Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN

POLI UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ASEMBAGUS
Jl. Raya Banyuwangi Nomor 01 MOJOSARI Telp. (0338) 453 995 E-Mail
asembagusjempol@yahoo.co.id
ASEMBAGUS-SITUBONDO 68373
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim
Assalamualaikum WR. WB.
Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Poli Umum Puskesmas Asembagus kab.Situbondo telah
selesai disusun.
Pedoman ini dibuat untuk melaksanakan kegiatan Poli Umum di Puskesman Asembagus
Kab.Situbondo sebagai unit penyelenggara pelayanan publik.
Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas Asembagus dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.

Wassalamualaikum WR. WB.


Kepala UPTD Puskesmas Asembagus

drg SUGIYONO
Nip. 197402022005011010
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDART FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standart Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN DI POLI RAWAT JALAN
PUSKESMAS ASEMBAGUS

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di satu
wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate Keeper
dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas
dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka di poli umum perlu
dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan khususnya pasien poli
umum Puskesmas Asembagus, berkaitan denganhal tersebut diatas, maka dalam melakukan
pelayanan kesehatan harus berdasarkan standar pelayanan poli umum Puskesmas
Asembagus.

B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di poli umum sehingga
dapat memberikan hasil pemeriksaan dan pengobatan yang bermutu dan akurat sehingga
dapat memberikan kepuasan pada masyarakat.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan poli umu meliputi :
1. Pelayanan rawat jalan.
2. Pelayanan rujukan external non emergensi.
3. Pelayanan surat keterangan sehat.

D. DEFINISI OPERASIONAL
a) Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
b) Pelayanan poli rawat jalan adalah segala upaya pelayanan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan dan peningkatan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan
keselarasan antara dokter, tenaga kesehatan yang terkait serta individu/masyarakat yang
membutuhkan.
c) Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang pemeriksaan,
pengobatan, tindakan lain kepada pasien di sarana kesehatan.
d) Informed consent adalah persetujuan yang diberkan oleh pasien atau keluarganya untuk
dilakukan tindakan medis kepada dirinya atau keluarganya setelah mendapatkan
penjelasan tentang tindakan medis yang akan dilakukan dan resiko yang mungkin
terjadi.
e) Berhubungan dengan pasien :
 Jam buka pelayanan : Senin- Kamis : 07.00 – 14.00
Jum’at : 07.00 – 11.00
Sabtu : 07.00 – 13.00
 Pencatatan Identitas Pasien
Sebelum dilakukan pelayanan dipoli umum petugas menanyakan identitas dan
dicocokkan dengan Rekam Medis.
 Ada 101 diagnosa yang bisa dilayani di poli umum (Lampiran 1)

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
3. Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM Poli Rawat Jalan adalah :
Jenis Kompetensi Kompetensi Tambahan
No Jumlah
Ketenagaan (Ijazah) (Pelatihan)
Fungsional Dokter 1. Pelatihan ACLS
Dokter 2. Tatalaksana Gizi Buruk
3. Tatalaksana Penyakit
Menular
1 4. Program Strategis DOTS 1
5. Pemberian Obat Rasional
6. MTBS
7. PONET
8. Pelatihan Kusta
Fungsional DIII 1. Asuhan Keperawatan
2 2
Perawat Trampil Keperawatan 2. PPGD/BCLS/BLS
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
─ Sarana :
Ruang Poli Umum berlokasi di Gedung Utama Puskesmas Asembagus dengan Luas
4x4m persegi.Ada tiga cendala menghadap ke ruang terbuka sehingga memudahkan
perputaran sirkulasi udara. Di depan poli umum ada ruang tunggu sehingga
memudahkan pemanggilan pasien.

─ Prasarana
Didalam Ruang Poli Umum mempunyai fasilitas air mengalir untuk mencuci tangan
yang dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan kertas pengering. Pencahayaan
cukup terang berasal dari lampu listrik dan dari candela. Ada kipas angin yang
diletakkan dibelakang petugas, menghadap kearah candela sehingga mengirangi resiko
penularan penyakit. Ada korden untuk menjaga privasi pasien.

