah setelah setelah
berhubungan berhubungan berhubungan
sosial. sosial dengan : sosial dengan
 Orang lain. :
 Kelompok.  Orang
lain.
 Kelompo
k.
5.2 Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapk
an
perasaannya.

TUK 6 : 6.1 Setelah … x 6.1 Diskusikan


Klien mendapat pertemuan, pentingnya
dukungan keluarga keluarga dapat peran serta
dalam memperluas menjelaskan keluarga
hubungan sosial. tentang : sebagai
 Pengerian pendukung
menarik diri. untuk
 Tanda dan mengatasi
gejala menarik perilaku
diri. menarik diri.
 Penyebab dan 6.2 Diskusikan
akibat menarik potensi
diri. keluarga

 Cara merawat untuk

klien menarik membantu

diri. klien

6.2 Setelah … x mengatasi

pertemuan, perilaku

keluarga dapat menarik diri.

mempraktekkan 6.3 Jelaskan pada

cara merawat keluarga

klien menarik diri. tentang :


 Pengerian
menarik
diri.
 Tanda dan
gejala
menarik
diri.
 Penyebab
dan akibat
menarik
diri.
 Cara
merawat
klien
menarik
diri.
6.4 Latih keluarga
cara
merawat
klien
menarik
diri.
6.5 Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba
cara yang
dilatihkan.
6.6 Beri motivasi
keluarga
agar
membantu
klien untuk
bersosialisas
i.
6.7 Beri pujian
kepada
keluarga
atas
keterlibatan
nya merawat
klien di
rumah sakit.
TUK 7 : 7.1 Setelah … x 7.1 Diskusikan
Klien dapat interaksi, klien dengan klien
memanfaatkan obat menyebutkan : tentang
dengan baik.  Manfaat minum manfaat dan
obat. kerugian tidak
 Kerugian tidak minum obat,
minum obat. nama, warna,
 Nama, warna, dosis, cara,
dosis, efek efek terapi
terapi, dan efek dan efek
samping obat. samping
7.2 Setelah … x penggunaan
interaksi klien obat.
mendemonstrasika 7.2 Pantau klien
n penggunaan saat
obat dengan penggunaan
benar. obat.
7.3 Setelah … x 7.3 Beri pujian
interaksi, klien jika klien
menyebutkan menggunakan
akibat berhenti obat dengan
minum obat tanpa benar.
konsultasi dokter. 7.4 Diskusikan
akibat
berhenti
minum obat
tanpa
konsultasi
dengan
dokter.
7.5 Anjurkan
klien untuk
konsultasi
kepada dokter
/ perawat jika
terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan.
K. Implementasi
Pasien Keluarga
SP 1. SP 1.
1. Mengidentifikasi penyebab. 1. Mengidentifikasi masalah yang
a. Siapa yang satu rumah dengan pasien. dihadapi dalam merawat pasien.
b. Siapa yang dekat dengan pasien. 2. Penjelasan isolasi sosial.
c. Siapa yang tidak dekat dengan pasien. 3. Cara merawat pasien isolasi sosial.
2. Menanyakan keuntungan dan kerugian 4. Melatih ( simulasi ).
berinteraksi dengan orang lain. 5. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
a. Menanyakan pendapat pasien tentang merawat pasien.
kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
b. Menanyakan apa yang menyebabkan
pasien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain.
c. Mendiskusikan keuntungan bila pasien
memiliki banyak teman dan bergaul
akrab dengan mereka.
d. Mendiskusikan kerugian bila pasien
hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain.
e. Menjelaskan pengaruh isolasi sosial
terhadap kesehatan fisik pasien.
3. Melatih berkenalan.
a. Menjelaskan kepada klien cara
berinteraksi dengan orang lain.
b. Memberikan contoh cara berinteraksi
dengan orang lain.
c. Memberi kesempatan pasien
mempraktekan cara berinteraksi dengan
orang lain yang dilakukan di hadapan
perawat.
d. Memulai bantu pasien berinteraksi
dengan satu orang teman / anggota
keluarga.
e. Bila pasien sudah menunjukan
kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi
dengan 2, 3, 4 orang dan seterusnya.
f. Memberi pujian untuk setiap kemajuan
interaksi yang telah dilakukan oleh
pasien.
g. Siap mendengarkan ekspresi perasaan
pasien setelah berinteraksi dengan orang
lain, mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya, beri dorongan terus
menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
4. Memasukan jadwal kegiatan pasien.
SP 2. SP 2.
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu ( SP 1. Mengevaluasi kemampuan SP 1.
1 ). 2. Melatih ( langsung ke pasien ).
2. Melatih berhubungan sosial secara 3. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
bertahap. merawat pasien.
3. Memasukan dalam jadwal kegiatan
pasien.
SP 3. SP 3.
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu ( SP 1. Mengevaluasi kemampuan SP 1.
1 dan SP 2 ). 2. Melatih ( langsung ke pasien ).
2. Melatih cara berkenalan dengan 2 3. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
orang atau lebih. merawat pasien.
3. Memasukan dalam jadwal kegiatan
pasien.
SP 4.
1. Mengevaluasi kemampuan keluarga.
2. Mengevaluasi kemampuan pasien.
3. Merencanakan tindak lanjut keluarga.
a. Follow Up.
b. Rujukan.

L. Evaluasi
S : - Pasien mengatakan merasa lebih baikan setelah dapat megungkapkan
Masalahnya
- Pasien mengatakan dapat berkenalan dengan orang lain
- Pasien mengatakan sudah memiliki teman
O : - Pasien mengungkapakan masalahanya
- Pasien dapat berkenalan dengan orang lain
- Kontak mata (+)
- Pasien mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Jadwal kegiatan pasien terisi
A : Tujuan Teratasi
P : Pertahankan kondisi klien
DAFTAR PUSTAKA

Anna, Budi Keliat. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Herman, Ade.2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta;Medical Book

Nurjanah, Intansari. 2009. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :


Momedia

Perry, Potter. 2010 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun. 2009. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto.

Stuart, GW. 2010. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai