POLI UMUM
Bismillahirrohmanirohim
Assalamualaikum WR. WB.
Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Poli Umum Puskesmas Asembagus kab.Situbondo telah
selesai disusun.
Pedoman ini dibuat untuk melaksanakan kegiatan Poli Umum di Puskesman Asembagus
Kab.Situbondo sebagai unit penyelenggara pelayanan publik.
Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas Asembagus dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.
drg SUGIYONO
Nip. 197402022005011010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDART FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standart Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN DI POLI RAWAT JALAN
PUSKESMAS ASEMBAGUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di satu
wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate Keeper
dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas
dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka di poli umum perlu
dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan khususnya pasien poli
umum Puskesmas Asembagus, berkaitan denganhal tersebut diatas, maka dalam melakukan
pelayanan kesehatan harus berdasarkan standar pelayanan poli umum Puskesmas
Asembagus.
B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di poli umum sehingga
dapat memberikan hasil pemeriksaan dan pengobatan yang bermutu dan akurat sehingga
dapat memberikan kepuasan pada masyarakat.
D. DEFINISI OPERASIONAL
a) Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
b) Pelayanan poli rawat jalan adalah segala upaya pelayanan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan dan peningkatan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan
keselarasan antara dokter, tenaga kesehatan yang terkait serta individu/masyarakat yang
membutuhkan.
c) Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang pemeriksaan,
pengobatan, tindakan lain kepada pasien di sarana kesehatan.
d) Informed consent adalah persetujuan yang diberkan oleh pasien atau keluarganya untuk
dilakukan tindakan medis kepada dirinya atau keluarganya setelah mendapatkan
penjelasan tentang tindakan medis yang akan dilakukan dan resiko yang mungkin
terjadi.
e) Berhubungan dengan pasien :
Jam buka pelayanan : Senin- Kamis : 07.00 – 14.00
Jum’at : 07.00 – 11.00
Sabtu : 07.00 – 13.00
Pencatatan Identitas Pasien
Sebelum dilakukan pelayanan dipoli umum petugas menanyakan identitas dan
dicocokkan dengan Rekam Medis.
Ada 101 diagnosa yang bisa dilayani di poli umum (Lampiran 1)
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
3. Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
─ Prasarana
Didalam Ruang Poli Umum mempunyai fasilitas air mengalir untuk mencuci tangan
yang dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan kertas pengering. Pencahayaan
cukup terang berasal dari lampu listrik dan dari candela. Ada kipas angin yang
diletakkan dibelakang petugas, menghadap kearah candela sehingga mengirangi resiko
penularan penyakit. Ada korden untuk menjaga privasi pasien.
B. Standar Fasilitas
I. Alat Medis
No. Jenis Alat Standar Jumlah Jumlah Riel
1 Tensimeter 1 1
2 Stetoskop 1 1
3 Manset Anak 1 0
4 Lampu Senter 1 1
5 Kaca Pembesar 1 0
6 Termometer Dewasa 1 1
7 Termometer Bayi 1 0
8 Hammer Reflex 1 0
9 Sudip Lidah 12 cm 5 0
10 Sudip Lidah 16.5 cm 5 0
11 Sound Timer 1 1
12 Torniquet Karet 1 0
13 Timbangan Badan 1 1
14 Meteran Tinggi Badan 1 1
15 Alat Pembaca Ro” 1 1
16 Alat Pelindung Diri 1 3
17 Kartu Snelen 1 1
18 Tes Buta Warna 1 1
19 Oksigen dan Regulator 1 1
20 Tempat Sampah Medis Tertutup 1 2
21 Tempat Sampah Non Medis Tertutup
II. Mebelair
No. Jenis Alat Jumlah
1 Tempat Tidur Periksa 1
2 Meja Kerja 2
3 Kursi Kerja Pemeriksaan 2
4 Kursi Hadap Pasien 4
5 Lemari Simpan Alat 1
6 Meja Instrumen 1
7 Komputer 1
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu system dimana Puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk assessment resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko, sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya diambil.
Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan pasien,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di puskesmas, terlaksananya program – program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Puskesmas Asembaguswajib menerapkan standar keselamatan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode – metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Puskesmas Asembagus adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 – 49 tahun terinfeksi
HIV.Dari keseluruhan kasus baru 25 % terjadi di Negara – negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus
secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi ( misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan peralatan menembus kulit : tato,
tindik, dll ).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut
dat PMI angka kesakitan Hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08 %
pada tahun 1998 dan angka kesakitan Hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan
WHO adalah 2,10% . kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua
pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
“ kewaspadaan Umum “ atau “ Universal Precaution “ yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosocomial yang terus menjadi ancaman bagi “ Petugas Kesehatan “.
Tenaga Kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan
darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
Indikator mutu yang digunaan di poli umum Puskesmas Asembagus dalam memberikan
pelayanan adalah
1. Kelengkapan isi Rekam medis 100%
2. Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien 100%
3. Pelayanan di poli umum oleh dokter 100%
(Pelayanan oleh perawat yang ditunjuk dengan pendelegasian)
4. Sampah medis dan non medis dibuang terpisah 100%
BAB IX
PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan poli umum ini dibuat sebagai acuan
pelayanan bagi petugas di Puskesmas Industri.Mudah-Mudahan dengan adanya pedoman
pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.