B. Standar Fasilitas
I. Alat Medis
No. Jenis Alat Standar Jumlah Jumlah Riel
1 Tensimeter 1 1
2 Stetoskop 1 1
3 Manset Anak 1 0
4 Lampu Senter 1 1
5 Kaca Pembesar 1 0
6 Termometer Dewasa 1 1
7 Termometer Bayi 1 0
8 Hammer Reflex 1 0
9 Sudip Lidah 12 cm 5 0
10 Sudip Lidah 16.5 cm 5 0
11 Sound Timer 1 1
12 Torniquet Karet 1 0
13 Timbangan Badan 1 1
14 Meteran Tinggi Badan 1 1
15 Alat Pembaca Ro” 1 1
16 Alat Pelindung Diri 1 3
17 Kartu Snelen 1 1
18 Tes Buta Warna 1 1
19 Oksigen dan Regulator 1 1
20 Tempat Sampah Medis Tertutup 1 2
21 Tempat Sampah Non Medis Tertutup

II. Mebelair
No. Jenis Alat Jumlah
1 Tempat Tidur Periksa 1
2 Meja Kerja 2
3 Kursi Kerja Pemeriksaan 2
4 Kursi Hadap Pasien 4
5 Lemari Simpan Alat 1
6 Meja Instrumen 1
7 Komputer 1

III. Pencatatan dan Pelaporan


No. Jenis Dokumen
1 Regester Rawat Jalan
2 Formulir Inform Consent
3 Form Rekam Medis
4 Form Rujukan Internal
5 Form Surat Keterangan Istirahat
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

I. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Kegiatan yang dilaksanakan dipoli umum puskesmas Asembagus antara lain :
1. Pelayanan rawat jalan :
A. Kajian Awal
a. Tensi tekanan darah
b. Pemeriksaan suhu tubuh
c. Pemeriksaan frekuensi nadi
d. Pemeriksaan frekuensi nafas
e. Pemeriksaan berat badan
f. Pemeriksaan tinggi badan
g. Asuhan keperawatan
h. Asuhan medis
i. Injeksi intra muscular
j. Inform consent
k. Edukasi dan pendidikan terhadap pasien
l. Pencatatan dan pelaporan
B. Rencana Layanan Klinis
C. Rencana Layanan Klinis Terpadu
D. Pelaksanaan Layanan Tindakan
E. Inform Consent
2. Pelayanan rujukan antar unit
3. Pelayanan rujukan eksternal non emergensi
4. Pelayanan surat keterangan sehat
5. Pelayanan pemeriksaan buta warna
II. METODE
Pelayanan yang dilakukan dipoli rawat jalan menggunakan metode tindakan dan konseling
perorangan yang pelaksanaannya mengutamakan terpenuhinya tujuan yang diharapkan
pasien, keselamatan pasien dan kepuasan pasien.
III. LANGKAH KEGIATAN
A. Alur Pelayanan Rawat Jalan
1. Pasien datang di Puskesmas Asembagus.
2. Pasien mengarahkan ke loket pendaftaran bila bukan kasus gawat darurat.
3. Petugas loket pendaftaran mendaftar pasien.
4. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menunggu diruang tunggu.
5. Petugas loket mengantarkan rekam medis pasien ke poli umum.
6. Petugas poli umum memanggil pasien sesuai dengan nomor urut.
7. Petugas mencocokkan kembali nama pasien dengan rekam medis.
8. Petugas melakukan anamnesa, pemeriksaan klinik dan keputusan layanan
klinik.
9. Petugas membuat rencana pelayanan klinis bersama pasien/keluarga.
10. Petugas mengirim pasien ke unit layanan lain jika penyakit pasien adalah kasus
layanan terpadu (rujukan internal).
11. Petugas merujuk pasien bila penyakitnya tidak bisa ditangani di Puskesmas.
12. Petugas melaksanakan layanan klinis sesuai rencana dan mencatat dalam
rekam medis.
13. Petugas menuliskan resep obat untuk pengobatan di rumah.
14. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di kamar obat.
15. Petugas mempersilahkan pasien membayar retribusi bila dilakukan tindakan
medis.
16. Petugas mempersilahkan pasien pulang.

B. TATALAKSANA PENGKAJIAN AWAL


1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas mencocokkan kembali nama pasien dengan data rekam medis.
3. Petugas menanyakan keluhan yang dirasakan sekarang.
4. Petugas menanyakan perjalanan penyakitnya saat ini.
5. Petugas menanyakan riwayat penyakit dahulu.
6. Petugas menanyakan riwayat makanan dan aktifitas yang dilakukan
sebelumnya.
7. Petugas menanyakan adakah keluarga yang menderita penyakit yang sama.
8. Petugas menanyalkan adakah riwayat alergi obat atau makanan sebelumnya.
9. Petugas menanyakan apakah ada tetangga yang menderita penyakit yang sama.
10. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign.
11. Petugas mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan pada rekam medis.
12. Petugas menyerahkan rekam medis kepada dokter.
13. Dokter memastikan kembali identitas pasien.
14. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
15. Dokter mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dalam rekam medis.

C. TATALAKSANA PENYUSUSNAN RENCANA LAYANAN KLINIS


1. Petugas menerima kartu rekam medis dari petugas loket.
2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian.
3. Petugas mencocokkan kembali identitas pasien dengan rekam medis.
4. Petugas melakukan anamnesa.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
6. Petugas membuat keputusan layanan medis sesuai hasil pemeriksaan.
7. Petugas menyusun rencana layanan klinis bersama pasien/keluarga sesuai
dengan diagnosa.
8. Pasien meminta persetujuan (inform consent) pasien bila diperlukan tindakan
medis.
9. Petugas melaksanakan layanan klinis sesuai dengan rencana layanan klinis.
10. Petugas mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.
11. Petugas menyusun rencana tindak lanjut bila masalah kesehatan pasien belum
teratasi.
12. Petugas mencatat semua tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medis.

D. TATALAKSANA RENCANA LAYANAN KLINIS TERPADU


1. Petugas menerima kartu rekam medis dari petugas loket.
2. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut.
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis.
4. Petugas melakukan anamnesa.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
6. Petugas membuat keputusan layanan klinis memerlukan layanan klinis terpadu.
7. Petugas mengadakan koordinasi dengan tim terpadu.
8. Petugas membuat rencana layanan klinis terpadu bersama pasien dan
keluarganya.
9. Petugas menginformasikan kepada pasien/keluarga tentang penyakitnya,
tindakan/pengobatan yang akan dilakukan, resiko dari tindakan yang akan
dilakukan and resiko bila tidak dilakukan pengobatan.
10. Petugas meminta persetujuan kepada pasien/keluarga terhadap tindakan yang
akan dilakukan.
11. Petugas mengirim pasien ke unit layanan lain sesuai dengan masalah kesehatan
pasien dengan membawa rujukan internal.
12. Petugas unit layanan lain melakukan pemeriksaan dan tindakan yang
diperlukan, mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam form rujukan
internal kemudian mengirim kembali ke unit layanan awal.
13. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medis.
14. Ptugas melaksanakn tindakan layanan klinis terpadu sesuai dengan rencana
layanan klinis terpadu.
15. Petugas melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
16. Petugas merencanakan tindak lanjut bila masalah kesehatan pasien belum
terselesaikan.
17. Petugas mencatatat semua tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medis.

E. TATALAKSANA SISTEM RUJUKAN


RUJUKAN EKSTERNAL NON EMERGENSI
1. Petugas menerima rekam medis dari petugas loket.
2. Petugas memanggil pasien dengan nomor urut.
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis.
4. Petugas melakukan anamnesa.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medis.
7. Petugas membuat keputusan layanan klinis sesuai dengan hasil pemeriksaan
kajian awal.
8. Petugas merencanakan rujukan bila penyakit pasien tidak bisa dilayani di
Puskesmas.
9. Petugas menerangkan kepada pasien/keluarga tentang penyakitnya, alsan
kenapa harus dirujuk, dan apa resikonya bila pasien menolak dirujuk.
10. Petugas meminta persetujuan pasien untuk dirujuk.
11. Petugas menanyakan kepada pasien rumah sakit yang dipilih.
12. Petugas menulis didalam rekam medis tentang resume medis, poli dan rumah
sakit rujukan yang dipilih.
13. Petugas mempersilahkan pasien menunggu diruang tunggu.
14. Petugas menyerahkan rekam medis kepada petugas loket.
15. Petugas loket membuatkan surat rujukan, memasukkan data rujukan di picare
(bila BPJS), meminta tanda tangan dokter.
16. Petugas menyerahkan rujukan kepada pasien.
17. Petugas mempersilahkan pasien untuk berangkat ke rumah sakit rujuk.

F. TATALAKSANA LAYANAN KLINIS


Tatalaksana layanan klinis disesuaikan dengan SOP dari 101 diagnosa kasus yang
dilayani di Puskesmas Asembagus.
G. TATALAKSANA LAYANAN MEDIS
a. Pemeriksaan Tekanan Darah
1. Petugas memberitahukan kepada pasien.
2. Petugas membuka lengan baju atau digulung.
3. Petugas memasang manset tensimeter pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada pada sisi luar tangan.
4. Petugas meraba denyut arteri brachialis, kemudian stetoskop ditempatkan
pada daerah tersebut.
5. Petugas menutup sekrup balon, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya
balon dimpimpa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa
didalam pipa gelas naik.
6. Petugas membuka sekrup balon perlahan – lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, lalu dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir
Petugas mencatat hasil pengukuran.

b. Pemeriksaan Suhu Tubuh


1. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.
2. Petugas membuka baju pasien dan mengeringkan ketiak pasien.
3. Petugas memeriksa thermometer apakah air raksa tepat menunjukkan
angka nol, lalu dijepitkan dengan resevoirnya tepat ditengah ketiak dan
lengan pasien diletakkan diatas dada.
4. Petugas mengangkat thermometer setelah 5 – 10 menit.
5. Petugas membaca hasil dari pengukuran suhu tubuh.
6. Petugas mendokumentasikan pada buku catatan.
7. Petugas membersihkan thermometer pada botol yang berisi larutan
desinfektan kemudian dilap dengan kasa.
8. Petugas menurunkan kembali air raksa pada angka nol dan diletakkan
kembali pada tempatnya
Petugas mencuci tangan

c. Pemeriksaan Frekuensi Nadi


1. Petugas mencuci tangan.
2. Petugas mengatur posisi pasien.
3. Petugas meletakkan keuda tangan penderita terlentang disisi tubuh.
4. Petugas menentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
5. Petugas memeriksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan jari telunjuk,
jari tengah, dan jari manis.
6. Petugas menentukan frekuensio nadi permenit, keteraturan irama dan
kekuatan denyutan.
7. Petugas mendokumentasikan hasil perhitungan nadi pada buku catatan.
8. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
d. Pemeriksaan Frekuensi Nafas
1. Petugas mengatur posisi pasien.
2. Petugas menghitun pernafasan dengan menghitung naik turunnya dada
sambil memegang pergelangan tangan.
3. Petugas mengobservasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan
sekali ekspirasi).
4. Petugas menghitung frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh.
5. Petugas mengamati kedalaman pernafasan dan irama pernafasan.
6. Petugas mendokumentasikan hasil perhitungan pernafasan.

e. Pemeriksaan Berat Badan


1. Petugas menyiapkan alat.
2. Petugas memberitahu kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Petugas memastikan jarum petunjuk timbangan berada pada angka nol.
4. Petugas mempersilahkan pasien melepas jaket, alas kaki, dan tas.
5. Petugas memeprsilahkan pasien untuk naik ke atas timbangan.
6. Petugas menilai berat badan pasien berdasarkan jarum petunjuk skala.
7. Petugas mendokumentasikan hasil perhitungan berat badan pada rekam
medis.

f. Pemeriksaan Tinggi Badan


1. Petugas menyiapkan alat.
2. Petugas memberitahu kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Petugas mempersilahkan pasien melepas alas kaki, dan topi.
4. Petugas mempersilahkan pasien untuk berdisi tegak ditempat pengukuran
terhadap petugas.
5. Petugas menarik alat pengukur tinggi badan tepat menempel pada atas
kepala pasien.
6. Petugas melihat skala pada alat pengukur tinggi badan.
7. Petugas mempersilahkan pasien memakai alas kaki atau topi kembali.
8. Petugas mendokumentasikan hasil perhitungan tinggi badan pada rekam
medis.

g. Tindakan Injeksi Muskular


1. Petugas mencuci tangan.
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan dalam bak instrument steril.
3. Petugas memberi tahu maksud tindakan kepada pasien.
4. Petugas melakukan aspirasi obat sesuai dosis dengan spuit injeksi.
5. Petugas mengatur posisi pasien.
6. Petugas memilih area penusukan yang bebas dari lesi dan peradangan.
7. Petugas membersihkan area penususkan menggunakan kapas alcohol 70%.
8. Petugas membuka tutup jarum.
9. Petugas menusukkan jarum ke daerah penusukan dengan sudut 900, kira-
kira sampai jaringan otot.
10. Petugas melakukan aspirasi spuit.
11. Petugas mengobservasi ada tidak darah dalam spuit.
12. Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit.
13. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alcohol.
14. Petugas mengganti penusukan ke tempat lain.
15. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan hingga habis.
16. Petugas mencabut jarum.
17. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alcohol.
18. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai.
19. Petugas membuang sampah medis ke tempatnya.
20. Petugas mencatat tindakan dalam rekam medis (jenis, dosis, jam, reaksi,
dan pemberian obat).
21. Petugas merapikan alat dan bahan.
22. Petugas mencuci tangan.

H. TATALAKSANA INFORM CONSENT


1. Petugas menyiapkan lembar inform consent.
2. Petugas kesehatan menginformasikan mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan, tujuan, manfaat, dampak kalau tidak dilakukan dan resiko dari
tindakan tersebut kepada pasien dan keluarga.
3. Petugas memastikan tingkat pemahaman pasien dan keluarga terhadap
informasi yang diberikan.
4. Petugas menjelaskan kembali mengenai informasi yang belum dimengerti
pasien dan keluarga.
5. Pasien atau keluarga pasien diberi kesempatan untuk menerima atau menolak
tindakan yang diberikan.
6. Pasien atau keluarga pasien diberi kesempatan membaca isi dari inform
consent.
7. Pasien atau keluarga pasien menandatangani form inform consent beserta
saksi.
8. Petugas kesehatan menandatangani form inform consent yang sudah
ditandatangani pasien dan saksi.
9. Petugas menyiapkan form inform consent yang telah ditandatangani pasien
atau keluarga di dalam rekam medis pasien.
10. Petugas mengarsipkan lembar inform consent.
BAB V
LOGISTIK
I. ALAT HABIS PAKAI
NO JENIS ALAT JUMLAH STANDART
1 Hanscund Secukupnya
2 Sabun Cair Secukupnya
3 Masker Secukupnya
4 Safty Box Secukupnya
5 Kapas Secukupnya
6 Alkohol Secukupnya
7 Betadin Secukupnya

II. OBAT EMERGENSI


NO JENIS OBAT JUMLAH
1 Epinefrine 1
2 Atropin 1
3 Dipenhidramine inj 2
4 Dexametasone inj 2
5 Aminopilin 1
6 ISDN 10
7 Spuit 3 cc 2
8 Spuit 5 cc 2
9 Medicath 1
10 Infus set 1
11 RL 1
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

 Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu system dimana Puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk assessment resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko, sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan pasien,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di puskesmas, terlaksananya program – program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Puskesmas Asembaguswajib menerapkan standar keselamatan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode – metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Puskesmas Asembagus adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 – 49 tahun terinfeksi
HIV.Dari keseluruhan kasus baru 25 % terjadi di Negara – negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus
secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi ( misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan peralatan menembus kulit : tato,
tindik, dll ).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut
dat PMI angka kesakitan Hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08 %
pada tahun 1998 dan angka kesakitan Hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan
WHO adalah 2,10% . kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua
pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
“ kewaspadaan Umum “ atau “ Universal Precaution “ yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosocomial yang terus menjadi ancaman bagi “ Petugas Kesehatan “.
Tenaga Kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan
darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

III. Tindakan Yang Beresiko Terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higine sanitasi individu, higine sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (Lima) kegiatan pokok
yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan indeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
f. Pemberian vaksinasi Hepatitis B bagi semua karyawan.
BAB VIII
PENGENDALIAN WAKTU

Indikator mutu yang digunaan di poli umum Puskesmas Asembagus dalam memberikan
pelayanan adalah
1. Kelengkapan isi Rekam medis 100%
2. Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien 100%
3. Pelayanan di poli umum oleh dokter 100%
(Pelayanan oleh perawat yang ditunjuk dengan pendelegasian)
4. Sampah medis dan non medis dibuang terpisah 100%
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan poli umum ini dibuat sebagai acuan
pelayanan bagi petugas di Puskesmas Industri.Mudah-Mudahan dengan adanya pedoman
pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai